39 102 1 SM PDF
39 102 1 SM PDF
2, Agustus 2016 : 35 - 40
ABSTRAK
Disposal atau tempat penimbunan harus direncanakan dengan baik untuk mengurangi dampak buruk yang kemungkinan
dapat terjadi akibat adanya faktor-faktor yang mengganggu kestabilan lereng disposal. Adanya perubahan geometri lereng dapat
menimbulkan kekhawatiran mengenai kestabilan lereng baru yang terbentuk. Kekhawatiran ini disebabkan karena area perluasan
disposal akan menimbun kolam lumpur dan settling pond, dimana di dasar kolam tersebut terdapat material hasil sedimentasi (sludge)
yang memiliki kekuatan kohesi yang kecil, dimana sludge berpotensi menjadi bidang gelincir di kaki lereng, yang mana dapat
menyebabkan lereng mengalami pergerakan. Untuk menganalisis lereng disposal, maka dilakukan perhitungan terhadap lereng yang
berada di daerah penelitian. Nilai faktor keamanan minimum yang direkomendasikan oleh perusahaan adalah 1.2, baik lereng tunggal
maupun lereng keseluruhan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kesetimbangan batas yaitu metode Morgenstern-Price yang mana
proses analisisnya merupakan hasil dari kesetimbangan setiap gaya – gaya normal dan momen yang bekerja pada tiap irisan dari bidang
kelongsoran lereng dengan bantuan software Slide versi 6.0 dari Rocscience.
Setelah melakukan perhitungan faktor keamanan lereng terhadap desain disposal tahun 2016, dari 6 sayatan yang dibuat,
diperoleh bahwa nilai faktor keamanan lerengnya seluruhnya tidak mencapai 1.2. Untuk lereng keseluruhan sayatan S1-S1’ belum
stabil dengan nilai FK sebesar 0.778, untuk sayatan S2-S2’ nilai FK yang dihasilkan sebesar 0.906, demikian pula dengan sayatan S3-
S3’ yaitu sebesar 0.81, untuk sayatan S4-S4’ nilai FK nya sebesar 0.65, sayatan S5-S5’ nilai FK nya 0.70 dan untuk sayatan S6-S6’
sebesar 0.69. Dengan hasil ini, maka perlu dilakukan upaya penanggulangan untuk mencegah terjadinya gangguan kestabilan lereng
disposal seperti merancang ulang geometri lereng dan monitoring terhadap lereng.
35
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No.2, Agustus 2016 : 35 - 40
antara besarnya gaya penahan dengan gaya penggerak yang bekerja pada dasar bidang irisan (P), Gaya di sekitar
longsoran, dan dinyatakan sebagai berikut: bidang irisan yang bekerja secara horizontal dan titik
dimana gaya di sekitar bidang irisan bekerja (Thrust Line).
∑ 𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐹= ∑ 𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘
(1)
sehingga syarat batas pada irisan terakhir dapat dipenuhi. Tabel-2. Hasil FK Kondisi Aktual EOM Bulan Agustus
Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi adalah tidak ada Nama Sayatan Overall Slope (o) FK Kondisii
gaya normal pada dasar irisan yang mempunyai nilai S1-S1’ 3 1.301 Aman
negatif dan semua titik kerja gaya antar irisan harus berada S2-S2’ 4 1.312 Aman
di dalam massa gelinciran. S3-S3’ 4 1.588 Aman
S4-S4’ 3 1.471 Aman
METODOLOGI S5-S5’ 3 1.204 Aman
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, S6-S6’ 3 1.321 Aman
yaitu melakukan pengamatan dan pengambilan data di
lapangan. Pengamatan dan pengambilan data di lapangan Desain Disposal untuk Tahun 2016
dilakukan dengan melihat dan mengambil data langsung Dari hasil permodelan, desain disposal untuk tahun
pada kondisi aktual daerah penelitian. Data utama yang 2016 menghasilkan safety factor yang tidak aman dan
digunakan untuk melakukan perhitungan yaitu sifat fisik berpotensi mengalami gangguan kestabilan lereng (FK <
dan mekanik tanah (soil, timbunan dan bedrock), uji CPT 1.2). Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
dan SPT serta foto lapangan. Sedangkan data pendukung gangguan kestabilan lereng desain disposal, yaitu:
yaitu peta kesapampaian daerah, peta topografi aktual a. Geometri Lereng
disposal, peta topografi rona awal, data curah hujan dan Dalam kestabilan lereng disposal, semakin landai
desain geometri disposal. Penyusunan laporan disertai slopenya, maka semakin aman lereng tersebut. Standar
penyajian data berupa tabel dan grafik yang dapat perusahaan sudah membuat lereng cukup landai, dengan
membantu dalam penyampaian informasi hasil penelitian. tinggi jenjang yang tidak terlalu tinggi. Sehingga dapat
dikatakan, desain disposal secara perencanaan sudah bagus.
HASIL DAN PEMBAHASAN Namun lereng disposal masih belum tentu aman, sehingga
mempertimbangkan faktor lain yang menyebabkan
Material Properties ketidakstabilan lereng.
b. Kondisi Air Tanah
Tabel-1. Material Properties
Unit Cohesion
Adanya air tanah pada lereng, akan menambah beban
Material Cohesion lereng tersebut, sehingga meningkatkan gaya dorong
Weight Change CutOff material dan menimbulkan gaya angkat air yang
Name (kN/m2)
(kN/m )3 (kN/m2/m) mengurangi kekuatan geser material pada badan lereng
OB 20 37.6 3.594 161.6
untuk menahan longsoran. Ketinggian air tanah yang
semakin meningkat dapat mengakibatkan berkurangnya
Sludge 15 15.6 - -
faktor keamanan pada lereng tersebut.
Soil 19 53.14 - - Dalam kasus analisis lereng disposal ini, diasumsikan
Bedrock 18 350 - - disposal dalam kondisi jenuh, artinya ketinggian air tanah
dianggap sampai ke permukaan disposal. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan nilai FK yang paling
Lereng Aktual Topografi EOM Agustus 2015 kecil (angka pesimis). Jika kondisi disposal dalam keadaan
Dari hasil permodelan, lereng aktual dari data EOM kering, nilai FK nya akan menjadi sangat besar.
bulan Agustus 2015 mendapatkan nilai faktor keselamatan c. Kondisi base disposal
yang aman (FK ≥ 1.2). Dapat dilihat geometri lerengnya Data EOM bulan Agustus menunjukkan tinggi
pada tabel 5.7, untuk tinggi jenjang aktual, berkisar antara disposal saat itu berada pada RL 144. Untuk desain tahun
4,5 - 20.5 m dan sudutnya berkisar antara 20 - 350, dan 2016, penambahan kapasitas disposal direncanakan
untuk overall slope besarnya antara 30 - 40. bertambah pada RL 180 sampai akhir tahun 2016 dengan
total volume 148,940,026 ton/m3. Disposal akan bertambah
setinggi 36 meter. Penambahan beban disposal juga
berpengaruh terhadap kestabilan lereng disposal. Jika
kekuatan tanah di bawah disposal tidak kuat menahan
beban yang bertambah, maka akan menyebabkan terjadinya
penurunan dan pergerakan di base disposal.
d. Penimbunan Kolam Lumpur
Pelebaran disposal akan menimbun settling pond dan
kolam lumpur tanpa menguras air di lokasi tersebut, dan
sisa lumpur yang tertimbun (sludge) akan menjadi bidang
Gambar-2. Sketsa Geometri Lereng gelincir di atas permukaan tanah (dapat dilihat pada
Gambar-3). Sludge bentuknya tidak akan berubah dan tetap
Kondisi lereng aktual (Gambar-2) sudah mendapat basah karena sludge terbentuk akibat sedimentasi material
penanganan kestabilan lereng dan perlakuan yang baik sedimen yang terbawa air. Akan tetap basah karena air yang
sehingga saat dilakukan perhitungan menggunakan terkandung tidak dapat terpisah dengan sedimennya. Air
software, sesuai dengan data material properties yang kolam akan membuat tanah mengembang dan mengurangi
diinput, hasilnya lereng berada pada kondisi yang aman kekuatan tanah tersebut, sehingga kekuatan geser tanah
menurut nilai FK yang tercantum pada Tabel-2, sehingga akan berkurang dan kondisi kestabilan lereng juga akan
tidak perlu dilakukan re-desain terhadap geometri lereng. berkurang. Gambar-4 menunjukkan potensi longsoran
akibat adanya sludge yang berpotensi menjadi bidang
gelincir tanah.
37
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No.2, Agustus 2016 : 35 - 40
OB
15
10
Soil Sludge
Bedrock
5
-15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
38
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No.2, Agustus 2016 : 35 - 40
Crest RL 168 mundur 700,006 m, sudutnya yang tidak aman dan berpotensi mengalami gangguan
dibentuk 10o kestabilan lereng (FK < 1.2).
Crest RL 156 mundur 726,220 m, sudutnya 3. Rekomendasi kegiatan-kegiatan yang dapat diberikan
dibentuk 12o dari hasil penelitian ini untuk menjaga kestabilan lereng
Crest RL 144 mundur 652,265 m disposal adalah:
Crest RL 132 mundur 669,243 m a. Perkuatan base disposal, terutama di sekitar area kolam
Crest RL 120 maju 42,637 m lumpur
Crest RL 108 maju 168,430 m b. Mengurangi gaya-gaya yang menimbulkan gerakan
Crest RL 96 maju 87,280 m, sudutnya dibentuk
12o
tanah, dengan cara mengubah geometri lereng dan
Crest RL 84 maju 16,520 mengendalikan air permukaan
Crest RL 72 mengikuti aktual desain c. Menambah gaya-gaya penahan gerakan tanah, dengan
cara membuat counter weight di kaki lereng
Timbunan RL 180 dipotong habis d. Mengeringkan genangan-genangan air di atas disposal,
Crest RL 168 mundur 572,185 m, sudutnya dan menutup cekungan-cekungan yang berpotensi
dibentuk 10o menjadi tempat tergenangnya air.
Crest RL 156 mundur 658,950 m, sudutnya
dibentuk 12o
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil
S3-S3’ Crest RL 144 mundur 585,790 m penelitian penelitian ini yaitu :
Crest RL 132 mundur 444,578 m 1. Kondisi lereng harus diamati setiap harinya untuk
Crest RL 120 mundur 266,391 m menghindari gangguan kestabilan lereng akibat
Crest RL 108 mengikuti aktual desain perubahan geometri karena aktivitas penimbunan
Crest RL 96 maju 30,000 m, overburden setiap hari.
Crest RL 84 dan RL 72 mengikuti aktual desain 2. Sebaiknya material sludge di dasar kolam lumpur dan
settling pond dipindahkan terlebih dulu sebelum
Timbunan RL 180 dipotong habis
Crest RL 168 mundur 670,732 m, sudutnya ditimbun untuk mengurangi faktor-faktor yang dapat
dibentuk 8o mengganggu kestabilan lereng disposal.
Crest RL 156 mundur 455,913 m 3. Agar hasil analisis software mendekati kondisi aktual,
Crest RL 144 mundur 345,926 m perlu banyak data CPT dan SPT untuk mewakili data
Crest RL 132 mundur 250,000 m aktual di lapangan. Uji lapangan (CPT dan SPT)
S4-S4’
Crest RL 120 mengikuti aktual desain membutuhkan banyak biaya, maka dari itu perlu dibuat
Crest RL 108 maju 85,748 m suatu korelasi yang sesuai dengan keadaan di lapangan
Crest RL 96 maju 71,015m tersebut untuk mengurangi biaya uji lapangan.
Crest RL 84 maju 10,520 m
Dari hasil penelitian, perlu dilakukan rancangan ulang
Crest RL 72 maju 15,140, toeline tetap, sudut
lereng dibentuk 15o (redesain) terhadap geometri lereng desain disposal tahun
2016.
Timbunan RL 180 dipotong habis
Crest RL 168 mundur 755,298 m UCAPAN TERIMA KASIH
Crest RL 156 mundur 620,000 m Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Crest RL 144 mundur 469,237 m 1. Bapak Patmo N, selaku Department Head Geotechnical
Crest RL 132 mundur 300,005 m
Engineering.
S5-S5’ Crest RL 120 mundur 152,567 m
Crest RL 108 mengikuti aktual desain 2. Ibu Rosmelia Cipta selaku pembimbing lapangan pada
Crest RL 96 maju 48,945 m, sudutnya dibentuk penyusunan laporan penelitian ini di perusahaan.
12o 3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu
Crest RL 84 dan RL 72 mengikuti aktual desain penulis selama menjalani penelitian di perusahaan.
, sudut lereng di RL 84 dibuat 12o
39
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No.2, Agustus 2016 : 35 - 40
40