MAKALAHkepemimpinan
MAKALAHkepemimpinan
KEPEMIMPINAN
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan oleh
Disusun Oleh
Akuntansi 2-F
Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Kepemimpinan”
dengan tepat waktu dalam memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Kewirausahaan secara
efektif dan efesien.
Terima kasih penulis ucapkan kepada yang terhormat Ibu Mardiyani, S.Pd.,MM atas
bimbingan dalam menyelesaikan makalah serta semua pihak yang telah membantu
memberikan informasi mengenai Kepemimpinan.
Terlepas dari itu semua, karya sederhana ini tentu tidak luput dari kelemahan dan
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai motivasi menyusun
makalah yang lebih baik lagi. Mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat dan berperan
positif.
Wassalamu’alaikum wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalau berinteraksi atau berkomunikasi dengan sesama atau dengan
lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok
haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup
yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis
adalah tugas manusia.
Salah satu masalah yang dialami saat ini adalah masalah kepemimpinan. Pentingnya
kepemimpinan merupakan salah satu alat dalam kehidupan suatu organisasi, terutama dalam
bidang kehidupan manusia selalu mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini selalu dititik
beratkan kepada pimpinan. Pimpinanlah yang merupakan motor penggerak dari sesuatu usaha
atau kegiatan. Pimpinan tersebut harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen,
terutama dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang dapat mempermudah
pencapaian tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik &
sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar
masalah dapat terselesaikan dengan baik.
PEMBAHASAN
Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa :
Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang
baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing
and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and
loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh
kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas –
Field Manual 22-100.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan
apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama
lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria
yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu
fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan
administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing,
staffing, directing, commanding, controling, dsb.
Kisah McD
Tahun 1937-an, masyarakat Amerika mulai gandrung dengan mobil, kakak beradik
Dik & Mor berinovasi dengan membuka kedai khusus yang bisa memesan dari mobil.
Bisnis ini meraih sukses besar.
Menu andalan adalah hot-dog, gorengan (french fries), burger, roti sandwich, coca
cola dan aneka salad. Bisnis ini meledak, bahkan antrian semakin panjang hingga
keluar pintu.
Inovasi dilakukan yaitu dengan menghapus pesanan dari mobil, fokus pada walk-up
customer, mengurangi daftar menu, fokus pada hamburger. Perubahan menjadi berita
di media, dan mereka mendapatkan iklan gratis.
Tahun 1955, usaha mereka stuck, omsetnya tetap, dan banyak pendatang-pendatang
baru yang meniru. Akhirnya usaha itu mengalami kemunduran.
Ray Kroc yang menuangkan semua konsep yang ada di kedua kepala kakak beradik
itu ke dalam sebuah manual tertulis McDonald’s system. Manual itu dibeli dan ia pun
mendapat hak untuk memperluas bisnis McDonald’s dengan konsep franchise.
Dalam tempo 4 tahun, Ray Kroc berhasil membuka 100 cabang Mc Donald’s tanpa
modal sama sekali. Semuanya dibiayai oleh para franchise.
A. Teori Karakteristik/sifat
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya,
teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan
bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat
dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik,
mental, dan kepribadian.
• Dorongan. Pemimpin: orang-orang yang memiliki tingkat usaha (dorongan) yang
tinggi.
• Kehendak untuk Memimpin. Pemimpin: orang yang mempunyai karakter dan
kehendak yang kuat untuk memengaruhi dan memimpin orang lain.
• Kejujuran dan Integritas. Pemimpin mempunyai keinginan untuk membangun
hubungan saling memercayai dengan memberi teladan dan menunjukkan
konsistensi yang tinggi antara perkataan dan perbuatan. Kepercayaan Diri.
Pemimpin perlu menunjukkan kepercayaan dirinya untuk meyakinkan para
pengikutnya tentang kebenaran sasaran dan keputusannya.
• Kecerdasan. Pemimpin adalah orang yang cerdas dan berpengetahuan untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan informasi.
• Pengetahuan yang Terkait dengan Pekerjaan. Pemimpin yang efektif mempunyai
tingkat pengetahuan yang tinggi tentang banyak hal, mulai dari perusahaan,
industri dan hal-hal teknis.
B. Teori Perilaku
Otokratis
Kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam
mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kepemimpinan ini pada
umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian,
ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan
dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga
keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan
pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif.
Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari
kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik
dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing -
masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalam situasi yang tepat meskipun disadari
bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk
mengubahnya meskipun perlu.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang.
Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan
4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara
seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu
bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah:
Directing
Gaya yang apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita
belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau
apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa
yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Biasanya terjadi over-communicating
(penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan
waktu).
Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan
tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan.
Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya
bawahannya dalam melakukan tugas. Pemimpin tidak memberikan arahan secara
detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama
dengan bawahan.
Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang
dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik
apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita
dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan
inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat
tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari
bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”.
Situational leadership mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan
keadaan dari orang – orang yang dipimpinnya.
1. Technical Skills
Kemampuan untuk melakukan dan atau memehami pekerjaan-pekerjan yang
bersifat operasional atau teknis sehingga mampu menjadi guru bagi anak buahnya
yang tidak memahami operasional atau teknis pekerjaan, terutama pegawai baru.
2. Human Skills
Kemampuan bekerja sama dengan para bawaahan dan membangun tim kerja
dengan pendekatan kemanusiaan. Seorang pemimpin harus belajar bagaimana
melakukan pendekatan kepada anak buahnya, sehingga pada saat memberikan
perintah kepada bawahan, bawahan tidak merasa diperintah.
3. Conceptual Skills
Kemampuan untuk menyusn konsep atau berfikir dan mengungkapkan
pemikirannya. Seorang pemimpin adalah pemegang perubahan sehingga harus
memiliki konsep atau minimal mampu merumuskan misi, visi, strategi, serta
program unggulan yang jelas dan dapat dipahami oleh seluruh bawahannya.
Ketiga keterampilan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang
pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran
pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision
making).
1) Peran Interpersonal (Interpersonal rote)
Dalam hubungan interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul secara
langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup hubungan
interpersonal dasar, yaitu :
a) Peran sebagai yang dituakan (Figurehead role)
Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin
harus melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti menyambut tamu penting,
menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan siang pelanggan
atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal sering bersifat
rutin tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan.
b) Peran sebagai pemimpin (Leader role)
Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang
dalam unit organisasi yang dipimpinnya. Berhubungan dengan kepemimpinan
secara langsung dan tidak langsung. Yang berkaitan dengan kepemimpinan
secara langsung antara lain menyangkut rekrutmen dan training bagi stafnya.
Sedang yang berkaitan secara tidak langsung, seorang pemimpin harus
memberi motivasi dan mendorong anak buahnya.
c) Peran sebagai penghubung (Laision role)
Pemimpin menjalin kontak di luar rantai komando vertikal. Pemimpin
menumbuhkan dan memelihara kontak biasanya dalam rangka mencari
informasi, akibatnya peran sebagai penghubung sering secara khusus
diperuntukkan bagi pengembangan sistem informasi eksternalnya sendiri yang
bersifat informal, privat verbal, tetapi efektif.
Perbedaan pemimpin (leader) dan manajer memang tidak ada habisnya. Salah satu
sebabnya adalah satu peran tersebut tidak mungkin dilakukan tanpa keberadaan peran lain.
Pemimpin yang tidak bisa mengelola (to manage) akan gagal dalam kepemimpinannya,
sementara manajer yang tidak bisa memimpin (to lead) akan gagal dalam aktivitas
manajerialnya. Namun sesungguhnya pemimpin (leader) dan manajer merupakan dua
konsep yang berbeda dan terdapat perbedaan diantara keduanya.
1. Mengelola 1. Berinovasi
2. Dapat di cetak 2. Tidak dapat di cetak
3. Memelihara 3. Mengembangkan
4. Memfokuskan pada sistem dan struktur 4. Memfokuskan pada orang-orang
5. Mengandalkan kontrol (bawahan)
6. Berorientasi jangka pendek 5. Menumbuhkan kepercayaan
7. Bertanya bagaimana dan kapan 6. Memiliki perspektif jangka
8. Berorientasi pada hasil panjang
9. Meniru 7. Bertanya apa dan mengapa
10. Menerima status quo (mempertahankan 8. Berorientasi pada peluang-
keadaan sekarang yang tetap seperti peluang masa depan
keadaan sebelumnya) 9. Menciptakan
11. Seperti tentara yang siap selalu 10. Menentang status quo
diperintah (mempertahankan keadaan
12. Melakukan dengan benar sekarang yang tetap seperti
keadaan sebelumnya)
11. Adalah dirinya sendiri
12. Melakukan hal yang benar
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Kasali, Rhenald, dkk. 2010. Modul Kewirausahaan Untuk Program S1. Jakarta: Hikmah
Mizan Publika.
Saiman, Leonardus. 2015. KEWIRAUSAHAAN - Teori, Praktik, dan Kasus-Kasus. Jakarta:
Salemba Empat.
Yudiana, Yunyun. “Kepemimpinan” Dikutip dari pendapat Bennis (1989), diunduh dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196506141990011YUN
YUN_YUDANA/Materi_LDKM.pdf. Di unduh pada tanggal 30 September 2016.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan, di unduh pada tanggal 30 September 2016.