Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEPEMIMPINAN

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan oleh

Dosen Mardiyani, S.Pd.,MM

Disusun Oleh

Fiki Dwi Hasri (115040158 )

Maulidya Dinda Nurfiqri (115040176)

Dea Putri Septiani (115040183)

Ajeng Nafi Nur Hasanah (115040182)

Akuntansi 2-F

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI C I R E B O N
2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Kepemimpinan”
dengan tepat waktu dalam memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Kewirausahaan secara
efektif dan efesien.

Terima kasih penulis ucapkan kepada yang terhormat Ibu Mardiyani, S.Pd.,MM atas
bimbingan dalam menyelesaikan makalah serta semua pihak yang telah membantu
memberikan informasi mengenai Kepemimpinan.

Terlepas dari itu semua, karya sederhana ini tentu tidak luput dari kelemahan dan
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai motivasi menyusun
makalah yang lebih baik lagi. Mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat dan berperan
positif.

Wassalamu’alaikum wr. Wb

Cirebon, 30 September 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

1.4 Metode Penulisan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan .............................................................................. 3

2.2 Kewirausahaan dengan Kepemimpinan ......................................................... 5

2.3 Wirausaha Indonesia tanpa Kepemimpinan.................................................... 6

2.4 Teori-teori dalam Kepemimpinan ................................................................... 8

2.5 Perbedaan Pemimpin dan Manajer ................................................................. 15

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan .......................................................................................................... 17

3.2 Saran ................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 18


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalau berinteraksi atau berkomunikasi dengan sesama atau dengan
lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok
haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup
yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis
adalah tugas manusia.

Manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya


lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola
dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya
yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Salah satu masalah yang dialami saat ini adalah masalah kepemimpinan. Pentingnya
kepemimpinan merupakan salah satu alat dalam kehidupan suatu organisasi, terutama dalam
bidang kehidupan manusia selalu mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini selalu dititik
beratkan kepada pimpinan. Pimpinanlah yang merupakan motor penggerak dari sesuatu usaha
atau kegiatan. Pimpinan tersebut harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen,
terutama dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang dapat mempermudah
pencapaian tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik &
sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar
masalah dapat terselesaikan dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam kewirausahaan ?
2. Bagaimana kondisi kewirausahaan dengan kepemimpinan dan tanpa kepemimpinan?
3. Apa saja teori dalam kepemimpinan ?
4. Apa perbedaan pemimpin dan manajer ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kewirausahaan
b. Untuk menjelaskan pentingnya kepemimpinan dalam berwirausaha
c. Untuk mengetahui arti penting dan teori-teori yang terdapat pada kepemimpinan
dalam kewirausahaan.

1.4 Metode Penulisan


Metode yang di pakai dalam karya tulis ini adalah Metode Pustaka, Yaitu metode
yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang
berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet. Penulis
menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif dan efisien, serta sangat mudah
untuk mencari bahan dan data-data tentang topik ataupun materi yang akan di gunakan
untuk karya tulis ini.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan


sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan
lainnya. Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :

 Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan


wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian
dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
 Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan
yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai
tujuan perusahaan.
 Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian
menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif,
kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang
berlainan.
 Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu.
 Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
 Sedangkann menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas
utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
 Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang –
orang yang dipimpinnya.
 Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang
dibimbingnya.
 Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang
yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa :
Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang
baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing
and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and
loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh
kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas –
Field Manual 22-100.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan
apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama
lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria
yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu
fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
 Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan
administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
 Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing,
staffing, directing, commanding, controling, dsb.

Hal-hal yang harus dimiliki seorang pemimpin,yaitu :

1. Dapat memotivasi diri


2. Kemampuan berbicara dimuka umum
3. Pemahaman teknik/alat kendali mutu
4. Kemampuan memecahkan masalah dengan system
5. Transfer pengetahuan kepada bawahan
6. Memotivasi bawahan
7. Mengenali karakteristik bawahan
8. Keinginan mengetahui perkembangan
9. Keinginan melakukan perubahan/perbaikan
10. Sikap mental
11. Citra diri

2.2 Kewirausahaan dengan Kepemimpinan

Kisah McD
 Tahun 1937-an, masyarakat Amerika mulai gandrung dengan mobil, kakak beradik
Dik & Mor berinovasi dengan membuka kedai khusus yang bisa memesan dari mobil.
Bisnis ini meraih sukses besar.
 Menu andalan adalah hot-dog, gorengan (french fries), burger, roti sandwich, coca
cola dan aneka salad. Bisnis ini meledak, bahkan antrian semakin panjang hingga
keluar pintu.
 Inovasi dilakukan yaitu dengan menghapus pesanan dari mobil, fokus pada walk-up
customer, mengurangi daftar menu, fokus pada hamburger. Perubahan menjadi berita
di media, dan mereka mendapatkan iklan gratis.
 Tahun 1955, usaha mereka stuck, omsetnya tetap, dan banyak pendatang-pendatang
baru yang meniru. Akhirnya usaha itu mengalami kemunduran.
 Ray Kroc yang menuangkan semua konsep yang ada di kedua kepala kakak beradik
itu ke dalam sebuah manual tertulis McDonald’s system. Manual itu dibeli dan ia pun
mendapat hak untuk memperluas bisnis McDonald’s dengan konsep franchise.
 Dalam tempo 4 tahun, Ray Kroc berhasil membuka 100 cabang Mc Donald’s tanpa
modal sama sekali. Semuanya dibiayai oleh para franchise.

2.3 Wirausaha tanpa Kepemimpinan

Sukses Tanpa Kepemimpnan


Source: Maxwell (1993)

 Dengan bekerja keras, kesungguhan dan kejujuran mencapai skor 8.


 Kalau bekerja 2x lebih keras, skor yang diperoleh ≠ 10 karena Anda sudah letih,
sudah kebanyakan bekerja. Skor tertinggi Anda 8,5.
Sukses Dengan Kepemimpnan

Source: Maxwell (1993)

 Bekerja dengan leadership bukan semata-mata entrepreneurship, diawali dengan


melakukan pendelegasian dan mulai menggunakan orang lain sebagai staf.
 Leadership skor sekarang melonjak dari 1 menjadi 7. Efektivitas berubah menjadi 7 x
8 = 56. ini berarti meningkat dari 8 ke 56 atau melonjak 600% .

Kematian usaha di Indonesia tidak bisa segera diketahui begitu kepemimpinan


usahanya lemah. Umumnya kelemahan Leadership itu berkaitan dengan reputasi usaha dan
jenis industri. Untuk usaha dibidang consumer goods yang memiliki reputasi yang kuat
(misalnya Rokok bermerek seperti Gudang Garam, Djarum, dan Jamu-Jamu bermerek seperti
Sidomuncul, Nyonya Mener. Makanan seperti Kacang Garuda dan Dua Kelinci; Kecap ABC
dan Sebagainya.)
2.4 Teori-teori dalam Kepemiminan

A. Teori Karakteristik/sifat
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya,
teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan
bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat
dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik,
mental, dan kepribadian.
• Dorongan. Pemimpin: orang-orang yang memiliki tingkat usaha (dorongan) yang
tinggi.
• Kehendak untuk Memimpin. Pemimpin: orang yang mempunyai karakter dan
kehendak yang kuat untuk memengaruhi dan memimpin orang lain.
• Kejujuran dan Integritas. Pemimpin mempunyai keinginan untuk membangun
hubungan saling memercayai dengan memberi teladan dan menunjukkan
konsistensi yang tinggi antara perkataan dan perbuatan. Kepercayaan Diri.
Pemimpin perlu menunjukkan kepercayaan dirinya untuk meyakinkan para
pengikutnya tentang kebenaran sasaran dan keputusannya.
• Kecerdasan. Pemimpin adalah orang yang cerdas dan berpengetahuan untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan informasi.
• Pengetahuan yang Terkait dengan Pekerjaan. Pemimpin yang efektif mempunyai
tingkat pengetahuan yang tinggi tentang banyak hal, mulai dari perusahaan,
industri dan hal-hal teknis.
B. Teori Perilaku

Dimensi Perilaku Kesimpulan


Gaya Demokratis: melibatkan bawahan, Kepemimpinan yang
mendelegasikan wewenang, dan
mendorong partisipasi. paling efektif adalah
Gaya otokrasi: mendiktekan metode kepemimpinan
kerja,memusatan pengambilan keputusan,
dengan cara yang
dan membatasi partisipasi.
Gaya Laisez faire: memberikan kebebasan demokratis.
pada kelompok untuk membuat keputusan
dan menyelesaikan pekerjaan.

Pertimbangan: Pemimpin tinggi-tinggi


mempertimbangkan ide dan (tinggi dalam pertimbangan
dan tinggi dalam pengadaan
perasaan para pengikutnya.
struktur) mencapai kinerja
Mengadakan struktur: dan kepuasan bawahan
menyusun tugas dan hubungan yang tinggi, tetapi tidak
kerja untuk memenuhi tujuan dalam semua situasi.
pekerjaan.

C. Teori Kewibawaan Pemimpin


Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,
sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku
orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut
bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
D. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
E. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership
Style), adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan
orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu, dengan cara memtivasi
karyawan. Pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward
(baik ekonomis maupun nonekonomis) berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang
positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment,
berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat
menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian
manusiawi.

Beberapa gaya kepemimpinan lainnya yaitu sebagai berikut:

 Otokratis
Kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam
mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kepemimpinan ini pada
umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian,
ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan
dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

 Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga
keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

 Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan
pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif.

 Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari
kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik
dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing -
masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalam situasi yang tepat meskipun disadari
bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk
mengubahnya meskipun perlu.

Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang.
Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan
4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara
seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu
bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah:

 Directing
Gaya yang apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita
belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau
apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa
yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Biasanya terjadi over-communicating
(penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan
waktu).
 Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan
tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan.

 Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya
bawahannya dalam melakukan tugas. Pemimpin tidak memberikan arahan secara
detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama
dengan bawahan.

 Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang
dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik
apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita
dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan
inisiatifnya sendiri.

Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat
tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari
bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”.
Situational leadership mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan
keadaan dari orang – orang yang dipimpinnya.

Untuk mencapai efektivitas organisasi, penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas


perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan situasional
leadership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa
untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki
tiga keterampilan khusus yakni :

1. Technical Skills
Kemampuan untuk melakukan dan atau memehami pekerjaan-pekerjan yang
bersifat operasional atau teknis sehingga mampu menjadi guru bagi anak buahnya
yang tidak memahami operasional atau teknis pekerjaan, terutama pegawai baru.
2. Human Skills
Kemampuan bekerja sama dengan para bawaahan dan membangun tim kerja
dengan pendekatan kemanusiaan. Seorang pemimpin harus belajar bagaimana
melakukan pendekatan kepada anak buahnya, sehingga pada saat memberikan
perintah kepada bawahan, bawahan tidak merasa diperintah.
3. Conceptual Skills
Kemampuan untuk menyusn konsep atau berfikir dan mengungkapkan
pemikirannya. Seorang pemimpin adalah pemegang perubahan sehingga harus
memiliki konsep atau minimal mampu merumuskan misi, visi, strategi, serta
program unggulan yang jelas dan dapat dipahami oleh seluruh bawahannya.

Ketiga keterampilan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang
pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran
pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision
making).
1) Peran Interpersonal (Interpersonal rote)
Dalam hubungan interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul secara
langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup hubungan
interpersonal dasar, yaitu :
a) Peran sebagai yang dituakan (Figurehead role)
Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin
harus melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti menyambut tamu penting,
menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan siang pelanggan
atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal sering bersifat
rutin tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan.
b) Peran sebagai pemimpin (Leader role)
Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang
dalam unit organisasi yang dipimpinnya. Berhubungan dengan kepemimpinan
secara langsung dan tidak langsung. Yang berkaitan dengan kepemimpinan
secara langsung antara lain menyangkut rekrutmen dan training bagi stafnya.
Sedang yang berkaitan secara tidak langsung, seorang pemimpin harus
memberi motivasi dan mendorong anak buahnya.
c) Peran sebagai penghubung (Laision role)
Pemimpin menjalin kontak di luar rantai komando vertikal. Pemimpin
menumbuhkan dan memelihara kontak biasanya dalam rangka mencari
informasi, akibatnya peran sebagai penghubung sering secara khusus
diperuntukkan bagi pengembangan sistem informasi eksternalnya sendiri yang
bersifat informal, privat verbal, tetapi efektif.

2) Peran Informasional (Informational Role)


Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun dengan
jaringan kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat syaraf bagi
unit organisasinya. Pemrosesan informasi merupakan bagian utama dari tugas seorang
pemimpin. Informasi tersebut terdiri dari:
a) Peran sebagai monitor (Monitor role)
Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus
memonitor lingkungannya untuk memperoleh informasi. Informasi tersebut
dapat berupa gosip, kassus, dan spekulasi yang masih membutuhkan
konfirmasi dan verifikasi lebih lanjut.
b) Peran sebagai disseminator (Disseminator role)
Informasi yang diperoleh pemimpin harus dimanfaatkan bersama dan
didistribusikan kepada anak buah yang membutuhkan.
c) Peran sebagai juru bicara (Spokesman Role)
Sebagai juru seorang pemimpin mempunyai hak untuk menyampaikan
informasi yang dimilikinya ke orang di luar unit organisasinya.

3) Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role)


Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan
masukan dasar bagi pengambilan keputusan. Berkaitan dengan peran pemimpin
sebagai pengambil keputusan, terdapat empat peran pemimpin, yaitu :
a) Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)
Pemimpin harus berupaya untuk selalu memperbaiki kinerja unitnya
dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan dimana organisasi tersebut
eksis. Harus mencari ide baru dan berupaya menerapkan ide tersebut jika
dianggap baik bagi perkembangan organisasi yang dipimpin.
b) Peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance handler role)
Pemimpin harus bisa sukarela sebagai agen pembaharuan, sementara di
pihak lain peran sebagai pengendali gangguan memotret keharusan pemimpin
untuk merespon tekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini perubahan
merupakan sesuatu di luar kendali pemimpin. Dia harus bertindak karena
adanya situasi yang kuat sehingga tidak dapat diabaikan.
c) Peran sebagai mengalokasikan sumberdaya (Resource allocator role)
Disini terletak tanggung jawab memutuskan siapa akan menerima apa
dalam unit organisasi. Pemimpin juga bertugas untuk mendesain struktur
organisasi, pola hubungan formal, pembagian kerja, dan koordinasi dalam unit
yang dipimpin.
d) Peran sebagai negosiator (Negiotiator role)
Negoisasi merupakan “way of life” dari seorang pemimpin yang
canggih. Negoisasi merupakan kewajiban seorang pemimpin, mungkin rutin,
tetapi tidak boleh dihindari. Negoisasi merupakan bagian integral tugas
pemimpin, karena hanya dia yang memiliki otoritas untuk bisa memberikan
komitmen sumberdaya organisasi.
2.5 Perbedan Pimpinan dan Manajer

Perbedaan pemimpin (leader) dan manajer memang tidak ada habisnya. Salah satu
sebabnya adalah satu peran tersebut tidak mungkin dilakukan tanpa keberadaan peran lain.
Pemimpin yang tidak bisa mengelola (to manage) akan gagal dalam kepemimpinannya,
sementara manajer yang tidak bisa memimpin (to lead) akan gagal dalam aktivitas
manajerialnya. Namun sesungguhnya pemimpin (leader) dan manajer merupakan dua
konsep yang berbeda dan terdapat perbedaan diantara keduanya.

Pemimpin (leader) adalah seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat


kepemimpinan personality atau authority (berwibawa). Pemimpin (leader) dapat memimpin
organisasi formal maupun informal, dan menjadi panutan bagi bawahannya. Biasanya tipe
kepemimpinannya adalah “partisipatif leader” dan falsafah kepemimpinannya adalah
“pimpinan untuk bawahan”.

Sedangkan manajer juga merupakan seorang pemimpin, yang dalam praktek


kepemimpinannya hanya berdasarkan “kekuasaan atau authority formalnya”. Manajer
biasanya hanya dapat memimpin organisasi formal saja dan tipe kepemimpinannya ialah
“autocratis leader” dengan falsafahnya ialah bahwa “bawahan adalah untuk pemimpin”.

Perbedaan Manajer dan Pemimpin


Manajer Pemimpin

1. Mengelola 1. Berinovasi
2. Dapat di cetak 2. Tidak dapat di cetak
3. Memelihara 3. Mengembangkan
4. Memfokuskan pada sistem dan struktur 4. Memfokuskan pada orang-orang
5. Mengandalkan kontrol (bawahan)
6. Berorientasi jangka pendek 5. Menumbuhkan kepercayaan
7. Bertanya bagaimana dan kapan 6. Memiliki perspektif jangka
8. Berorientasi pada hasil panjang
9. Meniru 7. Bertanya apa dan mengapa
10. Menerima status quo (mempertahankan 8. Berorientasi pada peluang-
keadaan sekarang yang tetap seperti peluang masa depan
keadaan sebelumnya) 9. Menciptakan
11. Seperti tentara yang siap selalu 10. Menentang status quo
diperintah (mempertahankan keadaan
12. Melakukan dengan benar sekarang yang tetap seperti
keadaan sebelumnya)
11. Adalah dirinya sendiri
12. Melakukan hal yang benar
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kepemimpinan yang merupakan sesuatu yang wajib dalam kehidupan agar


kehidupan menjadi teratur dan keadilan bisa ditegakkan, sehingga tidak berlaku hukum
rimba. Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting apabila memanfaatkan dan
mengelola potensi setiap anggota dengan cara yang tepat . Menjadi seorang pemimpin
perlu mengembangan kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan) dan
memiliki karakteristik sebagai pemimpin serta mampu beradaptasi terhadap lingkungan
yang berubah-ubah. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan.

Maka dari itu seorang pemimpin dalam mengendalikan kepemimpinannya


harus mendorong perilaku positif dan meminimalisir semua yang negatif, mencari
pemecahan masalah, mempelajari perubahan di sekitarnya, serta mencanangkan strategi
yang tepat untuk mencapai tujuan.

3.2 Saran

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia.


Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh
tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin.
Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin
dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas
kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat
pula yang dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA

Kasali, Rhenald, dkk. 2010. Modul Kewirausahaan Untuk Program S1. Jakarta: Hikmah
Mizan Publika.
Saiman, Leonardus. 2015. KEWIRAUSAHAAN - Teori, Praktik, dan Kasus-Kasus. Jakarta:
Salemba Empat.
Yudiana, Yunyun. “Kepemimpinan” Dikutip dari pendapat Bennis (1989), diunduh dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196506141990011YUN
YUN_YUDANA/Materi_LDKM.pdf. Di unduh pada tanggal 30 September 2016.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan, di unduh pada tanggal 30 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai