Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat
Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, di mana
dibicarakan upaya pengorganisasian sistem pelayanan kesehatan di
tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu
dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti
BKIA, BP, dan P4M (Pencegahan, Pemberantasan, Pembasmian
Penyakit Menular ) dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan
tidak saling berhubungan. Melalui Rakerkesnas tersebut timbul
gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama ke dalam
suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan
Masyarakat(Puskesmas).
Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat”
diantaranya dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas
dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah membangun puskesmas
dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan
mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas
pembantu. Puskesmas telah melaksanakan kegiatan dengan hasil yang
nyata, status kesehatan masyarakat makin meningkat, ditandai dengan
makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya
status gizi masyarakat dan umur harapan hidup (Kepmenkes, 2004).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan.
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat
dan kegiatan yang dilakukan puskesmas, selain dari intern sendiri
tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam pengembangan

1
kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar,
sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih berkembang.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Puskesmas
2. Mengetahui visi dan misi Puskesmas
3. Mengetahui peran puskesmase
4. Mengetahui fungsi puskesmas
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Puskesmas?
2. Apa saja fungsi puskesmas?
3. Bagaimana sejarah perkembangan dari puskesmas?
4. Apa saja wilayah kerja puskesmas?
5. Bagaimana struktur organisasi dan tata kerja puskesmas?
6. Apa stratifikasi puskesmas?
7. Apa perencanaan mikro puskesmas?
8. Apa lokakarya mini puskesmas?
9. Apa supervisi puskesmas?
10. Apa sistem pencatatan dan pelayanan terpadu puskesmas?
1.4 Manfaat
Dari pembahasan materi yang tersedia dalam makalah ini,
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca untuk
mengetahui tentang definisi, fungsi, peran, tujuan, struktur, tata kerja
Puskesmas, serta mengetahui penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh Puskesmas. Selain itu pembaca dapat mengetahui
masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup
Puskesmas dan mencari serta menemukan faktor-faktor penyebab
terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas, sekaligus dapat
mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup
Puskesmas.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pusat Kesehatan Masyarakat,


Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Puskesmas adalah unit pelayanan teknis dinas kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes, 2004).
Merujuk dari defenisi puskesmas tersebut, dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelayanan teknis dinas Kabupaten/Kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional dinas kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan yang optimal.
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota adalah dinas
kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas

3
bertanggungjawab hanya sebagian Universitas Sumatera Utara 11
upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuannya.

2.2. Fungsi Puskesmas


1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Puskesmas dapat diharapkan bertindak sebagai motivator, fasilitator
dan turut serta memantau terselenggaranya proses pembangunan di
wilayah kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerja. Hasil yang diharapkan dalam
menjalankan fungsi ini antara lain adalah terselenggaranya Universitas
Sumatera Utara 15 pembangunan di luar bidang kesehatan yang
mendukung terciptanya lingkungan dan perilaku sehat.
3. Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Dalam Pembangunan
Kesehatan Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, puskesmas ikut
memberdayakan masyarakat, sehingga masyarakat tahu, mau dan
mampu menjaga dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
Wujud pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan
adalah tumbuh kembangnya upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat, kemitraan dengan LSM dan pelbagai potensi masyarakat
lainnya. Sebagai pusat pemberdayaan keluarga, puskesmas diharapkan
bisa secara proaktif menjangkau keluarga, sehingga bisa menjaga
keluarga sehat tetap sehat dan keluarga sakit menjadi sehat. Wujudnya
adalah pelaksanaan Puskesmas Peduli Keluarga yang tingkat
keberhasilannya dapat dilihat dari makin banyaknya keluarga sehat di
wilayah kerja puskesmas.
4. Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya,
puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di
wilayah kerjanya, puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan
pemerintah yang wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara

4
bermutu, terjangkau, adil dan merata. Pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan adalah pelayanan kesehatan dasar yang sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat dan sangat strategis dalam
upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat umum.

Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:


1. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta
sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas.
2. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya
melalui upaya rawat jalan dan rujukan. Pada kondisi tertentu bila
memungkinkan dapat dipertimbangkan puskesmas memberikan pelayanan
rawat inap sebagai rujukan anatar sebelum dirujuk ke Rumah Sakit
(Depkes, 2004).
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah
supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus
memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan
rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya
kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan
rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas
dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Perawat memberikan pelayanan
di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti
puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa
maupun pos bersalin desa (polindes).

5
2.3. Sejarah Perkembangan Puskesmas
Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan
tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat KERJA NASIONAL ( Rakernas )
di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya mengorganisasi sistem pelayanan
kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada
waktu itu dirasakan kurang menguntungkan, dan dari kegiatan-kegiatan
seperti : BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri
dan tidak saling berhubungan. Melalui rakerkesnas tersebut timbul
gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama
ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT (Puskesmas) dan puskesmas waktu itu
dibedakan menjadi 4 macam :
1. Puskesmas tingkat Desa
2. Puskesmas tingkat Kecamatan
3. Puskesmas tingkat Kawedanan
4. Puskesmas tingkat Kabupaten

Pada Rakernas ke II 1969 pembagian puskesmas dibagi


menjadi 3 kategori :
1. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh
2. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh
3. Puskesmas tipe C dipimpin oleh paramedik

Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan rakerkesnas dirasakan


pembagian puskesmas didasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai karena
puskasmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin dokter secara penuh atau sama
sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga Dirasakan sulit untuk
mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu
macam puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan dengan jumlah
penduduk 30 000 sampai 50 000 jiwa orang penduduk. Konsep wilayah

6
kerja puskasmas ini dipertahankan sampai akhir Pelita tahap II tahun
1979. dan ini lebih dikenal dengan nama Konsep Wilayah.
Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan
dikeluarkannya INPRES Kesehatan No 5 Th 1974, Nomor 7 tahun 1975
dan nomor 4 tahun 1976 dan berhasil mendirikan dan menempatkan tenaga
dokter diseluruh pelosok tanah air maka sejak Pelita III maka konsep
wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah yang mempunyai jumlah
penduduk 30.000 jiwa.
Sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas di
daerah-daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumalah
penduduk 30.000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan –kegiatan
yang berada di suatu kecamatan maka salah satu puskesmas tersebut
ditunjuk sebagai penanggungjawab yang selanjutnya disebut sebagai
puskesmas induk sedang yang lain disebut puskesmas pembantu yang
dikenal sampai sekarang.
Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah
kesehatan diwilayah kerjanya walaupun wilayah kerjanya itu mempunyai
lokasi yang berkilo-kilo meter dari puskesmas. Dengan azas inilah
puskesmas dituntut untuk mengutamakan pencegahan penyakit. Dengan
demikian puskesmas dituntut secara aktif terjun kemasyarakat dan bukan
puskesmas menunggu kunjungan masyarakat saja.
Wilayah kerja puskesmas bisa didasarkan dari : area kecamatan,
faktor kepadatan penduduk, luas wilayah, keadaan goegrafi dan keadaan
infra struktur lainnya yang bisa untuk pertimbangan untuk pembagian
wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,
sehingga pembagiaan wilayah puskesmas ditetapkan oleh Bupati Kepala
Daerah.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa hanya satu
kelurahan, sedangkan puskesmas di ibu kota kecamatan bisa sebagai
tempat pelayanan rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai

7
fungsi koordinasi. Luas wilayah yang masih dianggap efektif mempunyai
ratio 5 km sedangkan luas wilayah yang dipandang optimal mempunyai
ratio / jari wilayah 3 km.
Dimana program kerjanya telah terlihat dan mencapai hasil yang
cukup baik, antara lain :
1. Angka Kematian Ibu(AKI) menurut SKRT tahun 1995 mencapai
373 turun menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (SDKI’97)
2. Angka Kematian Bayi(AKB) mencapai 60 menurut susenas
tahun 1995 turun menjadi 51/1000 kelahiran hidup (susenas’01)
3. Usia Harapan Hidup(UHH) rata-rata 40 tahun (1970) menjadi 65
tahun (2000).

Sebagai sarana pelayanan dan penyelenggaraan program kesehatan sampai


saat ini telah tercatat jumlah puskesmas yang ada di indonesia, yaitu :
1. Jumlah Puskesmas : 7277 unit
2. Puskesmas dengan fasilitas rawat inap : 1818 unit
3. Puskesmas pembantu : 21587 unit
4. Fasilitas puskesmas keliling : 5084 unit

2.4. Wilayah Kerja


Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu
puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas,
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau
RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

8
2.5. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas
A. Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban
masing – masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi
puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan
daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi
puskesmas sebagai berikut :
a. Kepala puskesmas
Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan kebutuhan
puskesmas dan yang menetapkan ada atau tidak adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten dan Kota).
b. Unit tata usaha
Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala
puskesmas dalam pengelolaan:
1) Data dan informasi
2) Perencanaan dan penilaian
3) Keuangan
4) Umum dan kepegawaian
c. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:
1) Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap
UKBM
2) Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan pelayanan puskesmas
1) Unit puskesmas pembantu
2) Unit puskesmas keliling
3) Unit bidan di Desa/Komunitas

9
B. Tugas pokok :
1. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan
kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan
structural, dan jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan
dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
3. Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan
anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
4. Unit II
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan
dan laboratorium sederhana.
5. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut,
kesehatan tenaga kerja dan manula.
6. Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata
dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan
upaya masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat,
kesehatan remaja dan dana sehat.
8. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat
inap

10
9. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.
C. Tata Kerja
Tata kerja koordinasi fungsional, adalah sebagai berikut:
a. Antara Puskesmas dengan RSU dalam bidang pelayanan
medic
b. Antara Puskesmas dengan Camat dan Badan Penyantun
Puskesmas dalam bidang pembangunan kesehatan di
wilayah Kecamatan.

2.6. Stratifikasi Puskesmas


A. Definisi
Stratifikasi puskesmas adalah upaya untuk melakukan penilaian
prestasi sehingga pembinaan dalam rangka perkembangan fungsi
puskesmas dapat dilaksanakan lebih terarah. Hal ini diharapkan dapat
menimbulkan gairah kerja,rasa tanggung jawab dan kreatifitas kerja
yang dinamis.
B. Tujuan
1) Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan
puskesmas dalam rangka mawas diri
2) Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas dalam waktu
mendatang
3) Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan
pelaksanaan puskesmas sebagai masukan untuk pembinaan lebih
lanjut
C. Pengelompokan Stratifikasi
Pengelompokan Strata dibagi menjadi 3:
1) Strata I Puskesmas dengan Prestasi kerja Baik (warna hijau)
2) Strata II Puskesmas dengan Prestasi kerja Cukup (warna
kuning)

11
3) Strata III Puskesmas dengan Prestasi kerja Kurang(warna
merah)
D. Sasaran dari stratifikasi puskesmas adalah:
1) Puskesmas tingkat kecamatan
2) Puskesmas tingkat Kelurahan (puskesmas pembantu)
3) Unit-unit kesehatan lain
4) Pembinaan peran serta masyarakat

2.7. Perencanaan Mikro Puskesmas


A. Pengertian
Perencanaan micro tingkat puskesmas adalah penyusunan
rencana tingkat puskesmas untuk 5 tahun, termasuk rincian tiap
tahunnya.
B. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai
dengan masalah yang dihadapi puskesmas sehingga meningkatkan
fungsi puskesmas.
C. Tujuan Khusus
1) Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka waktu 5
tahun secara tertulis.
2) Tersusunnya rencana kerja tahunan puskesmas, sebagai
penjabaran rencana kerja 5 tahunan.
D. Langkah dalam penyusunan
1) Identifikasi keadaan dan masalah
2) Penyusunan Rencana
Perencanaan yang disusun berdasarkan preoritas masalah
yang disusun secara sistematis.
3) Penyusunan Rencana Pelaksanaan ( Plan of Action )
4) Penulisan dokumen:
a. Pendahuluan
b. Keadaan dan masalah

12
c. Tujuan dan sasaran
d. Pokok kegiatan dan pentahapan
e. Kebutuhan sumber daya
f. Pemantauan dan penilaian
g. Penutup

2.8. Lokakarya Mini Puskesmas


A. Definisi
Upaya untuk menggalang kerjasama tim untuk penggerakan
dan pelaksanaan upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan rencana
yang telah disusun dari tiap-tiap upaya kesehatan pokok puskesmas,
sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam
pelaksanaan kegiatannya.
B. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan tenaga puskesmas bekerja sama
dengan tim dan membina kerjasama lintas program dan lintas
sektoral.
C. Tujuan khusus
1) Terlaksananya kerjasama tim lintas program
2) Terlaksananya kerjasama lintas sektoran dalam rangka
pembinaan PSM
3) Terlaksananya rapat kerja bulanan
4) Terlaksananya rapat kerja triwulan dan pembinaan kerjasama
lintas Sektoral
D. Ruang lingkup
1) Menggalang kerjasama tim dari masing-masing anggota
2) Meningkatkan kebanggaan dan semangat membela
keberhasilan tim
E. Komponen
1) Penggalangan kerjasama dalam tim puskesmas
2) Penggalangan kerjasama lintas sektoral

13
3) Rapat kerja bulanan puskesmas
4) Rapat kerja triwulan lintas sektoral

2.9. Supervisi Puskesmas


A. Definisi
Upaya pengarahan dengan cara mendengar alasan dan
keluhan-keluhan tentang masalah dalam pelaksanaan dan
memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya
guna dan hasil guna serta kemampuan pelaksana dalam
melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.
B. Tujuan Umum
Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara berhasil
guna dan berdayaguna.
C. Tujuan Khusus
Terselenggaranya program upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan
pedoman pelaksanaan
D. Kekeliruan dan penyimpangan dapat diluruskan
E. Meningkatkan mutu pelayanan
F. Meningkatkan hasil pencapaian puskesmas
G. Meningkatkan hasil pencapaian pelayanan puskesmas

14
2.10. Sistem Pencatatan Dalam Pelayanan Terpadu Puskesmas
A. Pengertian
Adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk
pengelolaan puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan
kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh
puskesmas.
B. Tujuan:
1) Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan
kegiatan pokok puskesmas secara akurat tepat waktu dan
mutakhir
2) Terlaksananya pelaporan data-data secara teratur di berbagai
jenjang administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku
3) Dipergunakan data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam
rangka pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui
puskesmas diperbagai tingkat administrasi
C. Ruang Lingkup
1) SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling.
2) Pencatatan dan pelaporan mencakup:
a. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
b. Data ketenagaan di puskesmas
c. Data Sarana yang dimiliki puskesmas
d. Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik
didalam gedung maupun diluar gedung.
3) Pelaporan dilakukan secara periodik
(bulanan,tribulanan,semester dan tahunan)
D. Pemanfaatan Data SP2TP
1) Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang
lebih tinggi dalam rangka pembinaan, perencanaan dan
penetapan kebijaksanaan

15
2) Dimanfaatkan puskesmas untuk peningkatan upaya kesehatan
puskesmas
E. Pelaporan
Jenis dan periode laporan:
1) Bulanan
a. Data kesakitan
b. Data kematian
c. Data opersional (gizi, imunisasi,KIA,KB,dsb)
d. Data manajemen obat
2) Triwulan
Data kegiatan puskesmas
3) Tahunan
a. Umum dan fasilitas
b. Sarana dan tenaga

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Puskesmas dan Pustu sangat berperan penting dalam meningkatkan
akses peningkatan pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan kelarga dan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi;
pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan
masyarakat (public goods).
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan
kesehatan menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif
(upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif
(pemulihan kesehatan).

3.2 Saran
Melihat dari sisi pelayanan kesehatan masyarakat utamanya dalam
pelayanan di pustu penulis menyarankan agar peningkatan mutu pelayanan
kesehatan khususnya tenaga medis agar dapat menyeluruh ke pelosok
daerah yang terpencil, sehingga pelayanan kesehatan masyarakat merata.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman maupun
pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat

http://cilende.blogspot.co.id/

http://www.indonesian-publichealth.com/panduan-lokakarya-mini-puskesmas/

https://viniezharachma.wordpress.com/2012/05/01/perencanaan-mikro-micro-
planning/

https://puskesmasprimaryhealthcare.wordpress.com/2011/10/11/stratifikasi-
puskesmas/

https://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2011/09/kedudukan-organisasi-dan-
tata-kerja-puskesmas.pd

https://axbarif.wordpress.com/2012/11/20/sejarah-perkembangan-puskesmas/

https://puskesmassungkai.wordpress.com/2013/12/28/konsep-dasar-puskesmas-
kepmenkes-ri-no-128menkesskii2004/

http://ciputrauceo.net/blog/2016/7/11/pengertian-supervisi-dan-jenis-kegiatan-s
upervisi

18

Anda mungkin juga menyukai