PENDAHULUAN
1
kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar,
sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih berkembang.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Puskesmas
2. Mengetahui visi dan misi Puskesmas
3. Mengetahui peran puskesmase
4. Mengetahui fungsi puskesmas
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Puskesmas?
2. Apa saja fungsi puskesmas?
3. Bagaimana sejarah perkembangan dari puskesmas?
4. Apa saja wilayah kerja puskesmas?
5. Bagaimana struktur organisasi dan tata kerja puskesmas?
6. Apa stratifikasi puskesmas?
7. Apa perencanaan mikro puskesmas?
8. Apa lokakarya mini puskesmas?
9. Apa supervisi puskesmas?
10. Apa sistem pencatatan dan pelayanan terpadu puskesmas?
1.4 Manfaat
Dari pembahasan materi yang tersedia dalam makalah ini,
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca untuk
mengetahui tentang definisi, fungsi, peran, tujuan, struktur, tata kerja
Puskesmas, serta mengetahui penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh Puskesmas. Selain itu pembaca dapat mengetahui
masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup
Puskesmas dan mencari serta menemukan faktor-faktor penyebab
terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas, sekaligus dapat
mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup
Puskesmas.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan yang optimal.
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota adalah dinas
kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas
3
bertanggungjawab hanya sebagian Universitas Sumatera Utara 11
upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuannya.
4
bermutu, terjangkau, adil dan merata. Pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan adalah pelayanan kesehatan dasar yang sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat dan sangat strategis dalam
upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat umum.
5
2.3. Sejarah Perkembangan Puskesmas
Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan
tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat KERJA NASIONAL ( Rakernas )
di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya mengorganisasi sistem pelayanan
kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada
waktu itu dirasakan kurang menguntungkan, dan dari kegiatan-kegiatan
seperti : BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri
dan tidak saling berhubungan. Melalui rakerkesnas tersebut timbul
gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama
ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT (Puskesmas) dan puskesmas waktu itu
dibedakan menjadi 4 macam :
1. Puskesmas tingkat Desa
2. Puskesmas tingkat Kecamatan
3. Puskesmas tingkat Kawedanan
4. Puskesmas tingkat Kabupaten
6
kerja puskasmas ini dipertahankan sampai akhir Pelita tahap II tahun
1979. dan ini lebih dikenal dengan nama Konsep Wilayah.
Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan
dikeluarkannya INPRES Kesehatan No 5 Th 1974, Nomor 7 tahun 1975
dan nomor 4 tahun 1976 dan berhasil mendirikan dan menempatkan tenaga
dokter diseluruh pelosok tanah air maka sejak Pelita III maka konsep
wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah yang mempunyai jumlah
penduduk 30.000 jiwa.
Sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas di
daerah-daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumalah
penduduk 30.000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan –kegiatan
yang berada di suatu kecamatan maka salah satu puskesmas tersebut
ditunjuk sebagai penanggungjawab yang selanjutnya disebut sebagai
puskesmas induk sedang yang lain disebut puskesmas pembantu yang
dikenal sampai sekarang.
Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah
kesehatan diwilayah kerjanya walaupun wilayah kerjanya itu mempunyai
lokasi yang berkilo-kilo meter dari puskesmas. Dengan azas inilah
puskesmas dituntut untuk mengutamakan pencegahan penyakit. Dengan
demikian puskesmas dituntut secara aktif terjun kemasyarakat dan bukan
puskesmas menunggu kunjungan masyarakat saja.
Wilayah kerja puskesmas bisa didasarkan dari : area kecamatan,
faktor kepadatan penduduk, luas wilayah, keadaan goegrafi dan keadaan
infra struktur lainnya yang bisa untuk pertimbangan untuk pembagian
wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,
sehingga pembagiaan wilayah puskesmas ditetapkan oleh Bupati Kepala
Daerah.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa hanya satu
kelurahan, sedangkan puskesmas di ibu kota kecamatan bisa sebagai
tempat pelayanan rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai
7
fungsi koordinasi. Luas wilayah yang masih dianggap efektif mempunyai
ratio 5 km sedangkan luas wilayah yang dipandang optimal mempunyai
ratio / jari wilayah 3 km.
Dimana program kerjanya telah terlihat dan mencapai hasil yang
cukup baik, antara lain :
1. Angka Kematian Ibu(AKI) menurut SKRT tahun 1995 mencapai
373 turun menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (SDKI’97)
2. Angka Kematian Bayi(AKB) mencapai 60 menurut susenas
tahun 1995 turun menjadi 51/1000 kelahiran hidup (susenas’01)
3. Usia Harapan Hidup(UHH) rata-rata 40 tahun (1970) menjadi 65
tahun (2000).
8
2.5. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas
A. Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban
masing – masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi
puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan
daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi
puskesmas sebagai berikut :
a. Kepala puskesmas
Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan kebutuhan
puskesmas dan yang menetapkan ada atau tidak adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten dan Kota).
b. Unit tata usaha
Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala
puskesmas dalam pengelolaan:
1) Data dan informasi
2) Perencanaan dan penilaian
3) Keuangan
4) Umum dan kepegawaian
c. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:
1) Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap
UKBM
2) Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan pelayanan puskesmas
1) Unit puskesmas pembantu
2) Unit puskesmas keliling
3) Unit bidan di Desa/Komunitas
9
B. Tugas pokok :
1. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan
kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan
structural, dan jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan
dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
3. Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan
anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
4. Unit II
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan
dan laboratorium sederhana.
5. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut,
kesehatan tenaga kerja dan manula.
6. Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata
dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan
upaya masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat,
kesehatan remaja dan dana sehat.
8. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat
inap
10
9. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.
C. Tata Kerja
Tata kerja koordinasi fungsional, adalah sebagai berikut:
a. Antara Puskesmas dengan RSU dalam bidang pelayanan
medic
b. Antara Puskesmas dengan Camat dan Badan Penyantun
Puskesmas dalam bidang pembangunan kesehatan di
wilayah Kecamatan.
11
3) Strata III Puskesmas dengan Prestasi kerja Kurang(warna
merah)
D. Sasaran dari stratifikasi puskesmas adalah:
1) Puskesmas tingkat kecamatan
2) Puskesmas tingkat Kelurahan (puskesmas pembantu)
3) Unit-unit kesehatan lain
4) Pembinaan peran serta masyarakat
12
c. Tujuan dan sasaran
d. Pokok kegiatan dan pentahapan
e. Kebutuhan sumber daya
f. Pemantauan dan penilaian
g. Penutup
13
3) Rapat kerja bulanan puskesmas
4) Rapat kerja triwulan lintas sektoral
14
2.10. Sistem Pencatatan Dalam Pelayanan Terpadu Puskesmas
A. Pengertian
Adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk
pengelolaan puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan
kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh
puskesmas.
B. Tujuan:
1) Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan
kegiatan pokok puskesmas secara akurat tepat waktu dan
mutakhir
2) Terlaksananya pelaporan data-data secara teratur di berbagai
jenjang administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku
3) Dipergunakan data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam
rangka pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui
puskesmas diperbagai tingkat administrasi
C. Ruang Lingkup
1) SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling.
2) Pencatatan dan pelaporan mencakup:
a. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
b. Data ketenagaan di puskesmas
c. Data Sarana yang dimiliki puskesmas
d. Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik
didalam gedung maupun diluar gedung.
3) Pelaporan dilakukan secara periodik
(bulanan,tribulanan,semester dan tahunan)
D. Pemanfaatan Data SP2TP
1) Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang
lebih tinggi dalam rangka pembinaan, perencanaan dan
penetapan kebijaksanaan
15
2) Dimanfaatkan puskesmas untuk peningkatan upaya kesehatan
puskesmas
E. Pelaporan
Jenis dan periode laporan:
1) Bulanan
a. Data kesakitan
b. Data kematian
c. Data opersional (gizi, imunisasi,KIA,KB,dsb)
d. Data manajemen obat
2) Triwulan
Data kegiatan puskesmas
3) Tahunan
a. Umum dan fasilitas
b. Sarana dan tenaga
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Puskesmas dan Pustu sangat berperan penting dalam meningkatkan
akses peningkatan pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan kelarga dan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi;
pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan
masyarakat (public goods).
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan
kesehatan menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif
(upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif
(pemulihan kesehatan).
3.2 Saran
Melihat dari sisi pelayanan kesehatan masyarakat utamanya dalam
pelayanan di pustu penulis menyarankan agar peningkatan mutu pelayanan
kesehatan khususnya tenaga medis agar dapat menyeluruh ke pelosok
daerah yang terpencil, sehingga pelayanan kesehatan masyarakat merata.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman maupun
pembaca.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat
http://cilende.blogspot.co.id/
http://www.indonesian-publichealth.com/panduan-lokakarya-mini-puskesmas/
https://viniezharachma.wordpress.com/2012/05/01/perencanaan-mikro-micro-
planning/
https://puskesmasprimaryhealthcare.wordpress.com/2011/10/11/stratifikasi-
puskesmas/
https://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2011/09/kedudukan-organisasi-dan-
tata-kerja-puskesmas.pd
https://axbarif.wordpress.com/2012/11/20/sejarah-perkembangan-puskesmas/
https://puskesmassungkai.wordpress.com/2013/12/28/konsep-dasar-puskesmas-
kepmenkes-ri-no-128menkesskii2004/
http://ciputrauceo.net/blog/2016/7/11/pengertian-supervisi-dan-jenis-kegiatan-s
upervisi
18