Anda di halaman 1dari 2

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan lahir dengan tujuan untuk mengatasi terjadinya kerusakan lingkungan oleh adanya kegiatan

manusia.
Analisis dampak lingkungan sebagai sarana untuk mengatasi masalah itu, dan kesadaran lingkungan penduduk pun dituntut lebih meningkat (
Utina dan Banderan,2009).

Suatu ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan berimbang. Di atas kemampuan tersebut ekosistem tidak lagi
terkendali, dengan akibat menimbulkan perubahan-perubahan lingkungan atau krisis lingkungan yang tidak lagi berada dalam keadaan lestari
bagi kehidupan organisme.
Kerangka pikir
Dunia kehilangan separuh lahan basah (wetlands) selama abad ke-20 merugikan ekonomi dan keanekaragaman hayati.
Fakta ini terungkap dari laporan Program Lingkungan PBB (UNEP) yang dirilis baru-baru ini (16/10). Penyebab hilangnya
lahan basah – termasuk situ, rawa-rawa, paya dan lahan gambut – adalah akibat alih guna lahan untuk pertanian, eksploitasi
sumber air untuk keperluan rumah tangga dan industri, urbanisasi, pembangunan infrastruktur dan polusi. Kerusakan lahan
basah yang terus berlanjut ini juga membawa kerugian ekonomi bagi komunitas, negara dan pebisnis.

Penyebab kerusakan lahan basah adalah kerusakan habitat akibat pencemaran dari pembuangan/drainase pertanian dan
pembangunan infrastruktur, yang didorong oleh pertumbuhan populasi dan urbanisasi.

Hilangnya situ, rawa-rawa, hutan bakau dan paya juga akan merusak layanan ekosistem seperti air bersih yang dulu bisa
diperoleh dengan mudah oleh masyarakat. Saat rawa dan situ mengering, air tanah juga mengering. Beberapa wilayah di
Jabodetabek misalnya, banyak yang mengalami krisis air akibat hilangnya ruang resapan dan penampungan air yaitu lahan
basah.

Hilangnya lahan basah juga akan meningkatkan risiko banjir, rob, sekaligus menghilangkan fungsi penjernihan dan pemurnian
air. Secara ekonomi kerusakan lahan basah juga mengancam sumber pendapatan penduduk. Lahan basah adalah sumber
pasokan air yang penting untuk pertanian dan peternakan, juga lokasi potensial pariwisata.
Lahan basah juga berfungsi penting melindungi keanekaragaman hayati dan menyerap emisi karbon. Hijauku.com sudah
menurunkan laporan fungsi salah satu jenis lahan basah yaitu hutan mangrove yang lebih efektif menyimpan karbon. Mari kita
lindungi keberadaan situ, rawa, paya, hutan mangrove yang ada di Tanah Air.

(Redaksi Hijau, 2012 dalam http://www.hijauku.com).

Adapun ciri-ciri khas rawa adalah :


- ciri phisik, terutama keadaan tanahnya cekung;
- ciri kimiawi, terutama derajat keasaman airnya pada umumnya rendah;
- ciri biologis, terutama terdapat ikan-ikan rawa, tumbuhan rawa, dan hutan rawa.

Anda mungkin juga menyukai