Anda di halaman 1dari 12

EVOLUSI DALAM SUDUT PANDANG BIOLOGI DAN AGAMA

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Evolusi
yang dibina oleh Dr. Abdul Ghofur, M. Si.

Oleh:
Kelompok 9 / Off B
Irine Niandari (150341605700)
Ludvia Wijareni (150341607406)
M. Faris Muhibbudin (150341603263)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari, 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “Evolusi dalam Sudut Pandang Biologi dan
Agama”. Selama pembuatan makalah pun kami juga mendapat banyak dukungan
dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami sampaikan terima kasih
kepada bapak Dr. Abdul Ghofur, M. Si.selaku dosen pengampu atakuliah
evolusi yang memberikan materi pendukung dan juga masukan kepada kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh


karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca yang sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Penyusun
mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Terima kasih.

Malang, 22 Februari 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evolusi sebagai cabang biologi dalam rumpun sains, adalah ilmu
yang mempelajari tentang perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur
menuju kesesuaian dengan waktu dan tempat (Hennuhilli, 2012). Evolusi
menyatakan bahwa keanekaragaman bentuk kehidupan muncul sebagai
hasil perubahan susunan genetiknya. Organisme modern merupakan
keturunan dari bentuk kehidupan sebelumnya yang mengalami modifikasi.
Studi evolusi biologi memerlukan banyak pemahaman mengenai genetika,
biokimia, embriologi, biogeografi, geologi, biologi, paleontologi, biologi
molekuler, dan lain sebagainya (Luthfi dan Khusnuryani, 2005: 2).
Evolusi dapat dipelajari dengan metode pendekatan tertentu,
misalnya mempelajari struktur organisme yang masih berkerabat,
mengaitkan perubahan ciri-ciri yang masih bisa dilacak, , dan mempelajari
proses evolusi dari suatu kelompok secara utuh, dari bentuk primitif sapai
bentuk yang terlihat sekarang. Sebagai imu pengetahuan, kajian evolusi
didasarkan atas data keanekaragaman dan keseragaman makhluk hidup
dalam tingkat komunitas, dan kemudian dalam perkembangan berikutnya
didukung oleh data-data penemuan fosil, sehingga tidak pernah dapat
menerangkan dengan lengkap apa yang pernah terjadi pada masa lampau.
Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang hidup
sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi
melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi sangat menarik
untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi
bersifat gradual, berdasarkan arah. adaptasinya bersifat divergen dan
berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tentang evolusi, banyak pendapat
yang tidak setuju terkait dengan adanya evolusi. Gagasan ini banyak
ditentang masyarakat karena kontradiksinya dengan beberapa aspek ajaran
dari beberapa agama sehingga teori ini dianggap dapat merusak keimanan.
peserta didik, karea di khawatirkan keyakinan keagamaan siswa
terguncang dan bahkan akan menjadi ragu. Hal yang paling kontroversial
dari teori ini adalah upayanya menjelaskan asal-usul manusia dari proses
alamiah. Quthub (1986) menolaknya atas dasar tiadanya tujuan dalam
proses evolusi, padahal Tuhan menciptakan dunia dengan maksud dan
tujuan tertentu.
Bedasarkan latar belakang di atas maka, makalah ini bertujuan
untuk memaparkan beberapa aspek penting dari teori evolusi dan beberapa
keterkaitannya dengan pemahaman agama. Diharapkan pemahaman yang
tepat dari masyarakat tentang teori evolusi dapat memberikan penilaian
yang proporsional.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian teori evolusi biologi?
2. Bagaimana kaitan teori evolusi dalam sudut agama?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian teori evolusi biologi.
2. Memaparkan kaitan antara teori evolusi biologi dalam sudut pandang
agama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Evolusi Biologi
Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu
tertentu. Pada konteks biologi modern, evolusi berarti perubahan sifat yang
diwariskan dalam suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Sifat yang menjadi dasar dari evolusi ini dibawa oleh gen yang
diwariskan pada keturunan suatu makhluk hidup. Sifat baru dapat diperoleh dari
perubahan gen oleh mutasi, transfer gen antar populasi, serta kombinasi gen
melalui reproduksi seksual.
Pada karya buku yang berjudul "On The Origin Of Species by Means of
Natural Selection, or the Preservation of Favoured Races" pada tahun 1859,
Darwin menjelaskan bahwa ada dua pokok gagasan dalam buku tersebut. Gagasan
pertama adalah spesies - spesies yang ada sekarang ini merupakan keturunan dari
spesies moyangnya, sedangkan gagasan kedua adalah seleksi alam sebagai
mekanisme modifikasi keturunan (Luthfi dan Khusnuryani, 2005). Akan tetapi,
pada karya tersebut, Darwin tidak menjelaskan bagaimana makhluk pertama
muncul di muka bumi. Penjelasan mengenai asal usul makhluk hidup dijelaskan
dari ide yang dikemukakan oleh seoarang biologiwan asal Rusia, Alexander
Oparin pada tahun 1930an. Alexander Oparin menjelaskan bahwa makhluk hidup
pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik. Asal-usul kehidupan
berasal dari sintesis dan akumulasi monomer organik pada kondisi abiotik.
Agregat molekul yang dihasilkan secara abiotik adalah protobion. Sel-sel hidup
dapat berasal dari protobion. Protobion tak dapat melakukan reproduksi, namun
dapat mempertahankan lingkungan kimia di dalamnya dan menunjukkan ciri-ciri
hidup lainnya yaitu metabolisme. Sedangkan teori evolusi itu sendiri menurut
Widodo, dkk (2003) adalah teori yang menerangkan proses perubahan yang
terjadi pada makhluk hidup. Teori Evolusi biologi sendiri adalah sebuah teori
yang berupaya untuk menyelidiki penyebab (dan proses) terbentuknya keragaman
spesies yang kita lihat saat ini. Proses perubahan ini terjadi melalui mekanisme
berupa adaptasi dan seleksi alam.
Terlepas dari Teori Evolusi Darwin, sebenarnya jauh sebelum Darwin
mencetuskan teorinya, ada tokoh lain yang telah mencetuskan teori yang mirip
dengan evolusi, seleksi alam, dan adaptasi. Tokoh tersebut adalah Al-Jahiz. Al-
Jahiz merupakan seorang pakar biologi Irak yang hidup pada abad ke-9. Sederet
teori penting dalam biologi itu dipaparkannya dalam Kitab Al-Hayawan (Buku
tentang Binatang) (Davies, 2008). Dalam karyanya yang terdiri dari tujuh volume
itu, Al-Jahiz menguraikan dan mengupas lebih dari 350 jenis binatang. Dalam
karyanya itulah, Al-Jahiz menguraikan teori evolusi secara umum. Teori itu
didasarkan pada pengaruh lingkungan terhadap binatang. Selain itu, ia juga sudah
memikirkan dampak lingkungan terhadap keberlangsungan hidup binatang. Inilah
cikal bakal teori Struggle for Existence. Pada buku itu, Al-Jahiz menguraikan ide
seleksi alam dan rantai makanan. ‘’Binatang terlibat dalam sebuah perjuangan
untuk mempertahankan hidupnya; mencari makanan, menghindar dari mangsa,
dan berkembang biak". Faktor-faktor lingkungan mempengaruhi organisme untuk
mengembangkan karakteristik baru guna menjamin tetap bertahan hidup,
kemudian bertransformasi menjadi spesies baru,’‘ demikian bunyi teori Stuggle
for Existence yang tertulis dalam Kitab al-Hayawan (Bagir, 2005).

B. Evolusi Menurut Agama

Bagi Teilhard agama-agama berada terus dalam perkembangan seiring


dengan perkembangan jaman. Dalam perkembangan itu perbedaan-perbedaan,
seperti metode pada masing-masing agama diintensifkan, tetapi kesatuan
semuanya tidak dihilangkan. Kesatuan yang dimaksud adalah pencarian pada
Yang Absolut. Agama-agama tidak saling menghilangkan satu sama lain dengan
perbedaanperbedaannya. Masing-masing memberikan suatu sumbangan bagi
manusia dalam menghayati suatu nilai, untuk mencipta dan untuk merasakan
adanya cinta.

Berangkat dari pemikiran itu ia menentang pandangan tentang adanya


eternal return (Leahy, 1992)–pandangan bahwa dunia ini bersifat abadi dan
karena dunia ini bersifat abadi, maka tidak ada sesuatu pun yang baru di dunia;
segala sesuatu akan kembali lagi–pada agama, yaitu pandangan bahwa manusia
akan kembali menuju suatu zaman emas ketika manusia ada pada kesatuan dengan
alam dan dirinya sendiri. Ia lebih cenderung setuju dengan pandangan progresif
yang mengatakan bahwa agama yang lampau pada zaman awal berada dalam
perkembangan yang meningkat.

Dalam keyakinan agama, keseluruhan yang ada digolongkan atas Khaliq


yakni Allah yang menjadikan (menciptakan), dan makhluq, yaitu segala yang
dijadikan olah Allah. Dengan demikian, segala makhluk, baik makhluk hidup
maupun makhluk tidak hidup (benda mati) terjadi atas kehendak Allah.
Terjadinya jenis-jenis makhluk hidup secara evolusipun atas kehendak Allah.

Mengenai kejadian makhluk-makhluk hidup secara evolusi atas kehendak


Allah bias timbul pertanyaan: karena Tuhan itu Maha Kuasa, mengapa Tuhan
tidak menciptakan jenis-jenis makhluk hidup itu secara langsung, mengapa harus
melewati waktu yang lama.

Dalam keyakinan agama, Tuhan itu Maha Esa. Tidak hanya Zat-Nya,
tetapi juga Sifat-Nya, Cara-Nya menciptakan. Tuhan menciptakan sesuatu tidak
seperti cara manusia bekerja, sebab Tuhan Maha Kuasa, kuasa menciptakan
segala sesuatu sesuai dengan Keagungan-Nya. Mengenai waktu yang menurut
ukuran manusia, berpuluh-puluh, beribu-ribu atau berjuta-juta tahun. Dibawah ini
akan di paparkan pandangan tentang evolusi dari dua agama yang terbesar di
Indonesia:

1. Menurut Islam

Adam sebagai Khalifah, Substansi dari dialog dengan malaikat (Q.s. al-
Baqarah: 30-31 ) adalah penegasan bahwa sesungguhnya Allah sebagai Pencipta
atau Penjadi khalifah di muka bumi ini. Kata “jaa`ilun” sebagai konstruksi isim
fa`il yang berarti subyek pelaku dalam frasa Innii jaa’ilun fi al-ardhi khaliifah
tidak harus diartikan “hendak menjadikan khalifah di muka bumi”. Seandainya
arti ini yang dipahami, maka tidak ada khalifah sebelum Adam. Konseksuensi
logisnya, Adam adalah manusia pertama. Namun bukan berarti tidak ada makhluk
lain yang ada di bumi. Mereka mungkin ada sebelum adam di turunkan namun
mereka bukan manusia yang di tunjuk menjadi khalifah seperti Adam As. Mereka
ciptaan yang hamper mirip manusia namun tidak memiliki adab cenderung
bersifat kebinatangan, sehingga tidak pantas bila disebut sebagai khalifah.

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah


liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami
telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (QS. Al Hijr,
15: 28-29). Jadi Allah menciptakan manusia pertama secara langsung tidak
melalui proses evolusi yang di kemukakan oleh Darwin. Selain itu Allah juga
menciptakan makhluk lain secara langsung seperti ayat tentang penciptaan pada
Al Qur’an di bawah ini. Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari
air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya, dan
sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan
dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu (QS. Shaad, 38: 71-72)

Dalam Al-Quran Surat Ali Imron ayat 59 diterangkan:

Ayat di atas menegaskan Kemahakuasaaan Allah. Jikalau Allah menghendaki,


Allah kuasa untuk menjadikan jenis-jenis makhluk hidup secara penciptaan
khusus (special creation). Tetapi juga karena Allah Maha Kuasa dan kalau
dikehendaki-Nya, maka kuasa juga Allah untuk menciptakan jenis-jenis
makhluk hidup secara evolusi.

2. Menurut Agama Kristen

Pertama-tama kita harus memegang bahwa karena iman dan akal itu sama-
sama berasal dari Allah, maka kita percaya bahwa seharusnya tidak ada
pertentangan antara iman dan akal (reason) dan science yang menjadi hasil dari
akal tersebut untuk mencapai kebenaran, asalkan pencarian kebenaran tersebut
dilakukan dengan tulus tanpa memasukkan ide-ide pribadi yang kemudian
dianggap sebagai kebenaran.

Teori Evolusi yang kita kenal sebenarnya merupakan suatu hipotesa, yang
masih memerlukan pembuktian lebih lanjut, agar dapat dikatakan sebagai
kebenaran. Sementara ini, bukti ilmiah belum dapat dikatakan mendukung
hipotesa tersebut. Ada dua inti besar teori Evolusi- yang dikenal sebagai
“Macroevolution/ evolusi makro”yang dipelopori oleh Darwin:

1. Semua mahluk hidup berasal dari mahluk sederhana yang terdiri dari satu
sel atau lebih, yang terbentuk secara kebetulan.
2. Species baru terbentuk dari species lain melalui seleksi alam, dengan
melibatkan kemungkinan variasi, di mana variasi tersebut dapat bertahan
dan berkembang biak. Dalam abad ke-20, hal ini diperjelas dengan
memberi penekanan pada kemungkinan mutasi sebagai cara pembentukan
variasi. Posisi ini dikenal sebagai Neo- Darwinism.

Kepercayaan Agama Kristen Tentang Penciptaan Dunia

Pandangan Alkitab tentang asal mula kehidupan tumbuh-tumbuhan, hewan


dan manusia diciptakan oleh Allah sendiri setelah melalui pertimbangan dan
perencanaan yang agung. Allah membentuk manusia dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (Kej. 2:7). Jadi manusia terdiri
atas unsur materi (tubuh) dan unsur bukan materi (jiwa dan roh) (Ibr. 4:12; 1 Kor.
2:14-3:4). Allah menghendaki agar ketiga unsur ini (tubuh, jiwa, dan roh)
dipelihara dengan sebaik-baiknya (1 Tes. 5:23).

Ilmuwan Kristen telah membagi teori evolusi menjadi 2 yaitu :

Makro Evolusi, percaya bahwa makhluk hidup bisa berubah menjadi species lain,
dan hal ini tidak bisa dibuktikan. Mikro Evolusi, membuktikan bahwa mahluk
hidup bisa memodifikasi tubuhnya untuk menjadi lebih sesuai dengan
lingkunannya, namun tetap dalam jenis/species masing-masing
Evolusi Kosmologis

Konsili Vatikan I secara serius mendefinisikan bahwa semua orang harus


“mengakui bahwa dunia dan segala isinya, spiritual dan material, keseluruhan
substansinya, telah diciptakan oleh Tuhan dari ketidak-adaan” (Canons on God
the Creator of All Things, canon 5).

Evolusi Biologis

Gereja tidak memiliki posisi resmi tentang apakah berbagai bentuk kehidupan
berkembang sejalan dengan waktu. Walaupun demikian, dikatakan bahwa, jika
memang mereka mengalami perkembangan, mereka melakukannya dengan
dorongan dan bimbingan dari Tuhan, dan tujuan penciptaan mereka harus
diserahkan kepadaNya.

Evolusi Manusia

Gereja memiliki ajaran yang lebih definite. Ajaran Gereja tidak menolak
kemungkinan bahwa tubuh manusia berkembang dari bentuk biologis lain, namun
tetap didalam bimbingan Tuhan, Gereja menegaskankan adanya penciptaan
spesial yang berasal dari roh Allah.

Apa yang dikemukakan oleh Darwin menambah pengetahuan kita dan dapat
memperkuat iman percaya kita kepada ALLAH

Tentunya bukan berarti teori evolusi dianggap sebagai metode Allah menciptakan
segala sesuatu dan menggantikan doktrin penciptaan alkitabiah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Teori Evolusi biologi sendiri adalah sebuah teori yang beupaya untuk
menyelidiki penyebab (dan proses) terbentuknya keragaman spesies
yang kita lihat saat ini. Proses perubahan ini terjadi melalui
mekanisme berupa adaptasi dan seleksi alam.
2. Menurut pandangan agama Allah mrmpunyai kekuasaan untuk
menciptan semua yang ada di dunia termasuk manusia tumbuhan dll.
Allah kuasa untuk menjadikan jenis-jenis makhluk hidup secara
penciptaan khusus (special creation). Tetapi juga karena Allah Maha
Kuasa dan kalau dikehendaki-Nya, maka kuasa juga Allah untuk
menciptakan jenis-jenis makhluk hidup secara evolusi.

3. Saran
Makalah berjudul evolusi dala sudut pandang biologi dan agama
masih kurang kekurangan, sebaiknya pembaca lebih mencari sumber
rujukan yang lain lagi.
DAFTAR RUJUKAN
Bagir, H. 2005. Filsafat Islam. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Darwin, 1858. Darwin Corespondence project. (Online)
https://www.darwinproject .ac.uk/letters/darwins-life-letters/darwin-letters-
1858-1859-origin. University of Cambridge Luthfi, M. J. dan A.
Khusnuryani. 2005. “Agama dan Evolusi: Konflik atau Kompromi” dalam
jurnal Kaunia Vol. 1 No. 1 2005.

Darwin, C. 2007. The Origin of Species, (terj): Tim Pusat Penerjemah Universitas
Nasional, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Davies. R. 2009. The Greatest Show on Earth. New York: Chapman and Hall.

Henuhili, 2012. Evolusi. (online).http://staff.uny.ac.id/sites/default/


files/pendidikan/Ir.%20Victoria%20Henuhili,%20%20M.Si./Evolusi_%20di
ktat%20kuliah.pdf. Yogyakarta: UNY

Leahy, L. (1992). Aliran-Aliran Besar Ateisme. Jakarta & Yogyakarta: BPK


Gunung Mulia &
Kanisius.

Luthfi, M. J dan A. Khusnuryani. 2005. "Agama dan Evolusi: Konflik atau


Kompromi" dalam Jurnal Kaunia Vol. 1 No. 1 2005.

Quthub, M. 1986. Islam di Tengah Pertarungan Tradisi. Jakarta: Dewan Dakwah


Islamiyah.

Widodo, H., Umie Lestari, dan Mohammad Amin. 2003. Evolusi. Malang:
FMIPA UM.

Anda mungkin juga menyukai