Anda di halaman 1dari 2

HAKIKAT KONSELING

Konseling berfokus solusi sebagai model yang menerangkan bagaimana orang berubah dan bagaimana
mereka dapat meraih tujuan mereka. Berikut ini beberapa asumsi dasar konseling singkat berfokus
solusi:

1. Individu-individu yang datang konseling telah mempunyai kemampuan berperilaku efektif, meskipun
keefektifan tersebut mungkin untuk sementara terhambat oleh pikiran negatif. Pikiran berfokus masalah
mencegah orang dari mengenali cara efektif mereka dalam menangani masalah.

2. Ada keuntungan untuk fokus positif pada solusi dan di masa depan. Jika konseli dapat mereorientasi
diri mereka dengan mengarahkan kekuatan mereka menggunakan “solution-talk”, merupakan suatu
kesempatan bagus dalam konseling singkat.

3. Proses konseling diorientasikan pada peningkatan kesadaran eksepsi (harapan-harapan yang


menyenangkan) terhadap pola masalah yang dialami dan pemilihan proses perubahan.

4. Konseli sering mengatakan satu sisi dari diri mereka. Konseling singkat berfokus solusi mengajak
konseli untuk memerika sisi lain dari cerita hidupnya yang disampaikan.

5. Perubahan kecil membuka jalan bagi perubahan besar. Seringkali, perubahan kecil adalah semua
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dibawa konseli ke konseling.

6. Konseli ingin berubah, memiliki kemampuan untuk berubah, dan melakukan yang terbaik untuk
membuat perubahan terjadi. Konseli harus mengambil sikap kooperatif dengan konseli daripada
merancang strategi sendiri untuk mengendalikan hambatan. Ketika konselor mencari cara untuk
kooperatif dengan konseli, maka perlawanan/resistensi tidak akan terjadi.

7. Konseli bisa percaya pada niat mereka untuk menyelesaikan masalah mereka. Tidak ada solusi yang
“benar” untuk masalah spesifik yang dapat diaplikasikan pada semua orang. Setiap individu unik dan
begitu juga pada setiap penyelesaian masalahnya.

KONDISI PENGUBAHAN

Bertolino dan O’Hanlon menekankan pentingnya membuat kolaborasi hubungan terapeutik dan perlu
dilakukan untuk keberhasilan konseling. Diakui bahwa konselor memiliki keahlian dalam menciptakan
konteks untuk perubahan, mereka menekankan bahwa konseli adalah ahli dalam kehidupan mereka dan
sering memiliki perasaan yang bagus tentang apa yang harus dan tidak harus dilakukan di masa lalu dan
begitu juga apa yang mungkin dilakukan di masa depan. SFBC mengasumsikan pendekatan kolaboratif
dengan konseli berbeda dengan sikap edukatif yang biasanya dikaitkan dengan model terapi tradisional.
Jika konseli terlibat dalam proses terapeutik dari awal sampai akhir, perubahan meningkat sehingga
konseling akan sangat berhasil. Singkatnya, hubungan kolaborasi dan kooperatif cenderung lebih efektif
dari pada hubungan hierarki dalam konseling.
Tujuan

Tujuan dari terapi singkat berfokus solusi adalah sebagai berikut:

1. Mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat.

2. Mengantar konseli/manusia meraih kehidupan yang lebih sehat dan lebih bahagia baik masa kini
maupun ke masa depan.

3. Membantu konseli mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diinginkan konseli, terjadi di dalam


kehidupan mereka dan terus terjadi.

4. Membantu konseli membangun visi yang dipilih untuk masa depan mereka.

5. Membantu konseli mengidentifikasi hal-hal yang baik untuk kehidupan mereka saat ini dan ke masa
depan.

6. Membantu konseli membawa kesuksesan sekecil apapun ke dalam kesadaran mereka.

7. Membantu konseli untuk mengulang keberhasilan yang pernah mereka lakukan.

8. Pengubahan pandangan mengenai situasi atau kerangka berpikir, pengubahan cara menghadapi
situasi problematik, dan merekam sumber-sumber dan kekuatan konseli.

9. Adanya keterlibatan dalam pemberian bantuan konseli untuk menerima pergantian bahasa dan
penyikapan dari bicara tentang masalah ke bicara tentang solusi. Konseli didorong untuk terlibat dalam
perubahan atau bicara solusi daripada bicara masalah/problem, dengan asumsi bahwa apa yang kita
katakana kebanyakan akan menjadi apa yang kita hasilkan. Bicara tentang

Anda mungkin juga menyukai