A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
Memahami sifat siklus produksi
Memahami aktivitas pengendalian transaksi pabrikasi
Memahami pengujian substantif atas saldo persediaan
D. URUTAN PEMBAHASAN
Sifat siklus pengeluaran
Aktivitas pengendalian transaksi pabrikasi
Pengujian substantif atas saldo persediaan
1
MATERI PEMBELAJARAN
Bahan Baku
Pembelian Pengeluaran
Bahan
Tenaga Kerja Langsung Barang dalam Proses Barang Jadi Harga Pokok Penjualan
Penggajian Penggunaan Biaya Biaya Harga pokok
Tenaga Pabrikasi produksi penjualan
Kerja yang sudah
selesai
Overhead Pabrikasi
Pembelian Overhead yang
Penggajian ditetapkan
(tenaga kerja
tak langsung)
Sumber : Boynton,2003
2
Disini harus diperhatikan bahwa pengkreditan ke bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrikasi, pendebetan ke persediaan barang dalam proses,
dan ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat perpindahan biaya produksi yang
sudah selesai dari barang dalam proses ke barang jadi, berasal dari transaksi
pabrikasi pada siklus produksi. Terakhir, walaupun biasanya dianggap sebagai
transaksi siklus pendapatan, namun pemindahan biaya dari barang jadi yang
diproduksi ke harga pokok penjualan didasarkan atas data biaya yang terakumulasi
dalam siklus produksi.
3
Penerimaan Bahan Baku
Penerimaan bahan baku, yang juga merupakan bagian dari siklus
pembelian dan pembayaran, meliputi inspeksi atas barang yang diterima untuk
memeriksa kebenaran jumlah maupun kualitasnya. Bagian penerimaan
membuat laporan penerimaan barang yang akan menjadi salah satu dokumen
yang diperlukan sebelum pembayaran bisa dilakukan. Setelah diperiksa,
bahan baku dikirim ke gudang dan copy dari laporan penerimaan barang
berkenan denga penerimaan barang, biasanya juga dikirim ke bagian
pembelian, gudang, dan bagian utang usaha. Pengawasan dan tanggungjawab
diperlukan pada setiap pengiriman/perpindahan barang.
Penggudangan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan baku biasanya disimpan dalam gudang apabila
bagian lain memerlukan bahan baku untuk produksi, pegawai dari bagian
produksi mengirimkan permintaan bahan baku yang telah mendapat otorisasi
dari kepala bagian produksi, perintah, atau dokuemen serupa. Dokumen
permintaan ini digunakan untuk memutahirkan master file persediaan
perpetual dan mencatatat pengiriman dari bahan baku ke akun persediaan
dalam proses.
Pengolahan Barang
Suatu sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian
penting untuk fungsi pengolahan barang pada semua perusahaan manufaktur.
Sistem tersebut menghasilkan informasi untuk perencanaan dan pengawasan
manajemen dan penilaian persediaan untuk penyusunan laporan keuangan.
Ada dua sistem akuntansi biaya, yaitu: sistem harga pokok pesanan (job cost
system) dan sistem harga pokok proses (process cost system). Dalam
akuntansi biaya pesanan biaya dikumpulkan menurut pesanan individual pada
saat bahan baru dipakai dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem akuntansi
baiay proses, biaya dikumpulkan per proses, dengan biaya per untnya untuk
setiap proses dibebankan pada produk sepanjang proses yang dilalui.
4
Catatan akuntansi biaya terdiri dari master file, spreadsheets, dan
laporan yang mengumpulkan bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik per pesanan atau proses ketika biaya-biaya tersebut terjadi. Ketika
pesanan atau produk selesai, biaya pokok yang bersangukan ditransfer dari
barang dalam proses ke barang jadi berdasarkan laporan bagian produksi.
Penyimpanan Barang Jadi
Setelah barang jadi selesai, barang-barang tersebut disimpan di
gudang, menunggu pengiriman ke konsumen. Dalam perusahaan yang
memiliki pengendalian internal baik, persediaan barang jadi berada sdalam
pengawasan fiisk di lokasi yang terpisah, di area yang hanya bisa dimasuki
oleh petugas tertentu. (Haryono,2014:774)
Pengiriman Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan
penerimaan piutang. Pengiriman barang ke konsumen dalam pertukaran kas
dengan atau aset lainnya. Pada kebanyakan transaksi penjualan, pengiriman
sesungguhnya menjadi penyebab terjadinya pengakuan piutang usaha dalam
sistem akuntansi. Oleh karena itu, pengiriman barang jadi harus diotorisasi
dengan menggunakan dokumen peniriman barang yang tepat.
(Haryono,2014:775)
5
ditetapkan terlalu besar dan penyisihan piutang tak tertagih ditetapkan terlalu
rendah, masing-masing dapat menyebabkan penilaian risiko inheren yang tinggi
untuk asersi eksistensi atau kejadian dan penilaian atau alokasi untuk akun
penyisishan terkait. Bahkan ketika kasus ini terjadi, penialain risiko inheren yang
lebih rendah mungkin sesuai untuk asersi-asersi lainnya.
Penilaian risiko pengendalian untuk asersi piutang usaha tergantung pada
penilaian risiko pengendalian terkait untuk kelompok transaksi ini dalam hal ini
penjualan kredit, penrimaan kas, dan penyesuaian penjualan yang mempengaruhi
saldo piutang usaha. Ingat kembali bahwa penialaian atas asersi kelompok
transaksi memperngaruhi asersi saldo akun yang sama untuk akun yang
dipengaruhi oleh transaksi ini dengan pengecualaian sebagai berikut: penilaian
risiko pengendalian untuk asersi eksistensi atau kejadian dan kelengakapan untuk
kelompok transaksi yang menurunkan saldo akun mempengaruhi penialain atas
asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk kelompok transaksi yang
menurunkan saldo akun mempengaruhi penialain atas asersi akun yang
berlawanan. Jadi, baik penerimaan kas maupun transaksi penyesuaian penjualan
menurunkan saldo piutang usaha, maka penialaian atas asersi eksistensi atau
kejadian untuk kelompok transaksi ini akan memepenagruhi penilaian gabungan
atas asersi kelengkapan untuk piutang usaha. Demikian juga, penialaian atas asersi
kelengkapan untuk kelompok transaksi ini mempengaruhi penilaian gabungan atas
asersi eksistensi atau kejadian untuk piutang usaha.
Penilaian tingkat risiko inheren yang direncanakan, risiko prosedru analitis,
dan risiko pengendalian yang tepat telah digunakan dalam model risiko audit, yaitu
pada fase perencanaan, guna mencapai tingkat risiko pegujian rincian yang tepat
dan tingkat pengujian substanttif terkait dengan yang direncanakan, yang
ditetapkan dalam strategi audit pendahuluan untuk setiap asersi. Jika penilaian
aktual atau akhir berbeda dengan penilaian yang direncanakan, maka model risiko
audit akan digunakan sekali lagi dengan data aktual untuk menentukan tingkat
risiko pengujian rincian yang dapat diterima yang telah direvisi dan tingkat
6
pengujian substantif terkait yang telah direvisi untuk setiap asersi. Baik tingkat
yang direncanakan, jika didukung, maupun tingkat yang direvisi telah digunakan
dalam penyelesaian perancangan pengujian substantif yang sesuai.
Beberapa auditor menggunakan matriks yang serupa untuk hal-hal yang
diilustrasikan pada gambar di bawah, guna mendokumenkan dan mengkolerasikan
berbagai komponen risiko yang harus dipertimbangakan dalam perancangan
pengujian substantif untuk setiap asersi saldo akun. Tingkat risiko tertentu dalam
matriks ini hanya merupakan ilustrasi dan akan bervariasi berdasarkan bukti yang
dikumpulkan oleh auditor. Selain itu, apabila komponen risiko tersebut telah
dikualifikasi, maka model risiko audit juga dapat dipecahkan secara matematis
untuk tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima.
7
Laporan aktivitas Produksi harian (daily production activity report).
Laporan yang menunjukkan bahwa pekerjaan atas sebuah perintah
produksi sudah diselesaikan.
Buku besar pembantu atau file induk persediaan (catatan persediaan
perpetual). Catatan yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku,
barang dalam proses dan barang jadi. Catatan ini berisi informasi tentang
unit dan biaya yang ditambahkan ked an dikurangkan dari masing-masing
akun persediaan, serta unit-unit yang ada ditangan dan biaya terkait yang
membentuk saldo persediaan pada suatu titik waktu.
File induk biaya standar (standar cost master file). File komputer yang
berisi biaya standar.
File induk persediaan bahan baku (raw-materias inventory master file).
File komputer yang memuat jumlah biaya aktual barang dalam proses. File
ini digunakan untuk menyusun laporan produksi harian.
File induk persediaan barang jadi (finished goods mater file). File
komputer yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi. File ini dapat
digunakan sebagai persediaan perpetual untuk barang jadi.
(Boynton,2003:144)
8
menerbitkan perintah produksi bernomor urut. Teknologi informasi atau
cara lain, harus digunakan untuk mempertanggungjawabkan seluruh
perintah produksi yang dikeluarkan dan pecatatan akhirnya tentang
biaya pabrikasi. Sebuah laporan kebutuhan bahan juga disiapkan yang
menunjukkan bahan dan komponen yang diperlakukan serta yang ada
ditangan. Apabila pesanan harus dilakukan kepada pemasok, maka
salinan laporan ini akan dikirimkan ke sebagian pembelian.
Depertemen perencanaan dan pengendalian produksi juga
bertanggung jawab untuk memantau penggunaan bahan dan tenaga
kerja, serta memantau kemajuan perintah produksi sampai diselesaikan
dan dipindahkan kebarang jadi. Penelaah atas laporan aktivitas produksi
harian dan laporan produksi yang sudah selesai sangat penting dalam
memenuhi tanggung jawab ini
Mengeluarkan bahan baku
Gudang akan menyerahkan bahan baku kebagian produksi setelah
menerima slip pengeluaran bahan (atau permintaan) yang dibuat oleh
departemen produksi. Slip ini menunjukkan kuantitas dan jenis bahan
yang diminta serta nomor perintah produksi yang harus dibebani. Setiap
slip harus ditandatangani oleh penyedia atau pekerja produksi yang
berwenang. Teknologi informasi, atau cara lain, harus digunakan untuk
mencocokan slip pengeluaran bahan dengan perintah produksi dan
pencatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah ikhtisar harian
mengenai penggunaan bahan biasanya disiapkan sebagai salah satu
komponen laporan aktivitas produksi harian yang digunakan dalam
perencanaan dan pengendalian produksi.
9
2. Memindahkan barang:
Memroses barang dalam produksi
Tenanga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah
produksi tertentu dicatat dalam tiket waktu; fungsi pencatatan waktu ini
juga bisa dilakukan dengan mengharuskan karyawan memasukkan
tanda pengenal mereka kedalam terminal komputer, kemudian
mengetikkan nomor perintah produksi setiap kali mereka memulai atau
berhenti mengerjakan suatu pesanan. Dalam kedua cara itu, suatau
ikhtisar harian mengenai penggunaan tenaga kerja biasanya disiapkan
dari data catatan waktu sebagai komponen laporan aktivitas produksi
harian.
Ketika pekerjaan atas suatu perintah produksi sudah selesai dalam
satu departemen dan barangnya sudah lulus inspeksi, maka pemindahan
barang itu ke departemen berikutnya akan diotorisasi dengan sebuah
tiket perpindahan yang harus ditandatangani oleh departemen yang
menerima barang itu. Teknologi informasi, atau cara lain, harus
mencocokkan tiket waktu dan tiket perpindahan dengan pencatatan
akhrinya tentang biaya pabrikasi.
Melindungi persediaan
Persediaan pabrikasi sangat rentan terhadap pencurian dan
kerusakan. Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam
10
ruang kunci terkunci dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang
diberi otorisasi merupakan hal yang penting dalam melindungi aktiva
ini. Proteksi terhadap barang dalam proses dapat dilakukan dengan
mengawasi daerah produksi oleh penyelia dan petugas keamanan
pabrik, pembrian label pada barang, dan penggunaan tiket pepindahan
bernomor urut untuk mengendalikan perpindahan barang dalam proses
disekitar pabrik.
11
mengenai penggunaan bahan dan tenaga kerja dalam laporan
aktivitas produksi harian.
Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk transfer
barang dalam proses ke barang jadi dengan data yang ada dalam
laporan produksi yang sudah selesai
12
SISTEM ILUSTRATIF UNTUK PEMROSESAN TRANSAKSI PABRIKASI
Gambar 5-2 Bagan Arus Menyeluruh-Transaksi Pabrikasi
Bagan Arus Menyeluruh - Transaksi Pabrikan
Perencanaan dan
Pengendalian Produksi Gudang Bahan Baku Depatemen Produksi Gudang Barang Jadi
bahan baku
persediaan
bahan dalam
File induk
persediaan
File induk
proses
Menyiapkan perintah
produksi dan laporan
kebutuhan bahan
barang jadi
persediaan
File induk
Memutak-hirkan
Memutakhirkan file
file dan mencetak
dan mencetak
laporan
biaya standar
laporan
File induk
buku besar
File induk
umum
Laporan Laporan
Perintah Perintah Laporan Ikhtisar buku Ikhtisar buku
aktivitas Laporan varians produksi yang
Produksi Produksi kebutuha bahan besar umum besar umum
produksi harian sudah selesai
Ke departemen Ke manajemen
Ke Bagian Pembelian Ke Bagian Akuntansi
Produksi Ke Bagian Akuntansi
N Produksi
Page 1
13
3. Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan
persediaan yang dicatat dalam catatatan akuntansi dan kelengkapan also
persediaan yang disajikan d ineraca.
4. Membuktikan hak asersi klien atas persediaan yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan asersi penilaan persediaan yang dicantumkan di neraca.
6. Membktikan asersi penyanyian dan pengungkapan sediaan acara.
Gambar 5-3 Rerangka Tujuan Pengujian Substantif terhadap Persediaan
Kerangka Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Sediaan
14
memverifikasi lima asersi manajemen yang terkandung dalam akun Modal Saham
dan akun penilaiannya : (1) keberadaan dan keterjadian, (2) kelengkapan,(3) hak
kepemilikan, (4) penilaian dan (5) penyajian dan pengungkapan. (Mulyadi,
2002:263)
PROSEDUR AWAL
15
dalam melakukan rekonsiliasi informasi di neraca dengan catatan akuntansi
yang bersangkutan :
PROSEDUR ANALITIS
16
Menurut Haryono (2014:785), ada beberapa prosedur analitis yang sering
digunakan, antara lain :
17
persediaan yang bersangkutan. Sebagai contoh, auditor mungkin
membutuhkan pengetahuan tentang ukuran dan berat produk, metoda
penyimpanan (dalam tangki, dalam karung atau cara penyimpanan lain), serta
kapasitas fasilitas gudang (luasnya berapa meter persegi) untuk menentukan
apakah persediaan terbukukan konsisten dengan ketersediaan fasilitas gudang.
Setelah melakukan pengujian yang tepat atas catatan akuntansi biaya dan
prosedur analitis, auditor memiliki basis untuk merancang dan melaksanakan
pengujian rinci atas saldo akhir persedian.
Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian
dari pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim.
Contoh vouching ayat jurnal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup
pemeriksaan dokumen pendukung.
• Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atau bahan baku ke
faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
• Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barang jadi
ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
• Ayat jurnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke
dokumen dan catatan penjualan.
• Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
18
Vouching ayat jurnal yang meperbesar saldo persediaan akan
memberikan bukti tentang eksistensi dan penilaian persediaan pada saat
transaksi. Sementara vouching ayat jurnal yang memperkecil saldo persediaan
untuk menentukan ketepatan penurunan persediaan akan memberikan bukti
lebih lanjut mengenai asersi penilaian, dan dapat menunjukkan adanya
masalah asersi kelengkapan jika terdapat dukungan atas pengkreditan itu.
Penelusuran dokumentasi pembelian dan faktor-faktor biaya yang
ditambahkan pada produksi ke ayat jurnal dalam akun persediaan akan
memberikan bukti mengenai asersi kelengkapan dan penilaian persediaan.
Sementara penelusuran dokumentasi transaksi yang memperkecil saldo
persediaan, seperti penjualan, untuk menentukan bahwa ayat jurnal sudah
dicatat pada jumlah yang tepat akan memberikan bukti lebih jauh tentang
asersi eksistensi/keberadaan dan penilaian persediaan. Penelusuran dan
vouching juga memberikan bukti mengenai asersi hak dan kewajiban
(kepemilikan) atau persediaan.
19
terakhir produksi yang sudah selesai selama periode berjalan ke barang jadi
sudah dicatat, maka ia harus menentukan bahwa barang itu, sekalipun masih
dalam perjalanan, hanya dimasukkan dalam perhitungan fisik persediaan
barang jadi saja yaitu, barang itu tidak dihitung sebagai bagian dari barang
dalam proses, atau dihitung dua kali, atau sama sekali tidak dihitung. Bukti
yang diperoleh dari pengujian pisah batas ini berhubungan baik dengan asersi
eksistensi/keberadaan maupun keterjadian serta kelengkapan untuk saldo
persediaan.
20
(a) Menghadiri penghitungan fisik persediaan, kecuali jika tidak praktis,
untuk:
(i) Mengevaluasi instruksi dan prosedur manajemen untuk mencatat
dan mengendalikan hasil penghitungan persediaan fisik
(ii) Mengobservasi pelaksanaan prosedur penghitungan yang dibuat
oleh manajemen
(iii) Menginspeksi persediaan
(iv) Menguji penghitungan fisik (test count)
(b) Melaksanakan prosedur audit atas catatan persediaan final untuk
menentukan apakah catatan tersebut mencerminkan hasil
penghitungan fisik aktual.
Hal penting dalam standar audit di atas adalah pemisahan antara “siapa
yang bertanggungjawab untuk melaksanakan perhitungan fisik” dan “siapa
yang melakukan observasi untuk penghitungan fisik tersebut”. Klien
bertanggungjawab untuk menetapkan prosedur penghitungan fisik yang akurat
dan melaksanakan serta mencatat hasil penghitungan tersebut. Auditor
bertanggugjawab untuk mengevaluasi dan mengobservasi prosedur klien,
termasuk melakukan pengujian penghitungan (test count) persediaan dan
menarik kesimpulan tentang kecukupan penghitungan fisik persediaan.
21
Penerapan aktivitas pengendalian yang tepat dalam penghitungan fisik.
Sebagai contoh : bagaimana pengawasan atas formulir untuk pencatatan
hasil penghitungan (count sheet) atau label barang (tag), baik yang sudah
digunakan maupun yang belum/tidak digunakan. Apakah dilakukan
penghitungan kedua oleh tim yang berbeda
Identifikasi yang tepat atas persediaan yang ada, sebagai contoh : tingkat
penyelesaian barang yang masih dalam proses, persediaan yang lambat
penggunaannya, barang yang kedaluwarsa atau rusak, atau barang milik
pihak ketiga (misalnya barang konsinyasi)
Prosedur yang digunakan untuk mengestimasi kuantitas fisik, seperti
prosedur yang mungkin diperlukan dalam mengestimasi kuantitas fisik
suatu timbunan batu bara, atau cairan yang disimpan dalam tangki
Pengendalian terhadap pergerakan persediaan di antara area serta
pengiriman dan penerimaan persediaan sebelum dan sesudah tanggal
penghitungan fisik. Sebagai contoh : perusahaan diliburkan selama
penghitungan fisik berlangsung sehingga tidak ada barang yang masuk
atau keluar pada saat penghitungan fisik berlangsung.
Selain hal-hal di atas, instruksi dan prosedur juga harus secara jelas
menetapkan siapa (atau tim) yang bertugas melakukan penghitungan,
pengawasan (supervisi), oleh personel perusahaan yang bertanggungjawab,
verifikasi independen internal atas penghitungan oleh personel lain, dan
rekonsiliasi independen antara hasil penghitungan fisik dengan master file
persediaan perpetual.
22
persediaan klien tidak memadai, auditor harus menggunakan waktu lebih
banyak untuk memastikan bahwa penghitungan fisik akurat.
Keputusan Auditor
23
transaksi-transaksi yang dicatat dalam catatan perpetual sejak tanggal
penghitungan fisik hingga akhir tahun. Apabila catatan perpetual
diselenggarakan dengan teliti dan pengendalian yang bersangkutan berjalan
efektif, maka klien tidak perlu menghitung seluruh persediaan pada akhir
tahun. Auditor cukup melakukan pembandingan antara catatan perpetual
dengan persediaan sesungguhnya yang ada berdasarkan sampel pada saat-saat
tertentu sepanjang tahun, asalkan penambahan dan pengurangan atas catatan
perpetual diuji dan terbukti berjalan dengan efektif. Apabila klien tidak
menyelenggarakan catatan perpetual, dan persediaan berjumlah material, klien
harus melakukan pengitungan fisik secara lengkap menjelang akhir tahun buku
Ukuran Sampel
Pemilihan Unsur
24
Meminta keterangan tentang unsur-unsur yang mungkin usang atau
rusak.
Membahas dengan manajemen, alasan tidak mengikusertakan unsur
yang material.
Tujuan audit yang sama sebagaimana yang telah dibahas untuk pengujian
rincian saldo memberi kerangka acuan yang sama untuk membahas pengujian
observasi fisik. Pada gambar menunjukkan berbagai prosedur audit untuk
pengujian rinci saldo atas observasi persediaan fisik. Tujuan memeriksa
kecocokan saldo tidak dimasukkan dalam tujuan audit saldo ini, karena akan
dibahas dalam kompilasi persediaan. Disini kita berasumsi bahwa klien melakukan
perhitungan fisik persediaan pada tanggal neraca dan mencatat hasil perhitungan
dalam label bernomor urut tercetak (prenumbered tags). Apabila mereka mencatat
hasil perhitungan persediaan dengan cara lain, audit prosedurnya perlu diubah.
Selain prosedur rinci seperti dilukiskan pada tabel, auditor harus menginspeksi
semua area fisik dimana persediaan disimpan untuk memastikan bahwa semua
persediaan telah dihitung dan dicantumkan dalam label dengan benar. Kotak-kotak
dan bungkusan-bungkusan lain yang berisi persediaan harus dibuka selama
perhitungan berlangsung untuk memastikan bahwa persediaan ada secara fisik.
Sebagai bagian dari prosedur analitis yang dilakukan setelah klien menyelesaikan
perhitungan persediaan, auditor membandingkan persediaan bernilai rupiah tinggi
dengan perhitungan tahun lalu dan master file persediaan untuk meguji kewajaran.
25
Gambar 5-6 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rincian Saldo untuk Observasi
Fisik Persediaan
26
yang disimpan Pengujian ini harus
ditempat lain. dilakukan pada tahap
Periksa semua label akhir perhitungan
yang telah digunakan fisik.
dan tidak digunakan
untuk memastikan
tidak ada yang hilang Pengujian ini harus
atau sengaja dilakukan pada tahap
dihilangkan. akhir perhitungan
Catat nomor-nomor fisik.
label yang telah
digunakan dan tidak
digunakan untuk
tindak lanjut
berikutnya.
Persediaan dihitung Hitung ulang hasil Pencatatan hasil
dengan akurat perhitungan kllien perhitungan klien
(ketelitian) untuk memastikan dalam kertas kerja
bahwa hasil audit tentang dafar
perhitungan yang perhitungan
tercantum dalam label persediaan dilakukan
adalah akurat (periksa dengan dua alasan:
juga deskripsi dan unit untuk mendapatkan
yang digunakan dokumentasi bahwa
seperti lusin atau gros) pemeriksaan fisik
Bandingkan hasil yang memadai telah
perhitungan fisik dilakukan dan untuk
menguji kemungkinan
27
dengan master file klien mengubah
persediaan perpetual. catatan hasil
Catat hasil perhitungan setelah
perhitungan klien auditor meninggalkan
untuk pengujian area audit.
berikutnya
Persediaan digolongkan Periksa deskripsi Pengujian ini akan
dengan benar dalam persediaan yang dilakukan sebagai
label (penggolongan) tercantum pada label bagian dari prosedur
dan bandingkan pertama dalam tujuan
dengan persediaan ketelitian.
apakah termasuk
bahan baku, barang
dalam proses, atau
barang jadi.
Evaluasi apakah
presentase tingkat
penyelesaian yang
tercantum pada label
untuk barang dalam
proses masuk akal.
Informasi diperoleh Catat dalam file audit Mendapatkan
untuk memastikan untuk tindak lanjut informasi pisah batas
bahwa penjualan dan berikutnya nomor yang tepat untuk
pembelian persediaan dokumen pengiriman penjualan dan
telah dicatat pada yang terakhir pembelian merupakan
periode yang tepat digunakan pada akhir bagian yang penting
(pisah batas) tahun.
28
Yakinka bahwa dalam observasi
persediaan diatas tidak persediaan.
diturut dihitung.
Review area Pengujian yang tepat
pengiriman untuk telah dibahas pada
persediaan yang audit siklus penjualan
sedang dipersiapkan dan audit siklus
untuk dikirim tetapi pembelian.
tidak turut dihitung.
Catat dalam file audit
untuk tindak lanjut
berikutnya nomor
laporan penerimaan
barang yang terkahir
digunakan pada akhir
tahun.
Yakinkan bahwa
penerimaan barang di
atas telah dimasukkan
kedalam persediaan.
Review area
penerimaan barang
untuk persediaan yang
harus dimasukkan
dalam perhitungan
persediaan.
29
Persediaan yang usang Ujilah ada tidaknya
atau tidak bisa barang usang dengan
digunakan dikeluarkan meminta keterangan
atau diberi tanda (nilai dari pegawai pabrik
bisa direalisasi) dan manajemen dan
waspadai ada tidaknya
barang rusak, atau
penuh tertutup debu,
atau berada ditempat
yang tidak selayaknya.
30
AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI
31
unit, dan nilai persediaan (kuantitas dikalikan harga). Kita berasumsi bahwa
informasi yang tercermin dalam catatan persediaan perpetual dicatat dengan
urutan : bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi secara terpisah. Total
dari daftar tersebut harus sama dengan saldo di buku besar.
Gambar 5-7 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Penetapan Harga
Persediaan dan Kompilasi
32
dalam daftar persediaan dalam daftar ke label dipengaruhi oleh
sungguh-sungguh ada persediaan dan hasil observasi fisik.
(keberadaan) catatan Pemeriksaan nomor
penghitungan tag dan
auditor untuk penghitungan yang
memeriksa dilakukan sebagai
keberadaan dan bagian dari
deskripsi observasi
penghitungan fisik
Periksa nomor label ditelusur ke daftar
yang belum persediaan sebagai
digunakan yang bagian dari
tercantum dalam pengujian ini
dokumentasi auditor
untuk memastikan
tidak ada label yang
ditambahkan
Unsur-unsur persediaan Telusur dari label
yang ada telah tercantum persediaan ke daftar
dalam daftar persediaan persediaan untuk
(kelengkapan) memastikan
persediaan yang
tercantum dalam
label telah
dimasukkan ke
dalam daftar
33
Periksa nomor-
nomor label untuk
memastikan tidak
ada yang dibatalkan
Unsur-unsur persediaan Telusur persediaan
yang tercantum dalam yang tercantum
daftar persediaan telah dalam daftar ke label
akurat (ketelitian) persediaan dan
catatan
penghitungan
persediaan auditor
untuk memeriksa
kebenaran
kebenaran kuantitas
dan deskripsinya
Lakukan pengujian
harga persediaan
Unsur-unsur persediaan Periksa kebenaran
yang tercantum dalam penggolongan
daftar persediaan telah menjadi bahan baku,
digolongkan dengan barang dalam proses,
benar (penggolongan) dan barang jadi
dengan
membandingkan
deskripsi dalam
label persediaan dan
catatan pengujian
34
penghitungan
auditor dengan
daftar persediaan
Unsur-unsur persediaan Lakukan pengujian
yang tercantum dalam harga bisa
daftar ditetapkan direalisasi, harga
harganya sebesar nilai jual, dan keusangan
yang bisa direalisasi
Klien mempunyai hak Telusur tabel
atas persediaan yang persediaan yang
tercantum dalam daftar bertulisan “bukan
persediaan (hak) milik perusahaan”
ke daftar persediaan
untuk memastikan
bahwa barang
tersebut tidak
dimasukkan ke
dalam daftar
Review kontrak-
kontrak dengan
konsumen dan
pemasok dan
mintalah keterangan
dari manajemen
untuk memeriksa
kemungkinan
dimasukkannya
35
barang konsinyasi
dan barang bukan
milik perusahaan,
atau tidak
dimasukkannya
barang milik
perusahaan ke dalam
daftar
Sumber : Haryono, 2014
Penilaian Persediaan
Tipe utama persediaan yang termasuk dalam kategori ini ialah bahan
baku, suku cadang, dan perlengkapan (supplies). Tahap pertama dalam
memeriksa penilaian persediaan yang dibeli,a uditor harus memastikan apakah
klien metoda MKP (masuk pertama keluar pertama), rata-rata tertimbang atau
metoda lainnya. Auditor juga harus menentuka biaya mana yang harus
dimasukkan dalam penilaian suatu unru dari persediaan
36
Dalam memilih unsur persediaan yang akan ditetapkan harganya,
auditor harus fokus pada persediaan dengan saldo rupiah yang besar dan pada
produk yang diketahui memiliki fluktuasi harga yang tinggi. Auditor juga
harus menguji sampel yang representative dari semua jenis persediaan dan
bagian. Sampling variabel terstrata atau sampling moneter biasa digunakan
dalam pengujian ini
Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor
harus mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik. Dalam menetapkan harga bahan baku dalam barang yang
diproduksi, auditor harus mempertimbangkan biaya perolehan per unit bahan
baku maupun jumlah unti yang diminta untuk menghasilkan satu unit output.
Demikian pula, ketika memeriksa biaya tenaga kerja langsung auditor harus
memeriksa biaya tenaga langsung per jam dan jumlah jam kerja yang
dibutuhkan untuk meghasilkakn suatu produk
37
LATIHAN
RANGKUMAN
Ada enam fungsi yang membentuk siklus produksi, yaitu (1) pembuatan
order pembelian, (2) penerimaan bahan baku, (3) penggudangan bahan baku, (4)
pengolahan barang, (5) penyimpanan barang jadi, dan (6) penerimaan barang jadi.
38
unsur yang berkaitan dengan unsur persediaan. Untuk mencapai tujuan audit
tersebut auditor menempuh berbagai prosedur audit, seperti prosedur awal,
prosedur analitis, pengujian rincian transaksi, dan pengujian rincian saldo.
TES FORMATIF
39
d. Pilih unsur persediaan yang dicatat di dalam daftar hasil perhitungan fsik dan
usut kuantitas yang tercantum di dalam daftar tersebut ke dalam kartu
perhitungan fisik yang bersangkutan.
1. C
2. D
3. B
40
DAFTAR PUSTAKA
41