Anda di halaman 1dari 41

BAB V

AUDIT SIKLUS PRODUKSI


PENDAHULUAN

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
 Memahami sifat siklus produksi
 Memahami aktivitas pengendalian transaksi pabrikasi
 Memahami pengujian substantif atas saldo persediaan

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas mengenai sifat siklus produksi, dan aktivitas
pengendalian transaksi pabrikasi, dan pengujian substantif atas saldo persediaan.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang akan diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini di
antaranya:
 Mampu menjelaskan sifat siklus produksi
 Mampu menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi pabrikasi
 Mampu menjelaskan pengujian substantif atas saldo persediaan

D. URUTAN PEMBAHASAN
 Sifat siklus pengeluaran
 Aktivitas pengendalian transaksi pabrikasi
 Pengujian substantif atas saldo persediaan

1
MATERI PEMBELAJARAN

 SIFAT SIKLUS PRODUKSI


Siklus produksi (production cycle) berhubungan dengan konversi bahan
baku menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian
produksi dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat
persediaan yang akan dipertahankan, serta transaksi dan peristiwa yang berkaitan
dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini dimulai pada saat
bahan baku diminta untuk produksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi
ditransfer ke barang jadi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai
transaksi pabrikasi (manufacturing transactions). (Boynton, 2003:136)
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini : (1)
siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya
overhead, (2) siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik,
dan (3) siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi. Interaksi diantara siklus-
siklus ini dan akun-akun utama yang dipengaruhi oleh transaksi pabrikasi
diperlihatkan dalam gambar 5-1. (Boynton, 2003:136)
Gambar 5.1 Keterkaitan Siklus Produksi dengan Siklus Lainnya
Gambar 2-1 Keterkaitan Siklus Produksi dengan Siklus Lainnya

Siklus Pengeluaran – Siklus Jasa Personalia – Siklus Pendapatan –


Transakasi Pembelian Transaksi Penggajian Siklus Produksi – Transaksi Pabrikasi Transaksi Penjualan

Bahan Baku
Pembelian Pengeluaran
Bahan

Tenaga Kerja Langsung Barang dalam Proses Barang Jadi Harga Pokok Penjualan
Penggajian Penggunaan Biaya Biaya Harga pokok
Tenaga Pabrikasi produksi penjualan
Kerja yang sudah
selesai

Overhead Pabrikasi
Pembelian Overhead yang
Penggajian ditetapkan
(tenaga kerja
tak langsung)

Sumber : Boynton,2003

2
Disini harus diperhatikan bahwa pengkreditan ke bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrikasi, pendebetan ke persediaan barang dalam proses,
dan ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat perpindahan biaya produksi yang
sudah selesai dari barang dalam proses ke barang jadi, berasal dari transaksi
pabrikasi pada siklus produksi. Terakhir, walaupun biasanya dianggap sebagai
transaksi siklus pendapatan, namun pemindahan biaya dari barang jadi yang
diproduksi ke harga pokok penjualan didasarkan atas data biaya yang terakumulasi
dalam siklus produksi.

Fungsi-Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan yang


Bersangkutan
Siklus persediaan dan penggudangan dapat dipandang sebagai dua sistem
yang terpisah tetapi berkaitan erat, yang satu menyangkut aliran fisik barang dan
lainnya adalah aliran biaya yang bersangkutan. Ada enam fungsi yang membentuk
sisklus persediaan dan penggudangan, yaitu sebagai berikut:
 Pembuatan Order Pembelian
Siklus pembelian dan penggudangan dimulai dengan adanya
permintaan bahan baku untuk produksi. Pengendalian yang memadai perlu
diciptakan apakah pembelian persediaan untuk bahan baku (dalam perusahaan
manufaktur) ataukah untuk barang jadi (dalam perusahaan barang dagang).
Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan untuk meminta agar
bagian pembelian memesan persediaan. Permintaan ini bisa diinisiasi oleh
pegawai gudang ketika bahan baku dibutuhkan, atau oleh perangkat lunak
komputer secara otomatis akan memesan barang ketika persediaan mencapai
tingkat tertentu, dipesan jika ada kebutuhan untuk produksi, atau dipesan
secara rutin setelah dilakkan perhitungan persediaan periodik.

3
 Penerimaan Bahan Baku
Penerimaan bahan baku, yang juga merupakan bagian dari siklus
pembelian dan pembayaran, meliputi inspeksi atas barang yang diterima untuk
memeriksa kebenaran jumlah maupun kualitasnya. Bagian penerimaan
membuat laporan penerimaan barang yang akan menjadi salah satu dokumen
yang diperlukan sebelum pembayaran bisa dilakukan. Setelah diperiksa,
bahan baku dikirim ke gudang dan copy dari laporan penerimaan barang
berkenan denga penerimaan barang, biasanya juga dikirim ke bagian
pembelian, gudang, dan bagian utang usaha. Pengawasan dan tanggungjawab
diperlukan pada setiap pengiriman/perpindahan barang.
 Penggudangan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan baku biasanya disimpan dalam gudang apabila
bagian lain memerlukan bahan baku untuk produksi, pegawai dari bagian
produksi mengirimkan permintaan bahan baku yang telah mendapat otorisasi
dari kepala bagian produksi, perintah, atau dokuemen serupa. Dokumen
permintaan ini digunakan untuk memutahirkan master file persediaan
perpetual dan mencatatat pengiriman dari bahan baku ke akun persediaan
dalam proses.
 Pengolahan Barang
Suatu sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian
penting untuk fungsi pengolahan barang pada semua perusahaan manufaktur.
Sistem tersebut menghasilkan informasi untuk perencanaan dan pengawasan
manajemen dan penilaian persediaan untuk penyusunan laporan keuangan.
Ada dua sistem akuntansi biaya, yaitu: sistem harga pokok pesanan (job cost
system) dan sistem harga pokok proses (process cost system). Dalam
akuntansi biaya pesanan biaya dikumpulkan menurut pesanan individual pada
saat bahan baru dipakai dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem akuntansi
baiay proses, biaya dikumpulkan per proses, dengan biaya per untnya untuk
setiap proses dibebankan pada produk sepanjang proses yang dilalui.

4
Catatan akuntansi biaya terdiri dari master file, spreadsheets, dan
laporan yang mengumpulkan bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik per pesanan atau proses ketika biaya-biaya tersebut terjadi. Ketika
pesanan atau produk selesai, biaya pokok yang bersangukan ditransfer dari
barang dalam proses ke barang jadi berdasarkan laporan bagian produksi.
 Penyimpanan Barang Jadi
Setelah barang jadi selesai, barang-barang tersebut disimpan di
gudang, menunggu pengiriman ke konsumen. Dalam perusahaan yang
memiliki pengendalian internal baik, persediaan barang jadi berada sdalam
pengawasan fiisk di lokasi yang terpisah, di area yang hanya bisa dimasuki
oleh petugas tertentu. (Haryono,2014:774)
 Pengiriman Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan
penerimaan piutang. Pengiriman barang ke konsumen dalam pertukaran kas
dengan atau aset lainnya. Pada kebanyakan transaksi penjualan, pengiriman
sesungguhnya menjadi penyebab terjadinya pengakuan piutang usaha dalam
sistem akuntansi. Oleh karena itu, pengiriman barang jadi harus diotorisasi
dengan menggunakan dokumen peniriman barang yang tepat.
(Haryono,2014:775)

 AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PABRIKASI


Pesanan penjualan dapat Untuk tingkat risko audit tertentu, risiko pengujian
rincian berhubungan terbalik dengan penelitian tingkat risiko inheren, risiko
prosedur analitis, dan risiko pengendalian. Jadi, faktor-faktor yang berkaitan
dengan penilaian ini harus dipertimbangkan dalam penentuan tingkat risiko
pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi piutang usaha.
Beberapa faktor risiko inheren pervasif yang mempengaruhi piutang kotor
dan bersih serta faktor-faktor spesifik yang siklus pendapatan. Pengaruh gabungan
dari faktor-faktor ini, khususnya yang menyebabkan risiko penjualan kredit

5
ditetapkan terlalu besar dan penyisihan piutang tak tertagih ditetapkan terlalu
rendah, masing-masing dapat menyebabkan penilaian risiko inheren yang tinggi
untuk asersi eksistensi atau kejadian dan penilaian atau alokasi untuk akun
penyisishan terkait. Bahkan ketika kasus ini terjadi, penialain risiko inheren yang
lebih rendah mungkin sesuai untuk asersi-asersi lainnya.
Penilaian risiko pengendalian untuk asersi piutang usaha tergantung pada
penilaian risiko pengendalian terkait untuk kelompok transaksi ini dalam hal ini
penjualan kredit, penrimaan kas, dan penyesuaian penjualan yang mempengaruhi
saldo piutang usaha. Ingat kembali bahwa penialaian atas asersi kelompok
transaksi memperngaruhi asersi saldo akun yang sama untuk akun yang
dipengaruhi oleh transaksi ini dengan pengecualaian sebagai berikut: penilaian
risiko pengendalian untuk asersi eksistensi atau kejadian dan kelengakapan untuk
kelompok transaksi yang menurunkan saldo akun mempengaruhi penialain atas
asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk kelompok transaksi yang
menurunkan saldo akun mempengaruhi penialain atas asersi akun yang
berlawanan. Jadi, baik penerimaan kas maupun transaksi penyesuaian penjualan
menurunkan saldo piutang usaha, maka penialaian atas asersi eksistensi atau
kejadian untuk kelompok transaksi ini akan memepenagruhi penilaian gabungan
atas asersi kelengkapan untuk piutang usaha. Demikian juga, penialaian atas asersi
kelengkapan untuk kelompok transaksi ini mempengaruhi penilaian gabungan atas
asersi eksistensi atau kejadian untuk piutang usaha.
Penilaian tingkat risiko inheren yang direncanakan, risiko prosedru analitis,
dan risiko pengendalian yang tepat telah digunakan dalam model risiko audit, yaitu
pada fase perencanaan, guna mencapai tingkat risiko pegujian rincian yang tepat
dan tingkat pengujian substanttif terkait dengan yang direncanakan, yang
ditetapkan dalam strategi audit pendahuluan untuk setiap asersi. Jika penilaian
aktual atau akhir berbeda dengan penilaian yang direncanakan, maka model risiko
audit akan digunakan sekali lagi dengan data aktual untuk menentukan tingkat
risiko pengujian rincian yang dapat diterima yang telah direvisi dan tingkat

6
pengujian substantif terkait yang telah direvisi untuk setiap asersi. Baik tingkat
yang direncanakan, jika didukung, maupun tingkat yang direvisi telah digunakan
dalam penyelesaian perancangan pengujian substantif yang sesuai.
Beberapa auditor menggunakan matriks yang serupa untuk hal-hal yang
diilustrasikan pada gambar di bawah, guna mendokumenkan dan mengkolerasikan
berbagai komponen risiko yang harus dipertimbangakan dalam perancangan
pengujian substantif untuk setiap asersi saldo akun. Tingkat risiko tertentu dalam
matriks ini hanya merupakan ilustrasi dan akan bervariasi berdasarkan bukti yang
dikumpulkan oleh auditor. Selain itu, apabila komponen risiko tersebut telah
dikualifikasi, maka model risiko audit juga dapat dipecahkan secara matematis
untuk tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima.

 AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PEMBELIAN


 Dokumen dan Catatan yang Umum
 Perintah Produksi (production order). Formulir yang menunjukkan
kuantitas dan jenis barang yang akan dibuat. Suatu perintah produksi
mungkin berkaitan dengan suatu pesanan atau proses yang berkelanjutan.
 Slip kebutuhan bahan (material requirement report). Berisi daftar bahan
baku dan komponen yang diperlukan untuk memenuhi perintah produksi.
 Slip pengeluaran bahan (materials issue slip). Otorisasi tertulis dari
departemen produksi kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan
bahan untuk digunakan berdasarkan perintah produksi yang telah disetujui.
 Tiket waktu (time ticket). Catatan waktu kerja seseorang karyawan atas
pekerjaan tertentu.
 Tiket perpindahan (move ticket). Pemberitahuan yang mengotorisasi
perpindahan fisik barang dalam proses diantara departemen produksi, dan
diantara barang dalam proses serta barang jadi.

7
 Laporan aktivitas Produksi harian (daily production activity report).
Laporan yang menunjukkan bahwa pekerjaan atas sebuah perintah
produksi sudah diselesaikan.
 Buku besar pembantu atau file induk persediaan (catatan persediaan
perpetual). Catatan yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku,
barang dalam proses dan barang jadi. Catatan ini berisi informasi tentang
unit dan biaya yang ditambahkan ked an dikurangkan dari masing-masing
akun persediaan, serta unit-unit yang ada ditangan dan biaya terkait yang
membentuk saldo persediaan pada suatu titik waktu.
 File induk biaya standar (standar cost master file). File komputer yang
berisi biaya standar.
 File induk persediaan bahan baku (raw-materias inventory master file).
File komputer yang memuat jumlah biaya aktual barang dalam proses. File
ini digunakan untuk menyusun laporan produksi harian.
 File induk persediaan barang jadi (finished goods mater file). File
komputer yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi. File ini dapat
digunakan sebagai persediaan perpetual untuk barang jadi.
(Boynton,2003:144)

 Fungsi-Fungsi dan Pengendalian Terkait


Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan
melibatkan fungsi-fungsi pabrikasi, berikut ini:
1. Memulai produksi:
 Merencanakan dan mengendalikan produksi
Otorisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan
pengendalian produksi berdasarkan pesanan yang diterima dari
pelanggan atau analisis peramalan penjualan serta kebutuhan
persediaan. Pendokumentasian otorisasi ini dilakukan dengan

8
menerbitkan perintah produksi bernomor urut. Teknologi informasi atau
cara lain, harus digunakan untuk mempertanggungjawabkan seluruh
perintah produksi yang dikeluarkan dan pecatatan akhirnya tentang
biaya pabrikasi. Sebuah laporan kebutuhan bahan juga disiapkan yang
menunjukkan bahan dan komponen yang diperlakukan serta yang ada
ditangan. Apabila pesanan harus dilakukan kepada pemasok, maka
salinan laporan ini akan dikirimkan ke sebagian pembelian.
Depertemen perencanaan dan pengendalian produksi juga
bertanggung jawab untuk memantau penggunaan bahan dan tenaga
kerja, serta memantau kemajuan perintah produksi sampai diselesaikan
dan dipindahkan kebarang jadi. Penelaah atas laporan aktivitas produksi
harian dan laporan produksi yang sudah selesai sangat penting dalam
memenuhi tanggung jawab ini
 Mengeluarkan bahan baku
Gudang akan menyerahkan bahan baku kebagian produksi setelah
menerima slip pengeluaran bahan (atau permintaan) yang dibuat oleh
departemen produksi. Slip ini menunjukkan kuantitas dan jenis bahan
yang diminta serta nomor perintah produksi yang harus dibebani. Setiap
slip harus ditandatangani oleh penyedia atau pekerja produksi yang
berwenang. Teknologi informasi, atau cara lain, harus digunakan untuk
mencocokan slip pengeluaran bahan dengan perintah produksi dan
pencatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah ikhtisar harian
mengenai penggunaan bahan biasanya disiapkan sebagai salah satu
komponen laporan aktivitas produksi harian yang digunakan dalam
perencanaan dan pengendalian produksi.

9
2. Memindahkan barang:
 Memroses barang dalam produksi
Tenanga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah
produksi tertentu dicatat dalam tiket waktu; fungsi pencatatan waktu ini
juga bisa dilakukan dengan mengharuskan karyawan memasukkan
tanda pengenal mereka kedalam terminal komputer, kemudian
mengetikkan nomor perintah produksi setiap kali mereka memulai atau
berhenti mengerjakan suatu pesanan. Dalam kedua cara itu, suatau
ikhtisar harian mengenai penggunaan tenaga kerja biasanya disiapkan
dari data catatan waktu sebagai komponen laporan aktivitas produksi
harian.
Ketika pekerjaan atas suatu perintah produksi sudah selesai dalam
satu departemen dan barangnya sudah lulus inspeksi, maka pemindahan
barang itu ke departemen berikutnya akan diotorisasi dengan sebuah
tiket perpindahan yang harus ditandatangani oleh departemen yang
menerima barang itu. Teknologi informasi, atau cara lain, harus
mencocokkan tiket waktu dan tiket perpindahan dengan pencatatan
akhrinya tentang biaya pabrikasi.

 Memindahkan barang yang sudah selesai ke barang jadi


Apabila pembuatan suatu pesanan sudah selesai dan barangnya
sudah lulus Inspeksi akhir, maka disusunlah sebuah laporan produksi
yang sudah selesai. Barang itu kemudian dikirimkan ke gudang barang
jadi, yang menerima tanggung jawab atas barang itu dengan
menandatangani tiket perpindahan akhir.

 Melindungi persediaan
Persediaan pabrikasi sangat rentan terhadap pencurian dan
kerusakan. Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam

10
ruang kunci terkunci dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang
diberi otorisasi merupakan hal yang penting dalam melindungi aktiva
ini. Proteksi terhadap barang dalam proses dapat dilakukan dengan
mengawasi daerah produksi oleh penyelia dan petugas keamanan
pabrik, pembrian label pada barang, dan penggunaan tiket pepindahan
bernomor urut untuk mengendalikan perpindahan barang dalam proses
disekitar pabrik.

3. Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan:


 Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi
Fungsi ini menyangkut hal-hal berikut ini:
 Membebankan bahan langsung dan tenaga kerja langsung kebarang
dalam proses.
 Mengenakan overhead pabrikasi ke barang dalam proses.
 Memindahkan biaya diantara departemen produksi (menurut sistem
biaya proses).
Untuk menghasilkan bahwa biaya pabrikasi telah dicatat dengan
tepat, bagan akun harus menyediakan sejumlah akun yang diperlukan
untuk mengklasifikasikan dan memantau biaya-biaya semacam itu
secara layak. Selain itu, pelaporan data biaya yang tepat waktu untuk
digunakan dalam menelaah kinerja manajemen mengenai aktivitas
produksi dan pengendalian biaya juga merupakan alat yang berguna
untuk mendeteksi kesalahan klasifikasi ketika mencatat biaya pabrikasi.
Laporan semcam itu biasanya mencakup perbandingan antara data
aktual dan yang dianggarkan menurut berbagai klasifikasi biaya.
Pengendalian tambahan terhadap pencatatan biaya pabrikasi meliputi :
 Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk
pengalokasian biaya pabrikasi ke barang dalam proses dengan data

11
mengenai penggunaan bahan dan tenaga kerja dalam laporan
aktivitas produksi harian.
 Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk transfer
barang dalam proses ke barang jadi dengan data yang ada dalam
laporan produksi yang sudah selesai

 Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan


Mempertahankan kebenaran saldo-saldo persediaan melibatkan
tiga aktivitas. Pertama, harus dilakukan perhitungan periodik yang
independen terhadap persediaan yang ada ditangan dan pembandingan
dengan kuantitas yang tercatat menurut catatan persediaan perpetual.
Pembandingan ini dapat mengungkapkan kuantitas yang dicatat tetapi
sudah tidak ada lagi, catatan kuantitas ditangan tidak lengkap, atau jenis-
jenis persediaan yang salah diklasifikasikan dalam catatan. Kedua, harus
dilakukan pengecekan periodik yang independen terhadap kesesuaian
antara jumlah dolar yang tercatat dalam file induk persediaan bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi dengan masing-masing akun
pengendali buku besar umum. Ketiga, melalui inspeksi periodik
terhadap kondisi persediaan dan penelaahan manajemen atas laporan
aktivitas persediaan, penyesuaian untuk menrunkan nilai tercatat
persediaan kenilai pasar harus dilakukan bila diperlukan.

12
SISTEM ILUSTRATIF UNTUK PEMROSESAN TRANSAKSI PABRIKASI
Gambar 5-2 Bagan Arus Menyeluruh-Transaksi Pabrikasi
Bagan Arus Menyeluruh - Transaksi Pabrikan

Perencanaan dan
Pengendalian Produksi Gudang Bahan Baku Depatemen Produksi Gudang Barang Jadi

Slip pengeluaran Tiket dan waktu Tiket perpindahan


Kebutuhan produksi pemindahan akhri
bahan

Pemasukan Pemasukan Pemasukan Pemasukan


Data data data data

bahan baku
persediaan

bahan dalam
File induk

persediaan
File induk

proses
Menyiapkan perintah
produksi dan laporan
kebutuhan bahan

barang jadi
persediaan
File induk
Memutak-hirkan
Memutakhirkan file
file dan mencetak
dan mencetak
laporan
biaya standar

laporan
File induk

buku besar
File induk

umum
Laporan Laporan
Perintah Perintah Laporan Ikhtisar buku Ikhtisar buku
aktivitas Laporan varians produksi yang
Produksi Produksi kebutuha bahan besar umum besar umum
produksi harian sudah selesai

Ke departemen Ke manajemen
Ke Bagian Pembelian Ke Bagian Akuntansi
Produksi Ke Bagian Akuntansi
N Produksi

Page 1

 PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PERSEDIAAN


Pengujian substantif yang mungkin dilakukan terhadap asersi-asersi saldo
persediaan dan tujuan audit atas saldo akun khusus yang berhubungan asersi
tersebut. Bukti yang diperoleh dari beberapa pengujian yang dapat diterapkan pada
persediaan barang dagang pada persedian barang jadi yang telah diproduksi
berkaitan dengan tujuan untuk akun harga pokok penjualan, karena adanya
hubungan timbal balik di antara akun-akun. (Boynton, 2003:155)
Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Persediaan
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan perdediaa.
2. Membuktikan asersi keberadaan persediaan yang dicantumkan di neraca dan
keterjadian transaksi dengan persediaan.

13
3. Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan
persediaan yang dicatat dalam catatatan akuntansi dan kelengkapan also
persediaan yang disajikan d ineraca.
4. Membuktikan hak asersi klien atas persediaan yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan asersi penilaan persediaan yang dicantumkan di neraca.
6. Membktikan asersi penyanyian dan pengungkapan sediaan acara.
Gambar 5-3 Rerangka Tujuan Pengujian Substantif terhadap Persediaan
Kerangka Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Sediaan

Keberadaan atau Penyajian dan


Kelengkapan Hak Kepemilikan Penilaian Pengungkapan
Keterjadian

Saldo Akun Sediaan


Saldo Akun Sediaan
yang Disajikan dalam
yang Sesungguhnya
Laporan Keuangan

Pengujian Perngujian Verifikasi


Prosedur Audit Prosedur Analitik Terhadap Transaksi Terhadap Saldo Penyajian dan
Awal Rinci Akun Rinci Pengungkapan

Sumber : Mulyadi, 2002

Rerangka tujuan pengujian substantif terhadap persedian dilukiskan pada


gambar di atas. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa tujuan utama pengujian
substantive terhada persediaan adalah membuktikan bahwa saldo akun persediaan
yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun Sediaan Produk Jadi,
Sediaan Suku Cadang, Sediaan Bahan Habis Pakai Pabrik (factory supplies) yang
sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut
dirancang pengujian substantif yang digolongkan ke dalam lima kelompok : (1)
prosedur audit awal, (2) prosedur analitis, (3) pengujian terhadap transaksi rinci,
(4) pengujian terhadap saldo akun rinci, dan (5) verifikasi terhadap penyajian dan
pengungkapan. Kelima kelompok pengujian substantif tersebut ditujukan untuk

14
memverifikasi lima asersi manajemen yang terkandung dalam akun Modal Saham
dan akun penilaiannya : (1) keberadaan dan keterjadian, (2) kelengkapan,(3) hak
kepemilikan, (4) penilaian dan (5) penyajian dan pengungkapan. (Mulyadi,
2002:263)

PROSEDUR AWAL

Salah satu prosedur awal yang penting menyangkut usaha untuk


mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna
menetapkan konteks untuk mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian
rincian. Jika klien adalah pabrikan, maka penting untuk memahami bauran
biaya tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam proses pabrikasi. Jika suatu
pabrikan bersifat padat modal, maka pabrikan itu akan memerlukan volume
aktivitas yang tinggi, mungkin dengan beroperasi pada tingkat 80% hingga
90% dari kapasitas, untuk mencapai profitabilitas impas (breakeven). Jika
entitas itu merupakan pengecer, maka penting untuk memahami sumber
pasokan produk serta peran yang dimainkan klien dalam mata rantai distribusi
ini. Auditor juga harus memahami pentingnya persediaan konsinyasi, apakah
itu konsinyasi masuk atau konsinyasi keluar, bagi bisnis klien. (Boynton,
2003:165)

Sebelum membuktikan apakah saldo sediaan yang dicantumkan oleh


klien di neracanya sesuai dengan sediaan yang benar-benar ada pada
tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi persediaan
yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang
mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh
keyakinan bawa informasi persediaan yang dicantumkan di neraca
didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu,
menurut Mulyadi (2002 : 268) auditor melakukan lima prosedur berikut ini

15
dalam melakukan rekonsiliasi informasi di neraca dengan catatan akuntansi
yang bersangkutan :

1. Menelusuri saldo persediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun


persediaan yang bersangkutan di dalam buku besar
2. Hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar
3. Telusuri saldo awal akun persediaan ke kertas kerja tahun yang lalu
4. Telusuri posting pendebitan dan pengkreditan akun persediaan ke jurnal
yang bersangkutan
5. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu persediaan dengan akun kontrol
persediaan di buku besar
Selain itu, menurut Boynton (2003:155), prosedur awal juga menyangkut
penentuan bahwa skedul persediaan perpetual yang terinci atau skedul
persediaan lainnya telah sesuai dengan saldo buku besar umum.

PROSEDUR ANALITIS

Dengan mengetahui penurunan yang tajam dalam rasio perputaran


persediaan klien yang mencerminkan keadaan yang sedang terjadi dalam
industri, dapat membantu auditor menyimpulkan bahwa penurunan itu tidak
mengindikasikan kesalahan yang berhubungan dengan keberadaan atau
keterjadian atau kelengkapan data klien yang digunakan dalam menghitung
rasio perputaran persediaan, melainkan mengindikasikan masalah penilaian
yang berkaitan dengan penurunan permintaan yang mungkin akan diikuti oleh
menurunnya harga pasar. Review atas hubungan antara saldo persediaan dengan
aktivitas pembelian, produksi, dan penjualan terakhir juga akan membantu
auditor memahami perubahan-perubahan dalam tingkat persediaan. (Boynton,
2003:158)

16
Menurut Haryono (2014:785), ada beberapa prosedur analitis yang sering
digunakan, antara lain :

Gambar 5-4 Prosedur Analitis untuk Siklus Persediaan dan Penggudangan

Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan


Penyajian
Membandingkan persentase Lebih saji atau kurang aji
laba kotor dengan tahun lalu persediaan dan harga pokok
penjualan.
Membandinkan kecepatan Keusangan persediaan yang
perputarn persediaan (harga mempengaruhi persediaan dan
pokok penjualan dibagi harga pokok penjualan. Lebih
dengan rata-rata persediaan) saji atau kurang saji persediaan.
dengan tahun lalu
Membandingkan harga Lebih saji atau kurang saji harga
pokok per unit dengan tahun pokok per unit yang
lalu mempengaruhi persediaan dan
harga pokok penjualan.
Membandingkan biaya Kesalahan penyajian harga
produksi tahun ini dengan pokok per unit persediaan,
tahun lalu (biaya variabel terutama biaya tenaga kerja
harus disesuaikan untuk langsung dan overhead pabrik,
perubahan dalam volume) yang mempengaruhi persediaan
dan harga pokok penjualan.

Selain melakukan prosedur analitis yang memeriksa hubungan saldo akun


persediaan dengan akun-akun laporan keuangan lainnya, auditor sering
menggunakan informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo

17
persediaan yang bersangkutan. Sebagai contoh, auditor mungkin
membutuhkan pengetahuan tentang ukuran dan berat produk, metoda
penyimpanan (dalam tangki, dalam karung atau cara penyimpanan lain), serta
kapasitas fasilitas gudang (luasnya berapa meter persegi) untuk menentukan
apakah persediaan terbukukan konsisten dengan ketersediaan fasilitas gudang.
Setelah melakukan pengujian yang tepat atas catatan akuntansi biaya dan
prosedur analitis, auditor memiliki basis untuk merancang dan melaksanakan
pengujian rinci atas saldo akhir persedian.

PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI

Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung


(vouching) dan penelusuran untuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan
setiap transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan. Perhatian khusus harus
diberikan pada penentuan ketepatan pisah batas transaksi persediaan pada
akhir periode akuntansi. (Boynton, 2003:159)

Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian
dari pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim.
Contoh vouching ayat jurnal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup
pemeriksaan dokumen pendukung.

• Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atau bahan baku ke
faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
• Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barang jadi
ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
• Ayat jurnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke
dokumen dan catatan penjualan.
• Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke
catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.

18
Vouching ayat jurnal yang meperbesar saldo persediaan akan
memberikan bukti tentang eksistensi dan penilaian persediaan pada saat
transaksi. Sementara vouching ayat jurnal yang memperkecil saldo persediaan
untuk menentukan ketepatan penurunan persediaan akan memberikan bukti
lebih lanjut mengenai asersi penilaian, dan dapat menunjukkan adanya
masalah asersi kelengkapan jika terdapat dukungan atas pengkreditan itu.
Penelusuran dokumentasi pembelian dan faktor-faktor biaya yang
ditambahkan pada produksi ke ayat jurnal dalam akun persediaan akan
memberikan bukti mengenai asersi kelengkapan dan penilaian persediaan.
Sementara penelusuran dokumentasi transaksi yang memperkecil saldo
persediaan, seperti penjualan, untuk menentukan bahwa ayat jurnal sudah
dicatat pada jumlah yang tepat akan memberikan bukti lebih jauh tentang
asersi eksistensi/keberadaan dan penilaian persediaan. Penelusuran dan
vouching juga memberikan bukti mengenai asersi hak dan kewajiban
(kepemilikan) atau persediaan.

Pengujian Pisah-Batas Transaksi Pembelian, Pabrikasi, dan Penjualan

Pengujian pisah batas merupakan hal yang penting untuk memastikan


bahwa transaksi yang terjadi menjelang akhir tahun telah dicatat dalam periode
akuntansi yang benar. Dalam sebuah perusahaan pabrikasi, juga harus
dipastikan bahwa ayat jurnal telah dicatat dalam periode yang tepat untuk
transfer biaya barang yang bergerak di antara (1) gudang dan departemen
produksi, (2) departemen produksi yang satu dan yang lainnya, atau (3)
departemen produksi dan barang jadi.

Dalam setiap kasus, auditor harus memastikan melalui inspeksi


dokumen dan observasi fisik bahwa pisah-batas pekerjaan administrasi dan
pisah-batas fisik atas perhitungan persediaan telah dikoordinasikan. Misalnya,
jika auditor menetapkan bahwa suatu ayat jurnal yang mentransfer biaya lot

19
terakhir produksi yang sudah selesai selama periode berjalan ke barang jadi
sudah dicatat, maka ia harus menentukan bahwa barang itu, sekalipun masih
dalam perjalanan, hanya dimasukkan dalam perhitungan fisik persediaan
barang jadi saja yaitu, barang itu tidak dihitung sebagai bagian dari barang
dalam proses, atau dihitung dua kali, atau sama sekali tidak dihitung. Bukti
yang diperoleh dari pengujian pisah batas ini berhubungan baik dengan asersi
eksistensi/keberadaan maupun keterjadian serta kelengkapan untuk saldo
persediaan.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO

OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN

Karena persediaan sangat berbeda antara perusahaan yang satu dengan


perusahaan lainnya, maka pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien
menjadi lebih penting baik untuk observasi fisik persediaan maupun untuk
penetapan harga serta kompilasi daripada area-area audit lain.

Di Amerika Serikat, auditor diwajibkan untuk melakukan observasi atas


perhitungan fisik persediaan sejak terjadinya kecurangan menggemparkan
berupa pencatatan persediaan yang senyatanya tidak ada oleh
McKenson&Robbins Company pada tahun 1938. Kecurangan tersebut tidak
terdeteksi karena auditor tidak mengobservasi penghitungan fisik persediaan
yang pada waktu itu memang tidak merupakan persyaratan yang harus
dilakukan auditor.

Standar audit (SA 501.4) berisi ketentuan sebagai berikut :

Jika persediaan berjumlah material dalam laporan keuangan, auditor


harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang eksistensi dan
kondisi persediaan dengan :

20
(a) Menghadiri penghitungan fisik persediaan, kecuali jika tidak praktis,
untuk:
(i) Mengevaluasi instruksi dan prosedur manajemen untuk mencatat
dan mengendalikan hasil penghitungan persediaan fisik
(ii) Mengobservasi pelaksanaan prosedur penghitungan yang dibuat
oleh manajemen
(iii) Menginspeksi persediaan
(iv) Menguji penghitungan fisik (test count)
(b) Melaksanakan prosedur audit atas catatan persediaan final untuk
menentukan apakah catatan tersebut mencerminkan hasil
penghitungan fisik aktual.
Hal penting dalam standar audit di atas adalah pemisahan antara “siapa
yang bertanggungjawab untuk melaksanakan perhitungan fisik” dan “siapa
yang melakukan observasi untuk penghitungan fisik tersebut”. Klien
bertanggungjawab untuk menetapkan prosedur penghitungan fisik yang akurat
dan melaksanakan serta mencatat hasil penghitungan tersebut. Auditor
bertanggugjawab untuk mengevaluasi dan mengobservasi prosedur klien,
termasuk melakukan pengujian penghitungan (test count) persediaan dan
menarik kesimpulan tentang kecukupan penghitungan fisik persediaan.

Mengevaluasi Instruksi dan Prosedur yang Dibuat Manajemen

Pengendalian yang memadai atas penghitungan persediaan, antara lain


meliputi adanya instruksi dan prosedur yang dibuat oleh manajemen tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penghitungan fisik tersebut.
Sebelum perhitungan fisik dilakukan oleh klien, auditor harus mengevaluasi
apakah instruksi dan prosedur tersebut cukup memadai sehingga daripadanya
dapat diharapkan hasil penghitungan fisik yang akurat. Hal-hal yang relevan
bagi auditor dalam mengevaluasi instruksi dan prosedur tersebut antara lain
meliputi :

21
 Penerapan aktivitas pengendalian yang tepat dalam penghitungan fisik.
Sebagai contoh : bagaimana pengawasan atas formulir untuk pencatatan
hasil penghitungan (count sheet) atau label barang (tag), baik yang sudah
digunakan maupun yang belum/tidak digunakan. Apakah dilakukan
penghitungan kedua oleh tim yang berbeda
 Identifikasi yang tepat atas persediaan yang ada, sebagai contoh : tingkat
penyelesaian barang yang masih dalam proses, persediaan yang lambat
penggunaannya, barang yang kedaluwarsa atau rusak, atau barang milik
pihak ketiga (misalnya barang konsinyasi)
 Prosedur yang digunakan untuk mengestimasi kuantitas fisik, seperti
prosedur yang mungkin diperlukan dalam mengestimasi kuantitas fisik
suatu timbunan batu bara, atau cairan yang disimpan dalam tangki
 Pengendalian terhadap pergerakan persediaan di antara area serta
pengiriman dan penerimaan persediaan sebelum dan sesudah tanggal
penghitungan fisik. Sebagai contoh : perusahaan diliburkan selama
penghitungan fisik berlangsung sehingga tidak ada barang yang masuk
atau keluar pada saat penghitungan fisik berlangsung.
Selain hal-hal di atas, instruksi dan prosedur juga harus secara jelas
menetapkan siapa (atau tim) yang bertugas melakukan penghitungan,
pengawasan (supervisi), oleh personel perusahaan yang bertanggungjawab,
verifikasi independen internal atas penghitungan oleh personel lain, dan
rekonsiliasi independen antara hasil penghitungan fisik dengan master file
persediaan perpetual.

Auditor perlu memahami penghitungan fisik yang akan dilakukan klien


sebelum perhitungan fisik berlangsung. Pemahaman ini selain diperlukan
untuk mengevaluasi efektivitas prosedur klien, juga berguna sebagai dasar
untuk memberi saran konstruktif kepada klien demi terselanggaranya
penghitungan fisik yang efektif. Apabila pengendalian penghitungan fisik

22
persediaan klien tidak memadai, auditor harus menggunakan waktu lebih
banyak untuk memastikan bahwa penghitungan fisik akurat.

Mengobservasi Pelaksanaan Prosedur Penghitungan

Hal terpenting dalam mengobservasi persediaan adalah menentukan


apakah penghitungan fisik dilakukan sesuai instruksi yang telah ditetapkan
klien. Untuk mencapai hal tersebut, auditor wajib hadir pada saat
penghitungan fisik berlangsung. Apabila personil klien tidak mengikuti
instruksi, auditor harus memberitahu pengawas (supervisor) untuk
memecahkan masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik. Sebagai
contoh apabila prosedur menghendaki agar satu tim menghitung persediaan
dan tim kedua menghitung ulang untuk menguji ketelitian, auditor harus
memberitahu manajemen apabila ternyata kedua tim terebut bekerja bersama-
sama. Hal ini bertentangan dengan prosedur dan tujuan pengawasan dari
penghitungan tim kedua tidak akan tercapai.

Keputusan Auditor

Keputusan auditor dalam observasi fisik persediaan adalah serupa


dengan keputusan yang dilakukan oleh auditor dalam bidang audit yang lain.
Keputusan tersebut meliputi : pemilihan prosedur audit, keputusan tentang saat
prosedur akan dilakukan, penentuan ukuran sampel, dan pemilihan unsur-
unsur yang akn digunakan

Saat perhitungan fisik

Auditor memutuskan apakah penghitungan fisik dapat dilakukan


sebelum akhir tahun terutama berdasarkan ketelitian dalam master file
perpetual. Apabila klien melakukan perhitungan fisik interim, yang akan
disetujui auditor hanya apabila pengendalian internal efektif, auditor
melakukan observasi penghitungan fisik pada saat itu, dan juga menguji

23
transaksi-transaksi yang dicatat dalam catatan perpetual sejak tanggal
penghitungan fisik hingga akhir tahun. Apabila catatan perpetual
diselenggarakan dengan teliti dan pengendalian yang bersangkutan berjalan
efektif, maka klien tidak perlu menghitung seluruh persediaan pada akhir
tahun. Auditor cukup melakukan pembandingan antara catatan perpetual
dengan persediaan sesungguhnya yang ada berdasarkan sampel pada saat-saat
tertentu sepanjang tahun, asalkan penambahan dan pengurangan atas catatan
perpetual diuji dan terbukti berjalan dengan efektif. Apabila klien tidak
menyelenggarakan catatan perpetual, dan persediaan berjumlah material, klien
harus melakukan pengitungan fisik secara lengkap menjelang akhir tahun buku

Ukuran Sampel

Jumlah unsur persediaan yang harus dihitung auditor sulit untuk


ditentukan karena auditor berkonsentrasi pada observasi atas prosedur klien,
bukan pada pemilihan unsur yang akan diuji. Untuk mudahnya, ukuran sampel
dalam observasi fisik lebih ditentukan oleh berapa jam waktu yang disediakan
daripada jumlah unsur persediaan yang akan dihitung. Faktor yang
menentukan jumlah waktu yang diperlukan untuk menguji persediaan adalah
: kecukupan pengendalian internal atas penghitungan fisik, ketelitian master
file persediaan perpetual, jumlah rupiah dan tipe persediaan, jumlah lokasi
persediaan yang signifikan, sifat dan luasnya kesalahan penyajian yang
ditemukan pada tahun lalu, dan data inheren lain

Pemilihan Unsur

Ketika auditor mengobservasi penghitungan persediaan yang


dilakukan klien, auditor harus cermat untuk :

 Mengobservasi penghitungan atas unsur yang paling signifikan dan


sampel yang representative dari unsur-unsur yang tipikal.

24
 Meminta keterangan tentang unsur-unsur yang mungkin usang atau
rusak.
 Membahas dengan manajemen, alasan tidak mengikusertakan unsur
yang material.

Pengujian Observasi Fisik

Tujuan audit yang sama sebagaimana yang telah dibahas untuk pengujian
rincian saldo memberi kerangka acuan yang sama untuk membahas pengujian
observasi fisik. Pada gambar menunjukkan berbagai prosedur audit untuk
pengujian rinci saldo atas observasi persediaan fisik. Tujuan memeriksa
kecocokan saldo tidak dimasukkan dalam tujuan audit saldo ini, karena akan
dibahas dalam kompilasi persediaan. Disini kita berasumsi bahwa klien melakukan
perhitungan fisik persediaan pada tanggal neraca dan mencatat hasil perhitungan
dalam label bernomor urut tercetak (prenumbered tags). Apabila mereka mencatat
hasil perhitungan persediaan dengan cara lain, audit prosedurnya perlu diubah.
Selain prosedur rinci seperti dilukiskan pada tabel, auditor harus menginspeksi
semua area fisik dimana persediaan disimpan untuk memastikan bahwa semua
persediaan telah dihitung dan dicantumkan dalam label dengan benar. Kotak-kotak
dan bungkusan-bungkusan lain yang berisi persediaan harus dibuka selama
perhitungan berlangsung untuk memastikan bahwa persediaan ada secara fisik.
Sebagai bagian dari prosedur analitis yang dilakukan setelah klien menyelesaikan
perhitungan persediaan, auditor membandingkan persediaan bernilai rupiah tinggi
dengan perhitungan tahun lalu dan master file persediaan untuk meguji kewajaran.

25
Gambar 5-6 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rincian Saldo untuk Observasi
Fisik Persediaan

Tujuan Audit Saldo Prosedur Observasi Komentar


Persediaan
Persediaan sebagaimana  Pilih suatu sampel Tujuannya adalah
tercantum dalam label secara acak dari nomor untuk menemukan
sungguh-sungguh ada label dan identifikasi pencantuman
(keberadaan) label dengan nomor persediaan yang
tersebut yang sebelumnya tidak ada
diletakkan pada
persediaan.
 Amati apakah ada
pergerakan persediaan
selama perhitungan
berlangsung.
Persediaan yang ada  Memeriksa persediaan Perhatian utama harus
dihitung dan untuk memastikan ditujukan pada
dicantumkan dalam bahwa persediaan penghilangan
label, dan label diberi label. sekelompok besar
dipertanggungjawabkan  Mengamati apakah persediaan.
untuk memastikan tidak ada pergerakan
ada yang hilang persediaan selama
(kelengkapan) perhitungan
berlangsung.
 Meminta keterangan
apakah ada persediaan

26
yang disimpan Pengujian ini harus
ditempat lain. dilakukan pada tahap
 Periksa semua label akhir perhitungan
yang telah digunakan fisik.
dan tidak digunakan
untuk memastikan
tidak ada yang hilang Pengujian ini harus
atau sengaja dilakukan pada tahap
dihilangkan. akhir perhitungan
 Catat nomor-nomor fisik.
label yang telah
digunakan dan tidak
digunakan untuk
tindak lanjut
berikutnya.
Persediaan dihitung  Hitung ulang hasil Pencatatan hasil
dengan akurat perhitungan kllien perhitungan klien
(ketelitian) untuk memastikan dalam kertas kerja
bahwa hasil audit tentang dafar
perhitungan yang perhitungan
tercantum dalam label persediaan dilakukan
adalah akurat (periksa dengan dua alasan:
juga deskripsi dan unit untuk mendapatkan
yang digunakan dokumentasi bahwa
seperti lusin atau gros) pemeriksaan fisik
 Bandingkan hasil yang memadai telah
perhitungan fisik dilakukan dan untuk
menguji kemungkinan

27
dengan master file klien mengubah
persediaan perpetual. catatan hasil
 Catat hasil perhitungan setelah
perhitungan klien auditor meninggalkan
untuk pengujian area audit.
berikutnya
Persediaan digolongkan  Periksa deskripsi Pengujian ini akan
dengan benar dalam persediaan yang dilakukan sebagai
label (penggolongan) tercantum pada label bagian dari prosedur
dan bandingkan pertama dalam tujuan
dengan persediaan ketelitian.
apakah termasuk
bahan baku, barang
dalam proses, atau
barang jadi.
 Evaluasi apakah
presentase tingkat
penyelesaian yang
tercantum pada label
untuk barang dalam
proses masuk akal.
Informasi diperoleh  Catat dalam file audit Mendapatkan
untuk memastikan untuk tindak lanjut informasi pisah batas
bahwa penjualan dan berikutnya nomor yang tepat untuk
pembelian persediaan dokumen pengiriman penjualan dan
telah dicatat pada yang terakhir pembelian merupakan
periode yang tepat digunakan pada akhir bagian yang penting
(pisah batas) tahun.

28
 Yakinka bahwa dalam observasi
persediaan diatas tidak persediaan.
diturut dihitung.
 Review area Pengujian yang tepat
pengiriman untuk telah dibahas pada
persediaan yang audit siklus penjualan
sedang dipersiapkan dan audit siklus
untuk dikirim tetapi pembelian.
tidak turut dihitung.
 Catat dalam file audit
untuk tindak lanjut
berikutnya nomor
laporan penerimaan
barang yang terkahir
digunakan pada akhir
tahun.
 Yakinkan bahwa
penerimaan barang di
atas telah dimasukkan
kedalam persediaan.
 Review area
penerimaan barang
untuk persediaan yang
harus dimasukkan
dalam perhitungan
persediaan.

29
Persediaan yang usang  Ujilah ada tidaknya
atau tidak bisa barang usang dengan
digunakan dikeluarkan meminta keterangan
atau diberi tanda (nilai dari pegawai pabrik
bisa direalisasi) dan manajemen dan
waspadai ada tidaknya
barang rusak, atau
penuh tertutup debu,
atau berada ditempat
yang tidak selayaknya.

Klien memiliki hak atas  Minta keterangan


persediaan yang tercatat tentang barang
dalam label (hak) konsinyasi atau
apakah ada barang
milik konsumen yang
dihitung sebagai
persediaan.

 Perhatikan apakah ada


barang yang bertanda
“bukan miilik
perusahaan” atau
“Barang Titipan”.
Sumber : Haryono,2014

30
AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI

Pengujian harga persediaan mencakup semua pengujian atas harga per


unit yang digunakan klien untuk memastikan bahwa harga-harga tersebut
benar. Kompilasi persediaan meliputi pengujian atas pengikhtisaran
penghitungan fisik persediaan yang dibuat klien, penghitungan ulang harga
dikalikan kuantitas, penjumlahan vertical ikhtisar persediaan, dan menelusur
totalnya ke buku besar

Pengendalian internal sekitar penetapan harga pokok per unit yang


terintegrasi dengan catatan produksi dan akuntansi lainnya memberikan
asurans bahwa klien menggunakan biaya perolehan (harga pokok) yang benar
untuk persediaan akhir. Catatan biaya standaryang menunjukkan selisih
(variances) biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik
bermanfaat untuk menilai kewajaran catatan produksi apabila manajemen
memiliki prosedur yang diterapkan agar standar termutakhirkan apabila terjadi
perubahan dalam proses dan biaya produksi.

Klien perlu memiliki pengendalian internal untuk kompilasi persediaan


untuk memastikan bahwa hasil penghitungan fisik diikhtisarkan dengan tepat,
diberi harga sesuai dengan harga yang tercantum dalam catatan, dikalikan dan
dijumlahkan dengan benar, dan dimasukkan ke dalam master file persediaan
perpetual serta ke akun buku besar persediaan dengan jumlah yang tepat.

Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi

Tabel 5-6 memperlihatkan tujuan audit dan pengujian yang


bersangkutan dengan penetapan harga persediaan dan kompilasi (kecuali
untuk tujuan pisah batas). Auditor bisa menerapkan tujuan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh dari klien sebagai kerangka acuan,
termasuk deskripsi untuk setiap jenis persediaan, kuantitas, harga pokok per

31
unit, dan nilai persediaan (kuantitas dikalikan harga). Kita berasumsi bahwa
informasi yang tercermin dalam catatan persediaan perpetual dicatat dengan
urutan : bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi secara terpisah. Total
dari daftar tersebut harus sama dengan saldo di buku besar.

Gambar 5-7 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Penetapan Harga
Persediaan dan Kompilasi

Tujuan Audit Saldo Prosedur Observasi Komentar


Persediaan
Persediaan sebagaimana Lakukan pengujian Batasilah pengujian
tercantum dalam kompilasi (lihat kebenaran
daftar persediaan tujuan keberadaan, perkalian dan
cocok dengan hasil kelengkapan, dan penambahan,
penghitungan fisik, ketelitian) kecuali bila
perkaliannya benar, Jumlahkan daftar pengendalian
demikian juga persediaan untuk internal lemah
penjumlahannya dan bahan baku, (biasanya
cocok juga dengan barang dalam dilakukan dengan
saldo di buku besar proses, dan barang bantuan
(kecocokan saldo) jadi komputer)
Telusur totalnya ke
buku besar
Kalikan kuantitas
dengan harga atas
unsur-unsur
terpilih
Unsur-unsur persediaan Telusuri persediaan Lima tujuan
sebagaimana tercantum yang tercantum berikutnya

32
dalam daftar persediaan dalam daftar ke label dipengaruhi oleh
sungguh-sungguh ada persediaan dan hasil observasi fisik.
(keberadaan) catatan Pemeriksaan nomor
penghitungan tag dan
auditor untuk penghitungan yang
memeriksa dilakukan sebagai
keberadaan dan bagian dari
deskripsi observasi
penghitungan fisik
Periksa nomor label ditelusur ke daftar
yang belum persediaan sebagai
digunakan yang bagian dari
tercantum dalam pengujian ini
dokumentasi auditor
untuk memastikan
tidak ada label yang
ditambahkan
Unsur-unsur persediaan Telusur dari label
yang ada telah tercantum persediaan ke daftar
dalam daftar persediaan persediaan untuk
(kelengkapan) memastikan
persediaan yang
tercantum dalam
label telah
dimasukkan ke
dalam daftar

33
Periksa nomor-
nomor label untuk
memastikan tidak
ada yang dibatalkan
Unsur-unsur persediaan Telusur persediaan
yang tercantum dalam yang tercantum
daftar persediaan telah dalam daftar ke label
akurat (ketelitian) persediaan dan
catatan
penghitungan
persediaan auditor
untuk memeriksa
kebenaran
kebenaran kuantitas
dan deskripsinya

Lakukan pengujian
harga persediaan
Unsur-unsur persediaan Periksa kebenaran
yang tercantum dalam penggolongan
daftar persediaan telah menjadi bahan baku,
digolongkan dengan barang dalam proses,
benar (penggolongan) dan barang jadi
dengan
membandingkan
deskripsi dalam
label persediaan dan
catatan pengujian

34
penghitungan
auditor dengan
daftar persediaan
Unsur-unsur persediaan Lakukan pengujian
yang tercantum dalam harga bisa
daftar ditetapkan direalisasi, harga
harganya sebesar nilai jual, dan keusangan
yang bisa direalisasi
Klien mempunyai hak Telusur tabel
atas persediaan yang persediaan yang
tercantum dalam daftar bertulisan “bukan
persediaan (hak) milik perusahaan”
ke daftar persediaan
untuk memastikan
bahwa barang
tersebut tidak
dimasukkan ke
dalam daftar

Review kontrak-
kontrak dengan
konsumen dan
pemasok dan
mintalah keterangan
dari manajemen
untuk memeriksa
kemungkinan
dimasukkannya

35
barang konsinyasi
dan barang bukan
milik perusahaan,
atau tidak
dimasukkannya
barang milik
perusahaan ke dalam
daftar
Sumber : Haryono, 2014

Penilaian Persediaan

Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (sering disebut juga


pengujian harga), auditor berhadapan dengan tiga persoalan. Pertama, metoda
harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Kedua, penerapan metoda
harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, harus mempertimbangkan antara
biaya perolehan dengan nilai pasar (biaya pengganti atau nilai bersih bisa
direalisasi). Karena metoda untuk memeriksa penentuan harga persediaan
tergantung pada apakah persediaan tersebut dibeli atau diproduksi, maka
kedua kategori ini dibahas secara terpisah

Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli

Tipe utama persediaan yang termasuk dalam kategori ini ialah bahan
baku, suku cadang, dan perlengkapan (supplies). Tahap pertama dalam
memeriksa penilaian persediaan yang dibeli,a uditor harus memastikan apakah
klien metoda MKP (masuk pertama keluar pertama), rata-rata tertimbang atau
metoda lainnya. Auditor juga harus menentuka biaya mana yang harus
dimasukkan dalam penilaian suatu unru dari persediaan

36
Dalam memilih unsur persediaan yang akan ditetapkan harganya,
auditor harus fokus pada persediaan dengan saldo rupiah yang besar dan pada
produk yang diketahui memiliki fluktuasi harga yang tinggi. Auditor juga
harus menguji sampel yang representative dari semua jenis persediaan dan
bagian. Sampling variabel terstrata atau sampling moneter biasa digunakan
dalam pengujian ini

Penetapan Harga Persediaan yang Diproduksi

Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor
harus mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik. Dalam menetapkan harga bahan baku dalam barang yang
diproduksi, auditor harus mempertimbangkan biaya perolehan per unit bahan
baku maupun jumlah unti yang diminta untuk menghasilkan satu unit output.
Demikian pula, ketika memeriksa biaya tenaga kerja langsung auditor harus
memeriksa biaya tenaga langsung per jam dan jumlah jam kerja yang
dibutuhkan untuk meghasilkakn suatu produk

Biaya Perolehan atau Harga Pasar

Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus


mempertimbangkan apakah biaya pokok pengganti (replacement cost) atau
nilai bersih bisa direalisasi (net realizable value) lebih rendah daripada biaya
perolehan historis. Untuk barang jad yang dibeli dari bahan baku, auditor dapat
menguji biaya pengganti dengan memeriksa faktur dari penjual pada periode
berikutnya atau faktur terakhir apabila tidak ada pembelian terjadi setelah
akhir tahun buku. Semua biaya produksi harus dipertimbangkan dalam
menetapkan nilai yang bisa direalisasi untuk barang dalam proses dan barang
jadi untuk persedian yang diproduksi. Auditor harus mempertimbangkan
harga jual persediaan dan kemungkinan dampak dari fluktuasi harga yag cepat
untuk menetapkan nilai bersih bisa direalisasi

37
LATIHAN

1. Sebutkan tujuan audit terhadap siklus produksi ?


2. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh oleh auditor untuk
membuktikan asersi keberadaan atau keterjadian dalam siklus produksi ?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “pengujian kompilasi”, sebutkan contoh
prosedur audit untuk memeriksa kompilasi ?
4. Sebutkan alasan mengapa auditor menaruh perhatian yang besar dalam
pengujian substantif terhadap persediaan ?
5. Dalam memverifikasi penilaian persediaan yang dicantumkan di neraca,
auditor meminta klien untuk mebuat surat representasi persediaan. Apakah
tujuan auditor meminta surat representasi tersebut ?

RANGKUMAN

Pada siklus produksi, lebih memfokuskan perhatiannya ada transaksi


pabrikasi yang menyangkut alokasi biaya pabrikasi ke barang dalam proses dan
pemindahan biaya produksi yang telah selesai. Dalam bab ini juga menguraikan
secara rinci perancangan program audit untuk pengujian pengendalian dan
pengujian substantif terhadap berbagai informasi akuntansi yang membentuk
siklus produksi.

Ada enam fungsi yang membentuk siklus produksi, yaitu (1) pembuatan
order pembelian, (2) penerimaan bahan baku, (3) penggudangan bahan baku, (4)
pengolahan barang, (5) penyimpanan barang jadi, dan (6) penerimaan barang jadi.

Pengujian substantif terhadap persediaan ditujukan untuk memperoleh


keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan
persediaan, membuktikan asersi keberadaan saldo persediaan yang dicantumkan
di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan persediaan dalam tahun
yang diaudit, membuktikan asersi kelengkapan semua unsur persediaan dan semua

38
unsur yang berkaitan dengan unsur persediaan. Untuk mencapai tujuan audit
tersebut auditor menempuh berbagai prosedur audit, seperti prosedur awal,
prosedur analitis, pengujian rincian transaksi, dan pengujian rincian saldo.

TES FORMATIF

1. Sistem yang termasuk dalam siklus produksi adalah….


a. Sistem pembelian dan sistem pengeluaran kas
b. Sistem manufaktur dan sistem retur pembelian
c. Sistem manufaktur dan sistem perhitungan fisik persediaan
d. Sistem produksi dan sistem pengeluaran kas
2. Otorisasi persetujuan pemakaian bahan baku dicantumkan di dalam formulir ?
a. Laporan produk selesai
b. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang
c. Daftar kebutuhan barang
d. Surat order produksi
3. Dalam pengujian pengendalian terhadap sistem perhitungan fisik persediaan,
salah satu prosedur audit yang dilakukan oleh auditor adalah: “adjustment test”.
Berikut ini adalah prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor dalam
adjustment test adalah
a. Lakukan hitung uji dan bandingkan hasil itu uji tersebut dengan hasil
perhitungan fisik yang telah dicatat di dalam daftar hasil perhitungan.
b. Pilih unsur persediaan yang dicatat di dalam daftar hasil perhitungan fisik dan
usut adjustment yang tercantum di dalam dokumen tersebut ke dalam kartu
persediaan yang bersangkutan.
c. Pilih unsur persediaan yang dicatat di dalam daftar hasil perhitungan fsik dan
usut adjustment cost total unsur persediaan yang tercantum di dalam daftar
tersebut.

39
d. Pilih unsur persediaan yang dicatat di dalam daftar hasil perhitungan fsik dan
usut kuantitas yang tercantum di dalam daftar tersebut ke dalam kartu
perhitungan fisik yang bersangkutan.

KUNCI TES FORMATIF

1. C
2. D
3. B

UMPAN BALIK ATAU TINDAK LANJUT

 Mahasiswa diharapkan membaca modul dengan cermat dan mengerjakan


latihan-latihan beserta tes formatif untuk mendalami materi.
 Sebaiknya mahasiswa mencari referensi lain yang memberikan informasi
tentang audit siklus produksi untuk menambah pengetahuan.

40
DAFTAR PUSTAKA

Haryono Jusup, Al. 2014. “Auditing (Pengauditan Berbasis ISA)”. Yogyakarta:


Bagian Penerbitan STIE YKPN.

Boyton, William C. Raymond N Johnson. Walter G Kell.2003. “Modern Auditing


Edisi Ketujuh”. Jakarta: Erlangga

Mulyadi. 2002. “Auditing Edisi ke 6”. Jakarta: Salemba Empat

41

Anda mungkin juga menyukai