Anda di halaman 1dari 18

Makalah Ibadah dan Akhlak

“MUSLIMAH SHALIHAH DALAM DUNIA MODERN”

Disusun Oleh :

Nama : Suci Varista Sury

NIM : 13513100

Kelas : B

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T berkat rahmat, karunia dan kemurahan-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Ibadah dan Akhlak yang
berjudul Muslimah Shalihah dalam Dunia Modern ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa terimaksih saya ucapkan kepada dosen Ibadah dan Akhlak bapak
Moch. Taufiq Ridho, M.Pd yang telah banyak memberikan bimbingan.

Makalah Muslimah Shalihah dalam Dunia Modern ini berisi tentang


perubahan peran muslimah seiring dengan berubahnya zaman. Muslimah dengan
potensi yang tersimpan dan tersembunyi tetap dapat mengambil peran di
masyarakat. Meskipun kehidupan semakin berkembang tidak membuat wanita
muslimah modern melupakan hakikatnya sebagai wanita. Makalah ini juga
mengkaji akhlak yang harus dimiliki oleh muslimah dalam era kehidupan yang
serba gemerlap dan condong pada budaya barat. Makalah ini disusun sebagai
referensi pembelajaran bagi muslimah yang terus bertekad menjadi shalihah
dalam kemajemukan zaman dan modernisasi.

Makalah Muslimah Shalihah dalam Dunia Modern disusun dari berbagai


sumber baik Al-Qur`an, Hadits, dan berbagai buku sehingga menghasilkan
makalah yang is shaa Allah dapat dipertanggungjawabkan isinya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran akan saya terima
dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini.

Dengan ini penyusun mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa


terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Yogyakarta, 17 Juni 2014

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................i

Daftar isi ..............................................................................................................ii

Bab 1 Pendahuluan...............................................................................................1

- Latar Belakang............................................................................................1

- Rumusan Masalah ......................................................................................3

- Tujuan.........................................................................................................3

Bab 2 Pembahasan...............................................................................................4

- Pengertian Akhlak......................................................................................4
- Jenis-jenis Akhlak Dalam Islam.................................................................6
- Pentingnya Akhlak Islami Bagi Seorang Muslim.......................................9
- Akhlak yang Baik Antar Sesama Muslim.................................................12

Bab 3 Kesimpulan dan saran


- Kesimpulan..............................................................................................18
- Saran .......................................................................................................18

Daftar Pustaka...................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang kehidupan muslimah modern memang merupakan topik
yang sangat menarik. Seiring dengan semakin berkembangnya era teknologi,
perkembangan pola hidup dan peran muslimah juga lambat laun berubah.
Tuntutan peran yang lebih besar bagi seorang muslimah di masyarakat
menjadi salah satu kondisi yang tidak asing lagi.
Muslimah mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dan pengaruh yang
begitu besar di dalam kehidupan setiap muslim. Wanita adalah sekolah
pertama di dalam membangun masyarakat yang shalih jika ia berjalan sesuai
petunjuk Al-quran dan sunnah rasulullah S.A.W. Di dalam Al-quran terdapat
banyak ayat yang menunjukkan betapa pentingnya peran kaum wanita,
sebagai ibu, sebagai saudara, sebagai anak.
Kepribadian seorang muslimah haruslah berlandaskan Al-quran dan As-
sunnah. Karena berpegang teguh kepada kedua sumber itu dapat menjauhkan
muslimah dari kesesatan di dalam segala sesuatu. Kesesatan bangsa-bangsa
dan penyimpangannya tidak akan terjadi kecuali karena mereka menjauh dari
ajaran Allah S.W.T dan ajaran yang diajarkan oleh nabi dan rasul-Nya.
Rasulullah S.A.W bersabda dalam sebuah hadits :
“Aku tinggalkan padamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selagi kamu
berpegang teguh kepadanya, yaitu kitabullah (Al-quran) dan sunnah Nabi-
Nya. (H.R. Imam Malik)
Muslimah di setiap zaman memiliki ke khasannya masing-masing.
Semakin lama peran muslimah maka semakin mengalami peningkatan yang
signifikan. Muslimah saat zaman siti khadijah, ataupun zaman R.A Kartini
tentunya berbeda dengan zaman sekarang. Muslimah tidak diidentikkan
dengan pekerjaan rumah tangga. Mereka dapat mengaktualisasikan dirinya
dengan kegiatan di luar rumah. Meskipun muslimah memiliki peranan yang
berbeda-beda dalam masyarakat, akhirnya semua itu bermuara pada satu titik
yaitu pendidik bagi generasi unggul dan muslimah pula yang berperan
penting membimbing anak-anaknya menjadi generasi Rabbani, yaitu generasi
yang beriman, mencintai Allah, mengasihi sesama muslim (Amelia Fauzia
dkk, 2004)

Di zaman sekarang, tantangan terbesar bagi kaum perempuan dalam level


global ketika mereka memilih untuk menerapkan Sunnah Rasulullah sebagai
cara hidup mereka adalah, asumsi yang menyebutkan bahwa kaum lelaki dan
Islam telah menindas kaum perempuan dan memaksa para perempuan untuk
berpakaian serba sederhana serta asumsi bahwa perempuan seharusnya lebih
fokus pada pekerjaan rumah tangga dan keluarga mereka, bukan pada karir
atau pekerjaan di luar rumah.

Banyak Muslimah yang mematuhi Sunnah Rasulullah dan berkeinginan


untuk menerapkan cara-cara hidup yang Islami. Tetapi, kesalahpahaman
tentang kaum perempuan dalam Islam, yang dilakukan oleh media dan
kelompok-kelompok yang berbasis gender membuat kesalahpahaman dan
stereotipe yang tidak benar terpelihara.

Padahal wanita muslimah dapat memaksimalkan potensinya dalam


berperan di dalam masyarakat modern ini tanpa meninggalkan sunnah
rasulullah dan hakikatnya sebagai muslimah. Dengan semakin banyaknya
tantangan yang ada muslimah shalihah masa kini adalah muslimah yang
terkuat di banding zaman lainnya. Meskipun muslimah berperan di dalam
masyarakat tetapi muslimah harus tetap berkepribadian sesuai syariat islam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah tantangan yang dihadapi oleh muslimah di zaman modern ini?
2. Apakah Kebiasaan yang dilakukan wanita islam masa kini?
3. Karakter apa saja yang harus dimiliki muslimah masa modern?
1.3 Tujuan
1. Wanita Islam mengetahui tantangan yang dihadapi oleh muslimah di
zaman modern ini.
2. Wanita Islam mengetahui Kebiasaan yang salah yang dilakukan wanita
islam masa kini.
3. Wanita Islam mengetahui karakter-karakter yang harus dimiliki muslimah
masa modern.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tantangan yang Dihadapi oleh Muslimah di Zaman Modern

Menurut Annisa Lathifah (2010) Muslimah menghadapi tantangan dan


tekanan yang berat untuk memegang teguh keyakinan mereka atau keyakinan
itu akan luntur oleh gaya hidup sekular. Berbeda dengan zaman Rasulullah
Saw, para sahabat, istri-istri Rasul secara otomatis dan dengan sepenuh hati
menjalankan Sunnah Rasulullah Saw. Sekarang, zamannya sudah berubah,
menerapkan Sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari menjadi
tantangan tersendiri bagi banyak Muslimah. Beberapa faktor yang
mempengaruhinya antara lain;

1. Modernisasi Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan, penerbangan,


teknologi dan industrialisasi membuat kehidupan menjadi serba cepat dan
riuh. Seseorang akan dipandang kuno atau primitif jika memiliih
menerapkan metode-metode yang usang, yang ditemukan berabad-abad
yang lalu dan bukan metode hasil penemuan riset yang modern,
berdasarkan data dan penemuan ilmiah. Di zaman modern ini, para wanita
Muslim lebih senang menggunakan jilbab pendek sebagai trend
dibandingkan menutup aurat penuh karena takut dicemooh kuno dan tidak
Fashionable.

2. Tekanan Lingkungan dan Budaya Korporat


Di zaman sekarang hampir setiap orang bekerja untuk mencari
nafkah-mulai dari orang-orang tua, kaum perempuan, remaja bahkan
kadang anak-anak. Kehidupan mereka hanya berkutat di seputar
bagaimana mengejar karir dan menapaki jenjang karir di perusahaan.
Orang enggan berkompromi terhadap karir mereka ketika praktek-praktek
sunnah menjadi kendala dalam karir mereka. Contohnya, seorang
muslimah mungkin tidak diijinkan mengenakan jilbab di tempatnya
bekerja atau harus protes dulu agar ia boleh mengenakan rok panjang
sesuai ajaran Islam.

3. Tradisi dan Budaya


Banyak kaum Muslimin yang ingin mempraktekkan ajaran Islam
harus menghadapi tekanan dari generasi Muslim yang lebih tua dalam
lingkungan etnis maupun geografis mereka. Generasi tua itu kadang
memberikan preferensi tentang Sunnah Rasulullah yang sudah
dicampuradukkan dengan budaya mereka.

4. Invasi Teknologi Peralatan teknologi dan informasi yang berkembang


Sekarang ini dengan berkembangnya teknologi, memungkinkan
gambar-gambar, rekaman video dan material lainnya ditonton dan
dinikmati bersama orang lain di manapun, kapanpun. Tak terkecuali
material-material yang eksplisit dan tidak layak disaksikan. Kaum
Muslimah zaman sekarang ditantang untuk menjalankan Sunnah Rasulullah
di tengah maraknya fitnah terhadap Islam dan kaum Muslimin itu sendiri.
Misalnya, bagaimana seorang wanita Muslim menghindari tabaruj ria yang
sedang tren di media sosial seperti memajang foto narsis tanpa jilbab, foto
seksi, atau juga foto-foto centil yang seharusnya tidak ditampilkan dan
dilarang oleh Rasulullah.

5. Kelompok-Kelompok Islam yang Menyimpang


Muslimah harus berhati-hati karena banyak kelompok-kelompok
Muslim yang tergelincir melakukan penyimpangan ajaran Islam dan
melakukan bid‟ah. Seseorang yang melakukan tindakan yang tidak ada
dasar ajarannya dalam Islam dan tidak pernah dicontohkan Rasulullah
maka ia sudah jauh dari sunnah.
Mengatasi tantangan-tantangan itu agar kita tetap berpegang pada Sunnah
Rasulullah Saw bukan pekerjaan yang gampang bagi umat Islam di zaman
sekarang ini. Mereka bukan hanya harus menjaga keyakinan agama mereka dari
gerusan modernisme dan dari godaan duniawi tapi juga harus berjuang melalui
perbuatan dan perilaku mereka untuk membuktikan bahwa Islam adalah agama
yang praktis dan mudah diimplementasikan dalam situasi zaman apapun.
(Amatullah Shafiyyah & Astriana B. Sinaga, 2011)

2.2 Kebiasaan Salah yang Dilakukan Wanita Islam Masa Kini.

Menurut Muhammad Al-Bahi (2008), langkah wanita masa kini semakin


menuju pada modernisasi dan westernisasi. Wanita-wanita muslim terkadang
hanya sekedar ber KTP Islam yang pada kenyataan dan pola perilakunya jauh
dari syariat islam. Padahal Islam telah membimbing wanita muslim pada
jalan yang sangat mudah, tetapi merekalah yang mempersulitnya. Wanita
muslim banyak dibutakan oleh fashion dan budaya barat sehingga
mengaburkan sendi-sendi agama, jejak langkah salah yang dilakukan wanita
muslim masa kini yang telihat sepele di mata wanita modern diantaranya :

1. Tidak berhijab (menutup aurat).


Allah berfirman, yang artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-
isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mu‟min:”Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun
lagi Maha penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59).

Allah Ta‟ala juga berfirman, yang artinya: “Katakanlah kepada


wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur: 24).
2. Menyambung rambut / memakai konde.
Dari Asma‟ binti Abi Bakr, ada seorang perempuan yang
menghadap Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam lalu berkata, “Telah
kunikahkan anak gadisku setelah itu dia sakit sehingga semua rambut
kepalanya rontok dan suaminya memintaku segera mempertemukannya
dengan anak gadisku, apakah aku boleh menyambung rambut kepalanya.
Rasulullah lantas melaknat perempuan yang menyambung rambut dan
perempuan yang meminta agar rambutnya disambung” (HR Bukhari no
5591 dan Muslim no 2122).

3. Mewarnai / menyemir rambut dengan warna hitam.


Dari Ibnu „Abbas radhiyallahu „anhuma berkata, bahwa Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Pada akhir zaman nanti akan
muncul suatu kaum yang bersemir dengan warna hitam seperti tembolok
merpati. Mereka itu tidak akan mencium bau surga.” (HR. Abu Daud, An
Nasa‟i, Ibnu Hibban dalam shahihnya, dan Al Hakim. Al Hakim
mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Al Albani dalam
Shahih At Targhib wa At Tarhib mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dari Jabir radhiyallahu „anhu, dia berkata, ”Pada hari penaklukan


Makkah, Abu Quhafah (ayah Abu Bakar) datang dalam keadaan kepala
dan jenggotnya telah memutih (seperti kapas, artinya beliau telah
beruban). Lalu Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
“Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi hindarilah warna hitam.” (HR.
Muslim).

4. Mencabut uban.
Dari „Amr bin Syu‟aib, dari ayahnya, dari kakeknya berkata bahwa
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah mencabut
uban. Tidaklah seorang muslim yang beruban dalam Islam walaupun
sehelai, melainkan uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari
kiamat nanti.” (HR. Abu Daud dan An Nasa‟i. Syaikh Al Albani dalam Al
Jami‟ Ash Shagir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

5. Memakai bulu mata palsu.


Fatwa: "...Menurut hemat saya, tidak diperbolehkan memasang
bulu mata buatan (palsu) pada kedua matanya, karena hal tersebut sama
dengan memasang rambut palsu, dan Nabi Shallallahu „Alaihi Wasallam
melaknat wanita yang memasang dan yang minta dipasangi rambut palsu.
Jika Nabi telah melarang menyambungkan rambut dengan rambut lainnya
(memasang rambut palsu) maka memasang bulu mata pun tidak boleh.
Juga tidak boleh memasang bulu mata palsu karena alasan bulu mata yang
asli tidak lentik atau pendek. Selayaknya seorang wanita muslimah
menerima dengan penuh kerelaan sesuatu yang telah ditakdirkan Allah,
dan tidak perlu melakukan tipu daya atau merekayasa kecantikan,
sehingga tampak kepada sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti memiliki
pakaian yang tidak patut dipakai oleh seorang wanita muslimah..."
(Disampaikan dan didiktekan oleh Syaikh Abdullah Bin Abdurrahman al-
Jibrin. Sumber : Fatwa-Fatwa Terkini jilid 3, hal.80-81 cet, Darul Haq,
Jakarta.)

6. Bertabarruj.
Allah Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Dan janganlah
kalian (para wanita) bertabarruj (keluar rumah dengan berhias dan
bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu”
[al-Ahzaab:33].

7. Merenggangkan / mengikir gigi.


Dari Ibn Mas‟ud radhiyallahu „anhu, beliau mengatakan,
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam melarang orang mencukur alis,
mengkikir gigi, menyambung rambut, dan mentato, kecuali karena
penyakit. (HR. Ahmad 3945 dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-
Arnaut).

Dari ibn Mas‟ud radhiyallahu „anhu, beliau mengatakan, “Semoga


Allah melaknat orang yang mentato, yang minta ditato, yang mencabut
alis, yang minta dikerok alis, yang merenggangkan gigi, untuk
memperindah penampilan, yang mengubah ciptaan Allah. (HR. Bukhari
4886).

8. Membuat tatto.
Dari Ibn Mas‟ud radhiyallahu „anhu, beliau mengatakan,
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam melarang orang mencukur alis,
mengkikir gigi, menyambung rambut, dan mentato, kecuali karena
penyakit. (HR. Ahmad 3945 dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-
Arnaut).

Dari ibn Mas‟ud radhiyallahu „anhu, beliau mengatakan, “Semoga


Allah melaknat orang yang mentato, yang minta ditato, yang mencabut
alis, yang minta dikerok alis, yang merenggangkan gigi, untuk
memperindah penampilan, yang mengubah ciptaan Allah. (HR. Bukhari
4886).

9. Memakai jilbab gaul / tidak memenuhi syarat hijab.


Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahkan telah
memperingatkan kita dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah:
“Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat
sebelumnya, yaitu suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor-ekor
sapi betina yang mereka pakai untuk mencambuk manusia; wanita-wanita
yang berpakaian (namun) telanjang, yang kalau berjalan berlenggak-
lenggok menggoyang-goyangkan kepalanya lagi durhaka (tidak ta‟at),
kepalanya seperti punuk-punuk unta yang meliuk-liuk. Mereka tidak akan
masuk Surga dan tidak dapat mencium bau wanginya, padahal bau
wanginya itu sudah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (Hadits shahih.
Riwayat Muslim (no. 2128) dan Ahmad (no. 8673).

10. Memakai rambut palsu.


Memakai wig/rambut palsu hukumnya haram, karena termasuk al-
washl yaitu menyambung rambut yang diharamkan. (Fatwa asy-Syaikh
Ibnu Utsaimin rahimahullah). Seandainya tidak dianggap al-washl, maka
wig itu menampakkan rambut si wanita lebih panjang daripada yang
sebenarnya sehingga menyerupai al-washl. Padahal wanita yang
melakukannya dilaknat sebagaimana disebutkan oleh hadits: “Allah
melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan minta disambungkan
rambutnya.” (HR. al-Bukhari no. 5941, 5926 dan Muslim no. 5530).
(Fatwa asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah).
Perbuatan al-washl ini diharamkan, sama saja apakah si wanita
melakukannya dengan izin suami atau tidak, karena perbuatan haram tidak
terkait dengan izin dan ridha.

11. Mencukur rambut menyerupai laki-laki atau wanita kafir.


Potongan yang menyerupai potongan khas wanita kafir, maka
hukumnya juga haram, karena tidak boleh menyerupai orang-orang kafir.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibn Umar radliallahu „anhuma
bahwa Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang meniru-niru (kebiasaan) suatu kaum maka dia termasuk kaum
tersebut” (H.r. Abu Daud, dan dishahihkan al-Albani).

12. Mencukur / mencabut bulu alis.


Dari Ibn Mas‟ud radhiyallahu „anhu, beliau mengatakan,
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam melarang orang mencukur alis,
mengkikir gigi, menyambung rambut, dan mentato, kecuali karena
penyakit. (HR. Ahmad 3945 dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-
Arnaut).

Dari ibn Mas‟ud radhiyallahu „anhu, beliau mengatakan, “Semoga


Allah melaknat orang yang mentato, yang minta ditato, yang mencabut
alis, yang minta dikerok alis, yang merenggangkan gigi, untuk
memperindah penampilan, yang mengubah ciptaan Allah. (HR. Bukhari
4886).

13. Memakai lensa kontak berwarna untuk tabarruj.


Syaikh Muhammad shalih Al-Munajjid hafidzahullah berkata:
"...lensa kontak berwana untuk perhiasan (untuk bergaya). Maka
hukumnya sama dengan perhiasan, jika digunakan untuk berhias bagi
suaminya maka tidak mengapa. Jika digunakan untuk yang lain maka
hendaknya tidak menimbulkan fitnah. Dipersyaratkan juga tidak
menimbulkan bahaya (misalnya iritasi dan alergi pada mata, pent) atau
menimbulkan unsur penipuan dan kebohongan misalnya menampakkan
pada laki-laki yang akan melamar. Dan juga tidak ada unsur menyia-
nyiakan harta (israaf) karena Allah melarangnya."
14. Operasi plastik untuk kecantikan.
Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya, “Bagaimana
hukum melaksanakan operasi kecantikan dan hukum mempelajari ilmu
kecantikan?”
Jawaban beliau,”Operasi kecantikan (plastik) ini ada dua macam. Pertama,
operasi kecantikan untuk menghilangkan cacat yang karena kecelakaan
atau yang lainnya. Operasi seperti ini boleh dilakukan, karena Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam pernah memberikan izin kepada seorang
lelaki–yang terpotong hidungnya dalam peperangan–untuk membuat
hidung palsu dari emas. Kedua, operasi yang dilakukan bukan untuk
menghilangkan cacat, namun hanya untuk menambah kecantikan (supaya
bertambah cantik). Operasi ini hukumnya haram, tidak boleh dilakukan,
karena dalam sebuah hadis (disebutkan), „Rasulullah melaknat orang yang
menyambung rambut, orang yang minta disambung rambutnya, orang
yang membuat tato, dan orang yang minta dibuatkan tato.‟ (H.R. Bukhari).
(Fatawa Al-Mar‟ah Al-Muslimah, hlm. 478–479). Sumber: Majalah As-
Sunnah, edisi 5, tahun IX, 1426 H/2005 M

15. Memakai kawat gigi untuk kecantikan / tabarruj.


Syaikh Ibnu Utsaimin pernah ditanya, “Apa hukumnya
memperbaiki gigi?” Syaikh menjawab, “Memperbaiki gigi ini dibagi
menjadi dua kategori:
Pertama, jika tujuannya supaya bertambah cantik atu indah, maka
ini hukumnya haram. Nabi shalallahu „alaihi wa sallam melaknat wanita
yang menata giginya agar terlihat lebih indah yang merubah ciptaan Allah.
Padahal seorang wanita membutuhkan hal yang demikian untuk estetika
(keindahan), dengan demikian seorang laki-laki lebih layak dilarang
daripada wanita.

Kedua, jika seseorang memperbaikinya karena ada cacat, tidak


mengapa ia melakukannya. Sebagian orang ada suatu cacat pada giginya,
mungkin pada gigi serinya atau gigi yang lain. Cacat tersebut membuat
orang merasa jijik untuk melihatnya. Keadaan yang demikian ini
dimaklumi untuk membenarkannya. Hal ini dikategorikan sebagai
menghilangkan aib atau cacat bukan termasuk menambah kecantikan.
Dasar argumentasinya (dalil), Nabi shalallahu „alaihi wa sallam
memerintahkan seorang laki-laki yang hidungnya terpotong agar
menggantinya dengan hidung palsu dari emas, yang demikian ini termasuk
menghilangkan cacat bukan dimaksudkan untuk mempercantik diri.”
Allahu a‟lam. (Dijawab oleh Tim Redaksi Konsultasi Syariah).
2.3 Karakter-karakter yang Harus Dimiliki Muslimah Masa Modern

Muslimah memiliki sifat lemah lembut namun itu tidak berarti sebagai
makhluk yang lemah, dibalik kelembutannya terimpan kekuatan dan potensi
terpendam yang belum dimaksimalkan. Muslimah, bukanlah makhluk lemah yang
tidak mampu berbuat apapun. Tak layak pula ia dimasukkan ke golongn kelas
bawah yang bisa diperlakukan semena-mena. Lebih dari itu, ia adalah makhluk
yang diciptakan Allah S.W.T dengan keistimewaan dan karakteristik tersendiri
yang dipandang sejajar oleh Allah S.W.T. (Siti Muslikhati, 2004)

Menurut Aisyah Avicenna (2012) Setidaknya kurang lebih ada sepuluh


karakter yang harus melekat pada pribadi seorang muslimah masa kini untuk
mengoptimalkan potensi yang dimiliknya. Kesepuluh karakter muslimah shalihah
itu antara lain :

1. Aqidah yang Bersih (Salimul Aqidah)


2. Ibadah yang Benar (Shalihul Ibadah)
3. Akhlak yang Kokoh (Matinul Khuluq)
4. Mandiri (Qadirun `Alal Kasb)
5. Berjuang Melawan Hawa Nafsu (Mujahidu Linafsihi)
6. Intelek dalam Berpikir ( Mutsaqaful Fikr)
7. Teratur dalam suatu urusan (Munazham fi syu`unihi)
8. Kekuatan Jasmani (Qawwiyul Jism)
9. Pandai Menjaga Waktu ( Haritsun `Ala Waqtihi)
10. Bermanfaat bagi orang lain (Nafi`un Lighairihi)

Tantangan yang sebenarnya, bukan apakah umat Islam bisa


mempraktekkan ajaran Islam dan Sunnah Rasulullah Saw dengan efektif atau
tidak. Tantangan itu adalah, bagaimana mengatasi berbagai kendala-kendala yang
berdasarkan prasangka buruk semata terhadap umat Islam. Jika tantangan itu bisa
diatasi, umat Islam membuktikan bahwa mereka bisa hidup dengan jalan yang
mereka pilih. Jalan Islam dan Sunnah Rasulullah Saw (Wawan Djunaedi, 2000).
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


3.2 Kesimpulan
1. Meskipun hidup dalam era modern, wanita muslimah tidak boleh
terseret arus ataupun terpuruk. Wanita muslimah harus tetap
memaksimalkan potensi diri dan harus mempelajari hal-hal mendasar
tentang syariat.
2. Muslimah harus memegang teguh Al-quran dan hadits dan menjadilah
wanita shalihah berkarakter.

3.3 Saran
Bagi penyusun makalah selanjutnya sebaiknya mencari referensi
buku yang lebih banyak dan menampilkan lebih banyak contoh sehingga
makalah lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Bahi, Muhammad. 2008. Langkah Wanita Islam Masa Kini, Gejala-gejala dan
sejumlah jawaban. Jakarta : Gema Insani Press.

Djunaedi, Wawan. 2000. Tantangan Wanita Muslimah. Jakarta : Pustaka Azzam.

Fauzia, Amelia, Dkk. 2004. Tentang Perempuan Islam : Wacana dan Gerakan.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Lathifah, Annisa. 2010. La Tahzan For Modern Muslimah. Jakata : Diva Press.

Shafiyyah, Amatullah dan Astriana B Sinaga. 2011. Pergerakan Muslimah


Menyongsong Era Baru. Jakarta : Gema Insani Press.

Siti Muslikhati. 2004. Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam


Timbangan Islam. Depok: Gema Insani Press.

Anda mungkin juga menyukai