LP Askeb Keluarga Azka
LP Askeb Keluarga Azka
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mendapatkan pengalaman nyata dalam peran fungsi dan tugas bidan serta dapat
mengembangkan sikap etis, nasionalisme dan profesionalisme dalam melaksanakan praktek
kebidanan
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan di dalam keluarga
2. Mengaanalisis masalah dan prioritas masalah
3. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
4. Implementasi dari hasil alternatif pemecahan masalah.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
1.4. Metode Pengumpulan Data
1.5. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.2 Konsep Dasar Keluarga Sehat
2.3 Konsep Dasar Kehamilan Risiko Tinggi
2.4 Standart Pelayanan Bayi Balita di Komunitas
2.5 Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan/Deteksi Dini
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi meneruskan keturunan dan menambahkan sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan seluruh keluarga seperti kebutuhan makan,
minum, pakaian, dan tempat tinggal, dan lain-lain.
e. Fungsi keperawatan kesehatan
Kesanggupan keluarga untuk melakukan pemeliharaan kesehatan dilihat dari 5 tugas kesehatan
keluarga yaitu :
1) Keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan.
3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
4) Memodifikasi lingkungan, menciptakan dan mempertahankan suasana rumah yang
sehat.
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat.
5
perawatan yang berbeda pula. Tenaga medis yang dimaksud adalah dokter, dokter gigi, dokter
jiwa, dan dokter spesialis, semuanya disebut medical doctor.
2. Makanan Bergizi
Seorang anggota keluarga yang sehat badan dan jiwa adalah orang yang mengonsumsi
makanan bergizi (nutritious food) dalam ukuran yang cukup (normal). Makanan bergizi
artinya gizi (nutrient) makanan tersebut sudah ditentukan ukuran jumlah dan jenis
kecukupannya menurut ilmu gizi (nutrition). Jenis makanan yang cukup itu biasa disebut
empat sehat atau lima sempurna. Makanan empat sehat itu terdiri dari nasi/roti, sayur, lauk,
buah, dan susu. Makanan empat sehat atau lima sempurna merupakan dambaan semua
keluarga, namun tingkat pendapatan dan jumlah anggota kelurga itulah yang
mempengaruhinya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan makanan yang bergizi, dilakukanlah peningkatkan
pendapatan keluarga, tetapi hal ini terbatas pada kemampuan orang tua atau kepala keluarga.
Mungkin cara efektif yang dapat ditempuh adalah melaksanakan program keluarga berencana
di kalangan keluarga yang tingkat kelahirannya tinggi, tetapi pendapatan keluarganya rendah
melalui penyuluhan dan pelatihan. Manfaat keluarga berencana adalah pegaturan masa
kehamilan, penurunan jumlah kelahiran, pengurangan angka kematian, dan peningkatan
kesejahteraan keluarga. Di samping itu, juga dapat dilaksanakan program makanan bergizi
(empat sehat lima sempurna) melalui penyuluhan dan pelatihan.
3. Lingkungan Bersih
Di samping badan dan jiwa yang sehat serta cukup makanan bergizi, seharusnya orang
tersebut juga tinggal dan hidup di lingkungan yang besih (clean environment) dan berpakaian
bersih. Lingkungan adalah tempat hidup yang berada di daratan, lautan, atau udara. Bersih
adalah keadaan yang tidak tercemar oleh kotoran manusia, hewan, sampah, limbah buangan,
polusi gas, curahan minyak, suara bising, kriminalitas, yang merusak atau merugikan
kehidupan manusia atau menjadi sumber penyakit. Konsep bersih yang dirumuskan ini biasa
disebut “bersih fisik” (phisical cleanliness) karena bentuk atau wujud keadaan yang tidak
tercemar itu dapat diamati dengan panca indera atau bersentuhan dengan raga manusia.
Di samping itu, ada pula bersih dalam arti cara berpikir bersih (clean mind), yaitu
berpikir objektif, jujur, itikad baik, manusiawi, dan berpihak pada kepentingan orang banyak.
Bersih dalam arti ini biasa disebut “bersih mental” (mental cleanliness). Misalnya, tidak akal-
akalan, tidak membodohi orang, lebih mengutamakan kepentingan orang banyak, serta bebas
dari niat korupsi dan manipulasi
Keluarga yang telah memenuhi unsur sehat badan dan jiwa, cukup makanan bergizi,
serta hidup dilingkungan yang bersih, dapat dapat dikatakan telah mempunyai tingkat
kesejahteraan hidup yang cukup baik. Ketiga unsur tersebut saling berkaitan. Kesehatan
(badan dan mental) adalah syarat utama untuk berkerja mencari nafkah guna memperolah
makanan bergiz. Makanan bergizi pasti bersih, sehingga orang yang mengonsumsinya menjadi
sehat. Jadi, keluarga sehat itu adalah keluarga yang sehat badan dan jiwa, cukup makanan
bergizi, pakaian bersih, tinggal dilingkungan bersih, dan mampu bekerja keras.
6
Prinsip deteksi dini yaitu melakukan skrining secara teratur dan ketat terhadap adanya
kelainan, komplikasi, dan penyakit selama kehamilan, serta mencegah atau mengurangi resiko
terjadinya kelainan, komplikasi, dalam persalinan dan nifas.
2.3.3 Manfaat Deteksi Dini
Diharapkan dapat mencegah komplikasi lebih lanjut atau meminimalkan resiko akibat
terjadinya komplikasi. Hal-hal yang harus dilakukan dalam deteksi dini adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan kehamilan dini (early antenatal care [ANC] detection)
1) Idealnya wanita hamil memeriksakan diri ketika terlambat haid sekurangnya 1 bulan,
maka jika ada kelainan yang akan timbul dapat segera diatasi.
2) Pemeriksaan dilakukan secara (head to toe) dan pemeriksaan ginekologi.
3) Pada primigravida perlu dilaksanakan pada bentuk dan ukuran panggul.
b. Pemeriksaan ANC (Ante Natal Care) secara rutin.
Pelayanan ANC sangat penting untuk mendeteksi secara dini komplikasi dan penyulit
persalinan, serta mendidik wanita dan keluarga tentang kehamilan, persalinan dan nifas.
1) Trimester I : 4 minggu sekali (<14minggu)
2) Trimester II : 2 minggu sekali (<28 minggu)
3) Trimester III : 1 minggu sekali (≥ 28 minggu)
2.3.4 Skor Poedji Rochjati
Faktor risiko pada ibu hamil dikelompokkan pada 3 kelompok yaitu kelompok I, II, III,
berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan dan sifat atau tingkat risikonya. Berdasarkan
kapan ditemukan yaitu pada kehamilan muda atau kehamilan lanjut. Berdasarkan cara
pengenalan yaitu adanya faktor risiko dapat dikenali oleh setiap orang dengan mudah atau diduga
misalnya perut sangat besar diduga ada kehamilan kembar atau ada penyakit, yang perlu dirujuk
ke bidan di desa atau dokter puskesmas, dokter/bidan praktek swasta untuk diperiksa dan
ditentukan. Berdasarkan tingkat dan sifat risiko, sesuai dengan derajat kegawatannya :
a. Ada Potensi Gawat Obstetrik / APGO, ada masalah yang perlu diwaspadai
b. Ada Gawat Obstetrik / AGO, ada tanda bahaya awal.
c. Ada Gawat Darurat Obtetrik / AGDO, yang mengancam nyawa ibu dan bayi.
7
7 Tinggi badan ≤ 145 cm Terlalu pendek pada ibu dengan :
a. Hamil pertama
b. Hamil kedua atau lebih, tetapi belum pernah
melahirkan normal/spontan dengan bayi cukup
bulan, dan hidup
8 Pernah gagal kehamilan Pernah gagal pada kehamilan yang lalu :
a. Hamil kedua yang pernah gagal
b. Hamil kedua atau lebih, tetapi belum pernah
melahirkan normal/spontan dengan bayi cukup
bulan, dan hidup
9 Pernah melahirkan dengan : a. Pernah melahirkan dengan tarikan
tang/vakum
b. Pernah uri dikeluarkan oleh penolong dari
dalam rahim
c. Pernah di infus/tranfusi pada perdarahan
pasca persalinan
10 Pernah Operasi Sesar Pernah melahirkan bayi dengan Operasi Sesar
sebelum kehamilan ini
4 hamil kembar air / hydramnion Perut ibu sangat membesar, gerak anak kurang
terasa, karena air ketuban terlalu banyak,
biasanya anak kecil
5 Janin mati di dalam rahim ibu Ibu hamil tidak merasakan gerakan anak lagi,
perut mengecil
6 Hamil lebih bulan / hamil serotinus Ibu hamil 9 bulan dan lebih 2 minggu belum
melahirkan
7 Letak sungsang Diatas perut : kepala bayi ada diatas dalam rahim
Menurut Soetjiningsih (2014), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian
masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari. Masa neonatal dini yaitu usia 0 – 7 hari Masa neonatal
lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari. Masa pasca neonatal yaitu usia 29 hari – 1 tahun. Bayi merupakan
manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang pasti.Pada masa ini
manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.Kematian bayi
dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan post-natal
(setelah 27 hari).
Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong
menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli.Pelayanan
kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan
kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 12 bulan setelah bayi lahir.
11
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal.Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan
terus menerus pada setiap kesempatan.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara
dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan,
tenaga kesehatan juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat,
terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak yang
perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya.Penyimpangan
perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak.
2.5.2 Sasaran
a. Sasaran langsung
Semua anak umur 0 sampai 6 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas
b. Sasaran tidak langsung
1) Tenaga kesehatan yang bekerja di lini terdepan (dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh
kesehatan masyarakat, dan sebagainya).
2) Tenaga pendidik, petugas lapangan KB, petugas sosial yang terkait dengan pembinaan
tumbuh kembang anak.
3) Petugas sector swasta dan profesi lainnya.
2.5.3 Tujuan SDIDTK
a. Tujuan Umum
Agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak pra sekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta
mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini.1
b. Tujuan Khusus
1) Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak pra
sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
2) Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada semua balita
dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
3) Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah dengan
penyimpangan tumbuh kembang.
4) Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di Puskesmas.
2.5.4 Jenis Skrining
A. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
1) Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
a) Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak, normal, kurus,
kurus sekali atau gemuk.
12
b) Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal DDTK. Pengukuran dan penilaian
BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih, yaitu tenaga kesehatan yang telah
mengikuti pelatihan SDIDTK.
2) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA).
Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas
normal atau diluar batas normal
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan.Adapun
pelaksana dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Pelaksana dan Alat yang Digunakan untuk Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang Digunakan
Keluarga masyarakat
Orang tua KMS
Kader kesehatan Timbangan dacin
Petugas PAUD, BKB, TPA dan
Guru TK
Puskesmas Dokter Table BB/TB
Bidan Grafik LK
Ahli gizi Timbangan
Petugas lain Alat ukur tinggi
badan
Pita pengukur
lingkar kepala
Sumber: Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK
B. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Deteksi ini dilakukan di semua tingkat pelayanan. Pelaksana dan alat yang digunakan dapat
dilihat pada table 2.2
Tabel 2.2 Pelaksanaan dan Alat yang digunakan untuk Deteksi Dini
Penyimpangan Perkembangan Anak
Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang Digunakan
Keluarga dan Orang tua Buku KIA
Masyarakat Kader kesehatan,
BKB, TPA
Petugas pusat KPSP
PAUD terlatih TDL
Guru TK terlatih TDD
Puskesmas Dokter KPSP
Bidan TDL
Perawat TDD
Sumber: Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK
Keterangan :
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
BKB : Bina Keluarga Balita
TPA : Tempat Penitipan Anak
Pusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini
13
TK : Taman Kanak-kanak
1) Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)
Tujuan pemeriksaan perkembangan menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
2) Tes Daya Dengar (TDD)
Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar
dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.
3) Tes Daya Lihat (TDL)
Tujuan TDL adalah untuk mendeteksi secara dini kelainaan daya lihat agar segera dapat
dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman penglihatan
menjadi lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Rochyati, Pudji. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil Pengenalan Faktor Risiko Deteksi Dini Ibu Hamil
Risiko Tinggi / Poedjirohjati.- cet 1.- Surabaya: Erlangga universiti press, 2003.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo Edisi 4 Cetakan 2. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta: TIM
Suparyanto.2011.Pengertian Keluarga.dr suparyanto.blogspot.co.id/2011/10/pengertian keluarga.html
diakses tanggal 27 Agustus 2016 pukul 20.24 wib
14