Anda di halaman 1dari 2

Seri Pengelolaan Hutan dan Lahan Gambut Kebakaran

01
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar
ISI: bahan bakar yang ada di atas permukaan (misalnya: serasah, pepohonan, semak, dll), kemudian
api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (ground fire), membakar
bahan organik melalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar/pohon yang bagian
! Dampak atasnya terbakar. Dalam perkembangannya, api menjalar secara vertikal dan horizontal
kebakaran hutan berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga
hanya asap yang berwarna putih saja yang tampak diatas permukaan. Mengingat peristiwa
dan lahan gambut kebakaran terjadinya di dalam tanah dan hanya asapnya saja yang muncul ke permukaan, maka
! Penyebab kegiatan pemadaman akan mengalami banyak kesulitan.
kebakaran hutan
dan lahan gambut Dampak kebakaran hutan dan lahan gambut
! Faktor pendukung Kebakaran hutan/lahan gambut secara nyata berpengaruh terhadap terdegradasinya kondisi
kerawanan lingkungan, kesehatan manusia dan aspek sosial ekonomi bagi masyarakat.

terjadinya Terdegradasinya kondisi lingkungan


kebakaran hutan
dan lahan gambut ! Perubahan kualitas fisik gambut (penurunan porositas total, penurunan kadar air tersedia,
penurunan permeabilitas dan meningkatnya kerapatan lindak);
! Perubahan kualitas kimia gambut (peningkatan pH, kandungan N-total, kandungan fosfor
dan kandungan basa total yaitu Kalsium, Magnesium, Kalium, dan Natrium, tetapi terjadi
Kebakaran hutan dan lahan penurunan kandungan C-organik);
gambut menjadi fokus ! Terganggunya proses dekomposisi tanah gambut karena mikroorganisme yang mati akibat
kebakaran;
utama kejadian kebakaran ! Suksesi atau perkembangan populasi dan komposisi vegetasi hutan juga akan terganggu
saat ini mengingat dampak (benih-benih vegetasi di dalam tanah gambut rusak/terbakar) sehingga akan menurunkan
asap dan emisi karbon keanekaragaman hayati;
yang dihasilkan. Hutan ! Rusaknya siklus hidrologi (menurunkan kemampuan intersepsi air hujan ke dalam tanah,
rawa gambut seluas mengurangi transpirasi vegetasi, menurunkan kelembaban tanah, dan meningkatkan jumlah
air yang mengalir di permukaan (surface run off). Kondisi demikian menyebabkan gambut
2.124.000 hektar telah menjadi kering dan mudah terbakar, terjadinya sedimentasi dan perubahan kualitas air serta
terbakar pada kejadian turunnya populasi dan keanekaragaman ikan di perairan. Selain itu kerusakan hidrologi di
kebakaran 1997/1998 lahan gambut akan menyebabkan jangkauan intrusi air laut semakin jauh ke darat;
(Tacconi, 2003), ! Gambut menyimpan cadangan karbon, apabila terjadi kebakaran maka akan terjadi emisi
mengemisikan sekitar gas karbondioksida dalam jumlah besar. Sebagai gas rumah kaca, karbondioksida
berdampak pada pemanasan global. Berdasarkan studi ADB, kebakaran gambut 1997
156,3 juta ton karbon ke menghasilkan emisi karbon sebesar 156,3 juta ton (75% dari total emisi karbon) dan 5 juta
ton partikel debu.

Kesehatan manusia

Ribuan penduduk dilaporkan menderita penyakit infeksi saluran pernapasan, sakit mata dan
batuk sebagai akibat dari asap kebakaran. Kebakaran gambut juga menyebabkan rusaknya
kualitas air, sehingga air menjadi kurang layak untuk diminum.

Aspek sosial ekonomi

! Hilangnya sumber mata pencaharian masyarakat yang masih menggantungkan hidupnya


pada hutan (berladang, beternak, berburu/menangkap ikan);
! Penurunan produksi kayu;
Kebakaran hutan gambut di Mentangai, ! Terganggunya kegiatan transportasi;
Kalimantan Tengah

1
14.000.000
12.000.000
HTI dan perkebunan serta
10.000.000
penyiapan lahan pertanian oleh
luas (ha)

8.000.000 masyarakat.
6.000.000 b. Aktivitas dalam pemanfaatan
4.000.000 sumber daya alam
2.000.000 Kebakaran yang disebabkan oleh
0 api yang berasal dari aktivitas
1982/1983 1991 1994 1997/1998 manusia selama pemanfaatan
Tahun sumber daya alam, misalnya
Luas hutan dan lahan (termasuk gambut)
pembakaran semak belukar yang
yang terbakar di Indonesia (BAPPENAS-ADB, 1999) menghalangi akses mereka
dalam pemanfaatan sumber daya
! Terjadinya protes dan tuntutan alam serta pembuatan api untuk
Parit di Muara Puning, Kalimantan Tengah
dari negara tetangga akibat memasak oleh para penebang
dampak asap kebakaran; liar dan pencari ikan di dalam
hutan. Keteledoran mereka ! Pembuatan kanal-kanal dan parit
! Meningkatnya pengeluaran
dalam memadamkan api dapat di lahan gambut telah
akibat biaya untuk pemadaman.
menimbulkan kebakaran. menyebabkan gambut
c. Penguasaan lahan mengalami pengeringan yang
Penyebab kebakaran hutan Api sering digunakan masyarakat berlebihan di musim kemarau
dan lahan gambut lokal untuk memperoleh dan mudah terbakar;
kembali hak-hak mereka atas ! Areal rawa gambut merupakan
Lebih dari 99% penyebab kebakaran lahan. lahan yang miskin hara dan
hutan dan lahan gambut adalah tergenang air setiap tahunnya,
akibat ulah manusia, baik yang sehingga kurang layak untuk
Faktor pendukung
sengaja melakukan pembakaran pertanian. Untuk
ataupun akibat kelalaian dalam kerawanan terjadinya
menggunakan api. Hal ini didukung kebakaran hutan dan lahan
oleh kondisi-kondisi tertentu yang gambut Daftar Pustaka
membuat rawan terjadinya
BAPPENAS-ADB. 1999. Causes, Extent, Impact
kebakaran, seperti gejala El Nino, ! Kerawanan terjadinya kebakaran and Cost of 1997/1998 Fires and Drought.
kondisi fisik gambut yang hutan dan lahan gambut National Development Planning Agency
terdegradasi dan rendahnya kondisi (BAPPENAS) and Asian Development Bank
tertinggi terjadi pada musim (ADB). Jakarta.
sosial ekonomi masyarakat. kemarau dimana curah hujan
Penyebab kebakaran oleh manusia sangat rendah dan intensitas Tacconi, L. 2003. Kebakaran hutan di Indonesia:
penyebab, biaya dan implikasi kebijakan. CIFOR.
dapat dirinci sebagai berikut: panas matahari tinggi. Kondisi
a. Pembakaran vegetasi ini pada umumnya terjadi antara
Tim Produksi:
Kebakaran yang disebabkan oleh bulan Juni hingga Oktober dan
api yang berasal dari kadang pula terjadi pada bulan Penyusun : Wahyu Catur Adinugroho &
INN Suryadiputra
pembakaran vegetasi yang Mei sampai November. Foto : Alue Dohong, Yus Rusila Noor &
disengaja tetapi tidak Kerawanan kebakaran semakin Faizal Parish
dikendalikan pada saat kegiatan, Disain/
tinggi jika ditemukan adanya Tata Letak : Vidya Fitrian
misalnya dalam pembukaan areal gejala El Nino;

Head Office: Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia (CCFPI),


Wetlands International-Indonesia Programme merupakan proyek yang berkaitan dengan serapan karbon (carbon
Jl. Ahmad Yani No 53-Bogor 16161 sequestration) dan dibiayai melalui Dana Pembangunan dan
PO. Box 254/BOO-Bogor 16002 Perubahan Iklim Kanada. Proyek ini dirancang untuk
Tel:+62-251-312189; Fax: +62-251-325755 meningkatkan pengelolaan berkelanjutan pada hutan dan lahan
co_ccfpi@wetlands.or.id OR sec_ccfpi@wetlands.or.id gambut di Indonesia agar kapasitasnya dalam menyimpan dan
menyerap karbon meningkat serta mata pencaharian masyarakat
Sumatra Office: Kalimantan Office: di sekitarnya menjadi lebih baik. Kegiatan-kegiatan yang
Jl. H. Samsoe Bahroem No. 28 Jl. Teuku Umar No 45 dilaksanakan dalam proyek ini, baik di tingkat lokal maupun
RT 24/VIII-Jambi 36135 Palangka Raya 73111 - Kal Teng nasional, dikaitkan dengan usaha-usaha perlindungan dan
Tel/Fax: +62-741-64445 Tel/Fax: +62-536-38268 rehabilitasi hutan dan lahan gambut. Dalam pelaksanaannya di
ccfpi_ssc@telkom.net OR aluedohong@yahoo.com OR lapangan, proyek ini menerapkan pendekatan-pendekatan yang
sec_ccfpiss@yahoo.com alue_dohong@hotmail.com bersifat kemitraan dengan berbagai pihak terkait (multi

The Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia (CCFPI) Project is


undertaken with the financial support of the Government of Canada provided
through The Canadian International Development Agency (CIDA)
Canadian International Agence canadienne de
Development Agency développement international

Anda mungkin juga menyukai