Kepada
Yth. Tim Ethical Clearance
STIKes YARSI Pontianak
di -
PONTIANAK
Mengajukan permohonan uji etik terhadap proposal penelitian saya yang berjudul:
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERSONAL HYGIENE
PADA SISWA KELAS 3, 4 dan 5 SEKOLAH DASAR NEGERI 03 DI
PONTIANAK TIMUR
Untuk keperluan tersebut, bersama ini saya lampirkan satu eksemplar proposal
penelitian yang telah disahkan oleh penguji.
Demikian permohonan ini saya sampaikan dan atas perhatiannya saya ucapkan
terima kasih.
Wassalamaualaikum Wr. Wb.
Pontianak, 30 November 2017
Pemohon,
(Eka Nurbaiza)
2
1. Penelitian Utama:
Hubungan Peran Orang Tua Dengan Personal Hygiene Pada Siswa Kelas 3, 4 Dan 5
Sekolah Dasar Negeri 03 Di Pontianak Timur
2. Judul Penelitan:
Hubungan Peran Orang Tua Dengan Personal Hygiene Pada Siswa Kelas 3, 4 Dan 5
Sekolah Dasar Negeri 03 Di Pontianak Timur
3. Subjek:
Manusia (responden) yang terlibat dalam penelitian orang tua yang memiliki anak
usia sekolah dasar.
peran orang tua juga penting dalam personal hygiene. Peneliti juga
hygiene pada anak usia sekolah. Peneliti juga berharap dari penelitian ini
keperawatan dan menjadi pilar penting dalam personal hygiene anak usia
dasar. Penulis juga berharap peran orang tua dapat berdampak positif
c. Alasan/Latar Belakang
Untuk mengetahui adanya hubungan peran orang tua dengan personal hygiene
pada siswa kelas 3, 4 dan 5 sekolah dasar negeri 03 di Pontianak Timur
6
6. Latar Belakang:
Personal hygiene adalah suatu usaha pemeliharaan kesehatan diri
seseorang yang bertujuan mencegah terjangkitnya penyakit serta untuk
memperbaiki status kesehatannya (Perry&Potter, 2009).
Perilaku hidup bersih dan sehat sangat erat kaitannya dengan upaya atau
kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya
yang meliputi makan dengan menu seimbang, olah raga
teratur, istirahat cukup, dan kebersihan diri (Notoatmojo, 2010).
Kebersihan diri atau personal hygiene bertujuan untuk mempertahankan
perawatan diri, membuat rasa aman, relaksasi, menghilangkan kelelahan,
mencegah gangguan sirkulasi darah, mempertahankan integritas pada jaringan dan
untuk kesejahteraan fisik maupun psikis. Namun dalam pemenuhan personal
hygiene tersebut setiap individu berbeda-beda. Pemenuhan personal hygiene
dipengaruhi berbagai faktor seperti budaya, nilai sosial pada individu atau
keluarga, pengetahuan terhadap personal hygiene serta persepsi terhadap perawatan
diri (Alimul, 2006).
Personal hygiene itu sangat penting. Salah satu indikator dari personal hygiene
adalah perawatan kaki, tangan dan kuku. Kaki, tangan dan kuku membutuhkan
perhatian khusus dalam perawatan kebersihan diri seseorang karena rentan
terhadap infeksi. Setiap kondisi yang mengenai tangan dan kaki secara otomatis
akan mempengaruhi kemampuan dalam hal perawatan kebersihan diri seseorang.
Kuku merupakan salah satu anggota badan yang terdapat pada ujung jari-jari
tangan dan kaki yang mengandung lapisan tanduk (Isro’in & Andarmoyo, 2012).
Kebersihan kaki, tangan dan kuku menjadi hal yang penting untuk
diperhatikan kebersihannya. Kuku yang tidak terawat juga dapat mengakibatkan
masalah kesehatan. Beberapa masalah akibat tidak terawatnya kuku misalnya kuku
yang panjang dapat mengakibatkan kuku menjadi mudah robek dan dapat melukai
kulit sekitar, kuku yang tumbuh ke dalam menuju jaringan lunak sekitar kuku
karena pemotongan kuku yang salah (Siswanto, 2010).
7
Masalah yang sering dijumpai pada personal hygiene adalah kecacingan, diare
dan masalah kulit lainnya. Lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi
dunia terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH) (WHO, 2012).
Menurut data dari DepKes RI (2013) angka kecacingan di Indonesia adalah
28% dengan prevalensi didaerah Kalimantan mencapai 79%. Berdasarkan
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan (P2PL) tahun 2014 prevalensi
infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar di Indonesia (survey 175
Kabupaten/Kota) mencapai 0 – 85,9%, dengan rata-rata prevalensi adalah 28,12%.
Dari prevalensi yang didapat masih banyak anak usia sekolah tidak melakukan
personal hygiene dengan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2011) didapatkan data tentang
tingkat pengetahuan anak usia Sekolah Dasar tentang kecacingan dalam
kategori baik 13,1%, sedang 48,2%, dan rendah 38,7%. Sedangkan sikap baik
48,2% dan cukup baik 51,8%. Hasil penelitian juga didapatkan data bahwa
perilaku merawat kuku seminggu sekali pada siswa SD sebanyak 64,2%.
Peran orang tua diperlukan dalam pengendalian sikap dan prilaku anak dalam
melakukan kegiatan sehari, tentunya juga dalam mendidik anak untuk
membiasakan hidup bersih dan sehat dan mengajarkan personal hygiene yang baik
dan benar. Seperti penelitian yang dilakuakan oleh Tolada (2012) bahwa ada
hubungan antara keterlibatan orang tua dengan prestasi belajar anak. Dari
penelitian tersebut dapat diartikan bahwa orang tua berperan dalam membentuk
motivasi sikap dan prilaku anak.
Studi pendahuluan yang telah dilakukan pada kelas 3, 4 dan 5 di SD Negeri 03
Pontianak Timur pada tanggal 10 Oktober 2017, yaitu dilihat hampir semua
siswa//siswi setelah bermain pada saat istirahat, setelah melakukan aktivitas tidak
langsung mencuci tangannya, kuku siswa/siswi terlihat panjang dan kotor. 7 dari
10 siswa-siswi tidak memotong kuku. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti
menjadi tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan peran orang tua
dengan personal hygiene kuku, tangan dan kaki pada anak prasekolah karena pada
usia tersebut, adalah waktu yang tepat untuk melatih kemandirian anak dimana
anak sudah bisa menangkap keinginan orang tua, namun pada kenyataannya, orang
8
tua tidak melatih anaknya untuk melakukan kemandirian dengan alasan orangtua
ada yang bekerja sehingga tidak 24 jam bersama anak. Hal tersebut dapat
memberikan penjelasan singkat bahwa orang tua berperan penting terhadap
personal hygiene pada anak.
Penjelasan diatas menunjukan bahwa ada beberapa masalah yang dapat timbul
pada anak usia sekolah dan jika tidak diatasi akan berakibat buruk pada anak untuk
tahap usia selanjutnya. Penerapan peran dalam satu keluarga akan mempengaruhi
anak dalam berperilaku sehari hari. Maka dari itu peneliti tertarik mengangkat
judul “Hubungan peran orang tua dengan personal hygine pada anak kelas 3, 4 dan
5 Sekolah Dasar Negeri 03 di Pontianak Timur”.
9. Prosedur penelitian (cara / metode, frekuensi dan interval intervensi yang akan
dilakukan)
Penelitian ini merupakan penelitian desain cross sectional (potong lintang) yaitu
desain penelitian analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variable
dimana variable independen dan variable dependen diindentifikasikan pada satu
satuan waktu.
9
10. Bahaya langsung maupun tidak langsung yang mungkin akan terjadi dan cara
untuk mengatasinya.
Tidak ada bahaya potensial pada atau resiko penelitian yang diakibatkan oleh
keterlibatan subyek dalam penelitian ini,oleh karena dalam penelitian ini tidak
dilakukan intervensi apapun melainkan hanya pengisian kuesioner.
11. Pengalaman yang terdahulu (sendiri atau orang lain) dari tindakan yang
hendak diterapkan.
Dari penelitian sebelumnya didapatkan hasil diketahui masih kurangnya dukungan
keluarga, sudah adanya dukungan petugas kesehatan dan tokoh masyarakat dalam
penanggulangan status gizi kurang pada balita di puskesmas. Disarankan perlunya
peningkatan penyuluhan kepada ayah balita melengkapi sarana serta menetapkan
srikandi gizi dalam penanggulangan status gizi kurang pada balita.
13. Cara pencatatan selama penelitian dan penyimpanan data setelah penelitian.
Teknik yang digunakan dalam mengolah data dan menyajikan data yaitu sebagai
berikut:
1) Coding
Coding yaitu melakukan klasifikasi data dari masing – masing variabel
dengan kode – kode tertentu dan ukuran penelitian yang digunakan. Kode yang
digunakan untuk kuisioner personal hygiene adalah 0: tidak dan 1: ya. Kode
yang digunakan untuk kuisioner peran orang tua adalah 0: tidak dan 1: ya.
2) Editing
10
15. Bila penelitian itu menggunakan responden manusia, apakah responden dapat
ganti rugi bila ada gejala efek samping? Berapa besar penggantian tersebut?
Tidak ada bahaya potensial pada atau resiko penelitian yang diakibatkan oleh
keterlibatan subyek dalam penelitian ini,oleh karena dalam penelitian ini tidak
dilakukan intervensi apapun melainkan hanya pengisian kuesioner. tidak ada
insentif berupa uang yang akan diberikan kepada responden. Selain itu peneliti tidak
11
memberikan ganti rugi berupa uang atau lainnya dan tidak memberikan jaminan
asuransikepada seuruh subyek penelitian
Program Studi Ners Tahap Akademik STIKes YARSI Pontianak dengan ini
menyatakan, mahasiswa atas nama :
(........................................................................)
NIK : .....................................
PERNYATAAN
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
STIKes YARSI PONTIANAK
13
Saya,
Nama Mahasiswa : Eka Nurbaiza
NIM : 822161007