TINJAUAN TEORITIS
2.1.1. Definisi
menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe
(Somantri,Irman, 2012 ).
parenkim paru (Brunner & Sudarth, 2002). Penyakit yang disebabkan oleh
M.Tubeculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru-paru atau
di berbagai organ tubuh yang lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen
yang tinggi. Kuman ini juga mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada
membrane selnya sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap asam
dan pertumbuhan dari kumannya berlangsung dengan lambat. Bakteri ini tidak
tahan terhadap ultraviolet, karena itu penularannya terutama terjadi pada malam
pernapasan bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkolusis masuk kedalam
jaringan paru melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang
1. Anatomi
Rongga hidung bagian ekternal berbentuk pyramid disertai dengan satu akar
dan dasar. Bagian ini tersusun dari kerangka kerja tulang, kartilago hialin dan
dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang
sempit, yang disebut septum. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat
kaya akan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir
semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Daerah
pernapasan dilapisi epithelium silinder dan sel epitel berambut yang mengandung
sel cangkir atau sel lendir. Sekresi sel itu membuat permukaan nares basah dan
2). Faring
Faring (tekak) adalah pipa berotot berukuran 12,5 cm yang berjalan dari dasar
3). Laring
vertebra servikalis dan masuk kedalam trakhe bawahnya. Laring ditopang oleh
Sembilan kartilago; tiga berpasang dan tiga tidak berpasang (Syaifuddin, 2011).
4). Trachea
Tuba ini berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis
kelima dan ditempat ini bercabang menjadi dua bronkus. Trakea dilapisi selaput
lendir yang terdiri dari epithelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak
5). Bronkus
Bronkus terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra
torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis
sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan kebawah dan kesamping ke arah
6). Bronkiolus
Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam
bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang
menuju paru-paru sebelah kiri hanya 2 cabang. Ciri khas bronkiolus adalah tidak
adanya tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal dari cabang
bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan epitel (Syaifuddin, 2011).
7). Alveolus
intrapleura di apeks, ukuran alveolus akan semakin besar. Ada dua tipe sel epitel
8). Paru-paru
Terletak disebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta
pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastrum.
Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) di atas dan
muncul sedikit lebih tinggi dari klavikula didalam dasar leher. Pangkal paru-paru
permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tumpuk
paru-paru, sisi belakang menyentuh tulang belakang, dan sisi depan menutupi
2. Fisiologi
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat
juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang
masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah
terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga udara yang masuk ke
paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas tidak hanya
mengandung oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon
dioksida (CO2), belerang (S), dan nitrogen (N2). Selain sebagai organ pernapasan,
hidung juga merupakan indra pembau yang sangat sensitif. Dengan kemampuan
tersebut, manusia dapat terhindar dari menghirup gas-gas yang beracun atau
berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya.
2011).
2). Faring
terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. Faring juga
(Syaifuddin, 2011).
3). Laring
dibawahnya dengan cara menutup secara cepat pada stimulasi mekanik, sehingga
4). Trakea
Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri dari epithelium bersilia dan sel
cangkir. Silia ini bergerak menuju atas ke arah laring. maka dengan gerakan ini
debu-debu dan butir-butirhalus lainnya yang turu masuk bersama dengan
5). Bronkus
Bronkus adalah kaliber jalan udara pada sistem pernapasan yang membawa
udara ke paru-paru. Tidak terdapat pertukaran udara yang terjadi pada bagian
6). Bronkiolus
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
(Syaifuddin, 2011).
7). Alveolus
Darah yang kaya karbondioksida dipompa dari seluruh tubuh ke dalam pembuluh
8). Paru-paru
Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada
melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan
pipa bronkhial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam
yang memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan
dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawah kejantung. Dari sini
dipompa ke dalam arteri ke semua bagian tubuh. Di dalam paru-paru, salah satu
darah ke alveoli, dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar
2.1.3. Etiologi
berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar komponen
M. tuberculosis adalah berupa lemak atau lipid sehingga kuman mampu tahan
terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan factor fisik.
Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak
oksigen. Oleh karena itu, M. tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru-
paru yang kandungan oksigennya tinggi. Daerah tersebut menjadi tempat yang
2.1.4. Patofisiologi
menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu berkembang biak dan terlihat
lain dari paru-paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui system limfe dan
aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang, dan korteks serebri) dan area lain
awal nfeksi membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma.
Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh
jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi
yang terdiri atas makrofag dan bakteri menjadi nekrotik yang selanjutnya
Setelah infeksi awal, jika respon system imun tidak adekuat maka penyakit
akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi
ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif. Pada kasus
seterusnya. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini
berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel.
Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan
10-20 hari). Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang
kemudian pada akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang dikelilingi oleh
Bakteri dorman
Reaksi
Reaksi sistemis
Edema infeksi/inflamasi,membentuk
: kelemahan
trakeal/faringeal kavitas dan merusak parenkim paru
Peningkatan
produksi secret Kelelahan
Pecahnya Batuk Penurunan daya
pembuluh darah Batuk darah pikir
jalan napas Sesak napas Kecemasan
Penurunan Mual Muntah
kemampuan Anoreksia
batuk efektif
Menurut Andra Saferi Wijaya (2013) Tuberculosis sering dijuluki “the grate
penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada
sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan
kadang-kadang asimtomatik.
1. Gejala Respiratorik,meliputi :
1) Batuk : gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang
tampak berupa garis atau bercak-bercak darah, gumpalan darah atau darah
segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darah terjadi karena pecahan
3) Sesak nafas : gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah
luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,
4) Nyeri dada : nyari dada pada TB paru termasuk nyeri pleuretik yang
sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin
pendek.
malam,nyeri dada dan batuk menetap. Batuk pada awalnya mungkin non
lansia, seperti perilaku tiada biasa dan perubahan status mental, demam, anoreksia
dan penurunan BB. Basil TB dapat bertahan lebih dari 50 tahun dalam keadaan
dorman.
Pengobatan TB Paru terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO
penganggulangan TB
2.1.7. Komplikasi
Menurut Wahid & Suprapto (2013) komplikasi berikut sering terjadi pada
penderita stadium lanjut :
napas
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan
sebagainya
Menurut Manurung, dkk (2009), komplikasi yang mungkin timbul pada klien
1) Malnutrisi
2) Empisema
3) Efusi Pleura
obat-obatan)
ialah :
1. Sputum culture
Untuk memastikan apakah keberadaan M.tuberculosis padaa stadium aktif
Reaksi positif (area industry 10 mm atau lebih, timbul 48-72 jam setelah
4. Chest X-ray
Dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesi awal di bagian atas paru-paru,
deposit kalsium pada lesi primer yang membaik atau cairan pleura. Perubahan
dan fibrosa
(Termasuk kumbah lambung,urine dan CSF, serta biopsi kulit) : positif untuk
M.Tuberculosis
nekrosis
7. Elektrolit
8. ABGs
9. Bronkografi
Merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronchus atau
10. Darah
1. Pengkajian
meliputi : pola nutrisi dan metabolic, pola aktivitas dan istirahat, pola mekanisme
Meliputi nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan,
pekerjaan, alamat, agama, suku, tanggal dan jam masuk RS, no registrasi, dan
diagnosis medis
Keluhan yang sering muncul saat masuk RS adalah demam hilang timbul,
batuk dalam jangka waktu >3 minggu, sesak napas, nyeri dada, malaise, keringat
di malam hari
Tanda : Turgor kulit buruk, kering atau kulit bersisik, Kehilangan otot
Tanda : Takikardia, takipnea atau dispnea saat kerja, Kelelahan otot, nyeri
Gejala : Adanya stress lama, Masalah keuangan atau rumah, Perasaan tidak
Pada tahap dini klien sering kali tidak menunjukkan kondisi tuberculosis.
Tanda dan gejala baru dapat terlihat pada tahap selanjutnya berupa :
1. System pernapasan
1). Sering kali ditemukan pernapasan ronchi, kasar, dan nyaring terjadi
2). Hipersonor atau timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada
menggeser
5). Pada keadaan lanjut terjadi atropi, retraksi interkostal, dan fibrosis
6). Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara
pekak)
2. System pencernaan
disertai dengan batuk, pada akhirnya klien akan mengalami penurunan berat
2. Diagnosa Keperawatan
Batasan karakteristik
Bradipnea
Dispnea
Ortopnea
Pernapasan bibir
Takipnea
Ansietas
Posisi tubuh
Deformitas tulang
Keletihan
Hiperventilasi
Sindrom hipoventilasi
Gangguan muskuloskletal
Kerusakan neurologis
Imaturasi neurologis
Disfungsi neuromuscular
Obesitas
Nyeri
Domain 4 : aktivitas/istirahat
Kelas 1 : tidur/istirahat
Definisi : gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal
Batasan karakteristik
Ketidakpuasan tidur
laboratorium)
Kurang privasi
Bising
Bau gas
Restrain fisik
Teman tidur
3. Ansietas (00146)
Definisi :
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons outonom (
sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu ), perasaan
takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan
Batasan karakteristik :
Perilaku
Penurunan produktivitas
Gelisah
Melihat sepintas
Insomnia
Agitasi
Mengintai
Tampak waspada
Afektif
Gelisah
Distress
Ketakutan
Peningkatan kewaspadaan
Iritabilitas
Gugup
Senang berlebihan
Bingung
Menyesal
Khawatir
Fisiologis
Wajah tegang
Tremor tangan
Peningkatan keringat
Peningkatan ketagangan
Gemetar
Tremor
Suara gemetar
Simpatik
Anoreksia
Eksitasi kardiovaskular
Diare
Mulut kering
Wajah merah
Jantung berdebar-debar
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan reflex
Pupil melebar
Kesulitan bernapas
Vasokonstriksi superficial
Lemah
Parasimpatik
Nyeri abdomen
Diare
Vertigo
Letih
Mual
Gangguan tidur
Sering berkemih
Ayang-ayangan
Bloking pikiran
Konfusi
Kesulitan berkonsentrasi
Lupa
Gangguan perhatian
Khawatir
Melamun
Factor berhubungn
Perubahan dalam :
Status ekonomi
Lingkungan
Status kesehatan
Pola interaksi
Fungsi peran
Status peran
Pemajanan toksin
Terkait keluarga
Herediter
Infeksi/kontaminan interpersonal
Krisis maturasi
Krisis sitiasional
Stress
Penyalahgunaan zat
Ancaman kematian
Ancaman pada :
Status ekonomi
Lingkungan
Status kesehatan
Pola interaksi
Fungsi peran
Status peran
Konsep diri
Definisi :
hari untuk pengobatan penyakit dan sekuelnya yang tidak memuaskan untuk
Batasan karakteristik :
Pilihan yang tidak efektif dalam hidup sehari-hari untuk memenuhi tujuan
kesehatan
Faktor berhubungan :
Kurang pengetahuan
Kesulitan ekonomi
Konflik keluarga
Persepsi hambatan
Persepsi keuntungan
Persepsi keseriusan
Persepsi kerentangan
Ketidakberdayaan
Regimen
3. Rencana keperawatan
Noc :
Status pernapasan
Kriteria hasil :
pernapasan)
Nic :
Manajemen airway
tambahan pernapasan
kusmaul)
10. Ajarkan untuk taknik batuk efektif dan relaksasi napas dalam
program
Noc :
Peningkatan tidur
Kriteria hasil :
Manajemen tidur
8. Fasilitasi pengunjung
11. Ajarkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman saat akan
pola tidur
Noc :
Anxiety level
Anxiety self-control
Coping
Kriteria hasil :
mengonterol cemas
Nic :
(Bulecheck, 2013)
Noc :
Regimen terapi
Prosedur terapi
Kriteria hasil :
kesehatan
Nic :
direkombinasikan
berkesinambungan