Oleh
Kelompok VII
I. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu memahami teknik/cara penentuan laktosa dalam
susu cair.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat menentukan kadar laktosa dalam susu cair.
2. Mahasiswa dapat membandingkan kadar laktosa pada berbagai
produk susu cair.
II. Metode
Metode dalam penentuan kadar laktosa dalam susu menggunakan
metode Luff Schoorl.
III. Prinsip
Laktosa bersifat reduktor akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+,
kelebihan Cu2+ ditetapkan dengan titrasi iodometri. Dengan menetapkan
larutan blanko, maka volume natrium tiosulfat yang dibutuhkan untuk
menitrasi kelebihan Cu2+ dapat diketahui, dan setara dengan jumlah laktosa
yang terdapat dalam sampel.
Pipet Volume
Ball Pipet
Kompor Listrik
Labu Takar
Bahan
NaOH
KI 20%
H2SO4
Amilum
ZnSO4
Luff Schoorl
Na2SO3
Nilai rerata
blanko : 11,4 mL
Nilai rerata
sampel :
10,6 mL
Setelah ditambahkan
larutan H2SO3 0,1 N
kemudian ditambahkan
larutan KI 20% terjadi
perubahan warna
menjadi kuning pekat
Setelah ditambahkan
larutan KI 20%
kemudian dilakukan
titrasi dengan larutan
Na2SO3 0,1 N terjadi
perubahan warna
menjadi kuning pu
Chimori 15,8 mg
Perhitungan :
A. Titrasi Blangko
1. Titrasi blanko I
Diketahui : Vol. titran sebelum ditambahkan amilum = 7,2 ml
Vol. titran setelah ditambahkan amilum = 4,3 ml
Ditanya : Volume total titran =…...?
Jawab :
Vtotal titran = Vtitran sebelum ditambah amilum + V titran setelah ditambah amilum
= 7,2 ml + 4,3 ml
= 11,5 ml
Jadi volume total titran yang diperlukan pada titrasi blanko I yaitu sebanyak
11,5 ml.
2. Titrasi blanko II
Diketahui : Vol. titran sebelum ditambahkan amilum = 8,4 ml
Vol. titran setelah ditambahkan amilum = 2,7 ml
Ditanya : Volume total titran =…...?
Jawab :
Vtotal titran = Vtitran sebelum ditambah amilum + V titran setelah ditambah amilum
= 8,4 ml + 2,7 ml
= 11,1 ml
Jadi volume total titran yang diperlukan pada titrasi blanko II yaitu sebanyak
11,1 ml.
3. Titrasi blanko III
Diketahui : Vol. titran sebelum ditambahkan amilum = 5,6 ml
Vol. titran setelah ditambahkan amilum = 6,0 ml
Ditanya : Volume total titran =…...?
Jawab :
Vtotal titran = Vtitran sebelum ditambah amilum + V titran setelah ditambah amilum
= 5,6 ml + 6,0 ml
= 11,6 ml
Jadi volume total titran yang diperlukan pada titrasi blanko III yaitu sebanyak
11,6 ml.
4. Volume rata-rata total titran pada titrasi blanko
Diketahui : Vol. total titran blanko I = 11,5 ml
Vol. total titran blanko II = 11,1 ml
Vol. total titran blanko III = 11,6 ml
Ditanya : Vol. rata-rata total titran blanko=……?
Jawab :
Jadi volume rata-rata total titran blanko yaitu sebanyak 11,4 ml.
B. Titrasi sampel
1. Titrasi I
Diketahui : Vol. titran sebelum ditambahkan amilum = 5,9 ml
Vol. titran setelah ditambahkan amilum = 5,2 ml
Ditanya : Volume total titran =…...?
Jawab :
Vtotal titran = Vtitran sebelum ditambah amilum + V titran setelah ditambah amilum
= 5,9 ml + 5,2 ml
= 11,1 ml
Jadi volume total titran yang diperlukan pada titrasi I yaitu sebanyak 11,1 ml.
2. Titrasi II
Diketahui : Vol. titran sebelum ditambahkan amilum = 6,6 ml
Vol. titran setelah ditambahkan amilum = 3,3 ml
Ditanya : Volume total titran =…...?
Jawab :
Vtotal titran = Vtitran sebelum ditambah amilum + V titran setelah ditambah amilum
= 6,6 ml + 3,3 ml
= 9,9 ml
Jadi volume total titran yang diperlukan pada titrasi II yaitu sebanyak 9,9 ml.
3. Titrasi III
Diketahui : Vol. titran sebelum ditambahkan amilum = 6,7 ml
Vol. titran setelah ditambahkan amilum = 4,1 ml
Ditanya : Volume total titran =…...?
Jawab :
Vtotal titran = Vtitran sebelum ditambah amilum + V titran setelah ditambah amilum
= 6,7 ml + 4,1 ml
= 10,8 ml
Jadi volume total titran yang diperlukan pada titrasi III yaitu sebanyak 10,8
ml.
4. Volume rata-rata total titran pada titrasi blanko
Diketahui : Vol. total titran I = 11,1 ml
Vol. total titran blanko II = 9,9 ml
Vol. total titran blanko III = 10,8 ml
Ditanya : Vol. rata-rata total titran sampel=……?
Jawab :
Jadi volume rata-rata total titran sampel yaitu sebanyak 10,6 ml.
Jadi kadar laktosa dalam sampel susu ultramilk yaitu sebesar 2,88 mg.
IX. Pembahasan
Dari hasil diatas, dapat dikatakan bahwa nilai kadar laktosa pada
setiap produk susu maupun bentuk olahan susu berbeda-beda. Kadar
laktosa kadang-kadang memiliki ketidaksamaan disetiap jenis makanan,
hal ini karena pengaruh suplementasi protein terproteksi dalam makanan
satu dengan makanan lainnya berbeda. Asam amino yang terserap didalam
usus diubah menjadi glukosa didalam hati melalui proses glukoneogenesis,
sehingga meningkatkan kadar glukosa dalam darah dan kemudian
meningkatkan kadar laktosa susu. Hal ini menunjukan bahwa glukosa
merupakan precursor utama untuk pembentukan laktosa susu (F.D. Utari,
2012). Kadar laktosa tertinggi didapatkan dari sampel Chimory dimana
produk ini merupakan produk hasil olahan susu yang difermentasi.
Sedangkan kadar laktosa terendah didapatkan pada sampel susu ultramilk
yang merupakan salah satu produk susu UHT. Hal ini menunjukkan bahwa
susu yang diolah atau difermentasikan memiliki kandungan laktosa yang
lebih besar dibandingkan dengan susu jenis lainnya. Perbedaan ini
disebabkan karena masing-masing jenis susu memiliki kandungan glukosa
atau karbohidrat yang beragam, dimana telah dikatakan sebelumnya bahwa
glukosa berperan penting dalam sintesis laktosa. Semakin banyak
karbohidrat (glukosa) yang diserap dan dihidrolisis, semakin tinggi kadar
laktosa yang diperoleh. (Hidayat, Kusrahayu, & Mulyani, 2013)
Titrasi dihentikan bila telah terjadi perubahan warna dari biru tua
menjadi bening Reaksi yang terjadi dalam penentuan gula cara Luff
Schoorl dapat dituliskan sebagai berikut:
R – COH + 2CuO Cu2O + R-COOH
H2SO4 + CuO CuSO4 + H2O CuSO4 + 2 KI Cu2I2
I2 + Na2S2O3 Na2S4O6 + NaI
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar
karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart
dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode terbaik untuk
mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%
(Pradnyana, Parwata, & Sudarma, 2014).
Iodometri adalah titrasi tidak langsung yang digunakan untuk
menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih
besar dari sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat
oksidator seperti CuSO4.5H2O. Melalui titrasi tak langsung ini maka
semua oksidator yang akan ditetapkan kadarnya direaksikan terlebih
dahulu dengan ion iodida berlebih sehingga I2 dapat dibebaskan.
Selanjutnya I2 yang dibebaskan ini dititrasi dengan larutan baku sekunder
Na2S2O3 dengan indikator amilum. Selain itu, titrasi iodometri ini
digunakan untuk pembakuan larutan Na2S2O3 yang akan digunakan
sebagai pentitran (Pradnyana et al., 2014).
X. Kesimpulan
Jawab:
5. Secara teoritis, kadar laktosa dalam yogurt akan lebih rendah daripada
susu (tanpa fermentasi). Hal tersebut diakibatkan oleh aktivitas bakteri
asam laktat dalam pembuatan yogurt yang memecah laktosa menjadi asam
laktat. Tingginya aktivitas bakteri asam laktat ini dapat dilihat dari
semakin menurunnya kadar laktosa. Laktosa merupakan sumber energi
bagi bakteri asam laktat dalam proses fermentasi. Laktosa merupakan
karbohidrat yang digunakan untuk aktivitas pertumbuhan dan
pembentukan zat metabolit bakteri asam laktat. Dalam proses fermentasi,
laktosa akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa yang dalam proses
selanjutnya akan diubah menjadi asam laktat. Semakin banyak laktosa
yang dipecah oleh bakteri asam laktat maka semakin menurun pula kadar
laktosa dalam yogurt (Kumalasari, Legowo, & Al-Baarri, 2013). Penelitian
menujukkan semakin rendah kadar laktosa yang dihasilkan maka semakin
tinggi pula aktivitas bakteri dalam memecah laktosa pada yogurt demikian
pula sebaliknya. Laktosa merupakan gula pereduksi. Pada fermentasi,
laktosa berfungsi sebagai subtrat, substrat ini akan dipecah menjadi asam
laktat (Nawangsari, Legowo, & Mulyani, 2012). Kadar laktosa yang
rendah disebabkan karena terjadinya transpor molekul laktosa melalui
dinding sel mikroba, dimana laktosa fosfat dihidrolisis menjadi D-glukosa
dan dan galaktosa-6-fosfat oleh enzim β-D-fosfogalaktosidase (Maitimu,
Legowo, & Al-Baarri, 2012). Berdasarkan praktikum penentuan kadar
laktosa pada berbagai merek produk susu dan olahannya yaitu yogurt,
diperoleh kadar laktosa sebagai berikut:
No Produk mg Laktosa
2 Yakult 3,6
3 Milo 5,292
4 Indomilk 3,24
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. N. (2014). Studi Perbandingan Kinetika Reaksi Hidrolisis Tepung
Tapioka Dan Tepung Maizena Dengan Katalis Asam Sulfat, 4–26.
F.D. Utari, B. W. H. E. P. dan A. M. (2012). 0 ), 1 ), 3 )., 1(1), 427–441.
Febyan, F., Kristen, U., Wacana, K., Assisted, V., Surgery, T., Endoscopic, P., …
Febyan, F. (2017). Recent Diagnostic Procedures for Lactose Intolerance,
(October).
Hariyadi, P., 2000, Dasar-dasar Teori dan Praktek Proses Termal, Pusat Studi
Pangan dan Gizi IPB, Bogor
Hidayat, I. R., Kusrahayu, & Mulyani, S. (2013). TOTAL BAKTERI ASAM
LAKTAT, NILAI pH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK DRINK
YOGHURT DARI SUSU SAPI YANG DIPERKAYA DENGAN
EKSTRAK BUAH MANGGA. Animal Agriculture Journal, 2(1), 160–
167.
Nawangsari, D. N., Legowo, A. M., & Mulyani, S. (2012). Kadar Laktosa ,
Keasaman Dan Total Bahan Padat Whey Fermentasi Dengan Penambahan
Jus Kacang Hijau. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 1(1), 12–14.
Pradnyana, I. K. D. A., Parwata, I. M. O. A., & Sudarma, N. (2014).
PENENTUAN KADAR SUKROSA PADA NIRA KELAPA DAN NIRA
AREN DENGAN MENGGUNAKAN METODE LUFF SCHOORL.
Chemistry Laboratory, 1(1), 37–41.
Ratnasari, E. E. (2014). Uji Perbedaan Kadar Laktosa Pada Susu Sapi Fries
Holland Dan Susu Kambing Etawa. Journal of Healthy Science, 12, 17–
26.
Wicaksono, M. A. (2014). Intoleransi Laktosa. Mandala of Health, 7(1), 506–614.
Wyeth,N., 2011,InfeksiLaktosa,http://www.wyethindonesia.com/$$Infeksi
%20Laktosa.html?menu_id=130&menu_item_id=5
LAMPIRAN GAMBAR
Memipet sampel susu Memipet larutan ZnSO4 Dicampurkan larutan ZnSO4
sebanyak 5 ml ke dalam susu
Mengetahui mahasiswa
(Kelompok VII)
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II