Anda di halaman 1dari 4

LO 2 : LINA WATI & KURNIA KHOIRUNNISA

GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

1. Gangguan bicara dan bahasa


Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena
kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab
melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak.
Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan
ini dapat menetap.
2. Cerebral palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan
oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang
tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindrom Down
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21yang
berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan
jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat
menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri
sendiri.
4. Perawakan Pendek
Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi badan
yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi
tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit
sistemik atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan Autisme
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum
anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan
tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan
perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksisosial, komunikasi dan
perilaku.
6. Retardasi Mental
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang
menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang
sering kali disertai dengan hiperaktivitas.

http://www.scribd.com/doc/47158619/Gangguan-Pertumbuhan-Dan-Perkembangan-

Pada-Anak Masalah tumbuh kembang yang sering timbul (Nursalam, 2005):

1
LO 2 : LINA WATI & KURNIA KHOIRUNNISA

A. Gangguan pertumbuhan fisik.

Untuk mengetahui masalah tumbuh kembang fisik pada anak, perlu pemantauan yang
kontinyu. Dengan pemantauan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, umur tulang dan
pertumbuhan gigi, maka dapat diketahui adanya suatu kelainan tumbuh kembang fisik seorang anak
seperti: obesitas atau kelainan hormonal, perawakan pendek akibat kelainan endokrin dan kurang
gizi, pertumbuhan/erupsi gigi terlambat yang disebabkan oleh hipotiroid, hipoparatiroid, keturunan
dan idiopatik serta gangguan penglihatan dan pendengaran.

B. Gangguan perkembangan motorik.

Perkembangn motorik yang lambat dapat disebabkan oleh :

1. Faktor keturunan

2. Faktor lingkungan

3. Faktor kepribadian

4. Retardasi mental

5. Kelainan tonus otot

6. Obesitas

7. Penyakit neuromuscular

8. Buta

C. Gangguan perkembangan bahasa

Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor yaitu adanya
faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi rendah, kurangnya interaksi anak dengan
lingkungan, maturasi yang terlambat, faktor keluarga, kembar, psikosis, gangguan lateralisasi,
masalah-masalah yang berhubungan dengan disleksia dan afasia.

D. Gangguan fungsi vegetatif.

1. Gangguan makan

2. Gangguan fungsi eliminasi

3. Gangguan tidur

4. Gangguan kebiasaan

5. Kecemasan

Kecemasan pada umumnya merupakan bagian dari perkembangan. Tetapi bila


kecemasan ini berlebihan sehingga mempunyai efek terhadap interaksi sosial dan
perkembangan anak, maka merupakan hal yang patologis yang memerlukan suatu intervensi.

2
LO 2 : LINA WATI & KURNIA KHOIRUNNISA

E. Gangguan suasana hati (mood disorders).

Gangguan tersebut antara lain adalah major depression yang ditandai dengan disforia,
kehilangan minat, sukar tidur, sukar konsentrasi dan nafsu makan yang terganggu.

F. Bunuh diri dan percobaan bunuh diri.

Bunuh diri sering merupakan penyelesaian masalah psikologi dan lingkungan bagi remaja.

G. Gangguan kepribadian yang terpecah (disruptive behavioural disorders).

Kelainan ini mungkin sebagai akibat dari frustasi dan kemarahan.

H. Gangguan perilaku seksual.

Gangguan perilaku seksual antara lain transseksualisme, transventisme dan homoseksual.

I. Gangguan perkembangan pervasif dan psikosis pada anak.

Meliputi autisme (gangguan komunikasi verbal dan non verbal, gangguan perilaku dan
interaksi sosial), Asperger (gangguan interaksi sosial, perilaku yang terbatas dan diulang-ulang,
obsesif), childhood disintegrative disorder (demensia heller), dan kelainan Rett (kelainan x-linked
dominan pada anak perempuan).

J. Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah.

Disfungsi susunan saraf pusat sering disertai dengan kemampuan akademik yang di bawah
normal, kelainan perilaku dan masalah dalam interaksi sosial.

K. Kelainan saraf dan psikiatrik akibat dari trauma otak.


Trauma otak meningkatkan resiko gangguan intelektual maupun psikiatris, terutama bila
trauma berat.
L. Penyakit psikosomatik.

Konflik psikologik yang dapat memberikan gejala somatik disebut psikosomatik. Contohnya
adalah kelainan konversi, hipokondriasis, sindrom Munchausen by proxy, reflex sympathetic
dystrophy (Soetjiningsih dkk, 1995). Salah satu penyebab keterlambatan motorik kasar anak yaitu
keadaan anak yang kekurangan gizi sehingga otot-otot tubuhnya tidak berkembang dengan baik dan
ia tidak memiliki tenaga yang cukup untuk melakukan aktivitas (Sefiyani, 2005).

Pada masa balita terutama pada masa kritis perkembangan selain dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan seperti gizi, perkembangan juga dipengaruhi oleh stimulasi
atau rangsangan. Stimulasi diperlukan agar potensi anak, yang secara alami memang sudah ada di
dalam dirinya dapat lebih berkembang (As’ad, 2002). Stimulasi adalah perangsangan yang datang
dari lingkungan luar anak. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak.

Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi (Soetjiningsih, 1995).

3
LO 2 : LINA WATI & KURNIA KHOIRUNNISA

Hurlock (1994) mengemukakan bahwa lingkungan yang merangsang merupakan salah satu
faktor pendorong perkembangan anak. Lingkungan yang merangsang mendorong perkembangan
fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang tidak merangsang menyebabkan
perkembangan anak di bawah kemampuannya (Husin, 2008).

Pemberian stimulasi pada anak usia dini akan lebih efektif apabila memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Pada awal perkembangan
kognitif, anak berbeda dalam tahap sensori motorik. Pada tahap ini keadaan kognitif anak akan
memperlihatkan aktifitas-aktifitas motorik, yang merupakan hasil dari stimulasi sensorik (Anwar,
2002).

Kegiatan stimulasi meliputi berbagai kegiatan untuk merangsang perkembangan anak seperti
latihan gerak, bicara, berpikir, mandiri serta bergaul. Kegiatan stimulasi ini dapat dilakukan oleh
orang tua atau keluarga setiap ada kesempatan atau sehari-hari (Rimawati, 2005).

Anda mungkin juga menyukai