NIM : H1A114074
Perpecahan menjadi masalah yang semaki gawat ketika unsur-unsur angkatan perang mulai
melibatkn dirinya. Pada tanggal 20 Desember 1956 Letnan Kolonel Ahmad Husein, sesudah
pembentukan dewan benteng, mengambil alih pemerintah daerah Sumatra Tengah dari Gubernur
Ruslan Muljohardjo. Hamper bersamaan waktunya dibeberapa daerah timbul pula dewan-dewan
serupa seperti :
a. Dewan Gajah di Sumatera Utaradibawah pimpinan Kolonel M. Simbolon, Panglima
Tentara dari Territorium I
b. Dewan Garuda di Sumatera Selatan di bawah pimpinan Letnan Kolonel Barlian,
Panglima Tentara dari Territorium II
c. Dewan Manguni di Sulawesi Utara di bawah pimpinan Letnan Kolonel H.N.V. Sumual
dan Territorium VII
Pertentangan antara pusat dan daerah yang berpokok pangkal pada masalah otonomi serta
perimbangan keuanga antara pusat dan daerah main hari makin meruncing. Pada tanggal 15
Februari 1958 Achmad Husein memaklumkan berdirinya pemerintah revolusioner Republik
Indonesia (PRRI) berikut pembentukan kabinetnya dengan Sjafruddin Prawinegara sebagai
perdana Menteri. Pada tanggal 17 Februari 1958, Lentan Kolonel D.J. Somba, Komandan daerah
Sulawesi Utara dan Tengah menyatakan diri putus hubungan dengan pemerintah pusat dan
mendukung sepenuhnya PRRI. Gerakan di Sulawesi dikenal dengan nama gerakan Piagam
Perjuangan Semesta atau Permesta.