PENDAHULUAN
Otomikosis dapat di jelaskan sebagai infeksi jamur dari liang telinga luar dan jarang
melibatkan dinding telinga tengah. Meskipun jarang menimbulkan ancaman kematian,
penyakit ini memberikan tantangan dan rasa frustasi bagi pasien dan dokter spesialis THT.
Penyakit ini memerlukan pengobatan jangka panjang dan tindak lanjut seterusnya dengan
tingkat rekurensi yang tinggi.
Otomikosis sebagian besar disebabkan oleh organisme komensal normal dari kulit liang
telinga yang tidak bersifat patogen pada kondisi normal. Namun beberapa keadaan dapat
menggeser keseimbangan antara bakteri dan jamur di liang telinga. Beberapa faktor
predisposisi yang dapat mencetuskan terjadinya otomikosis, antara lain kebiasaan
penggunaan alat pembersih telinga, dermatitis, hygiene yang baruk, individu dengan
immunocompromised, penyakit telinga sebelumnya, penggunaan berkepanjangan dari obat
antibiotik tetes telinga, antibiotik spektrum luas, steroid, dan terpapar dengan kemoterapi.2
1
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
2.1.Anatomi Telinga
2.1.1. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun
telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dan rangka
tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya
terdiri dari tulang, dengan panjang 2,5–3 cm.
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen
(modifikasi kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang
telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. Serumen
memiliki sifat antimikotik dan bakteriostatik dan juga repellant terhadap serangga.
Serumen terdiri dari lemak (46-73%), protein, asam amino, ion-ion mineral, dan juga
mengandung lisozim, immunoglobulin, dan asam lemak tak jenuh rantai ganda. Asam lemak
ini menyebabkan kulit yang tak mudah rapuh sehingga menginhibisi pertumbuhan bakteri.
Oleh karena komposisi hidrofobiknya, serumen dapat membuat permukaan kanal menjadi
impermeable, kemudian mencegah terjadinya maserasi dan kerusakan epitel. Otomikosis
sendiri merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur yang terjadi di telinga bagian luar,
yang terkadang disebabkan oleh ketiadaan serumen.
2
2.1.2. Telinga tengah
3
2.1.3. Telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran
dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semi sirkularis. Ujung atau puncak koklea
disebut elikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli.
Kanalis semi sirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan
membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea, tampak skala
vestibuli disebelah atas, skala timpani disebelah bawah, dan skala media diantaranya. Skala
vestibuli dan skala timpani berisi cairan perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa.
Ion dan garam yang terdapat pada perilimfa berbeda dengan endolimfa. Hal ini penting untuk
pendengaran. Dasar skala vestibuli disebut dengan membrane vestibuli (Reissner’s
membrane), sedangkan dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak
Organ corti. Pada skala mediaterdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran
tektoria, dan pada membran basalis melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel
rambut luar, dan kanalis Corti, yang membentuk organ corti.
4
lonjong, sehingga perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui
membran Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif
antara membran basalis dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang
menyebabkan terjadiny adefleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan
terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses
depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-
40) di lobus temporalis.
5
BAB III
OTOMIKOSIS
3.1 Definisi
Otomikosis ( dikenal juga dengan Singapore Ear ), adalah infeksi telinga yang
disebabkan oleh jamur, atau infeksi jamur, yang superficial pada kanalis auditorius
eksternus.
Otomikosis ini sering dijumpai pada daerah yang tropis. Infeksi ini dapat bersifat akut
dan subakut, dan khas dengan adanya inflammasi, rasa gatal, dan ketidaknyamanan.
Mikosis ini menyebabkan adanya pembengkakan, pengelupasan epitel superfisial, adanya
penumpukan debris yang berbentuk hifa, disertai suppurasi, dan nyeri.
3.2 Epidemiologi
Angka insidensi otomikosis tidak diketahui, tetapi sering terjadi pada daerah dengan
cuaca yang panas, juga pada orang-orang yang senang dengan olah raga air. 1 dari 8
kasus infesi telinga luar disebabkan oleh jamur. 90 % infeksi jamur ini disebabkan oleh
Aspergillus spp, dan selebihnya adalah Candida spp. Angka prevalensi Otomikosis ini
dijumpai pada 9 % dari seluruh pasien yang mengalami gejala dan tanda otitis eksterna.
Otomikosis ini lebih sering dijumpai pada daerah dengan cuaca panas, dan banyak
literatur menyebutkan otomikosis berasal dari negara tropis dan subtropis. Di United
Kingdom ( UK ), diagnosis otitis eksterna yang disebabkan oleh jamur ini sering
ditegakkan pada saat berakhirnya musim panas.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yan Edward tahun 2012, Otomikosis
dijumpai lebih banyak pada wanita daripada pria. Otomikosis biasanya terjadi pada
dewasa, dan jarang pada anak-anak.
3.3 Etiologi
Infeksi jamur di liang telinga berhubungan dengan kelembaban yang tinggi di suatu
daerah. Jamur yang menyebabkan otomikosis pada umumnya adalah spesies jamur
saprofit yang berlimpah di alam dan bentuk itu adalah bagian dari flora komensalis dari
meatus akustikus eksternus (MAE) yang sehat. Jenis jamur yang paling sering adalah
Pityrosporum dan Aspergillus (A. niger, A. flavus, A. funigatus, A. terreus), Candida
albikans, dan C. parapsilosis (yeast-like fungi) juga sering. Kadang-kadang juga
ditemukan Phycomycetes, Rhizopus, Actinomyces, dan Penicillium.8,9
6
Pada penelitian pasien otomikosis Kulal B (2017) didapatkan prevalensi
penyebabnya Aspergillus niger (49,63%), Candida spp (34,82%), Aspergilus flavus
(9,63%), Penicillum spp (2,22%). Beberapa peneliti melaporkan adanya organisme
penyebab lainnya seperti Staphylococcus aureus dan spesies lain seperti Candida seperti
C.parapsilosis, C.gulliermondi dengan berbagai persentasi.10
3.5 Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan :
- Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan gatal, yang datang terus – menerus pada liang
telinga, perasaan tidak nyaman, ataupun sakit pada telinga, keluarnya cairan dengan bau
yang tidak enak. Faktor predisposisi juga harus ditanyakan apakah ada riwayat diabetes,
penggunaan antibiotik topikal ataupun preparasi steroid. Faktor lain yang mempengaruhi
yakni kehamilan, post operasi mastoid, trauma, ataupun infeksi bakteri sebelumnya
7
- Pemeriksaan Fisis
Pada otoskopi tampak jamur yang terlihat dengan hifa halus dan spora biasanya
terlihat pada golonga Aspergillus. Pada Aspergillus niger kelihatan seperti
pertumbuhan kepala hitam berfilamen, pada Aspergillus fumigates tampak
berwarnabiru pucat atau hijau dan candidiasis tampak seperti gumpalan keju dengan
debris yang menutupi kanal. Kulit liang telinga tampak oedem dan basah.
- Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen dapat diperoleh dengan mengambil sekret atau pus dari liang telinga
luar dengan bantuan cottom swab steril. Spesimen yang telah diambil diperiksa
dengan
a. KOH 10%
b. Pewarnaan PAS
Atau spesimen yang telah diambil di biakkan pada media Sabouraud’s
Dextrose Agar dengan dan tanpa antibiotika dan diinkubasi pada suhu
25 dan 37ºC selama 4 minggu
8
3.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari otomikosis terdiri dari eliminasi dari faktor predisposisi,
penggunaan dari anti jamur, dan pembershan liang telinga. Sediaan anti jamur dapat
dibagi menjadi:
2. Tipe Spesifik
Tipe spesifik terdiri atas kream, solusio, dan tepung seperti clotrimazole,
amphotericin B, tolnaftate, mikonazole, dan nystatin. Pada umumnya ada 4 klasifikasi
obat anti jamur yakni: Golongan polyenes terdiri atas ampoterisin B, dan nystatin.
Golongan triazole terdiri dari fluconazole, clotrimazole, dan miconazole. Analog
nukleosid terdiri dari flucytosin. Analog echinocandins
9
Pengobatan lain selain medikamentosa yaitu menjaga telinga tetap kering dan
mengarahkan pada kembalinya kondisi fisiologis dengan mencegah gangguan pada
MAE.
3.9 KOMPLIKASI
1. Perforasi membran timpani
2. Pendengaran berkurang
3. Infeksi tulang temporal invasife
4. Otomastoiditis fungal
5. Meningoencepalitis
3.10 PROGNOSIS
Terapi anti jamur biasanya memberikan penyembuhan yang baik pada pasien
yang memiliki daya tahan tubuh baik. Bagaimana pun resiko terjadinya kekambuhan
kembali tinggi jika infeksi asal tidak diobati dan fisiologi normal dari lingkungan
liang telinga luar tetap terganggu. Pencegahan meliputi menghindari faktor
predisposisi seperti mengurangi kebiasaan mengorek telinga, berenang, dll.
10
BAB IV
KESIMPULAN
Otomikosis atau otitis eksterna fungi adalah infeksi akut, subakut, dan kronik pada
epitel skuamosa dari kanalis auditorius eksterna oleh ragi dan filamen jamur. Komplikasi
otomikosis dapat mencapai ke telinga tengah dan kavitas terbuka mastoid. Sebagian besar
disebabkan oleh organisme komensal normal dari kulit liang telinga yang tidak bersifat
patogen pada kondisi normal.
Beberapa faktor predisposisi yang dapat mencetuskan terjadinya otomikosis, antara lain
kebiasaan penggunaan alat pembersih telinga, dermatitis, hygiene yang baruk, individu
dengan immunocompromised, penyakit telinga sebelumnya, penggunaan berkepanjangan dari
obat antibiotik tetes telinga, antibiotik spektrum luas, steroid, dan terpapar dengan
kemoterapi.
Gejala dari otitis eksterna bakteri dan otomikosis sering sulit dibedakan. Bagaimanapun
pruritus merupakan karakteristik paling sering dari infeksi mikosis dan juga tidak nyaman di
telinga, otalgia (nyeri telinga), rasa penuh di liang telinga, rasa terbakar pada telinga,
ottorhoea, hilangnya pendengaran, tinnitus, keluarnya cairan tetapi sering juga tanpa keluhan.
Penatalaksanaan otomikosis adalah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam
asetat 2% dalam alkohol, larutan iodium povidon 5% atau tetes telinga yang mengandung
campuran antibiotik dan steroid yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat
menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti jamur yang dibagi menjadi tipe
non-spesifik dan spesifik.
11
DAFTAR PUSTAKA
12