Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk
menciptakan efek tertentu. Majas memiliki keindahan bahasa tersendiri,
karena itu penulis tertarik untuk mengkaji tentang majas dan peribahasa.
karena majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan
yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili
perasaan dan pikiran dari pengarang. Dari keindahan gaya bahasa yang
dipakai, majas merupakan bentuk sebuah ungkapan perasaan dari
pengarang. Majas sering disebut gaya bahasa. Disamping itu kita juga
perlu memahami tentang majas, karena majas itu pemahaman, misalnya
mencari majas personifikasi sebuah kalimat yang aneh terdengar. Karena
majas ini, terjadi pergeseran makna yang dapat kita masukkan ke dalam
bentuk majas penginsanan. Di samping majas personifikasi, kita mengenal
majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan,
pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan
benda atau barang lain.
B. Rumusan Masalah
Sebelum menerangkan tentang masalah majas dan peribahasa lebih
lanjut, kita harus mengetahui tentang rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengertian Diksi ?
2. Bagaimanakah syarat-syarat Diksi ?
3. Bagaimanakah ungkapan Idiomatik ?
4. Bagaimanakah Peribahasa?
5. Bagaimanakah Majas?
C. Tujuan
Maksud utama disusunnya makalah ini adalah guna memenuhi tugas
bahasa indonesia. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian dari Diksi?
2. Menjelaskan pengertian dari syarat-syarat Diksi?
3. Menjelaskan pengertian dari ungkapan Idiomatik?
4. Menjelaskan pengertian dari Peribahasa?
5. Menjelaskan pengertian dari majas?

1
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

2
1. Pengertian Diksi

Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat

untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat

penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam duniatutur

setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan

suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu

ketepatan kepada kita tentang pemakain kata-kata. Dalam hal ini, makna

kata yang tepatlah yang diperlukan. Kata yang tepat akan membantu

seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya,

baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula

sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.

2. Syarat-Syarat Ketepatan Pilihan Kata

a. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi

yaitu kata yang bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan

konotasi dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam, lazim

digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetik, dan kesopanan

b. membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim yaitu

persamaan makna kata, misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan,dalam

pemakaian berbeda-beda.

c. membedakan makna kata yang mirip ejaannya, misalnya: inferensi

(kesimpulan) dan interferensi (saling mempengaruhi).

3
d. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat

sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai kata harus

menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering

diartikan secara subjektif canggih menurut kamus modern berarti

terbaru.

3. Ungkapan Idiomatik

Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu baahasa

yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan

idiomatik adalah kata-kata yang mempunyai sifat idiom yang tidak terkena

kaidah ekonomi bahasa.

Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang

dapat memperkuat diksi di dalam tulisan.

Beberapa contoh pemakaian ungkapan idiomatik adalah sebagai beerikut

a. Menteri Dalam Negeri Bertemu Presiden SBY (salah)


b. Menteri Dalam Negeri Bertemu Dengan Presiden SBY (benar)

4. Pengertian Majas
Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang
dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan
pikiran dari pengarang. Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang
dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas sering disebut gaya
bahasa.

2.5 Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi.


1. Majas Perbandingan
A. Personifikasi

4
Majas Personifikasi adalah majas yang membandingkan
benda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti
manusia.
Contoh:
- kereta api tua itu meraung-raung ditengah kesunyian malam
jum’at pahing.
- Awan menari-nari di angkasa.
B. Perumpamaan/Simik.
Majas perumpamaan adalah majas yang membandingkan
dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap
sama. Majas ini ditandai oleh pemakai membandingkan bagai,
bagaikan, seperti, ibarat, serupa, dan kata pembanding lainnya.
Contoh:
Perhatikan puisi berikut!
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai
(dari padamu jua, karya Amir Hamzah)
C.Metafora
Metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan
secara singkat dan padat. Bedanya dengan simile, metafora tidak
menggunakan kata-kata pembanding.
Contoh:
Aku ini binatang jalan
Dari kumpulannya terbuang
(dari AKU, karya Chairil Anwar)
D. Alegori
Majas Alegori adalah majas yang mempertautkan satu hal
atau kejadian lain dalam satu kesatuan yang utuh.
Contoh:
Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai

5
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksami mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
(Sanusi Pane)
Dalam puisi teratai, penyair menyimbolkan Ki Hajar Dewantara
dengan kuntum bunga teratai dengan maksud untuk menautkan
ciri-ciri bunga teratai dengan gagasan, pikiran, dan cita-cita
tokoh pendidikan tersebut.

2. Majas Pertentangan.
Majas pertentangan antara lain meliputi : Hiperbola, Litotes, Ironi dan
Paradoks.
A. Hiperbola
Majas Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan
berlebih-lebihan dengan maksud untuk mempertebal,
meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Contoh:
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
(dari DO’A, Chairil Anwar)

B. Litotes
Majas litotes adalah majas yang mengurangi, mengecil-
ngecilkan kenyataan yang sebenarnya. Tujuannya antara lain,
untuk merendahkan diri.

6
Contoh:
- Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan
mewah)
C. Ironi
Majas ironi adalah majas yang menyatakan makna
pertentangan dengan maksud untuk menyindir atau mengolok-
olok.
Contoh:
- Pandai sekali kau, baru datang ketika rapat mau selesai.
D. Paradoks.
Majas paradoks adalah majas yang antar bagian-bagiannya
menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh:
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia berbaring, tetapi bukan tidur sayang
(dari Pahlawan Tidak Dikenal, karya Toko Sudarto Bachtiar)

3. Majas Pertautan.
Majas pertautan antara lain meliputi : Metonimia, Sinekdoke, Alusia
dan Ellipsis.
A. Metonimia.
Majas metonimia adalah majas yang memakai nama ciri
atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang atau hal
lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut pencipta atau
buatannya. Bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang
dimaksud. Contoh:
- Di kebun binatang mereka terus berkodak (berkodak: berfoto,
ditautkan dengan nama salah satu merek kamera).
B. Sinekdoke
Majas sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama
bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, ataupun
sebaliknya. Sinekdoke dibedakan menjadi dua macam:
1. Pars Protato, yaitu majas yang menyebutkan sebagian, tetapi
yang dimaksud adalah keseluruhan. Contoh:
- Dari jauh sudah terlihat batang hidungnya.

7
- Dia telah menjual sejengkal tanahnya untuk menyambung
hidupnya.
2. Totem Proparto, yaitu majas yang menyebutkan keseluruhan,
tetapi yang dimaksud adalah sebagian. Contoh:
- Indonesia menang dalam pertandingan bulu tangkis di
Korea.
- Kampungku berpartisipasi dalam lomba voli tingkat
kecamatan.
C. Alusia.
Majas Alusia adalah majas yang menunjuk secara tidak
langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui
bersama. Contoh:
- Orang-orang ingin kembali memandangnya
(dari pahlawan tak dikenal, Karya Toto Sudarto Bactiar)
D. Ellipsis
Majas ellipsis adalah majas yang didalamnya terdapat
penghilangan kata atau bagian kalimat. Contoh:
- Kuraba mitlaliur Jepang dari baju hitam
(dari Buku Tamu Musim Perjuangan, karya Taufiq Ismail)

4. Majas Perulangan
A. Aliterasi
Majas aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata-kata
yang permulaannya sama bunyinya. Contoh:
Dengarkanlah dendang durjana
Lelaki tua putra madura
(dari lagu Nelayan Selat Madura, karya Djawastin Hasugian)
B. Antana Klasis
Majas antana klasis adalah majas yang mengandung ulangan
kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh:
Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya
Dan kegelapan, rimba sepi kejadian
(dari MIMPI, karya Abdul Hadi WM)

8
C. Repitisi
Majas repitisi adalah majas perulangan kata sebagai
penegasan yang diruntut dalam baris yang sama. Contoh:
Dalam kesunyian malam waktu, tidak berpandang, tidak
berkawan.
(dari Dibawa Gelombang, karya Sanusi Pane)
D. Paralerisme
Majas paralerisme adalah majas perulangan kata yang
disusun dalam baris yang berbeda. Contoh:
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapas
E. Kiasmus
Majas kiasmus adalah majas yang berisi perulangan dan
sekaligus merupakan inversi. Contoh:
- karena malam bukan siangnya gelombang dan siang bukan
malamnya siang.
(dari Orang Perahu, karya Sutan Iwan Soekri Munaf)

2.6. Makna Majas


Di dalam bahasa Indonesia banyak terdapat perubahan-perubahan
makna. Perubahan-perubahan itu antara lain:
1. Widereng, yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan
makna sekarang lebih luas dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
- Ibu- ibu yang dahulu sudah menikah berlayar.
2. Naureng (penyempitan), yaitu perubahan makna yang menyatakan
bahwa cakupan makna sekarang lebih sempit daripada cakupan makna
dahulu. Contoh:
Dahulu Madrasah, sekarang Sekolah Agama.
3. Ameliorasi, yaitu perubahan makna sekarang lebih baik (halus) dari
makna dahulu.
Contoh:
Dahulu sekarang

9
Nelayan Pramuniaga
Pembantu Pramunisma
4. Peoratif, yaitu perubahan makna yang sekarang lebih rendah dari
makna dahulu. Contoh:
Dahulu: hamil, sekarang: bunting
5. Senestesia, yaitu perubahan makna yang menjadi akibat pertukaran
dua indra yang berbeda. Contoh:
Mulut hati, menyakitkan.

2.7. Memahami Majas


1. Majas Personifikasi
Sebuah kalimat yang aneh terdengar dalam wacana diatas, yaitu
Krakatau steel berteriak. Di sini terjadi pergeseran makna kata
berteriak, berteriak dalam kalimat ini bukan mengeluarkan suara
seperti manusia, berteriak. Tetapi berteriak dalam arti meminta
perhatian semua pihak, pergeseran makna seperti itu dapat kita
masukkan kedalam bentuk majas personifikasi atau majas
penginsanan.
2. Majas Metafora
Disamping majas personifikasi, kita mengenal majas metafora.
Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan, pemakai
bahasa membuat pertandingan antara apa yang dimaksud dengan
benda atau barang yang lain. Misalnya: “terjadi perang karya”.
‘perang’ itu merupakan pertentangan perlawanan yang sangat kuat.
Jadi, ‘perang karya’ merupakan metafora.

2.8. Menggunakan Peribahasa


Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap
susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Peribahasa
terbagi dalam tiga jenis, yakni pepatah, perumpamaan dan ungkapan. Jadi,
dalam hal ini ungkapan merupakan bagian dari peribahasa.
1. Pepatah adalah jenis peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran.
Contoh:
- Datang tampak muka perih tampak punggung.

10
(artinya: hendaklah berbaik-baik ketika berkunjung, baik ketika datang
maupun pergi)
- Sepala-pala mandi biar basah
(artinya: mengerjakan sesuatu perbuatan hendaknya sempurna, jangan
separuh-paruh)
2. Perumpamaan adalah ibarat, persamaan, peribahasa yang berupa
perbandingan. Ciri utama perumpamaan adanya kata-kata: sebagai, bagai,
laksana, bak, seumpama, umpama atau sejenisnya.
Contoh:
- Bagai air di daun talas, dikiaskan kepada orang-orang yang tetap hatinya
atau pendiriannya, mudah berubah pendiriannya.
- Bagai membendarkan diri ke bukit, artinya: mengerjakan perbuatan
yang sia-sia.
3. Ungkapan adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk
menyatakan maksud dengan arti kata kiasan. Seperti: melihat bulan,
datang bulan, bulan madu dan sebagainya.

11
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Telah dibahas pada bab kedua, dapat disimpulkan bahwa:
1. Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang
tepat untuk menyatakan sesuatu
2. Ungkapan Idiomatik adalah
3. Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara
khas dalam bentuk tulisan atau lisan. Majas merupakan gaya
bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam
suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan
pikiran dari pengarang.
4. Jenis-jenis majas dibagi menjadi 4, yaitu:
A. Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingkan
sesuatu dengan yang lain. Antara lain: Personifikasi, Simik,
Metafora dan Alegori.
B. Majas pertentangan, antara lain : Hiperbola, Litotes, Irono
dan Oksimarom.
C. Majas pertautan, antara lain : Metonemia, Sinekdoke,
Alusia, Eufimisme, Ellipsis dan Inversi.
D. Majas perulanmgan, antara lain : Aliterasi. Antanaklasis,
Kiasmus, Repetisi dan Paralelisme.
5. Didalam bahasa Indonesia ada makna majas yang terdapat
perubahan-perubahan makna, perubahan-perubahan makna antar

12
lain: Widereng, Naureng (penyempitan), Ameliorasi, Peoratif
dan Sinestesis.
6. Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap
susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu.
Dalam peribahasa ada tiga jenis yaitu: Pepatah, Perumpamaan
dan Ungkapan.
7. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan, yaitu
membandingkan makna yang sangat jelas karena ia didahului
oleh perkataan seolah-olah, ibarat, bak, seperti laksana, macam,
bagai dan umpamanya.

b. Saran
Majas merupakan bahasa yang kias. Sebagau mana telah banyak
diketahui penggunanya. Majas merupakan gaya bahasa dalam
bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan
yang bertujuan untuk mewakili perasaan selebihnya kita juga
perlu mengetahui dan memahami betul apa itu majas dan makna
majas itu sendiri. Oleh karena itu majas perlu juga pemahaman-
pemahaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

ambarwati, Sri. S.S. 2006. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA. Klaten:
Viva Pakarindo
Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT.
Balai Pustaka
Sumber lain:
Http://titiekindonesia.blohspot.com/2009/04/majas-dan-peribahasa.html

14

Anda mungkin juga menyukai