Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam kita

curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua kejalan kebenaran

yang diridhoi Allah SWT

Maksud saya membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran

yang diamanatkan oleh guru. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat

banyak sekali kekurangan, baik dalam cara penulisan maupun dalam isi makalah

Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi saya sebagai penyusun

dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk pengetahuan mengenai Obat Tradisional

yaitu tanaman Temulawak, Amin.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2

C. Tujuan........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tanaman Temulawak................................................................... 3

B. Klasifikasi Tanaman Temulawak................................................................ 3

C. Kandungan Kimia Tanaman Temulawak................................................... 3

D. Khasiat Tanaman Temulawak.................................................................... 4

E. Morfologi Tanaman………………........................................................... 4

F. Bukti Ilmiah Tanaman Temulawak........................................................... 5

G. Resep Tradisional Tanaman Temulawak.................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................. 7

B. Saran ........................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Temulawak merupakan salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai bahan baku
obat tradisional di industri jamu, industri farmasi, serta industri makanan dan minuman.
Tanaman ini terkenal khasiatnya sebagai antioksidan. (Hadi, 1985; Agustra dan Chairul 1994;
Suksamran dkk, 1994). Senyawa yang bertanggung jawab terhadap efek farmakologis tersebut
adalah kurkumin yang merupakan kandungan utama dalam rimpang temulawak dan kunyit
(Jayaprakasha dkk, 2006)
Sejak lama masyarakat telah mengenal dan menggunakan obat-obatan alamiah yang
berasal dari tumbu-tumbuhan, hewan dan mineral. Mereka meramu dan meraciknya sendiri atas
dasar pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun oleh generasi sebelumnya(Dalimartha,
2007)
Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai tanaman obat, diantaranya memiliki efek
farmakologis sebagai pelindung terhadap hati (hepatoprotektor), meningkatkan nafsu makan,
anti radang, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum), dan mengatasi gangguan
pencernaan seperti diare, konstipasi, dan disentri (Wijaya kusuma, 2007). Namun mekanisme
kerja temulawak dalam mengatasi diare sampai saat ini belum diketahui.
Melihat tingginya pemanfaatan temulawak dalam kehidupan sehari-hari yang berfungsi
sebagai antioksidan, sangat penting dilakukan analisis senyawa kurkumin untuk menjamin efek
farmakologis yang dihasilkan dari produk olahan temulawak
Seiring perkembangan zaman, khasiat rimpang temulawak sebagai salah satu obat
alternatif semakin diakui. Saat ini telah dibuktikan secara ilmiah melalui berbagai penelitian.
Rimpang temulawak banyak digunakan sebagai bahan jamu atau obat tradisional. Sari
temulawak terkenal sebagai obat untuk mengembalikan kondisi tubuh yang kelelahan (Muhlisah
1999). Disamping itu rimpang temulawak dapat digunakan sebagai stimulansia (tonik), sehingga
banyak dimanfaatkan sebagai jamu yang berkhasiat untuk memulihkan nafsu makan dan sebagai
obat penambah darah. Bertambahnya nafsu makan dapat meningkatkan stamina tubuh karena
asupan makanan dan energinya cukup (Anonim, 1989).
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana deskripsi tanaman temulawak ?


2. Bagaimana klasifikasi tanaman temulawak ?
3. Apa saja kandungan kimia dari tanaman temulawak ?
4. Apa saja khasiat dari tanaman temulawak ?
5. Apa bukti ilmiah dari tanaman temulawak ?
6. Bagaimana resep tanaman temulawak ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui deskripsi tanaman temulawak


2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi tanamaan temulawak
3. Untuk mengetahui kandungan kimia dari temulawak
4. Untuk mengetahui khasiat dari tanaman temulawak
5. Untuk mengetahui bukti ilmiah dari tanaman temulawak
6. Untuk mengetahui resep tanaman temulawak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tanaman

Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satu bahan baku obat
tradisional yang banyak tersebar di Indonesia dan telah banyak di budidayakan oleh masyarakat.
Rimpang temulawak digunakan dalam pembuatan jamu secara tradisional di Indonesia karena
temulawak dipercaya mempunya manfaat yang sangat besar.

B. Klasifikasi Tanaman
1. Kingdom : Plantae
2. Divisi : Spermatophyta
3. Sub divisi : Angiospermae
4. Kelas : Monocotyledonae
5. Ordo : Zingiberales
6. Family : Cingiberaceae
7. Genus : Curcuma
8. Spesies : Curcuma xanthorriza ROXB (Rahmat, 1995).
9. Nama lain
Nama lain rimpang temulawak adalah
a. Nama latin : Curcuma xanthorriza Roxb
b. Nama sinonim : Curcuma zerumbed maus Rumph
c. Nama daerah : Sumatera: temulawak, jawa: koneng gede, temu raya, temu -
aci koneng, koneng tegel, temulawak Madura : temo labak. Bali :
tommo. Sulawesi Selatan : tomon. Ternate : karbangga
(Dalimartha, 2000)
C. Kandungan Kimia Tanaman Temulawak
1. Fellandren
2. Turmerol (Minyak menguap)
3. Minyak atsiri
4. Kamfer
5. Glukosida
6. Foluymetik karbinol
7. Kurkumin sebagai acnevulgaris
8. Anti hepototoksik (anti keracunan empedu)

D. Manfaat Tanaman Temulawak

Khasiat tanaman temulawak adalah sebagai anti sembelit, acnevulgaris, anti inflamasi
dan anti hepatotoksik, laktagoga, kolagoga, tonikum, diuretik, fungistatik dan bakteriostatik.
Kandungan adas hitam juga membantu mengeluarkan angin, dan mendorong pengeluaran air
seni.

E. Morfologi tanaman

Temulawak termasuk tanaman terna berbatang semu setinggi kurang lebih 2 cm,
berwarna hijau atau coklat gelap, akar rimpang berbentuk dengan sempurna, bercabang-cabang
kuat, berwarna hijau gelap tiap tanaman mempunyai daun 2 helai sampa 9 helai, berbentuk
bundar memanjang , berwarna hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang 331 cm
sampai 84 cm, lebar 10 cm sampa 18 cm, panjang tangkai daun (termasuk helaian) 43 cm sampai
80 cm lebih (Anonim, 1979).
1. Batang
Batang temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun. Tanaman ini
berbatang semu dan habitusnya dapat mencapai ketinggian 2 – 2,5 meter. Tiap rumpun
tanaman terdiri atas beberapa tanaman (anakan). Dan tiap tanaman memiliki 2-9 helai daun
2. Daun
Daun tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Lamina daun dan
seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Panjang daun sekitar 50 – 55 cm. lebarnya kurang
lebih18 cm, dan tiap helai daun melekat pada tangkai daun yang posisinya saling menutupi
secara teratur. Daun berbentuk lanset memanjang berwarna hijau tua dengan garis-garis
coklat. Habitus tanaman dapat mencapai lebar 30-90 cm, dengan jumlah anakan perumpun
antara 3-9 anak.
3. Bunga
Bunga tanaman temulawak dapat berbunga terus-menerus sepanjang tahun secara
bergantian yang keluar dari rimpangnya(tipe erantha). Atau dari samping batang semuanya
setelah tanaman cukup dewasa. Warna bunga umumnya kuning dengan kelopak bunga
kuning tua, serta pangkal bunganya berwarna ungu. Panjang tangkai bunga kurang lebih 3
cm dan rangkaian bunga (inflorescentia) mencapai 1, 5 cm. dalam 1 ketiak terdapat 3-4
bunga
4. Rimpang
Rimpang induk temulawak bentuknya bulat seperti telur, dan berukuran besar
sedangkan rimpang cabang terdapat pada bagian samping yang bentuknya memanjang. Tiap
tanaman memiliki rimpang cabang antara 3-4 buah. Warna rimpang cabang umumnya lebih
muda dari pada rimpang induk.
5. Bunga
Bunga tanaman temulawak dapat berbunga terus-menerus sepanjang tahun secara
bergantian yang keluar dari rimpangnya(tipe erantha). Atau dari samping batang semuanya
setelah tanaman cukup dewasa. Warna bunga umumnya kuning dengan kelopak bunga
kuning tua, serta pangkal bunganya berwarna ungu. Panjang tangkai bunga kurang lebih 3
cm dan rangkaian bunga (inflorescentia) mencapai 1, 5 cm. dalam 1 ketiak terdapat 3-4
bunga.

F. Bukti Ilmiah
Berdasarkan Jurnal “ POTENSI TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb)
SEBAGAI ANTIOKSIDAN” oleh Rosidi, dkk menyatakan bahwa Ekstrak temulawak telah
terbukti memiliki aktifitas antioksidn tergolong aktif sehingga berpotensi sebagai antioksidan
yang baik dan alami.
G. Resep

Resep (Bahan minuman temulawak)


 Temulawak 50 gram
 Asam kawak (tanpa biji) 20 gram
 Kencur 25 gram
 Jinten 10 gram
 Air matang 100 ml
 Gula aren 100 gram
 Daun pandan 2 lembar
 Air 1 liter
Cara membuat minuman temulawak :
1. Iris dengan tipis rimpang temulawak dan juga kencur, sangrai irisan tersebut sebentar saja
2. Campurkan temulawak dengan asam kawak, kencur, ditambah jinten dan sebanyak 100 ml
air yang sudah matang, haluskan semua bahan dengan menggunakan blender
3. Sementara itu di didihkan air dengan campuran gula dan juga daun pandan hingga gulanya
menjadi larut
4. Campurkan campuran temulawak yang sudah di blender tadi dengan rebusan air gula
tersebut, aduk hingga rata dan saring
5. Sajikan baik hangat ataupun dingin untuk 5-6 gelas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satu bahan baku obat
tradisional yang banyak tersebar di Indonesia dan telah banyak di budidayakan oleh masyarakat.
Rimpang temulawak digunakan dalam pembuatan jamu secara tradisional di Indonesia karena
temulawak dipercaya mempunya manfaat yang sangat besar.
Khasiat tanaman temulawak adalah sebagai anti sembelit, acnevulgaris, anti inflamasi
dan anti hepatotoksik, laktagoga, kolagoga, tonikum, diuretik, fungistatik dan bakteriostatik.
Kandungan adas hitam juga membantu mengeluarkan angin, dan mendorong pengeluaran air
seni. Ekstrak temulawak telah terbukti memiliki aktifitas antioksidn tergolong aktif sehingga
berpotensi sebagai antioksidan yang baik dan alami.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai