Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Kimia (JPKim) Jurnal online:

e-ISSN: 2549-3116, p-ISSN: 2085-3653 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpk


Vol. 9, No. 1, April 2017, p.229-235 DOI: https://doi.org/10.24114/jpkim.v9i1.6184

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Dan Kemampuan


Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Laju
Reaksi
The Effect of Inquiry Learning Method by Using Laboratory and
Logical Thinking on Learning Outcome in Chemical Reaction
Rate
Gulmah Sugiharti* dan Siti Kholilah Hasibuan*

Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Medan, Medan-Indonesia


*Korespondensi: gulmahsugiharti@yahoo.com; kholilahhsb6@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran dengan menggunakan
laboratorium dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi laju reaksi. Penelitian
dilakukan terhadap siswa kelas XI IPA MAN 2 Model Medan T. A. 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI IPA MAN 2 Model Medan yang terdiri dari 8 kelas. Sampel ditetapkan dengan purposive
sampling yakni mengambil 2 kelas yang dijadikan kelas eksperimen. Jenis penelitian ini adalah jenis ekperimen
dengan rancangan factorial 2 x 2. Pengambilan data untuk hasil belajar siswa diperoleh dengan tes hasil belajar yang
menggunakan instrumen yang valid sebanyak 23 soal dan reliabel (0,875). Sedangkan, data untuk kemampuan
berpikir logis siswa diperoleh melalui angket kemampuan berpikir logis dengan menggunakan data instrumen yang
telah valid. Teknik analisa data menggunakan analisis varian dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
pengaruh model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan laboratorium riil dan laboratorium virtual terhadap
hasil belajar kimia siswa pada materi laju reaksi dengan nilai F hitung > F tabel yaitu 28,6367> 3,99, terdapat
pengaruh kemampuan berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir logis rendah terhadap hasil belajar kimia siswa
pada materi laju reaksi dengan nilai F hitung > F tabel yaitu 21,6251>3,99, dan terdapat interaksi antara model
pembelajaran dengan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi laju reaksi dengan
nilai F hitung > F tabel yaitu 20,7645> 3,99.
Kata kunci: hasil belajar, interaksi, laboratorium virtual, laboratorium real, model pembelajaran inkuiri

Abstract: This research aims to discover the effect of learning models using laboratory and logical thinking ability
to the students of chemistry learning outcomes on the material rate of the reaction. The research was conducted on
the students of class XI IPA MAN 2 Model Medan T. A. 2016/2017. The population in this research is all students of
class XI IPA MAN 2 Model Medan which consists of 8 classes. The sample is determined by purposive sampling that
takes 2 classes that made the experimental class. This type of research is experimental type with factorial design 2 x
2. Data retrieval for student learning outcomes obtained by test of learning result using valid instrument as much
as 23 questions and reliable (0,875). Whereas, the data for students logical thinking ability is obtained through
questionnaire of logical thinking ability by using valid instrument data. Data analysis techniques used two-way
variance analysis. The result of research shows that there is influence of Inquiry learning model by using real
laboratory and virtual laboratory on students' chemistry learning result on reaction rate material with Fcount>
Ftable that is 28,6367> 3,99, there is influence of high logical thinking ability and low logical thinking ability to the
result of student's chemistry learning on the material of reaction rate with Fcount> Ftable is 21,6251> 3,99, and
there is interaction between learning model with logical thinking ability to student's chemistry learning on reaction
rate material with Fcount> Ftable that is 20,7645 > 3.99.
Keywords: learning outcomes, interaction, virtual laboratory, real laboratory, inquiry learning model

PENDAHULUAN memberikan dominasi guru dan tidak


Masalah utama dalam pembelajaran pada memberikan akses bagi anak didik untuk
pendidikan (sekolah) adalah masih rendahnya berkembang secara mandiri melalui proses
daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari berpikirnya. Menurut Trianto (2014), untuk
rerata hasil belajar peserta didik yang mencapai tujuan pendidikan nasional,
senantiasa masih sangat memprihatinkan. pemerintah telah menyelenggarakan
Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi perbaikan-perbaikan peningkatan mutu
pembelajaran yang masih bersifat pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang.
konvensional dan tidak menyentuh ranah Namun fakta belum menunjukkan hasil yang
dimensi peserta didik itu sendiri. Dalam arti memuaskan.
yang lebih substansial, bahwa proses Keberhasilan suatu pembelajaran dapat
pembelajaran hingga saat ini masih dilihat dari kemampuan belajar peserta didik
JPKim Vol. 9, No. 1, 2017, 229-235

secara mandiri, sehingga pengetahuan yang tidak diajarkan secara khusus sebagai satu
dikuasai adalah hasil belajar yang mata pelajaran tetapi melalui setiap mata
dilakukannya sendiri. Oleh karena itu, pelajaran aspek berpikir logis mendapatkan
pendekatan yang digunakan dalam proses tempat yang utama (Fatturohman, 2015)
pembelajaran hendaknya menciptakan dan artinya setiap kegiatan pembelajaran dapat
menumbuhkan rasa dari tidak tahu menjadi menggali kemampuan berpikir logis siswa
mau tahu, sehingga kurikulum 2013 terutama pada topik laju reaksi yang memuat
mengamatkan esensi pendekatan ilmiah banyak konsep abstrak dan perhitungan,
untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Kemampuan berpikir logis merupakan
Hasil observasi di Madrasah Aliyah Negeri salah satu kemampuan berpikir yang harus
(MAN) 2 Model Medan yang menerapkan dimiliki oleh siswa. Kemampuan berpikir logis
kurikulum 2013 dalam proses belajar biasa dikenal juga dengan kemampuan
mengajarnya, menetapkan Kriteria menalar. Menurut Suriasumantri (2015)
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pelajaran kemampuan berpikir logis (penalaran) yaitu
kimia yaitu 75,00. Siswa dengan nilai 75,00 kemampuan menemukan suatu kebenaran
dinyatakan tuntas dan siswa dengan nilai berdasarkan aturan, pola, atau logika tertentu.
75,00 dinyatakan belum tuntas, sehingga Oleh karena itu, berdasarkan kemampuan
perlu mengikuti remedial. Hasil belajar itu berpikir logis yang dimiliki oleh siswa maka
tergolong masih rendah karena kurangnya seorang guru harus mampu memilih dan
perhatian siswa saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang
berlangsung dan langkah-langkah dari model sesuai dengan karakteristik siswa tersebut,
pembelajaran yang masih berorientasi pada termasuk model pembelajaran inkuiri.
guru, sehingga mengakibatkan siswa Model pembelajaran inkuiri merupakan
cenderung tidak tertarik untuk belajar. Hal ini pembelajaran dengan seni merekayasa situasi-
mengakibatkan masih banyak dari siswa yang situasi yang sedemikian rupa sehingga siswa
belum mencapai nilai kriteria ketuntasan bisa berperan sebagai ilmuwan. Siswa diajak
makimum (KKM) pada mata pelajaran kimia, untuk bisa memiliki inisiatif untuk mengamati
termasuk materi pokok laju reaksi. dan menayangkan gejala alam, mengajukan
Materi pokok laju reaksi ini berisikan penjelasan-penjelasan tentang apa yang
tentang teori tumbukan yaitu menjelaskan mereka lihat, merancang dan melakukan
reaksi kimia, sedangkan untuk faktor-faktor pengujian untuk menunjang atau menentang
yang mempengaruhi laju reaksi karakteristik teori-teori mereka, menganalisis data,
materinya adalah aplikasi dalam kehidupan menarik kesimpulan dari data eksperimen,
sehari-hari, karena bersifat aplikasi, maka merancang dan membangun model. Model
seharusnya diajarkan dengan metode pembelajaran inkuiri akan lebih efektif jika
eksperimen. Dengan melakukan eksperimen dipadukan dengan penggunaan laboratorium
langsung di laboratorium siswa dapat yaitu menggunakan laboratorium real dan
mengamati secara langsung perubahan- laboratorium virtual dengan menggunakan
perubahan yang terjadi, yang pada akhirnya komputer (animasi).
dapat memahamkan sendiri konsep yang akan Laboratorium virtual adalah laboratorium
dipelajarinya, sehingga pembelajaran yang dalam layar yang berisi animasi praktikum
terjadi lebih bermanfaat bagi siswa. menyerupai praktikum dalam laboratorium
Selain itu, pada materi laju reaksi nyata (Nurrokhmah dan Sunarto 2013).
diperlukan tahapan analisis pada beberapa Menurut Swandi dkk. (2014) laboratorium
bagiannya terutama pada hubungan antara virtual merupakan bentuk animasi yang dapat
teori tumbukan dan faktor- faktor yang memvisualisasikan fenomena yang abstrak
mempengaruhinya, sehingga laju reaksi dapat atau percobaan yang rumit dilakukan di
digunakan sebagai media untuk laboratorium nyata, sehingga dapat
mengembangkan kemampuan berpiki logis. meningkatkan aktivitas belajar dalam upaya
Hal ini sejalan dengan Permendiknas No.23 mengembangkan keterampilan yang
Tahun 2006 mengenai standar kelulusan SMA dibutuhkan dalam pemecahan masalah.
bahwa siswa SMA harus memiliki Laboratorium virtual merupakan salah satu
kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan bentuk dari animasi komputer, berupa
inovatif dalam pengambilan keputusan. Untuk gambar bergerak yang merupakan
memberikan kemampuan berpikir logis, siswa representatif keadaan di laboratorium riil.

G.Sugiharti & S.K.Hasibuan 230


JPKim Vol. 9, No. 1, 2017, 229-235

Laboratorium riil menggunakan peralatan menyimpulkan pembelajaran inkuiri


dan bahan-bahan laboratorium yang nyata. memberikan sumbangan sebesar 28,23%
Laboratorium riil adalah tempat berupa terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
ruangan yang dilengkapi dengan berbagai Penelitian ini bertujuan untuk
peralatan. Alat, bahan, dan obyek pengamatan mengetahui apakah ada pengaruh model
yang ada di laboratorium adalah fasilitas yang pembelajaran inkuiri dengan menggunakan
berfungsi untuk kegiatan percobaan dan laboratorium riil dan laboratorium virtual
penelitian bagi siswa (Gahardiana, 2015). terhadap hasil belajar siswa, apakah ada
Peneliti ingin mengkomparasikan pengaruh kemampuan berpikir logis tinggi
laboratorium riil dan laboratorium virtual dan kemampuan berpikir logis rendah
yang digunakan dalam pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar siswa dan apakah ada
pada materi laju reaksi yang diharapkan interaksi antara model pembelajaran dengan
menjadi alternatif pembelajaran yang mampu kemampuan berpikir logis terhadap hasil
mempengaruhi kemampuan berpikir logis belajar siswa pada materi laju reaksi.
siswa.
Beberapa penelitian yang berhubungan METODE
antara lain Hamida dkk. (2012) menemukan Penelitian ini dilaksanakan di sekolah
adanya pengaruh penggunaan laboratorium MAN 2 model Medan kelas XI semester ganjil
virtual dan laboratorium real terhadap tahun ajaran 2016/2017 sejak bulan
prestasi belajar siswa, dan penggunaan September sampai Oktober tahun 2016.
laboratorium virtual memperoleh nilai rata- Rancangan penelitian yang digunakan adalah
rata lebih besar dari penggunaan laboratorium rancangan faktrorial 2 x 2. Ada dua faktor
real. Sedangkan penelitian Argandi dkk. yang diteliti yaitu faktor model pembelajaran
(2013) menyimpulkan terdapat perbedaan inkuiri dengan menggunakan laboratorium
prestasi hasil belajar siswa yang diajar dengan (A) dan faktor kemampuan berpikir logis (B).
menggunakan laboratorium real pada Faktor A ada dua taraf yaitu model
pembelajaran inkuiri, demikian pula aspek pembelajaran dengan menggunakan
afektifnya. Selanjutnya dikatakan pembelajarn laboratorium riil dan laboratorium virtual.
kimia dengan metode inkuiri menggunakan Untuk faktor B ada dua taraf yaitu
real lab (80,95%) lebih tinggi dari pada kemampuan berpikir logis tinggi dan rendah.
pembelajaran inkuiri menggunakan virtual Secara rinci rancangan penelitian ini
lab (74,40%). Penelitian Pratiwi (2016) ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rancangan penelitian Faktorial 2 x 2


Kemampuan Model Inkuiri (A)
Berpikir Logis Model Inkuiri dengan Model Inkuiri dengan
menggunakan menggunakan laboratorium
laboratorium Riil (A1) Virtual (A2)
Tinggi (B1) A1B1 A2B1
Rendah (B2) A1B2 A2B2

A1B1= Kombinasi perlakuan Model Inkuiri dengan menggunakan laboratorium Riil dan kemampuan berpikir logis
tinggi.
A1B2= Kombinasi perlakuan Model Inkuiri dengan menggunakan laboratorium Riil dan kemampuan berpikir logis
rendah.
A2B1= Kombinasi perlakuan Model Inkuiri dengan menggunakan laboratorium Virtual dan kemampuan berpikir
logis tinggi.
A2B2= Kombinasi perlakuan Model Inkuiri dengan menggunakan laboratorium Virtual dan kemampuan berpikir
logis rendah.

Instrumen penelitian berupa kuesioner siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata
(angket) kemampuan berpikir logis yang dikelompokkan sebagai siswa yang memiliki
dikembangkan berdasarkan indikator- kemampuan berpikir logis tinggi dan siswa
indikator kemampuan berpikir logis pada yang memperoleh nilai dibawah rata-rata
bagian kerangka teoritis. Analisa datanya dikelompokkan sebagai siswa yang memiliki
dilakukan dengan memberikan penilaian pada kemampuan berpikir logis rendah.
setiap siswa kemudian dicari rata-ratanya,
G.Sugiharti & S.K.Hasibuan 231
JPKim Vol. 9, No. 1, 2017, 229-235

HASIL DAN PEMBAHASAN (76,17±6,71). Sedangkan untuk kelas yang


Data yang terkumpul pada penelitian ini diajar dengan model pembelajaran Inkuiri
meliputi: data angket kemampuan berpikir menggunakan laboratorium virtual dengan
logis dan hasil belajar kimia siswa. Data kemampuan berpikir logis tinggi diperoleh
angket kemampuan berpikir logis ini rataan (82±6,58), dan untuk kelas yang diajar
dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu dengan model pembelajaran Inkuiri
kemampuan berpikir logis tinggi bagi siswa menggunakan laboratorium virtual dengan
yang mempunyai nilai kemampuan berpikir kemampuan berpikir logis rendah diperoleh
logis ≥ rata-rata nilai kemampuan berpikir rataan (76,29±7,84). Rincian rataan hasil
logis seluruh siswa. Kategori berpikir logis belajar kimia yang diperoleh siswa untuk
rendah bagi siswa yang mempunyai nilai setiap kombinasi perlakuan ditunjukkan pada
kemampuan berpikir logis ≤ rata-rata nilai Tabel 3.
kemampuan berpikir logis seluruh siswa. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
Secara keseluruhan data kemampuan berpikir Analisis of Varians (ANAVA) pada α = 0,05
logis tinggi dan rendah ditunjukkan pada dengan kriteria jika Fhitung>FTabel maka Ho
Tabel 2. ditolak. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis
Data hasil belajar kimia siswa dalam data hasil belajar siswa, disimpulkan ada
penelitian ini diperoleh dari tes hasil belajar. interaksi antara kemampuan berpikir logis (B)
Untuk siswa yang diajar dengan model dengan model pembelajaran dengan
pembelajaran Inkuiri menggunakan menggunakan laboratorium (A) terhadap hasil
laboratorium riil dengan kemampuan berpikir belajar kimia siswa SMA. Daftar anava nilai
logis tinggi diperoleh rataan hasil belajar siswa SMA yang diberi kombinasi perlakuan
(83,77±6,07), untuk kelas yang diajar dengan model pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Inkuiri menggunakan laboratorium dan kemampuan berpikir logis
laboratorium riil kemampuan berpikir logis ditunjukkan pada Tabel 4.
rendah diperoleh rataan hasil belajar

Tabel 2. Distribusi data kemampuan berpikir logis tinggi dan rendah


Kelas eksperimen 1 Kelas eksperimen 2
Kemampuan Berpikir logis Jumlah Frekuensi
Tinggi 35 18 17
Rendah 33 16 17
Jumlah 68 34 34

Tabel 3. Rataan hasil belajar kimia siswa yang diberi kombinasi perlakuan model pembelajaran
menggunakan laboratorium dan kemampuan berpikir logis.
Model Pembelajaran Dengan Menggunakan laboratorium (A)
Kemampuan Berpikir logis (B)
Model Inkuiri menggunakan Model Inkuiri menggunakan
laboratorium riil (A1) laboratorium virtual ( A2)
Tinggi (B1) (83,77±6,07) (82±6,58)
Rendah (B2) (76,17±6,71), (76,29±7,84)

Tabel 4. Daftar anava nilai kimia siswa yang diberi kombinasi perlakuan model pembelajaran dengan
menggunakan laboratorium dan kemampuan berpikir logis.
Sumber Db JK KT F hitung F(0,05,db)
Keberagaman
Perlakuan 3 1912,75 - - -
Faktor A 1 771,1911 771,1911 28,6367 3,99
Faktor B 1 582,3676 582,3676 21,6251 3,99
Interaksi AB 1 559,1913 559,1913 20,7645* 3,99
Galat 64 1723,529 26,9301
Total 70 5549,0298 - - -

G.Sugiharti & S.K.Hasibuan 232


JPKim Vol. 9, No. 1, 2017, 229-235

Hipotesis 1 mengalami kesulitan yang berarti untuk


Fhitung (A) > F (0,05)(1;64) dimana 28,63 > belajar sedangkan untuk siswa yang memiliki
3,99 maka Ho1 ditolak, ada pengaruh model kemampuan berpikir logis rendah akan
pembelajaran inkuiri dengan menggunakan mengalami kesulitan karena dia tidak
media riil dan media virtual terhadap hasil memahami ketentuan-ketentuan, kaidah-
belajar siswa pada materi laju reaksi. Model kaidah dan teknik berpikir yang tepat.
pembelajaran yang digunakan dalam Made Ardana meneliti tentang kontribusi
penelitian ini adalah model pembelajaran bakat numerik, kecerdasan spasial dan
Inkuiri menggunakan laboratorium riil dan kecerdasan logis terhadap prestasi belajar
model pembelajaran Inkuiri menggunakan menjelaskan bahwa kecerdasan logis
laboratorium virtual. Pengaruh tersebut memberikan kontribusi yang signifikan
menunjukkan bahwa kelas yang dibelajarkan terhadap hasil belajar. Selanjutnya Wulansari
dengan model pembelajaran inkuiri dengan meneliti tentang pengaruh kecerdasan logis
menggunakan laboratorium riil memiliki skor matematis, terhadap pemahaman akuntansi.
rata-rata hasil belajar lebih tinggi yaitu Kesimpulan penelitian ini menunjukkan
82,9705 dibanding model pembelajaran bahwa kecerdasan logis matematis
inkuiri dengan menggunakan laboratorium berpengaruh secara signifikan terhadap
virtual yaitu 76,2352. Hasil penelitian pemahaman akuntansi. Implikasinya adalah
Rohmawati dkk. (2016), menemukan jika ingin meningkatkan pemahaman tentang
besarnya rataan prestasi belajar kognitif siswa akuntansi salah satu jalan yang bisa dilakukan
yang diajar dengan menggunakan adalah dengan meningkatkan kecerdasan logis
laboratorium riil adalah 80,33. Besarnya matematis peserta didik.
rataan prestasi siswa yang diajar dengan
menggunakan laboratorium virtual adalah Hipotesis 3
80,22. Hal tersebut menunjukkan bahwa Fhitung (AB) > F (0,05)(1;36) yakni 5,78 > 4,11
pembelajaran dengan model inkuiri dengan maka Ho3 ditolak berarti ada interaksi antara
menggunakan laboratorium riil lebih baik model pembelajaran dengan kemampuan
daripada menggunakan laboratorium virtual. berpikir logis terhadap hasil belajar siswa
Tetapi penelitian Rokhimullah (2010) pada materi laju reaksi.Dalam penelitian ini,
menyimpulkan adanya pengaruh penggunaan ditemukan bahwa jika faktor model
laboratorium virtual dan laboratorium riil pembelajaran dengan menggunakan
terhadap hasil belajar siswa dimana nilai rata- laboratorium (faktor A) dan kemampuan
rata penggunaan laboratorium virtual 61,24 berpikir logis (faktor B) yang dikombinasikan,
dan nilai rata-rata penggunaan laboratorium diperoleh adanya interaksi antara kedua
real 53,52. faktor tersebut yang secara nyata berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Bentuk interaksi
Hipotesis 2 faktor model pembelajaran menggunakan
Fhitung (B) > F (0,05)(1;64) dimana 21,62 > laboratorium (faktor A) dan kemampuan
3,99 maka Ho2 ditolak, maka ada pengaruh berpikir logis (faktor B) terhadap hasil belajar
kemampuan berpikir logis tinggi dan siswa dapat digambarkan sebagaimana
kemampuan berpikir logis rendah terhadap ditunjukkan pada Gambar 1.
hasil belajar siswa pada materi laju reaksi. Berdasarkan bentuk interaksi antara
Data hasil belajar siswa pada materi laju model pembelajaran denggan menggunakan
reaksi disimpulkan bahwa siswa yang laboratorium (faktor A) dan kemampuan
memiliki kemampuan berpikir logis tinggi berpikir logis (faktor B) terhadap hasil belajar
memberikan rataan hasil belajar yang lebih siswa pada materi laju reaksi sebagaimana
tinggi dibandingkan dengan siswa yang disajikan pada gambar 1 dapat disimpulkan
memiliki kemampuan berpikir logis rendah. bahwa pengajaran dengan model Inkuiri
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dengan menggunakan laboratorium riil
dilakukan Legimin (2010) yang menyatakan dengan kemampuan berpikir logis tinggi
bahwa terdapat pengaruh kemampuan memberikan hasil belajar siswa tertinggi.
berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir Sementara pengajaran dengan model inkuiri
logis rendah terhadap prestasi belajar siswa. dengan menggunakan laboratorium riil
Kemampuan berpikir logis tinggi akan lebih dengan kemampuan berpikir logis tinggi
mudah/merespon pelajaran dan tidak akan memberikan hasil belajar siswa lebih tinggi,

G.Sugiharti & S.K.Hasibuan 233


JPKim Vol. 9, No. 1, 2017, 229-235

dengan rataan 83,77±6,07. Selanjutnya, Sementara penerapan model Inkuiri


pengajaran dengan model Inkuiri dengan menggunakan laboratorium riil dan
menggunakan laboratorium Riil dengan penerapan model inkuiri menggunakan
kemampuan berpikir logis rendah laboratorium virtual dengan kemampuan
memberikan hasil belajar siswa yang rendah, berpikir logis rendah sama-sama memberikan
dengan rataan 76,17±6,71. Hasil belajar siswa rataan hasil belajar yang sama-sama rendah.
yang memiliki kemampuan berpikir logis Pada Penelitian ini, siswa yang memiliki
tinggi yang diberikan pengajaran dengan kemampuan berpikir logis rendah dengan
model inkuiri menggunakan laboratorium riil menggunakan laboratorium virtual
memberikan hasil belajar yang lebih tinggi mempunyai rataan hasil belajar yang lebih
dikarenakan model inkuiri mengajarkan siswa tinggi daripada siswa yang mempunyai
untuk berpikir lebih kreatif dalam kemampuan berpikir logis rendah dengan
memecahkan suatu masalah dan mandiri menggunakan laboratorium Riil yaitu dengan
dibantu dengan penggunaan laboratorium Riil rataan 76,29±7,84 dan 76,17±6,71. Siswa
dibandingkan dengan siswa yang memiliki dengan kemampuan berpikir logis rendah
kemampuan berpikir logis tinggi yang dapat melakukan pengamatan langsung
diberikan pengajaran dengan model inkuiri dengan menggunakan laboratorium riil
menggunakan laboratorium virtual sementara dengan laboratorium virtual siswa
memberikan hasil belajar yang tidak lebih melakukan pengamatan secara tidak
baik dari model inkuiri menggunakan langsung. Siswa yang memiliki kemampuan
laboratorium riil dikarenakan pada model berpikir logis rendah selama proses
inkuiri menggunakan laboratorium virtual, pembelajaran lebih banyak memerlukan
siswa tidak bergerak langsung ke dalam pengalaman yang secara nyata untuk dapat
laboratorium, dengan kata lain hanya berpikir logis, menentukan tindakan dan
menggunakan animasi komputer saja. Oleh menarik kesimpulan dalam proses
karena itu, siswa kurang kreatif, dan kurang pembelajaran.
memahami praktikum yang akan diujikan.

Model Inkuiri menggunakan laboratorium Virtual


83,7
85
Rataan Hasil Belajar Kimia Siswa

82

80
76,29

$
75 76,17
Model Inkuiri menggunakan laboratorium Rill

70

65

Kemampuan berpikir logis rendah Kemampuan berpikir logis tinggi

Gambar 1. Bentuk interaksi faktor model pembelajaran menggunakan laboratorium (faktor A)


dan kemampuan berpikir logis (faktor B) terhadap hasil belajar siswa.

KESIMPULAN pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan


Dari penelitian ini, maka dapat laboratorium riil dan laboratorium virtual
disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh model terhadap hasil belajar siswa pada materi laju

G.Sugiharti & S.K.Hasibuan 234


JPKim Vol. 9, No. 1, 2017, 229-235

reaksi; (2) ada pengaruh kemampuan berpikir Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1
logis tinggi dan kemampuan berpikir logis Kuala. Tesis, Pascasarjana, Unimed, Medan.
rendah terhadap hasil belajar siswa pada Nurrokhmah, I.E., & Sunarto, W. (2013). Pengaruh
materi laju reaksi; dan (3) ada interaksi antara Penerapan Virtual Labs Berbasis Inkuiri
Terhadap Hasil Belajar Kimia. Journal
model pembelajaran dengan kemampuan
Chemistry in Educati, 2(1):200-207.
berpikir logis terhadap hasil belajar siswa Pratiwi, F.A. (2016). Pengaruh Penggunaan Model
pada materi laju reaksi. Discovery Learning Dengan Pendekatan
Saintifik Terhadao Ketrampilan Berpikir
DAFTAR PUSTAKA Kritis Siswa SMA. Artikel Penelitian FMIPA
Argandi, R., Martini, S., & Saputro, C. (2013). Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Pembelajaran Kimia Dengan Metode Inquiry Rohmawati, A., Masyukuri, M., & Utomo, B.S.
Terbimbing Dilengkapi Kegitan Laboratorium (2016). Implementasi Pembelajaran Kimia
Real Dan Virtual Pada Pokok Bahasan Dengan Inkuiri Bebas Termodifikasi
Pemisahan Campuran. Jurnal Pendidikan Bermedia Laboratorium Rill Dan Virtual Kelas
Kimia (JPK), 2:44-45. XI Pada pokok Bahasan Sistem Koloid. Jurnal
Fatturohman, M. (2015). Model-model Pendidikan Kimia, 5(1):71-77.
pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Rokhimulloh. (2010). Pembelajaran Kimia
belajar Menggunakan Laboratorium Virtual dan
Gahardiana, G. (2015). Pengaruh Model Laboratorium Riil Melalui Metode
Pembelajaran Berbasis Proyek (Inkuiri) Eksperimen Dengan Memperhatikan
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI Emotion Spiritual Quotient (ESQ) Dan
SMAN 1 Jonggat Pada Materi Koloid Tahun Kemampuan Awal Siswa. Tesis ,FMIPA,
Ajaran 2014/2015. Artikel Penelitian Jurusan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Suriasumantri. (2015). Sistematika Berfikir Logis
Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram. Menggunakan Media Simulasi Fisika Pada
Hamida, N., Mulyani, B., & Utami, B. (2012). Studi Siswa Kelas X Di SMA Negeri 6 Kota
Komparasi Penggunaan Laboratorium Virtual Bengkulu. E-Journal Fisika.
Dan Laboratorium Riil Dalam Pembelajaran Swandi, A., Nuru, H.S., & Irsan. (2014).
Student Teams Achievement Division (Stad) Pengembangan Media Pembelajaran
Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Laboratorium Virtual Untuk Mengatasi
Kreativitas Siswa Pada Materi Pokok Sistem Miskonsepsi Pada Materi Fisika Inti di SMAN
Koloid Kelas XI Semester Genap Sma Negeri 1 1 Binamu Jeneponto. Jurnal Fisika Indonesia,
Banyudono Tahun Pelajaran 2011/2012. XVIII(52):20-24.
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2(2):7-15. Trianto, (2014). Mendesaian Model Pembelajaran
Legimin, (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan kontekstual. Jakarta:
dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Prenada Media Group.

G.Sugiharti & S.K.Hasibuan 235

Anda mungkin juga menyukai