Anda di halaman 1dari 2

Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi,

halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Kondisi yang biasanya berlangsung lama ini sering
diartikan sebagai gangguan mental mengingat sulitnya penderita membedakan antara kenyataan dengan
pikiran sendiri. Skizofrenia dapat ditemukan pada semua kelompok masyarakat dan di berbagai daerah.
Insiden dan tingkat prevalensi sepanjang hidup secara kasar hampir sama di seluruh dunia. Gangguan ini
mengenai hampir 1% populasi dewasa dan biasanya onsetnya pada usia remaja akhir atau awal masa
dewasa.

Pada lelaki biasanya gangguan ini mulai pada usia lebih muda yaitu 15-25 tahun sedangkan pada
perempuan lebih lambat yaitu sekitar 25-35 tahun. Pesakit skizofrenia beresiko meningkatkan risiko
penyalahgunaan zat, terutama ketergantungan nikotin. Hampir 90% pesakit mengalami ketergantungan
nikotin. Pesakit skizofrenia juga berisiko untuk bunuh diri dan berkelakuan untuk menyerang. Bunuh diri
merupakan penyebab kematian pesakit skizofrenia yang terbanyak, hampir 10% dari pesakit skizofrenia
yang melakukan bunuh diri

Menurut Howard, Castle, Wessely, dan Murray, 1993 di seluruh dunia prevalensi seumur hidup
skizofrenia kira-kira sama antara lelaki dan perempuan diperkirakan sekitar 0,2%-1,5%. Meskipun ada
beberapa ketidaksepakatan tentang distribusi skizofrenia di antara laki-laki dan perempuan, perbezaan di
antara kedua jenis kelamin dalam hal umur dan onsetnya jelas. Onset untuk perempuan lebih rendah
dibandingkan lelaki, iaitu sampai umur 36 tahun, yang perbandingan risiko onsetnya menjadi terbalik,
sehingga lebih banyak perempuan yang mengalami skizofrenia pada usia yang lebih lanjut bila
dibandingkan dengan lelaki

Terdapat beberapa pendekatan yang dominan dalam menganalisa penyebab skizofrenia, antara
lain :

Faktor Genetik

Menurut Maramis (1995), faktor keturunan juga menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini telah
dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia terutama anak-anak kembar
satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri ialah 0,9 - 1,8%; bagi saudara kandung 7 – 15%; bagi anak
dengan salah satu orangtua yang menderita skizofrenia 7 – 16%; apabila kedua orang tua menderita
skizofrenia 40 – 68%; bagi kembar dua telur (heterozigot) 2 -15%; bagi kembar satu telur (monozigot) 61
– 86%. Skizofrenia melibatkan lebih dari satu gen, sebuah fenomena yang disebut quantitative trait loci.
Skizofrenia yang paling sering kita lihat mungkin disebabkan oleh beberapa gen yang berlokasi di tempat-
tempat yang berbeda di seluruh kromosom. Ini juga mengklarifikasikan mengapa ada gradasi tingkat
keparahan pada orang-orang yang mengalami gangguan ini (dari ringan sampai berat) dan mengapa risiko
untuk mengalami skizofrenia semakin tinggi dengan semakin banyaknya jumlah anggota keluarga yang
memiliki penyakit ini.

Faktor Biokimia

Skizofrenia mungkin berasal dari ketidakseimbangan kimiawi otak yang disebut neurotransmitter, yaitu
kimiawi otak yang memungkinkan neuron-neuron berkomunikasi satu sama lain. Beberapa ahli
mengatakan bahwa skizofrenia Universitas Sumatera Utara berasal dari aktivitas neurotransmitter
dopamine yang berlebihan di bagianbagian tertentu otak atau dikarenakan sensitivitas yang abnormal
terhadap dopamine. Banyak ahli yang berpendapat bahwa aktivitas dopamine yang berlebihan saja tidak
cukup untuk skizofrenia. Beberapa neurotransmitter lain seperti serotonin dan norepinephrine tampaknya
juga memainkan peranan

Faktor Psikologis dan Sosial

Faktor psikososial meliputi adanya kerawanan herediter yang semakin lama semakin kuat, adanya trauma
yang bersifat kejiwaan, adanya hubungan orang tuaanak yang patogenik, serta interaksi yang patogenik
dalam keluarga. Banyak penelitian yang mempelajari bagaimana interaksi dalam keluarga mempengaruhi
penderita skizofrenia. Sebagai contoh, istilah schizophregenic mother kadang-kadang digunakan untuk
mendeskripsikan tentang ibu yang memiliki sifat dingin, dominan, dan penolak, yang diperkirakan
menjadi penyebab skizofrenia pada anak-anaknya. Keluarga pada masa kanak-kanak memegang peranan
penting dalam pembentukan kepribadian. Orangtua terkadang bertindak terlalu banyak untuk anak dan
tidak memberi kesempatan anak untuk berkembang, ada kalanya orangtua bertindak terlalu sedikit dan
tidak merangsang anak, atau tidak memberi bimbingan dan anjuran yang dibutuhkannya.

Anda mungkin juga menyukai