Kebijakan, Regulasi & Standar, Ali Syamlan - HISSI Jatim
Kebijakan, Regulasi & Standar, Ali Syamlan - HISSI Jatim
Pelayanan Sterilisasi
Ali Syamlan
Tujuan
• Pada akhir sesi peserta dapat memahami
kebijakan pelayanan sterilisasi yang
mendukung keselamatan pasien dan
menuju service excellence
LATAR BELAKANG
• Peningkatan Kasus Infeksi (New Emerging,
emerging and re-emerging diseases), wabah atau
KLB.
• Tingginya angka infeksi nosokomial :
– ILO (Infeksi Luka Operasi) : 18,9%
– ISK (Infeksi Saluran Kemih) : 15,1%
– IADP (Infeksi Darah Aliran Primer) : 26,4%
– Pneumonia :24,5%
– Infeksi saluran nafas lain : 15,1%, serta
– Infeksi lain : 32,1%
(survei point 11 RS tahun 2003 oleh Perdalin dan RSPI)
Pencegahan Infeksi dan
Keselamatan Pasien
• RS harus mampu memberikan pelayanan yang
bermutu, akuntabel, transparan terhadap
masyarakat jaminan keselamatan pasien
(patient safety).
• Pedoman Instalasi
Pusat Sterilisasi
(Central Sterile Supply
Department/CSSD) di
RS (Depkes, 2009)
DASAR HUKUM
• SK Menkes No. 270/MENKES/2007 ttg Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Kesehatan lainnya.
• SK Menkes No. 382/MENKES/2007 ttg Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Kesehatan lainnya.
• SK Menkes No. 129/MENKES/2007 ttg Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Kesehatan lainnya.
• SK Menkes 1165.A./Menkes/SK/X/2004 ttg Komisi
Akreditasi rumah Sakit
(mutu, kelas dan perijinan)
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
K. Kendall, 2003
Central Sterile Supply
Department
• Central Supply Department:
“… a centralized unit… which provides
professional supplies and equipment
(sterile and non-sterile), to all specialized
departments…”
Russell, Hugo & Ayliffe‘s Principles and Practice of Disinfection, Preservation & Sterilization
Flashback Sterilization
1847, Ignaz Semmelweiss, hand
hygiene concept
Russell, Hugo & Ayliffe‘s Principles and Practice of Disinfection, Preservation & Sterilization
17
18
LANDASAN KEBIJAKAN
UU KESEHATAN NO. 36 TAHUN
2009
• Pasal 19 :
– Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan
segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu,
aman, efisien, dan terjangkau.
• Pasal 47 :
– Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara
terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
LANDASAN KEBIJAKAN
UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit
• Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan
(Pasal 3):
• mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan;
• memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,
masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia
di rumah sakit;
• meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan
rumah sakit; dan
• memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat,
sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.
– Prasarana
• Pasal 11. ayat (1) butir d: RS mempunyai instalasi uap.
• Pasal 11. ayat (2) disebutkan bahwa Prasarana harus
memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan
dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit.
• Pasal 11. ayat (3) disebutkan bahwa Prasarana harus dalam
keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.
• Pasal 11. ayat (4) disebutkan bahwa Pengoperasian dan
pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus dilakukan oleh
petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
LANDASAN KEBIJAKAN
UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit
• Peralatan
Persyaratan peralatan meliputi peralatan medis dan
non medis harus memenuhi standar pelayanan,
persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik
pakai.
Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara
berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan
dan/atau institusi pengujian faskes yg berwenang.
Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan RS
harus dilakukan oleh petugas yg mempunyai
kompetensi di bidangnya.
LANDASAN KEBIJAKAN
Kepmenkes No.
1204/Menkes/SK/X/2004
Persyaratan Sterilisasi :
a. Sterilisasi peralatan dgn uap panas suhu ± 121C
(2 bar), 15 menit atau 134C (3 bar), 3 – 5 menit,
sesuai dgn manual alat yg digunakan.
b. Sterilisasi harus menggunakan disinfektan yg ramah
lingkungan.
c. Petugas sterilisasi harus memakai alat pelindung
diri dan menguasai prosedur sterilisasi yg aman.
d. Hasil akhir sterilisasi :
bebas mikroorganisme hidup.
LANDASAN KEBIJAKAN
• Keputusan Menteri Kesehatan no.130 tahun 2000 tentang
Instalasi Sterilisasi Pusat
Getinge, GETINGE solutions Central Sterile Processing/CSSD & Point-of-use Sterile Processing/TSSU
ALUR PELAYANAN
Pan American Health Organization “terilization Manual for Health Centers Washington, D.C.:
PAHO, © 2009
KEUNTUNGAN
Central Sterile Supply Department
• Economy:
Pelayanan tersentral akan lebih ekonomis,
mencegah adanya duplikasi peralatan
(autoclave, oven dry heat, pouch sealer, dll)
Usia peralatan juga meningkat karena
kegiatan yang efisien (pembersihan,
persiapan dan sterilisasi) yang disupervisi
terus menerus. Sentralisasi juga mencegah
duplikasi petugas, supervisor dan ruangan
pemrosesan.
Pan American Health Organization “terilization Manual for Health Centers Washington, D.C.:
PAHO, © 2009
KEUNTUNGAN
Central Sterile Supply Department
• Safety:
Pada sistem desentralisasi dengan petugas
yang tidak disupervisi terdapat peningkatan
resiko kegagalan dalam proses. Misalnya
metode sterilisasi yang tidak tepat,
mikroorganisme tidak mati karena suhu yang
tidak tepat atau kerusakan peralatan karena
penggunaan oven. Atau adanya modifikasi
yang berlawanan dengan keamanan proses.
Pan American Health Organization “terilization Manual for Health Centers Washington, D.C.:
PAHO, © 2009
Sejarah CSSD
Pan American Health Organization “terilization Manual for Health Centers Washington, D.C.:
PAHO, © 2009
Sterilization at 1970’s
• Pada akhir 1970 tujuan sterilisasi
sentral disepakati, pelayanan
untuk meningkatkan
pelayanan pada pasien dan
memberikan standar tinggi untuk
praktek kedokteran.
Pan American Health Organization “terilization Manual for Health Centers Washington, D.C.:
PAHO, © 2009
Sejarah CSSD di Indonesia
Sebelum tahun 1983
• Beberapa RS kelas A dan B sudah memiliki
unit kerja CSSD , pada umumnya Kepala
CSSD seorang Perawat dibawah supervisi
Bidang Perawatan Rumah Sakit
• Butuh perbaikan,
update isi materi
CSSD
Forward Movement
Norman Lu,
3M
Norman Lu,
3M
Norman Lu,
3M
ISO 15883 Washer- Disinfectors
Norman Lu,
3M
ISO 111607 Packaging for terminally
sterilized medical devices
Norman Lu,
3M
ISO 11607 Part 1 Requirements
• Semua pabrikan pengemas harus memastikan dalam
proses desain, pengembangan dan produksi:
1. Barrier mikroorganismeMicrobial barrier.
2. Biokompatibilitas dan komponen yang berbahaya
termasuk pengaruh sterilisasi.
3. Sifat fisika dan kimia
4. Kompatibilitas dengan proses sealing.
5. Kompatibilitas dengan proses sterilisasi
6. Waktu kadaluwarsa sebelum dan sesudah proses
sterilisasi dengan parameter tertentu
Norman Lu,
3M
ISO 11140 Chemical Indicators
Norman Lu,
3M
ISO 11140: Chemical Indicators
Norman Lu,
3M
AAMI ST 79
American National Standard
• Digunakan sebagai
standar JCI
• Berisi:
– Design CSSD
– Personel / SDM
– Kegiatan di CSSD
– Quality Control
Examples of CSSD design
Norman Lu,
3M
Central Service Technical Manual 7th
IAHCSMM
• Buku pendukung AAMI
ST 79
• Berisi:
– Kegiatan utama di CSSD
– Inventory Management
– Tracking system
– Quality Assurance
– Safety
– Communication
AAMI ST41 Ethylene Oxide Sterilization
Norman Lu,
3M
CDC - WHO
• Standar yang
dikeluarkan oleh
CDC – WHO
WHO SSI Guideline
• 3.3 Importance of a
clean environment in
the operating room and
decontamination of
medical devices and
surgical instruments
APSIC
• Update tahun 2017