Anda di halaman 1dari 10

KASUS 7

Nama : Ny. W

Usia : 60 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Diagnosis : Sepsis, CAP, CHF

Gambar: 7 (Depan)

Pembahasan:

1. WBC (White Blood Cell)


Hitungan Lekosit/ White Blood Cell adalah komponen dalam darah yang
berfungsi untuk memerangi infeksi akibat virus, bakteri atau proses metabolik tosik.
Nilai Normal: [3,5 - 10,0] L 103/mm3 → Hitung Lekosit.

Ada dua kemungkinan yang dapat ditemukan pada pemeriksaan ini yaitu:
 WBC Meningkat Ditemukan pada: Penyakit inflamasi kronis, penyakit infeksi
bakteri, perdarahan akut, leukimia, gagal ginjal( nefritis) pengobatan seperti quini,
adrenalin, steroid, dll
 WBC turun Ditemukan pada: Penyakit infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll.
Pada
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai WBC: 8,01 (10^3/uL), masih dalam batas
normal.
Fungsi utama leukosit adalah melawan infeksi, melindungi tubuh dengan
memfagosit organisme asing dan memproduksi atau mengangkut/ mendistribusikan
antibodi. Ada dua tipe utama sel darah putih:
 Granulosit: neutrofil, eosinofil dan basofil
 Agranulosit: limfosit dan monosit
a. Neutrofil

Nilai normal: Segment : 36% - 73% SI unit : 0,36 – 0,73

Bands : 0% - 12% SI unit : 0,00 – 0,12

Deskripsi

Neutrofil adalah leukosit yang paling banyak. Neutrofil terutama berfungsi sebagai
pertahanan terhadap invasi mikroba melalui fagositosis. Sel ini memegang peranan penting
dalam kerusakan jaringan yang berkaitan dengan penyakit noninfeksi seperti artritis
reumatoid, asma dan radang perut.

Implikasi klinik:

 Neutrofilia, yaitu peningkatan persentase neutrofil, disebabkan oleh infeksi bakteri


dan parasit, gangguan metabolit, perdarahan dan gangguan myeloproliferatif.
 Neutropenia yaitu penurunan persentase neutrofil, dapat disebabkan oleh penurunan
produksi neutrofil, peningkatan kerusakan sel, infeksi bakteri, infeksi virus, penyakit
hematologi, gangguan hormonal dan infeksi berat.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai neutrofil: 63,6%, masih dalam batas normal
pada neutrofil segment.
b. Eosinofil
Nilai normal : 0% - 6%

Deskripsi
Eosinofil memiliki kemampuan memfagosit, eosinofil aktif terutama pada tahap akhir
infl amasi ketika terbentuk kompleks antigen-antibodi. Eosinofil juga aktif pada reaksi alergi
dan infeksi parasit sehingga peningkatan nilai eosinofil dapat digunakan untuk mendiagnosa
atau monitoring penyakit.

Implikasi klinik:

 Eosinofilia adalah peningkatan jumlah eosinofi l lebih dari 6% atau jumlah absolut
lebih dari 500. Penyebabnya antara lain: respon tubuh terhadap neoplasma, penyakit
Addison, reaksi alergi, penyakit collagen vascular atau infeksi parasit.
 Eosipenia adalah penurunan jumlah eosinofi l dalam sirkulasi. Eosipenia dapat terjadi
pada saat tubuh merespon stres (peningkatan produksi glukokortikosteroid).
◊ Ny. W (60 tahun) dengan eosinofil: 4,1%, masih dalam batas normal.
c. Basofil
Nilai normal : 0% - 2%
Deskripsi:
Fungsi basofil masih belum diketahui. Sel basofil mensekresi heparin dan
histamin. Jika konsentrasi histamin meningkat, maka kadar basofil biasanya tinggi.
Jaringan basofil disebut juga mast sel.
Implikasi klinik :
 Basofilia adalah peningkatan basofi l berhubungan dengan leukemia granulositik dan
basofi lik myeloid metaplasia dan reaksi alergi
 Basopenia adalah penurunan basofi l berkaitan dengan infeksi akut, reaksi stres, terapi
steroid jangka panjang.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai basofil: 1,1%, masih dalam batas normal.
d. Monosit
Nilai normal : 0%-11%
Deskripsi:

Monosit merupakan sel darah yang terbesar. Sel ini berfungsi sebagai lapis kedua
pertahanan tubuh, dapat memfagositosis dengan baik dan termasuk kelompok makrofag.
Manosit juga memproduksi interferon.

Implikasi klinik:
 Monositosis berkaitan dengan infeksi virus, bakteri dan parasit tertentu serta kolagen,
kerusakan jantung dan hematologi.
 Monositopenia biasanya tidak mengindikasikan penyakit, tetapi mengindikasikan
stres, penggunaan obat glukokortikoid, myelotoksik dan imunosupresan.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai monosit: 9,6%, masih dalam batas normal.
e. Limfosit
Nilai normal : 15% - 45%
Deskripsi:

Merupakan sel darah putih yang kedua paling banyak jumlahnya. Sel ini kecil dan
bergerak ke daerah infl amasi pada tahap awal dan tahap akhir proses infl amasi. Merupakan
sumber imunoglobulin yang penting dalam respon imun seluler tubuh. Kebanyakan limfosit
terdapat di limfa, jaringan limfatikus dan nodus limfa. Hanya 5% dari total limfosit yang
beredar pada sirkulasi.

Implikasi klinik:

 Limfositosis dapat terjadi pada penyakit virus, penyakit bakteri dan gangguan
hormonal
 Limfopenia dapat terjadi pada penyakit Hodgkin, luka bakar dan trauma.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai limfosit: 21,6%, masih dalam batas normal.

2. RBC (Red Blood Cell)


Hitungan Eritrosit/Red Blood Cell adalah komponen dalam darah yang paling
banyak jumlahnya yang berfungsi sebagai pengangkut/membawa oksigen dari paru-
paru untuk diedarkan keseluruh tubuh dan mengakut karbondioksida dari seluruh
tubuh ke paru-paru. Nilai Normal [3,80-5,80] 106/mm3 → Hitung Eritrosit.
Ada dua kemungkinan dari hasil pemeriksaan yaitu:
 RBC Meningkat Ditemukan pada: hemokosentrasi (Perburukan DHF, Resistensi
Insulin), PPOK( Penyakit Paru Obstruktif Kronik), Jantung Kongestif, Perokok,
Preeklamsi, penggunaan Obat-obat (Gentamicyn, methyldopa) dll
 RBC Menurun Ditemukan Pada: Amenia kecuali jenis thalassemia, Leukemia,
hipertiroid, Penyakit Hati Kronik, Hemolisis (Reaksi terhadap Tranfusi, infeksi,
reaksi kimia, terbakar, pacu jantung buatan) Penyakit Sistemik seperti Lupus, Kanker
dll.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai RBC: 3,69 (10^6/uL), terjadi penurunan dari
batas normal RBC yaitu < 3,80.
3. HGB (Hemoglobin)
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai
media transport yang mengangkut oksigen dari paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa karbondioksida dari seluruh jaringan ke paru. Kandungan zat besi yang
terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Nilai Normal [11,0-
16,5] g/dl → Hemoglobin.
Ada dua hasil pemeriksaan yaitu:
 HGB Meningkat Ditemukan pada Orang yang hidup didataran tinggi, perokok.
Beberapa penyakit seperti Radang paru-paru, tumor, preeklamsi, hemokosentrasi, dll
 HGB Menurun atau Hemoglobin dalam darah rendah dikenal dengan Amenia.
Anemia disebabkan oleh banyak hal seperti: perdarahan, kekurangan gizi, gangguan
sumsum tulang, akibat kemoterapi, hemolisis, penyakit sistemik (kanker, lupus,
sarcoidosis)dll.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai HGB: 10,5 (gr/dL) terjadi penurunan dari
batas normal HGB yaitu < 11,0 g/dL.
4. HCT (Hematokrit)
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah
dalam 100ml darah yang dinyatakan dalam %. Karena kadar hemotakrit berbanding
lurus dengan kadar hemoglobin maka penurunan dan peningkatan kosentrasi
hemoatokrit terjadi pada penyakit yang sama seperti hemoglobin. Nilai Normal [35,0-
50,0] % → Hematokrit.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai HCT: 32,2%, terjadi penurunan dari batas
normal HCT yaitu < 35,5%.
5. PLT (Platelet) Nilai
Trombosit atau Platelet adalah bagian dari sel darah yang berfungsi dalam
pembekuan darah dan menjaga intergritas vaskuler. Beberapa kelainan yang dapat
ditemukan pada trombosit yaitu giant platelet ( trombosit besar) dan platelet clumping
(trombosit bergerombol). Nilai normal [ 150-390 ] L 103/mm3 → Hitung Trombosit
Hasil lab jika :
 PLT Meningkat, Trombosis yang tinggi disebut Trombositosis pada beberapa orang
tidak ada keluhan
 PLT Menurun, Trombosis yang rendah disebut Trombositopenia ini ditemukan pada
kasus Demam Berdarah DBD, Idiopatik trombositopenia Purpur (ITP), Supresi
Sumsum tulang dll.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai PLT: 177 (10^3/uL), masih dalam batas normal.
6. MCV atau Mean Corpuscular Volume
MCV atau Mean Corpuscular Volume atau Rata-rata volume eritrosit adalah
volume rata-rata yang dinyatakan dalam satuan femtoliter (fl)/µm3 . sehingga dapat
Membedakan Anemia Mikrositik (MCV dibawah normal) dan Anemia makrositik
(MCV diatas normal). Nilai Normal [80 - 100] fL → Rata-rata Volume Eritrosit.
Dapat dihitung dengan rumus:
MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
Hasil Pemeriksaan yaitu:
 MCV Meningkat Anemia Makrositik ditemukan pada Anemia Pernisiosa, defisiensi
asam folat, peminum alkohol, terapi HIV zidovudine, abacavir, stavudin.
 MCV Menurun Anemia Mikrositik ditemukan pada Anemia defisiensi besi, thalasemia,
keracunan timah.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai MCV: 87,3 (fL), masih dalam batas normal.
7. MCH atau Mean Corouscular Hemoglobin
MCH atau Mean Corouscular Hemoglobin atau rata-rata Hb Eritrosit adalah
Banyaknya Hemoglobin per eritrosit dinyatakan adalam satuan Pikogram(pg). Nilai
yang mengindikasikan berat Hb rata-rata di dalam sel darah merah, dan oleh
karenanya menentukan kuantitas warna (normokromik, hipokromik, hiperkromik) sel
darah merah. MCH dapat digunakan untuk mendiagnosa anemia. Nilai normal : 28–
34 pg/ sel.
Dapat dihitung dengan rumus:
MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
Hasil pemeriksaan yaitu:
 Peningkatan MCH mengindikasikan anemia makrositik
 Penurunan MCH mengindikasikan anemia mikrositik.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai MCH: 28,5 (pg), masih dalam batas normal.
8. MCHC atau Mean Corpuscular Hemoglobin Cosentrasion
MCHC atau Mean Corpuscular Hemoglobin Cosentrasion atau Rerata
kosentrasi Hb Eritrosit adalah Kadar Hemoglobin yang didapat dari hemoglobin per
hematokrit. Indeks MCHC mengukur konsentrasi Hb rata-rata dalam sel darah merah;
semakin kecil sel, semakin tinggi konsentrasinya. Perhitungan MCHC tergantung
pada Hb dan Hct. Indeks ini adalah indeks Hb darah yang lebih baik, karena ukuran
sel akan mempengaruhi nilai MCHC, hal ini tidak berlaku pada MCH. Nilai normal:
32-36 (g/dL).
Dapat dihitung dengan rumus:
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
Hasil pemeriksaan yaitu:
 MCHC menurun pada pasien kekurangan besi, anemia mikrositik, anemia karena
piridoksin, talasemia dan anemia hipokromik.
 MCHC meningkat pada sferositosis, bukan anemia pernisiosa.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai MCHC: 32,6 (g/dL), masih dalam batas
normal.
9. RDW atau Red cell Distribution Width
RDW atau Rentang Distribusi Eritrosit adalah koofisiensi variasi dari volume
eritrosit. Nilai Normal [10,0-15,0] H % → Red cell Distribution Width.

Hasil pemeriksaan yaitu:

 RDW Meningkat Mengindikasikan adanya ukuran eritrosit yang heterogen. Dan


ditemukan pada pasien dengan Anemia Defisiensi Besi, Anemia Defisiensi Asam
Folat, Anemia Defisiensi Vitamin B12.
 RDW Rendah Menunjukan adanya variasi ukuran eritrosit yang kecil.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai RDW-CV: 14,5 %, masih dalam batas normal.
10. PDW atau Platelet Distribution Width
PDW atau Rentang Distribusi trombosit adalah koofisien variasi ukuran
trombosit. Nilai Normal [10,0-18,0] fL → Platelet Distribution Width.
Hasil pemeriksaan yaitu:
 PDW Meningkat Ditemukan pada sickle cell disease dan Trombositosis
 PDW Menurun Menunjukan variasi ukuran trombosis yang kecil.
◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai PDW: 12,9 fL, masih dalam batas normal.
11. MPV atau Mean Platelet Volume

MPV atau Mean Platelet Volume adalah ukuran rata-rata trombosit/platelet.


Trombosit baru lebih besar, dan peningkatan MPV terjadi ketika terjadi peningkatan
jumlah platelet yang sedang diproduksi. Sebaliknya, penurunan MPV merupakan
indikasi penurunan jumlah trombosit (trombositopenia). Nilai Normal [6,5- 11,0] fL
→ Mean Platelet Volume.

◊ Ny. W (60 tahun) dengan nilai MPV: 11,0 fL, masih dalam batas normal.

Gambar: 7 (Belakang)

Pembahasan:
 Eritrosit : Normositik normokrom, Anisitosis, ovalosit (+), sel pensil
(+), fragmentosit (+).
 Leukosit : kesan jumlah meningkat, hipersegmentasi neutrofil, limfosit
atipik dan monositosis.
 Trombosit : kesan jumlah cukup, morfologi normal.
 Kesan : normositik normokrom dengan monositosis.

Pada sediaan apus darah tepi didapatkan keadaan eritrosit dengan bentuk sangat
bervariasi seperti oval, pensil dan fragmentosit, tetapi dengan ukuran dan bentuk sel-sel darah
merah normal. Keadaan trombosit masih dalam batas normal. Sedangkan pada keadaan
leukosit (sel darah putih) terdapat kesan meningkat jumlahnya, berkaitan dengan danya
mikroorganisme patogen atau toksinnya di dalam darah atau jaringan lain (Sepsis).
Hipersegmentasi neutrofil merupakan abnormalitas yang ditandai dengan lebih dari 5%
neutrofil berlobus >5 atau 1 atau lebih neutrofi l berlobus >6. Adanya hipersegmentasi
neutrofil dengan gambaran makrositik berhubungan dengan gangguan sintesis DNA
(defisiensi vitamin B12 dan asam folat). Limfosit atipik dan monositosis adalah gambaran
mikroskopik yang khas pada infeksi. Jadi, pada pasien ini terjadi infeksi oleh mkroorganisme
dengan Anemia Normositik Normokrom (ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta
mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal (MCV dan MCHC normal atau
rendah)).

KASUS 8

Nama : Ny. M

Usia : 71 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Diagnosis :

Gambar: 8 (Belakang)
Pembahasan:

Jumlah sel darah putih (leukosit) meningkat yang menandakan adanya peningkatan
produksi sel-sel untuk melawan infeksi oleh mikroorganisme. Untuk ukuran sel darah merah
(eritrosit) nya sama dan terdapat kesan anemia normositik normokrom yang menandakan
adanya jumlah sel darah merah abnormal rendah, namun ukuran sel-selnya normal. Limfosit
dengan garis tengah 6-8 um dikenal sebagai limfosit kecil, pada sediaan terdapat limfosit
kecil.

Anda mungkin juga menyukai