Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Subyektif :
2. Objektif :
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
Gejala klinis (anak terlihat kurus)
Pemeriksaan fisik :
o BB : 4,7 kg
o PB : 63 cm
o LILA : 9 cm
o Lingkar kepala : 39 cm
Pertumbuhan menurut CDC :
o BB/U = 47%
o TB/U = 85,13%
o BB/TB = 62,68 %
3. Assesment (Penalaran Klinis) :
Kurang Energi Protein (KEP) adalah manifestasi dari kurangnya asupan protein dan
energi, dalam makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG),
dan biasanya juga diserta adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Disebut
malnutrisi primer bila kejadian KEP akibat kekurangan asupan nutrisi, yang pada
umumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi, pendidikan serta rendahnya pengetahuan
dibidang gizi. Malnutrisi sekunder bila kondisi masalah nutrisi seperti diatas disebabkan
karena adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan, infeksi kronis ataupun kelainan
pencernaan dan metabolik, yang mengakibatkan kebutuhan nutrisi meningkat, penyerapan
nutrisi yang turun dan/meningkatnya kehilangan nutrisi.
Faktor penyebab terjadinya KEP pada anak bersifat multifaktorial. Persatuan Ahli
Gizi Indonesia (Persagi) pada tahun 1999, telah merumuskan faktor-faktor yang
menyebabkan gizi kurang.
GIZI KURANG
ISI KMS
RAWAT INAP
ANAK Penerapan 10
Datang Sendiri Gizi Buruk langkah dan 5
Dirujuk Penyakit kondisi P
MTBS Berat/Ringan Tatalaksanan P U
NON MTBS Anak U S
POSYANDU/
L K
Pos Pemulihan
A E
Gizi (PPG)
N S
RAWAT INAP G M
Obati Penyakit A
YANKES RUJUKAN
Penambahan S
Periksa klinis dan Penyakit
antropometri Berat Energi dan
Berat Badan dan Gizi Kurang Protein 20-25% di RUMAH
Tinggi Badan atas AKG (Angka TANGGA
Kecukupan Gizi)
4. Plan :
Diagnosis : Kurang Energi Protein Sedang + susp. Ventrikel Septal Defect
Rekomendasi solusi sesuai dengan masalah kesehatan keluarga melalui pendekatan
RAWAT JALAN
komprehensif dan holistik Obati Penyakit
Penyakit Penambahan
Preventif Ringan Energi dan
Makan makanan Gizi dengan
Kurang gizi seimbang dan di bervariasai sesuai kemampuan
Protein 20-25%
atas AKG (Angka
keluarga, termasuk pemberian sayur-sayuran dan buah-buahan.
Kecukupan Gizi)
Memberikan makanan anak dalam porsi kecil tetapi sering, dan bervariasi agar
menarik minat anak untuk makan.
Mengkonsumsi makanan tambahan yang bisa didapatkan dari puskesmas.
Memantau tumbuh kembang anak secara rutin di posyandu
Memberikan perhatian dan kasih sayang lebih kepada anak
Promotif
Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa anak pasien mengalami gizi kurang
karena dilihat dari berat badan anak yang tidak sesuai dengan umurnya. Hal ini
bisa disebabkan oleh asupan makanan bergizi seimbang yang kurang.
Menjelaskan bahwa gizi seimbang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak. Jika anak mengalami gizi yang kurang dapat menyebabkan
anak mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan, dan anak pun
akan rentan mendapatkan penyakit terutama penyakit infeksi. Untuk itu, anak perlu
mendapatkan makanan sesuai dengan anjuran makan untuk anak sehat maupun
sakit sesuai umur
Bahan makanan yang dianjurkan :
Semua sumber karbohidrat seperti nasi, nasi tim, bubur, roti, jagung, kentang,
sereal, dan singkong.
Sumber protein hewani seperti daging, ayam, telur, ikan, kerang, udang.
Sumber protein nabati seperti tempe, tahu, oncom, kacang-kacangan (hijau,
merah, kedelai) dan jamur
Sayur-sayuran yang berwarna hijau dan merah seperti kangkung, bayam, wortel,
kembang kol, sawi, selada.
Buah-buahan sebagai sumber vitamin A dan C seperti jeruk, apel, pepaya,
melon, semangka, belimbing.
Susu, yogurt, susu kacang, keju, mayonnaise.
Bahan makanan yang dihindari :
Makanan yang tidak bersih karena dapat menyebabkan diare.
Bahan makanan yang dibatasi :
Makanan yang digoreng seperti kerupuk, kacang, kripik, karena menyebabkan
anak cepat kenyang sehingga susah untuk makan makanan utama.
Menjelaskan peran makanan tambahan yang diberikan oleh posyandu bagi anak,
dan bahwa makanan tersebut dapat diperoleh di posyandu atau puskesmas secara
gratis.
Memberikan edukasi kepada orang tua bahwa diperlukan kesabaran dalam
membujuk anak agar mau makan. Anak tidak boleh dipaksa, tapi dapat disiasati
cara pemberian makan anak, misalnya memberikan makan anak sambil mengajak
anak bermain.
Untuk anak dibawah 1 tahun, konsistensi makanan diberikan secara bertahap,
dimulai dari anak 6 bulan.
Menjelaskan bahwa pemberian imunisasi lengkap sangat penting bagi anak, karena
imunisasi berperan membentuk kekebalan tubuh anak dari beberapa penyakit
tertentu.
Menjelaskan pentingnya pemantauan berat badan dan tinggi badan untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga perlu datang ke
posyandu secara teratur.
Kuratif
Penanggulangan balita gizi kurang dilakukan dengan pemberian makanan
tambahan (PMT), sedangkan balita gizi buruk harus mendapatkan perawatan sesuai
Tatalaksana Gizi Buruk yang ada.
Mengobati penyakit infeksi yang diderita anak
Rujukan ke dokter spesialis anak
Rehabilitatif
Memberikan gizi seimbang pada anak
Kontrol berat badan teratur