MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bimbingan Penyuluhan di SD
Yang dibimbing oleh Bapak Drs. Rochani, S. Pd., M.Pd.
Oleh : Offering G6
Kelompok 6
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan. Makalah ini berisikan tentang Anak Tuna Cakap Belajar.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah terlibat
langsung dalam penyusunan makalah ini sampai akhir. Terutama kepada Bapak
Drs. Rochani, S.Pd., M.Pd. karena telah membimbing kami hingga terselesainya
makalah ini.
Kami mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang membangun sehingga kedepannya makalah kami bisa
menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap dengan terselesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pemakalah sendiri juga bisa menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi teman-
teman dan dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca.
Maret 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anak Tuna Cakap Belajar .................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Anak Tuna Cakap Belajar .................................................................... 5
2.3 Karakteristik Anak Tuna Cakap Belajar ................................................................ 8
2.4 Faktor yang Menimbulkan Tuna Cakap Belajar .................................................. 11
2.5 Teknik Membantu Anak Tuna Cakap Belajar ..................................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 20
3.2 Saran ..................................................................................................................... 20
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Layanan bimbingan di sekolah dasar lebih banyak terkait dan terpadu
dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran menjadi wahana bagi
layanan bimbingan belajar, pribadi, sosial, dan karir, baik untuk anak
berbakat, berkesulitan belajar, maupun anak dengan perilaku bermasalah.
Bimbingan adalah kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah
kepada pencapaian tujuan dan bukan kegiatan sewaktu-waktu atau insidental.
Bimbingan ditujukan untuk memberikan bantuan kepada peserta didik dalam
menghadapi persoalan-persoalan yang timbul dalam hidupnya. Bantuan
semacam itu sangat tepat diberikan di sekolah, agar peserta didik lebih
berkembang ke arah yang maksimal. Namun dalam masa perkembangannya
peserta didik kerap sekali mengalami kesulitan. Salah satunya yaitu anak
mengalami tuna cakap belajar. Mereka dapat dikategorikan sebagai populasi
khusus yang menuntut layanan bimbingan-bimbingan yang khusus pula.
Ketunacakapan belajar murid yang dijumpai di Sekolah Dasar akan banyak
tergantung jenis, karakteristik, serta faktor-faktor yang melatar belakanginya.
Peran guru selain sebagai pengajar juga memberikan layanan
bimbingan khususnya terhadap murid-murid yang mengalami tuna cakap
belajar. Teknik bantuan yang diberikan meliputi cara mengajar san cara
mengevaluasi serta layanan bimbingan yang dikembangkan secara terpadu
dengan proses pembelajaran baik dengan proses pembelajaran baik dengan
teknik layanan remediasi maupun teknik layanan kompensasi serta upaya
pencegahan.
1
2
3
4
2. Hiperaktivitas
3. Hipoakstivitas
d. Prestasi dan penyesuaian akademik
1. Ketakcakapan membaca
2. Ketakcakapan berhitung
3. Ketakcakapan mengeja
4. Ketakcakapan menulis, menggambar
5. Kelambanan menyesuaikan pekerjaan
6. Kebimbangan memahami instruksi
e. Karakteristik emosional
1. Impulsif
2. Eksplosif
3. Kelemahan kendali emosi dan dorongan
4. Toleransi rendah terhadap frustasi
f. Gangguan proses berpikir
1. Ketakcakapan berpikir abstrak
2. Umunya berpikir konkret
3. Kesulitan membentuk konsep
4. Seringkali berpikirnya tak teroganisasi
5. Keterbatasan tentang memori
6. Seringkali berpikir autistik.
2.2.2 Aphasia
Aphasia merujuk suatu kepada suatu kondisi dimana anak
gagal menguasai ucapan-ucapan bahasa yang bermakna pada usia
sekitar 3,0 tahun. Ketidakcakapan bicara ini tidak dapat dijelaskan
karena factor ketulia ,keterbelakangan mental, ganngguan organ
bicara,tau faktor lingkungan.
Simptom aphasia digolongkan kedalam tiga karakteristik
utama yakni:
a. Receptive aphasia
1. Tidak dapat mengeidentifikasi apa yang didengar.
2. Tidak mendapat melacak arah.
7
a) Ekspresi lisan
b) Mendengarkan pemahaman
c) Ekspresi tulisan
d) Keterampilan membaca dasar
e) Membaca pemahaman
f) Perhitungan matematika
g) Berpikir matematis
2. Seorang murid tidak diidentifikasikan mengalami tuna cakap belajar
jika kesenjangan antara kecakapan dengan prestasi disebabkan oleh :
a) Hambatan visual, pendengaran, atau motorik
b) Keterbelakangan mental
c) Gangguan emosional
d) Keterberutungan lingkungan, kultur, atau ekonomis
3. Observasi
a) Guru melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar murid
di kelas.
b) Mengamati murid dalam suatu lingkungan yang cocok bagi
murid sesuai dengan usianya.
4. Laporan Tulis
a) Tim mempersiapkan laporan tertulis hasil evaluas.i
b) Dalam laporan itu harus meliputi laporan berikut.
c) Tuna cakap belajar khusus apa yag dialami muri Dasar yang
digunakan untuk menentukan jenis ketuna cakapan.
d) Prilaku-prilaku yang relevan yang tercatat selama dilakukannya
pengamatan.
e) Hubungan antara perilaku tersebut dengan keberfungsian belajar
murid.
f) Temuan-temuan medis yang relevan dengan pendidikan.
g) Kesenjangan antara prestasi dan kecakapan yang tak dapat
diatasi tanpa pendidikan dan layanan khusus.
11
Dokumentasi ini meliputi Lapor dan Buku Leger karena kita bisa
tahu perkembangan anak dari hasil catatan guru selama Proses Belajar
Mengajar di nilai. Anak yang mengalami kelemahan atau ketidak
mampuan (tuna cakap) akan menunjukan tingkat prestasi yang jauh
tertinggal dari anak-anak normal lainnya. Tapi disesuaikan dengan
tingkat kemampuan anak.
c. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan
informasi melalui komunikasi langsung dengan sesponden (orang
yang diminta informasi) atau orang yang bersangkutan dengan
bimbingan. Dalam bimbingan wawancara dilakukan oleh guru dengan
siwa. Misalnya:
1. Wawancara guru dengan murid (tuna cakap) secara langsung
ditempat khusus.
2. Wawancara guru dengan teman-teman terdekatnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20
DAFTAR RUJUKAN
21