104
105
Pc = Pnw - Pw
Dimana :
Pc = Tekanan Kapiler, dyne/cm2
Pnw = Tekanan pada permukaan fluida non wetting phase, dyne/cm2
Pw = Tekanan pada permukaan fluida wetting phase, dyne/cm2
Tekanan permukaan fluida yang lebih rendah terjadi pada sisi
pertemuan permukaan fluida immiscible yang cembung. Di reservoir
biasanya air sebagai fasa yang membasahi (wetting phase), sedangkan
minyak dan gas sebagai non-wetting phase atau tidak membasahi.
Tekanan kapiler mempunyai pengaruh yang penting dalam reservoir
minyak atau gas, yaitu:
1. Mengontrol distribusi fluida di dalam reservoir.
2. Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak
atau mengalir melalui pori-pori reservoir sampai mencapai batuan
yang impermeabledalam arah vertikal.
3. Mengetahui batas antara air dan minyak.
4. Mengetahui halus – kasarnya suatu batuan reservoir.
106
2. . cos
Pc .g .h
r
Dimana :
Pc = Tekanan Kapiler, dyne/cm2
σ = Tegangan permukaan antara dua fluida, dyne/cm2
Cos Ө = sudut kontak permukaan antara dua fluida
r = jari – jari pori – pori, cm
∆ρ = Perbedaan densitas fluida, gr/cm3
g = percepatan gravitasi, cm/s2
h = tinggi kolom, cm
rendah dan ketebalan zona transisinya lebih tipis dari pada reservoir
dengan permeabilitas yang rendah.
batuan untuk menata atau mengisi setiap pori batuan dengan fluida yang
berisi bersifat membasahi.
Tekanan didalam tabung kapiler diukur pada sisi batas antara
permukaan dua fasa fluida. Fluida pada sisi concave (cekung) mempunyai
tekanan lebih besar dari pada sisi convec (cembung). Perbedaan tekanan
diantara dua fasa fluida terebut merupakan besarnya tekanan kapiler di
dalam tabung.
Pc = ρw . g . h
Dimana :
Pa = Tekanan udara, dyne/cm2
Pw = Tekanan air, dyne/cm2
Pc = Tekanan kapiler, dyne/cm2
ρw = Densitas air, gr/cc
ρo = Densitas minyak, gr/cc
g = Percepatan gravitasi, m/det2
h = tinggi kolom, m
Kenaikan fluida di dalam tabung kapiler juga dapat diamati dari
keseimbangan gaya – gaya yang bekerja pada permukaan tabung. Gaya –
gaya yang bekerja pada permukaan tabung kapiler adalah :
Fa = AT . 2 . r (Gaya ke atas)
Fa = r2 . ρw . g . h (Gaya ke bawah)
Dalam keadaan seimbang, maka gaya – gaya ini akan dapat dibuat
menjadi persamaan tekanan kapiler, yakni :
Fa = Fb
AT . 2 . R = r2 . ρw . g . h
2 . AT= r . ρw . g . h
2𝜎𝑜𝑤 . cos 𝜃
= ρw . g . h
𝑟
2𝜎𝑜𝑤 . cos 𝜃
= Pc
𝑟
Dimana :
σow = Tegangan permukaan antar fluida, dyne/cm2
r = Jari – jari tabung, cm
Pc = Tekanan kapiler, dyne/cm2
110
Pc = (ρw – ρo) . g . h
2𝜎𝑜𝑤 . cos 𝜃
𝑃𝑐 =
𝑟
7.3.2. Bahan :
1. Fresh Core
2. Gas
7.6.2. Perhitungan
Kolom 2 (Correct Pressure) = Indicator Pressure + 0,05 atm
1. 0,55 + 0,05 = 0,6 atm
2. 1,63 + 0,05 = 1,68 atm
3. 3,8 + 0,05 = 3,85 atm
3. 4,65 + 0,05 = 4,7 atm
4. 7 + 0,05 = 7,05 atm
5. 8,8 + 0,05 = 8,65 atm
6. 11,9 + 0,05 = 11,95 atm
7. 16,4 + 0,05 =16,45 atm
8. 25,8 + 0,05 =25,85 atm
9. 36,6 + 0,05 =36,65 atm
10. 58,5 + 0,05 =58,55 atm
11. 78,9 + 0,05 =78,95 atm
12. 81,6 + 0,05 =81,65 atm
13. 86 + 0,05 =88,05 atm
14. 90,5 + 0,05 =90,55 atm
15. 95,8 + 0,05 =95,85 atm
16. 101 + 0,05 =101,05 atm
17. 105,6 + 0,05 =105,65 atm
18. 115,5 + 0,05 =115,55 atm
19. 120,9 +0,05 =120,95 atm
125
4−1 0,25−0,15 4
2. = 1,63
4−1,63 0,25−x
3 0,1
=
2,37 0,25 − x
1
0,75 – 3x= 0,249 0,25 x 0,15
x = 0,1743 cc
4 1 0,25 0.15 4
3. =
4 3,8 0,25 x 3,8
3 0,1
=
0,2 0,25 x
1
0,75 – 3x= 0,02
0,25 x 0,15
x = 0,2433 cc
9 4 0,35 0,25 9
5. =
97 0,35 x 7
5 0,1
=
2 0,35 x 4
1,75 – 5x = 0,2 0,35 x 0,25
x =0,31 cc
9 4 0,35 0,25 9
6. =
9 8,8 0,35 x 8,8
5 0,2
=
0,2 0,35 x
4
1,75 – 5x = 0,1 x 0,25
0,35
x =0,33 cc
15 9 0,4 0,35 15
7. =
15 11,9 0,4 x 11,9
16 0,05
=
3,1 0,4 x
9
2,4 – 6x = 0,155 x 0,35
0,4
x =0,374 cc
25 15 0,45 0,4 25
8. =
25 16,4 0,45 x 16,4
10 0,05
=
8,6 0,45 x
15
4,5 – 10x = 0,43 x 0,4
0,45
x =0,407 cc
127
25 15 0,45 0,4 25
9. =
25 25,8 0,45 x 25,8
11 0,05
=
0,8 0,45
15
4,5 – 10x= -0,04 x 0,4
0,45
x =0,454 cc
40 35 0,49 0,48 40
10. =
40 36,5 0,49 x 36,6
5 0,01
=
3,4 0,49 x
35
2,45 – 5x = 0,034 x 0,48
0,49
x =0,4832 cc
60 50 0,51 0,5 60
11. =
60 58,5 0,51 x 58,5
10 0,01
=
1,5 0,51x
50
5,1 – 10x = 0,015 x 0,5
0,51
x =0,5085 cc
Kolom3 – Kolom 4
1. 25,917cc = 86,39 %
x 100%
30cc
23,525cc
x 100%
2. 30cc = 78,41 %
15,756cc
x 100%
3. 30cc = 52,52 %
14,137cc
x 100%
4. 30cc = 47,12%
13,39cc
x 100%
5. 30cc = 44,63 %
6. 10,97cc = 36,56 %
x 100%
30cc
9,526cc
x 100%
7. 30cc = 31,75 %
8,793cc
x 100%
8. 30cc = 29,31 %
8,186cc
x 100%
9. 30cc = 27,28 %
6,975cc
x 100%
12. 30cc = 23,25 %
6,773cc
x 100%
13. 30cc = 22,57 %
6,870cc
x 100%
14. 30cc = 22,9 %
6,568cc
x 100%
15. 30cc = 21,89 %
6,378cc
x 100%
17. 30cc = 21,26 %
65,798cc
x 100%
18. 30cc = 19,32 %
6,223cc
x 100%
19. 30cc = 20,74 %
6,004cc
x 100%
20. 30cc = 20,01 %
133
7.7. Pembahasan
Pada percobaan 6, kita menghitung tekanan kapiler dari 20 sampel
reservoir dan yang pertama kita hitung adalah correct pressure (kolom 2)
dengan menembahkan 0,05 dari indicator pressure. Tahap 2 kita
menghitung pressure volume correction dengan metode interpolasi dan
hasilnya pressure volume correction berbanding lurus dengan indicator
pressure dan correct pressure sedangkan pressure volume correction
berbanding terbalik dengan indicator volume of mercury injection.
Tahap 3 kita menghitung actual volume of mercury injection
dengan mengurangkan hasil dari indicator volume of mercury
injection(kolom 3) dengan pressure volume correction(kolom
4).Selanjutnya tahap 4,kita menghitung mercury saturation dengan
menggunakan rumus :
𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑜𝑓𝑀𝑒𝑟𝑐𝑢𝑟𝑦𝐼𝑛𝑗𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑥 100%
𝑉𝑝
Pressure Vs Volume
160
140 1, 140
120
Pressure (atm)
100
80
60 Pressure Vs Volume
40
20
0,0
0
0 0.5 1 1.5
Volume (cc)
120
100
80
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100
MERCURY SATURATION (%)
Grafik 7.2. Hubungan Mercury Saturation (%) dan Correct Pressure (atm)
dalam batuan dianggap sebagai tabung kapiler, dan tekanan kapiler juga
berhubungan dengan saturasi karena apabila Pc besar maka Sw kecil
begitu pula sebaliknya.
Pada percobaan ini penentuan tekanan kapiler dengan menggunakan
mercury sebagai fluida yang diinjeksikan, diperoleh bahwa untuk setiap
perubahan saturasi mercury terjadi pula perubahan tekanan koreksi. Hal
ini juga dapat dianalogikan pada reservoir, dimana untuk perbedaan
saturasi fluida yang tidak saling larut maka akan diperoleh nilai tekanan
kapiler yang berbeda pula.
Pengaplikasian Tekanan Kapiler dalam dunia perminyakan adalah
sebagai tahap awal untuk menentukan kedalaman zona perforasi dan
sebagai tahap awal dalam menentukan Well komplesi.
137
7.8. Kesimpulan
1. Perbedaan tekanan yang ada antara permukaan dua fluida yang tidak
tercampur sebagai akibat dari pertemuan permukaan yang
memisahkan kedua fluida tersebut.
2. Correct pressure berbanding terbalik dengan mercury saturation
yaitu dengan berkurangnya Correct pressure akan meningkatkan
mercury saturation.Sedangkan padahubungan tekanandengan
volume berbanding lurus, semakin besar volume maka nilai tekanan
akan semakin menigkat.
3. Nilai dari pressure berbanding lurus dengan volume.
4. Dengan mengetahui tekanan kapiler suatu formasi kita dapat
menentukan secara efesien letak kedalaman sumur yang akan di
komplesi.
5. Hubungan Pc dan Sw, jika Pc meningkat maka Sw menurun.
138