2.11 Asuhan Keperawatan Teori
2.11 Asuhan Keperawatan Teori
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, usia, alamat, nomor telepon, status pernikahan,
pendidikan terakhir, pekerjaan, agama, suku, bangsa, dan nama penanggung jawab klien.
b. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada pinggang, urin berdarah, wajah kaki bengkak, pusing dan badan cepat lelah.
c. Riwayat penyakit
1. Riwayat Penyakit Dahulu : riwayat infeksi streptokokus beta hemolitik dan riwayat lupus
eritemateosus
2. Riwayat Penyakit Sekarang : klien mengeluh bengkak seluruh tubuuh, kencing berwarna
seperti cucian daging atau berdarah , tidak nagfsu makan, mual, muntah, dan diare. Badan
panas saat hari pertama sakit.
3. Riwayat Penyakit Keluarga : Adakah keluarga pasien yang memiliki penyakit serupa.
1. Pola nutrisi dan metabolic : Pasien mengatakan bahwa badan panas pada hari pertama sakit.
Mual, muntah, dan terjadi anoreksia juga menyebabkan intake nutrisi menjadi tidak adekuat.
2. Pola eliminasi : Tidak terdapat gangguan eliminasi alvi. Eliminasi uri ditemukan hematuria dan
terdapat protein dalam urin.
3. Pola aktivitas : Klien mengeluh cepat lelah untuk melakukan aktivitas.
e. Psikososial spiritual
Meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat untuk mendapatkan hasil yang jelas terhadap status
emosi, kognitif, dan perilaku klien. Masalah kesehatan pada sistem perkemihan menimbulkan respon maladaptif
terhadap konsep diri klien sehingga tingkat stres emosional dan mekanisme koping yang digunakan berbeda-
beda. Nyeri juga memberikan stimulus akan kecemasan dan ketakutan klien.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran pasien kompos mentis namun menunjukkan kelemahan dan terlihat sakit, apabila pasien datang
pada fase awal akan didapatkan suhu tubuh meningkat, frekuensi denyut nadi meningkat, terjadi peningkatan
pada tekanan darah.
b. B1 (breathing)
c. B2 (blood)
Peningkatan tekanan darah sekunder adalah tanda dari glomerulonefritis yang disebabkan oleh retensi natrium
dan air yang berdampak pada kardiovaskuler yang akan terjadi penurunan perfusi jaringan.
d. B3 (brain)
Terdapat konjungtiva yang anemis dan edema wajah terutama periorbital. Pasien beresiko kejang sekunder
akibat gangguan elektrolit.
e. B4 (bladder)
Terdapat edema pada ektremitas dan wajah. Warna urin menjadi seperti cola karena proteinuri dan hematuri.
Saat dipalpasi terdapat nyeri tekan ringan pada bagian kostovetebra. Perkusi pada sudut kostovertebra akan
ditemukan nyeri ringan lucal yang menjalar ke pinggang dan abdomen.
f. B5 (bowel)
g. B6 (bone)
B. Analisa Data
DO: ↓
Vital sign: ↓
Glomerulonefritis akut
DS: Klien mengeluh mata,
↓
tangan dan kaki bengkak
Aktivasi komplemen
2 ↓ Kelebihan volume
Melaporkan BB meningkat Menarik leukosit dan trombosit cairan
dalam periode singkat ke glomerulus
↓
Pengendapan fibrin dan
DO: pembentukan jaringan parut
↓
Membran glomerulus menebal
a. tampak adanya edema
↓
(ekstremitas/periorbital/abdo
Penurunan volume urin,
men)
↓
b. pemeriksaan urinalisis
retensi cairan dan natrium,
didapatkan proteinuria > 3,5
↓
gr/hr
Kelebihan volume cairan
c. Timbang berat badan
didapatkan meningkat di
atas normal
DS:
Klien mengeluh tidak nafsu Glomerulonefritis akut
makan. ↓
DO: Aktivasi komplemen
↓
a. Pasien hanya menghabiskan Gangguan permeabilitas
setengah dari porsi makan. selektif kapiler glomerulus
b. Jenis diet: tinggi kalori ↓
c. A : BB meningkat karena Protein plasma dan eritrosit Ketidakseimbangan
3. cairan edema bocor melalui glomerulus nutrisi kurang dari
d. B : hB 13,1 g/dL, ↓ kebutuhan tubuh
Albumin<3,2 g/dL. Proteinuria & hematuria
e. C : klien hanya ↓
menghabiskan setengah dari Respon sistemik : Mual,
porsi makan, klien tampak muntah,anoreksia
lemas. ↓
f. D : klien mnedapatkan terapi ketidakseimbangan nutrisi
tinggi kalori . kurang dari kebutuhan tubuh
C. Diagnosa Keperawatan
Tujuan : Dalam waktu 2x24 jam, skala nyeri yang dilaporkan berkurang.
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
1. Observasi secara PQRST dan karakteristik Membantu membedakan penyebab nyeri dan
nyeri yang dirasakan (menetap, hilang timbul, memberikan informasi tentang
kolik) serta catat temuan yang didapat kemajuan/perbaikan penyakit, terjadinya
komplikasi, dan keefektifan intervensi
2. Kompres hangat pada area yang nyeri Efek dilatasi memberikan respons spasme akan
menurun
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapakan terjadi keseimbangan cairan
dan tidak ada udema pada tubuh serta pengeluaran urin kembali normal
Kriteria Hasil:
Intervensi Rasional
5. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium untuk Untuk mengetahui kadar elektrolit dalam tubuh
kadar elektrolit klien, sehingga ketidakseimbangan elektrolit
dapat dicegah
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,anoreksia
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam, nutrisi dan zat gizi klien terpenuhi optimal
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
E. Evaluasi
a. Nyeri pasien berkurang
b. rasa nyaman pasien bertambah
c. Asupan dan haluaran pasien seimbang
d. Berat badan pasien kembali normal
BAB III
ASKEP KASUS
3. Kasus
Tn. R ( 37 tahun ) dirawat di RSUA pada tanggal 3 Maret 2015 dengan keluhan BAK agak berkurang dan air
kencing berwarna seperti teh pekat. Sebelumnya, pasien pernah mengalami radang tenggorokan. Selain itu,
pasien juga mengalami mual dan muntah sehingga nafsu makannya menurun danbadannya lemas. Perawat
menemukan adanya konjungtiva anemis, edema pada ekstremitas dan pasien terlihat sembab disekitar mata.
Pada saat dilakukan palpasi, didapatkan nyeri tekan ringan pada area kostovertebra. Pada pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan TD 155/100 mmHg, N 100x/menit, RR 20x/menit dan suhu 37,5 derajat Celsius. Pasein
juga dilakukan pemeriksaan urinalisis yang didapatkan adanya proteinuria dan hematuria. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan BUN: 25 mg/dl, Albumin: 3 gr/dl dan Hb: 10 gr/dl.
3. Pembahasan Kasus
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Surabaya
Tanggal MRS : 3 Maret 2015
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan bahwa BAKnya agak berkurang dan air kencingnya berwarna seperti teh pekat.
Pasien dirawat di RSUA dengan keluhan BAK agak berkurang dan air kencing berwarna seperti teh pekat. Selain
itu, pasien juga mengalami mual dan muntah sehingga nafsu makannya menurun dan badannya lemas. Perawat
menemukan adanya konjungtiva anemis, edema pada ekstremitas dan pasien terlihat sembab disekitar mata.
Pada saat dilakukan palpasi, didapatkan nyeri tekan ringan pada area kostovertebra
2. Pemeriksaan fisik
b. B1 ( Breating )
c. B2 ( Blood )
d. B3 ( Brain )
Sadar, badan lemas, daerah di sekitar mata tampak sembab, konjungtiva anemis.,
e. B4 ( Bladder )
Terdapat edema pada ekstremitas dan wajah, perubahan warna urin yaitu berwarna seperti teh pekat karena
proteinuria dan hematuria serta frekuensi BAK berkurang, pada saat palpasi didapatkan nyeri tekan ringan pada
area kostovertebra.
f. B5 ( Bowel )
Nafsu makan menurun, mual dan muntah
Pasien tampak lemah, terdapat edema pada ekstremitas dan sembab di sekitar mata
3. Pemeriksaan Penunjang
B. ANALISA DATA
Glomerulonefritis akut
DO : ↓
Glomerulonefritis
DS : Pasien mengatakan dirinya Akut
merasa lemas ↓
Kapiler glomerulus
DO : Bocor
↓
Pasien tampak pucat dan Protein yang dibentuk ginjal keluar Intoleransi aktivitas b.d proteinuria
lemah dalam urin
↓
Proteinuria
Proteinuria
Konjungtiva anemis ↓
Edema ekstremitas Tubuh lemas
↓
Intoleransi aktivitas
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan respon inflamasi, kontraksi otot sekunder, adanya inflamasi
glomerulus
2. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan fungsi ginjal terganggu, retensi cairan dan
natrium
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah,anoreksia
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan edema ekstremitas, anemia, kelemahan fisik secara umum
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan respon inflamasi, kontraksi otot sekunder, adanya inflamasi
glomerulus.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam terdapat penurunan respon nyeri
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
2. Anjurkan kepada klien untuk melaporkan nyeri Menjadi parameter dasar untuk mengetahui sejauh
dengan segera. mana intervensi yang diperlukan dan sebagai
evaluasi keberhasilan dari intervensi manajemen
nyeri keperawatan
2. Dx 2 :Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan fungsi ginjal terganggu, retensi cairan dan
urin
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapakan terjadi keseimbangan cairan
dan tidak ada edema pada tubuh serta pengeluaran urin kembali normal
Kriteria Hasil :
Tidak ada tanda dan gejala kelebihan cairan yang ditandai dengan :
Intervensi Rasional
3. Pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital Menghindari terjadinya acites/ edema.
pasien, perhatikan hipertensi,nadi kuat, distensi
vena leher
Perubahan tiba – tiba dari berat badan
menunjukkan adanya gangguan keseimbangan
cairan.
4. Batasi cairan tergantung pada status volume Untuk mengetahui kadar elektrolit dalam tubuh
cairan klien, sehingga ketidakseimbangan elektrolit dapat
dicegah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi dan zat gizi
klien terpenuhi optimal
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
3. Berikan makanan sedikit-sedikit namun sering. Memberikan makanan sedikit namun sering akan
lebih efektif guna sebagai cadangan makanan untuk
klien.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan
meningkatnya kemampuan beraktivitas
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
2. Berikan diet TKTP. Protein merupakan salah satu sumber energi bagi
tubuh dan penurunan protein menyebabkan
kelemahan
4. Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit Untuk mengetahui setiap perubahan
kritis. yang terjadi selama aktivitas.
E. EVALUASI
Hasil yang diharapkan setelah mendapat intervensi, meliputi hal – hal sebagai berikut :
Baradero, Mary, SPC, MN, dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Ginjal. Jakarta: EGC
Betz, Cecily L. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.
Brunner, Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC
Brunner and Suddarth, 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8 Vol.2. Jakarta : EEC
Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.
Harnowo, Sapto. 2001. Keperawatan Medikal Bedah untuk Akademi Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
Mansjoer, Arif M. 2000. Kapita Selekta Kedokteran ed 3, jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Morgan, peer, Kathleen. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik dengan klinikal pathways. Jakarta: EGC
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Rachmadi, Dedi. 2013. Diagnosis dan Penatalaksanaan Glomerulonefritis Akut
Saputra, Lyndon. 2012. Medikal Bedah Renal dan Urologi. Tangerang: Binapura Aksara Publisher
Suharyanto, Toto. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: CV.
Trans Info Media
Staf Pengajar IKA UI. 2004. Standar Pelayananan Medis IDAI. Jakarta: Erlangga