TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
1. Periode pra lahir yang dimulai dari saat pembuahan sampai lahir. Pada
periode ini terjadi perkembangan fisiologis yang sangat cepat yaitu
pertumbuhan seluruh tubuh secara utuh.
2. Periode neonatus adalah masa bayi yang baru lahir. Masa ini terhitung mulai
0 sampai dengan 14 hari. Pada periode ini bayi mengadakan adaptasi
terhadap lingkungan yang sama sekali baru untuk bayi tersebut yaitu
lingkungan diluar rahim ibu.
3. Masa bayi adalah masa bayi berumur 2 minggu sampai 2 tahun. Pada masa
ini bayi belajar mengendalikan ototnya sendiri sampai bayi tersebut
mempunyai keinginan untuk mandiri.
4. Masa kanak-kanak terdiri dari 2 bagian yaitu masa kanak-kanak dini dan
akhir masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak dini adalah masa anak berusia 2
sampai 6 tahun, masa ini disebut juuga masa prasekolah yaitu masa anak
2
menyesuaikan diri secara sosial. Akhir masa kanak-kanak adalah anak usia 6
sampai 13 tahun, biasa disebut sebagai usia sekolah.
5. Masa puber adalah masa anak brusia 11 sampai 16 tahun. Masa ini termasuk
periode yang tumpang tindih karena merupakan 2 tahun masa kanak-kanak
akhir dan 2 tahun masa awal remaja. Secara fisik tubuh anak pada periode ini
berubah menjadi tubuh orang dewasa (Hurlock, E.B., Child Development,
Mc Graw Hill Book Company, NY, USA, 1993, hal.37).
3
4. Fase laten (6-12 tahun)
Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak akan menggunakan energi fisik dan
psikologis untuk mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui
aktifitas fisik maupun sosialnya. Pada awal fase laten ,anak perempuan
lebih menyukai teman dengan jenis kelamin yang sama, demikian juga
sebaliknya.
5. Fase genital (12-18 tahun).
Kepuasan anak akan kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta
yang matang terhadap lawan jenis.
b. Perkembangan Psikososial ( Erik Erikson )
1. Percaya versus tidak percaya (0-1 tahun)
Pada tahap ini bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada seseorang baik
orang tua maupun org yang mengasuhnya ataupun perawat yang
merawatnya.
2. Tahap otonomi versus rasa malu dan ragu (1-3 tahun)
Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tugas tukem seperti dalam
motorik kasar,halus : berjinjit , memanjat, berbicara. Sebaliknya perasaan
malu dan ragu akan timbul apabila anak merasa dirinya terlalu dilindungi
atau tidak diberikan kemamdirian atau kebebasan anak dan menuntut
tinggi harapan anak.
3. Tahap inisiatif versus rasa bersalah (3 – 6 tahun ).
Anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara
aktif dalam melakukan aktifitasnya melalui kemampuan indranya. Hasil
akhir yang diperoleh adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu
sebagai prestasinya. Apabila dalam tahap ini anak dilarang atau dicegah
maka akan timbul rasa bersalah pada diri anak.
4. Industry versus inferiority (6-12 tahun)
Anak akan belajar untuk bekerjasama dan bersaing dalam kegiatan
akademik maupun dalam pergaulan melalui permainan yang dilakukan
bersama. Anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan
sehingga anak pada usia ini rajin dalam melakukan sesuatu. Apabila dalam
4
tahap ini anak terlalu mendapat tuntutan dari lingkunganya dan anak tidak
berhasil memenuhinya maka akan timbul rasa inferiorty (rendah diri).
Reinforcement dari orang tua atau orang lain menjadi begitu penting untuk
menguatkan perasaan berhasil dalam melakukan sesuatu.
5. Tahap identitas dan kerancuan peran ( 12-18 tahun)
Pada tahap ini terjadi perubahan dalam diri anak khususnya dalam fisik dan
kematangan usia, perubahan hormonal, akan menunjukkan identitas dirinya
seperti siapa saya kemudian. Apabila kondisi tidak sesuai dengan suasana
hati maka dapat menyebabkan terjadinya kebingungan dalam peran.
c. Perkembangan Kognitif ( Piaget )
1. Tahap sensorik – motorik (0-2 tahun)
Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi dengan cara melihat, mendengar,menyentuh dan aktifitas
motorik. Semua gerakan akan diarahkan kemulut dengan merasakan
keingintahuan sesuatu dari apa yang dilihat didengar,disentuh.
2. Tahap praoperasional ( 2-7 tahun)
Perkembangan anak masih bersifat egosentrik. Pikiran anak bersifat
transduktif : menggangap semua sama , contohnya : seorang pria di
keluarga adalah ayah, maka semua pria itu adalah ayah). Pikiran anak
bersifat animisme : selalu memperhatikan adanya benda mati, contohnya :
apabila anak terbentur benda mati maka anak akan memukulnya kearah
benda tersebut.
3. Tahap Kongkret (7-11 tahun)
Pemikiran anak meningkat atau bertambah logis dan koheren. Kemampuan
berpikir anak sudah operasional, imajinatif dan dapat menggali objek
untuk memecahkan suatu masalah.
4. Tahap operational ( 11 -15 tahun)
Anak dapat berpikir dengan pola yang abstrak menggunakan tanda atau
simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Anak dapat membuat
dugaan dan mengujinya dengan pemikiran yang abstrak,teoritis dan
filosofis. Pola berfikir logis membuat mereka mampu berfikir tentang apa
5
yang orang lain juga memikirkannya dan berfikir untuk memecahkan
masalah.
6
c. Bahasa (language) adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, mengkuti perintah dan dan berbicara spontan. Pada perkembangan
bahasa diawali mampu menyebut hingga empat gambar, menyebut satu
hingga dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung,
mengartikan dua kata, meniru berbagai bunyi, mengerti larangan dan
sebagainya (Hidayat, 2009, hlm.26).
d. Prilaku sosial (personal social) adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Perkembangan adaptasi sosial pada anak prasekolah yaitu
dapat berrmain dengan permainan sederhana, mengenali anggota
keluarganya, menangis jika dimarahi, membuat permintaan yang
sederhana dengan gaya tubuh, menunjukan peningkatan kecemasan
terhadapa perpisahan dan sebagainya (Hidayat, 2009, hlm.26)
Untuk menilai perkembangan anak yang dapat dilakukan adalah dengan
wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan
dalam perkembangan, kemudian melakukan tes skrining perkembangan
anak (Hidayat, 2009, hlm. 38).
e. Nutrisi pada anak
Anak kecil membutuhkan diet dengan kandungan energi yang besar,
mereka cenderung makan-makanan tinggi lemak dan karbohidrat namun
rendah buah-buahan dan sayur-sayuran. Secara umum, usia 18-24 bulan
merupakan usia transisi dari perubahan diet tinggi lemak sejak bayi
menjadi diet rendah lemak pada usia pra sekolah dan anak yang lebih tua.
Orang tua harus diberitahu bahwa makanan yang mengandung karbohidrat
harus diberikan saat anak makan menu utama. Pemberian buah-buahan
dan sayur-sayuran dengan porsi 80 gram sehari harus dipikirkan oleh
orang tuanya, sangat penting untuk memberikan buah dan sayur pada
setiap kali makan untuk membuat anak terbiasa dengan makanan ini.
Dengan memotong-motong sayur atau buah menjadi potongan kecil,
7
diaduk pada penggorengan, dan dibakar untuk membuat manis rasanya
dan ditambahkan pada sup dan saus dapat menambah konsumsi sayur dan
buah pada anak. Susu dan produk susu merupakan sumber kalsium dan
nutrisi lainnya yang sangat penting, dan orang tua sebaiknya memberikan
sebanyak 3 kali sehari. Namun, memberikan banyak susu dapat
menggantikan makanan penting lainnya dan dapat mengarah kepada
defisiensi Fe pada toddler. 1 sampai 2 kali pemberian daging, ikan, dan
makanan alternatif bagi vegetarian (seperti telur, buncis, kacang) juga
harus diberikan dan dapat disajikan dengan makanan yang berkuah untuk
melembutkan bentuknya. Makanan tinggi lemak dan karbohidrat (seperti
es krim, kue, biskuit) dapat diberikan dalam jumlah tidak banyak dan
tidak boleh menggantikan makanan penting lainnya. Suplemen vitamin
(tetes vitamin A dan D) juga dianjurkan pada anak-anak. Anak-anak
dengan pertambahan berat badan yang sedikit-sedikit menandakan
buruknya pertumbuhan yang disebabkan oleh nutrisi yang rendah dan
infeksi, ini merupakan kasus yang terus-menerus terjadi pada negara
berkembang. Namun, anak juga dapat menjadi gemuk (obes). Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi obesitas pada anak, yaitu genetik,
faktor lingkungan, seperti diet yang rendah dan aktivitas fisik yang
rendah, merupakan faktor resiko yang besar membuat bertambahnya berat
anak. Terdapat bukti bahwa kebiasaan makan terus memburuk
dibandingkan dengan tahun 1950-an dan beberapa bukti bahwa toddler
tidak aktif daripada yang seharusnya (contohnya di Amerika, penonton
televisi semakin banyak dengan hampir setengahnya anak-anak berusia 2-
3 tahun yang menonton lebih dari 3 jam per hari).9 Menganjurkan
pemberian makan 3 kali sehari ditambah pemberian makanan kudapan,
hindari percekcokan saat makan, namun batasi lama waktu makan,
mendorong anak untuk makan sendiri menggunakan sendok dan cangkir,
dan batasi makan makanan gula dan mengandung natrium.
8
Anak-anak dan remaja dianjurkan untuk mengurangi lemak dan
produk susu, namun tidak boleh dikurangi pada anak di bawah 2 tahun,
karena susu merupakan sumber utama lemak, dan merupakan sumber
energi utama pada anak usia di bawah 2 tahun. Banyak produk makanan
mengandung lemak rendah yang tersedia, dan penggunaan makanan
tersebut tergantung dari orang tua yang merawat anak usia toddler. Variasi
makanan rendah lemak dianjurkan pada anak yang lebih tua, dan ini
dianjurkan untuk asupan lemak jenuh dan total untuk usia 2 sampai 5
tahun. Pemberian nutrisi pada anak pra sekolah ialah dengan diet
seimbang. Menyajikan makanan porsi sedikit supaya anak dapat meminta
lagi, berikan anak makan saat makan keluarga sehingga anak mempunyai
kesempatan untuk berbicara. Membatasi asupan produk gula dan garam,
dan anak dapat diberikan makanan kudapan yang sehat diantara waktu
makan (buah-buahan dan sayuran segar). Anak usia prasekolah harus
memulai untuk mempunyai pola makan yang sehat, yang dapat mencegah
perkembangan penyakit yang kronis ketika dewasa. Orang tua mempunyai
peran utama dalam membentuk pola makan anaknya, dan pola makan
anak biasanya meruapakan cerminan dari pola makan orang tuanya.
Mengingatkan orang tua bahwa selera makan anaknya itu bersifat
fluktuatif setiap harinya. Orang tua harus menyediakan makanan sehat
yang bervariasi dan membiarkan anaknya untuk memutuskan
makanannya. namun, anak tidak dapat memilih diet seimbang kecuali
pilihan makanan bernutrisi yang ditawarkan pada mereka, makanan
kudapan yang manis dan makanan kudapan tinggi kalori lainnya tanpa
nilai nutrisi sebaiknya diberikan secara jarang.
9
Fase-fase tumbuh kembang anak
10
2.5 FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak, yaitu:
a. Faktor sebelum lahir, misalnya kekurangan nutrisi pada ibu dan janin
b. Faktor ketika lahir, mislanya perdarahan pada kepala bayi yang dikarenakan
tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan
c. Faktor sesudah lahir, misalnya infeksi pada otak dan selaput otak
d. Faktor psikologis, misalnya dititipkan dalam panti asuhan sehingga kurang
mendapatkan perhatian dan cinta kasih
11
d. Aktivitas anak sebagai subjek bebas yang berkemauan, bisa menolak atau
menyetujui.
1. Perubahan ukuran
Tampak jelas pada perubahan fisik, yang dengan bertambahnya umur anak
akan terjadi perubahan tinggi, berat badan, lingkar kepala, organ tubuh sesuai
kebutuhannya.
a. Tinggi badan:
1. Rata-rata tinggi (panjang) badan lahir + 50 cm
2. Panjang badan meningkat 1,5 x panjang badan pada umur 1 tahun
3. Penambahan panjang badan:
4 tahun 2x TB lahir
6 tahun 1,5x TB setahun
13 tahun 3x TB lahir
Dewasa 3,5x TB lahir (2 x TB 2 tahun)
Lahir 50 cm
Umur 1 tahun 75 cm
2-12 tahun Umur (tahun)x6=17
12
b. Berat badan:
Tujuan pemantauan pertumbuhan berat badan adalah untuk menilai hasil
peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh (tulang,
otot, lemak, cairan tubuh) sehingga akan diketahui status gizi anak atau
tumbuh kembang anak. Selain itu, berat badan juga dapat digunakan
sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam
tindakan pengobatan.
Pada usia beberapa hari, berat badan bayi mengalami penurunan yang
sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan waktu lahir. Hal ini
disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum
diimbangi dengan asupan yang mencukupi, misalnya produksi ASI yang
belum lancar dan berat badan akan kembali pada hari kesepuluh.
Tahap pertumbuhan berat badan pada masa bayi dan anak balita yaitu :
1. Pada usia 1-4 bulan pertumbuhan berat akan mencapai 700-1000 gram
perbulan.
2. Usia 4-8 bulan pertumbuhan berat badan dua kali lipat berat badan
lahir, rata-rata kenaikannya 500-600 gram perbulan apabila
mendapatkan pemenuhan kebutuhan gizi yang baik.
3. Usia 8-12 bulan pertumbuhan berat badan mencapai tiga kali lipat
berat badan lahir pada usia satu tahun , pertambahan berat badan
sekitar 350-450 gram perbulan, pada usia 7-9 bulan dan 250-350 gram
perbulan pada usia 10-12 bulan ini jika bayi mendapatkan pemenuhan
gizi yang baik.
4. Pada anak 1-2 tahun, pada masa ini beberapa perlambatan dalam
pertumbuhan fisik. Kenaikan berat berat badan 1,5-2,5 kg.
5. Pada masa prasekolah (3-5 tahun), pertumbuhan berat badan
mengalami kenaikan rata-rata 2 kg per tahun.
13
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI
14
b) Ukuran ubun-ubun besar ini dapat membesar dalam 3 bulan
pertama, kemudian akan mengecil dan menutup dengan
bertambahnya umur bayi.
c) Ukuran ubun-ubun besar yang sangat kecil atau lebih besar dari 4
cm harus dicurigai adanya gangguan perkembangan jaringan otak
selama kehamilan.
d) Ubun-ubun besar bayi normal umumnya telah menutup pada usia
19 bulan.
15
c) Lingkar kepala di bawah -2 SD disebut mikrosefali dan bila
ukurannya di atas +2 SD disebut makrosefali.
d) Lingkar kepala diukur setiap bulan pada tahun pertama, setiap 3
bulan pada tahun ke dua, dan setiap 6 bulan pada usia 3 sampai 5
tahun.
16
2. Perubahan proporsi
Perubahan proporsi tubuh dimuali dari usia kehamilan dua bulan smapai
dewasa, terlihat seperti gambar berikut.
17
berusaha
memasukkan jari
dalam mulutnya
Refleks sucking Bayi akan Sejak lahir 3-4 bulan
menghisap jari
yang masuk
dalam mulutnya
Refleks palmar refleks gerakan Sejak lahir 3-4 bulan
grasp jari-jari tangan
mencengkram
benda-benda
yang disentuhkan
ke bayi
Refleks plantar Ibu jari Sejak lahir 9-10 bulan
grasp pemeriksa
menekan pangkal
ibu jari bayi atau
anak di daerah
plantar. Positif
jika: fleksi
plantar seluruh
jari kaki
Refleks babinski gerakan jari-jari Sejak lahir 4 bulan
mencengkram
ketika bagian
bawah kaki
diusap
Refleks tonic peningkatan Sejak lahir 5-6 bulan
neck kekuatan otot
(tonus) pada
lengan dan
tungkai sisi
ketika bayi Anda
menoleh ke salah
satu sisi.
Refleks terjun bayi dipegang 8-9 bulan Seterusnya ada
(parachute) pada daerah
toraks dengan
kedua tangan
pemeriksa dan
kemudian
diposisikan
18
seolah-olah akan
terjun dengan
posisi kepala
lebih rendah dari
kaki
Refleks landau bayi dipegang 3 bulan 21 bulan
horizontal menghilang
dengan wajahnya
ke bawah, ia
akan
meluruskan
kedua kaki dan
punggungnya
dan mencoba
untuk
mengangkat
kepalanya.
Divisi neuro pediatric ilmu kesehatan anak fk unair. 2005. Pemeriksaan neurologis
pada bayi dan anak
Gigi pertama tumbuh pada umur 5 – 9 bulan, pada umur 1 tahun sebagian
besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Pada umur 2,5 tahun sudah terdapat 20
gigi susu. Erupsi gigi tetap sebagai berikut:
- Molar pertama : 6-7 tahun
- Incisor : 7-9 tahun
- Premolar : 9-11 tahun
- Kanisius : 10-12 tahun
- Molar kedua : 12-16 tahun
- Molar ketiga : 17-25 tahun
19
2.7 PENILAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
A. Pengukuran Berat badan terhadap tinggi badan
Tujuan pengukuran BB/ TB adalah untuk menemukan status gizi anak,
normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Pengukuran BB/TB pada anak
prasekolah menggunakan timbangan injak.
Cara penimbangannya yaitu:
1. Letakkan timbangan dilantai yang datar. Lihat posisi jarum atau angka
harus menunjukkan angka 0. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari,
tidak memakai jaket, alas kaki, topi, jam tangan, dan tidak memegang
sesuatu.
2. Anak berdiri diatas timbangan tampa dipegangi.
3. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
(Depkes, 2012, hlm 42).
Cara pengukuran Tinggi badan yaitu :
1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu saat diukur tinggi badannya,
kemudian anak berdiri tegak menghadap kedepan, punggung, pantat dan
tumit menempel pada tiang pengukur,
2. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun. 3. Baca
angka pada batas tersebut (Depkes, 2012, hlm 42). Penggunaan Tabel BB/
TB untuk menentukan status gizi anak yaitu dengan amelakukan
pengukuran tinggi badan anak sesuai cara diatas, lihat kolom tinggi badan
anak yang sesuai dengan hasil pengukuran, pilih kolom untuk beratbadan
berdasarkan jenis kelamin anak, cari berat badan yang terdekat dengan
berat badan anak. dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom
untuk mengetahui angka Standar Deviasi (SD) (Depkes, 2012, hlm 42).
B. Pengukuran Lingkar Kepala Anak
Tujuan pengukuran lingkar kepala anak adalah untuk mengetahui batas
lingkar kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal (Depkes,
2012, hlm. 50). Cara mengukur lingkar kepala yaitu alat pengukur lingkar
20
kepala anak mengenai dahi, menutupi alais mata, diatas diua telinga, dan
bagian kepala yang menonjol, tarik agak kencang. Baca angka pada
pertemuan dengan angka 0. Tanyakan tanggal lahir anak, hitung umur anak.
Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis
kelamin anak kemudian buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang
lalu dengan ukuran sekarang (Depkes, 2012, hlm. 50). Interpretasi hasil
pengukuran yaitu bila ukuran lingkar kepala anak berada didalam “jalur hijau”
maka lingkar kepala anak normal. Bila ukuran lingkaran kepala anak berada
diluar “jalur hijau” maka lingkaran kepala anak tidak normal. Lingkar kepala
anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosepal bila berada diatas “jalur
hijau” dan mikrosefal bila berada di bawah “jalur hijau”. Intervensi yang
dilakukan bila detemukan makrosefal ataupun mikrosefal segera rujuk
kerumah sakit (Depkes, 2012, hlm. 50).
21
Cara menginterpretasikan kurva pertumbuhan WHO
A. Tujuan
Menemukan secara dini masalah perkembangan potensial anak yang berumur
kurang dari 6 tahun
B. Isi
Denver II berisi 125 item yang dibagi dalam 4 sektor dan berisi tes perilaku
untuk menilai tindak tanduk anak secara menyeluruh dan memperoleh taksiran
kasar bagaimana anak menggunakan kemampuannya.
22
C. Pentingnya deteksi dini perkembangan
Agar bisa dilakukan intervensi dini dengan latihan/stimulasi bila ada
penyimpangan sehingga anak dapat mencapai perkembangan normal kembali
sesuai umurnya.
D. Kegunaan Denver II
1. menilai tingkat perkembangan anak sesuai umurnya
2. memantau anak berumur 1-6 tahun
3. menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya kelainan
perkembangan
4. memastikan apakah anak tanpa persangkaan ada kelainan benar-benar ada
kelainan perkembangan
5. memonitor anak dengan risiko perkembangan
F. Prosedur Denver II
Dilakukan 2 tahap yaitu :
1. Tahap I : Secara periodik dilakukan pada anak yang berusia 3-6 bulan, 9-12
bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
2. Tahap II : dilakukan pada anak yang dicurigai ada hambatan perkembangan
pada tahap I kemudian dilakukan evaluasi diagnostik yang lengkap.
G. Penentuan Umur
Patokan : 1 bulan = 30 hari, 1 tahun = 12 bulan, umur kurang dari 15 hari
dibulatkan ke bawah, umur lebih dari atau sama dengan 15 hari dibulatkan ke
atas. Bila anak lahir prematur dilakukan pengurangan umur, misal : prematur 6
minggu dikurangi 1 bulan 2 minggu. Tetapi bila anak lahir maju atau mundur 2
minggu tidak dilakukan penyesuaian umur.
23
H. Skoring Penilaian Item Test
1. ”L” = Lulus/lewat = Passed = P
Anak melakukan item dengan baik atau ibu/pengasuh memberi laporan
(tepat/dapat dipercaya) bahwa anak dapat melakukannya
2. “G” = Gagal = Fail/F
Anak tidak dapat melaksanakan item tugas dengan baik atau ibu/pengasuh
memberi laporan anak tidak dapat melakukan dengan baik
3. “TaK” = Tak ada Kesempatan = No Opportunity/NO
Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan item karena ada
hambatan. Skor ini hanya digunakan untuk item yang ada kode L/Laporang
orang tua atau pengasuh anak. Missal pada anak Retardasi Mental/Down
Sindrom
4. “M” = Menolak = Refusal/R
Anak menolak melakukan tes oleh karena factor sesaat, missal : lelah,
menangis, mengantuk.
24