Anda di halaman 1dari 11

COST-BASED DECISION MAKING

Untuk memahami Cost Based Decision Making, terlebih dahulu harus memahami tentang :

 Sistem Activity Based Costing yang memegang peranan dalam pengambilan keputusan.
ABC memperjelas hubungan produk/jasa dengan harga
 Seberapa besar biaya yang keluar untuk mencapai tujuan? (Planning & Budgeting);
aktivitas mana yang memberikan dampak terbesar dalam efektivitas, kualitas dan
efisiensi? (Monitoring Efficiency, Quality and Effectiveness); seberapa banyak yang
harus dibiayai? (Pricing); jika terjadi outsourcing atau konsolidasi akankah biaya
meningkat atau kualitas menurun? (Outsourcing and Consolidation Decisions)

Ada 3 kegunaan informasi biaya bagi manajemen:

1) Memahami biaya sehingga dapat menentukan apakah produk dibuat atau tidak dan untuk
mempengaruhi sifat hubungan pelanggan.
2) Menetapkan harga dengan cost basis.
3) Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan produk atau proses desain atau proses
operasi.

Ada tiga fase dalam life cycle produk, yaitu:

1. Perencanaan
2. Manufacturing
3. Memperbaiki dan menghentikan produk

I. COSTING TOOLS:
A. LIFE CYCLE COSTING adalah proses memperkirakan dan mengakumulasikan biaya
selama umur suatu produk. Life cycle costing sangat penting dalam lingkungan yang
memiliki perencanaan dan pengembangan biaya yang besar (contohnya, mengembangkan
pesawat jet baru) atau biaya produk yang ditinggalkan besar (contohnya, pembongkaran
fasilitas pembangkit nuklir).

Ada tiga tujuan dari life cycle costing, yaitu:


1. Membantu mengembangkan total biaya yang berkaitan dengan produk untuk
menngidentifikasi keuntungan yang diperoleh, fase manufacturing akan menutupi biaya
dalam tahap pengembangan dan dekomisioning. Ini akan mengidentifikasi produk yang
tidak lagi menguntungkan bila biaya dekomisoning diperhitungkan dalam proses evaluasi
produk.

2. Karena adanya pertimbangan yang menyeluruh terhadap biaya, itu akan mengidentifikasi
konsekuensi biaya lingkungan produk dan akan memacu tindakan untuk mengurangi atau
menghilangkan biaya-biaya tersebut.

3. Membantu untuk mengidentifikasi perencanaan dan biaya dekomisioning selama produk


dan fase proses desain untuk mengontrol dan mengelola biaya dalam fase itu.

Life cycle costing menyediakan akuntansi yang menyeluruh mengenai biaya produk yang
membantu pengambil keputusan memahami konsekuensi biaya pembuatan produk dan
untuk mengidentifikasi area dimana pengurangan biaya diinginkan dan efektif.

B. TARGET COSTING
digunakan selama fase perencanaan dan menjalankan proses pemilihan produk
dan desain proses, yang akan menghasilkan sebuah produk sehingga bisa diproduksi
dengan biaya yang bisa diterima dan mendapatkan keuntungan, memberikan estimasi
harga pasar produk, volume penjualan, dan penetapan fungsi. Target costing merupakan
kekuatan pendorong di belakang produk dan proses upaya desain. Proses berulang dan
berlanjut sampai tim desain menemukan desain produk dengan biaya diproyeksikan yang
memenuhi target cost.

Pengendalian biaya yang efektif dilaksanakan selama fase perencanaan dan desain
produk, tidak ketika produk dan proses telah dirancang dan produk sedang dibuat. Selama
fase manufacturing, sebagian besar biaya produk telah dilakukan dan fokusnya adalah
cost containment. Cost containment merupakan cara mengendalikan biaya sampai ketitik
cost effectiveness bukan ketitik efficiency. Artinya berapa besaran biaya yang secara
rasional dibutuhkan untuk pelayanan tertentu dan berapa besar pembiayaan untuk
perawatan atau pemeliharan peralatan secara rasional.
Target costing adalah alat manajemen biaya yang digunakan perencana selama
mendesain produk dan proses untuk mendorong upaya perbaikan yang bertujuan untuk
mengurangi biaya produksi produk masa depan. Jadi, dapat disimpulkan target costing
adalah alat mempromosikan dan memfasilitasi komunikasi antara anggota tim lintas
fungsional yang bertanggung jawab untuk desain produk.

Customer Orientation
Target costing berorientasi pelanggan dimulai dengan harga, kualitas, dan fungsi
persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan. Ada dua unsur penting, yaitu :
 Pelanggan (pasar) mendefinisikan harga yang akan dibayar untuk produk dan fungsi
yang ditunjuk.
 Ada pasar untuk produk yang sama dengan fungsi yang berbeda (autos), pasar atau
konsumen akan memilih harga yang mencerminkan set fungsi produk yang
ditawarkan.

Proses Target Costing


Target costing merupakan kekuatan pendorong di belakang produk dan proses
upaya desain. Proses berulang dan berlanjut sampai tim desain menemukan desain
produk dengan biaya diproyeksikan yang memenuhi target cost. Dimulai dengan
mengidentifikasi jual target harga-harga produk diantisipasi ketika diluncurkan. Harga
harus mencerminkan :
 nilai yang dirasakan dari produk di mata pelanggan
 fungsi relatif diantisipasi
 harga jual penawaran kompetitif
 tujuan strategis perusahaan untuk produk.

Melakukan prosedur analisis pasar yang luas untuk mengidentifikasi apa yang
pelanggan inginkan dan berapa banyak mereka bersedia membayar untuk itu. Setelah harga
produk - fungsi – penetapan kualitas yang telah ditetapkan, perencana kemudian
mengurangi target profit dari target harga penjualan. Proses target costing berulang dan
berlanjut sampai tim desain menemukan desain produk dengan biaya yang diproyeksikan
memenuhi target cost.

Kekuatan utama target costing terletak pada lingkungan tim. Anggota tim termasuk
perwakilan dari desain, rekayasa proses, pembelian, manufaktur dan pemasaran proses
lintas fungsional yang disebut desain bersamaan (concurrent design). Dengan desain
bersamaan semua anggota tim desain difokuskan pada tujuan yang sama: untuk
memberikan produk dengan fungsi sasaran, kualitas, dan harga untuk segmen pasar
tertentu.

Kekuatan lain adalah bahwa target costing dikembangkan pada suatu waktu, fase
produk dan proses desain, ketika pilihan desain dapat memiliki dampak maksimum pada
biaya produk. Sebagai contoh, tanpa disiplin pendekatan tim untuk desain produk,
kelompok rekayasa mungkin merancang proses produksi yang menggunakan teknologi
produksi terbaru tanpa memperhatikan dampaknya pada biaya atau manufakturabilitas.

Konsep target costing sederhana namun sulit untuk dicapai. Disebabkan bahwa tim
akan melanjutkan produk nya dan upaya proses mendesain sampai menemukan desain
yang menghasilkan biaya yang diharapkan yaitu sebesar, atau di bawah, target cost. Tim
desain tidak diperbolehkan untuk mengurangi biaya yang direncanakan dengan
menghilangkan fungsi produk atau fitur yang diinginkan. Tim desain mengurangi biaya
dengan meningkatkan produk atau proses desain untuk memberikan produk sementara
masih memberikan produk yang memenuhi target tingkat fungsionalitas.

Target costing merupakan tempat tekanan besar pada tim desain. Tim desain
memiliki tujuan umum: untuk memenuhi target cost. Tidak ada kemungkinan negosiasi
ulang dalam target cost; produk tidak akan diluncurkan kecuali tim memenuhi target cost,
yang akhirnya mencerminkan apa tuntutan pelanggan dan apa yang pemasok modal
harapkan sebagai pengembalian investasi mereka. Oleh karena itu, ada tekanan pada tim
desain untuk mengembangkan dan menggunakan alat-alat yang dapat membantu mereka
mencapai tujuan target cost mereka. Alat utama yang perencana gunakan dalam target
costing adalah tear-down analysis, rekayasa nilai, dan rekayasa ulang.

Tear Down Analysis


Merupakan sebuah proses evaluasi dari produk pesaing untuk mengindentifikasi
peluang untuk perbaikan produk. Dimana produk pesaing diambil beberapa bagian untuk
diidentifikasi fungsi dan desain produk dan untuk membuat kesimpulan bagaimana proses
membuat produk tersebut. Tear down analysis memberikan pemahaman kedalam biaya
produk dan menunjukan keuntungan dan kerugian relative dari pendekatan pesain untuk
mendesain produk. Unsur utama dari tear down analysis adalah benchmarking, dimana
membandingkan desain produk tentative dengan desain produk pesaing.

Value Engineering

Value engineering juga dikenal dengan istilah value analysis adalah sebuah
systematic, biasanya berdasarkan tim, untuk mengevaluasi desain produk dalam rangka
untuk mengidentifikasi alternative yang akan meningkatkan nilai produk- ditentukan
dengan rasio fungsi biaya.

Terdapat 2 cara untuk meningkatkan nilai yaitu:

 Menjaga fungsi konstan dan pengurangan biaya, atau


 Menjaga biaya konstan dan meningkatkan fungsi
Value engineering terdapat pada semua elemen produk termasuk: bahan baku,
proses produksi, jenis tenaga kerja dan peralatan yang digunakan, dan keseimbangan
antara compenen yang dibeli dengan yang dibuat sendiri. Value engineering dapat
mencapai target cost yang telah ditetapkan dengan 2 cara yaitu:

 Mengidentifikasi desain produk yang ditingkatkan yang dapat mengurangi


komponen dan biaya produksi dengan tidak mengorbankan fungsional
 Mengeliminasi fungsi yang tidak diperlukan yang meningkatkan biaya produk
dan kompleksitas.
Reengineering

Pendekatan Tear down analysis dan value engineering terfokus pada desain
produk. Elemen penting lainnya dalam menentukan biaya produk adalah proses untuk
membuat produk tersebut. Reengineering adalah sebuah aktivitas pendesainan ulang
proses yang sudah direncanakan atau yang sudah ada., dan hal ini didorong oleh
keinginan untuk meningkatkan biaya dan kualitas produk.

C. KAIZEN COSTING
berfokus pada pengidentifikasian peluang untuk pengurangan biaya selama fase
manufacturing. Keizen costing terfokus pada perhatian organisasi pada hal-hal manajer
atau operator dari system yang sudah ada untuk mengurangi biaya. Terdapat perbedaan
antara target costing dan keizen costing yaitu: Target costing yaitu perencanaan
dilakukan sebelum produk tersebut diproduksi, didorong oleh perimbangan pelanggan.
Keizen costing yaitu pengoperasiannya dilakukan pada saat produk tersebut diproduksi,
didorong oleh target profitabilitas periodik yang telah ditetapkan secara internal oleh
manajemen senior. Kaizen costing focus pada proses bukan pada produk itu sendiri.

Fokus dari upaya pengurangan biaya yang didorong oleh kaizen costing adalah
perbaikan tambahan untuk proses produksi saat ini atau desain produk. Perbaikan ini
dengan cara mengembangkan peningkatan proses setup, meningkatkan kinerja mesin
untuk mengurangi limbah, dan meningkatkan pelatihan karyawan dan motivasi untuk
mendorong karyawan untuk mengindentifikasi dan menerapkan perubahan harian yang
dapat meningkatkan biaya dan kualitas kinerja. Singkatnya, kaizen costing focus pada
proses bukan pada produk itu sendiri.
II. OTHER COSTING TOOLS
a. Quality cost
Quality cost merupakan pendekatan yang digunakan untuk memantau dan
mengontrol biaya kualitas. Ada empat jenis biaya kualitas, yaitu:

1. Biaya pencegahan (Prevention Cost)


Merupakan biaya mencegah masalah kualitas. Contohnya pelatihan karyawan dan
pelatihan pemasok.
2. Biaya penilaian (Appraisal Cost)
Merupakan biaya menemukan masalah kualitas. Contohnya biaya peralatan dan personil
yang melakukan pemeriksaan kualitas pada barang dalam proses.
3. Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost)
Merupakan biaya memperbaiki masalah kualitas yang ditemukan ketika produk tersebut
masih ditangan produsen. Contohnya biaya out of pocket.
4. Biaya kegagalan eksternal (External Failure Cost)
Merupakan biaya memperbaiki masalah kualitas yang ditemukan bila produk berada
ditangan konsumen. Contohnya terkait dengan garansi biaya, keuntungan penjualan
penjualan hilang ketika citra organisasi dirusak oleh masalah kualitas, biaya tuntutan
hukum diminta karena terjadinya kegagalan produk.

Gagasan dalam biaya kualitas adalah untuk mengelola total biaya kualitas, yang
biasanya dinyatakan sebagai persentase dalam penjualan, dalam rangka untuk
berinvestasi dalam mencegah dan menemukan masalah kualitas selama biaya yang
dikeluarkan kurang dari biaya perbaikan masalah kualitas yang akan terjadi secara bijak.

b. Taguchi Cost

Variasi dari biaya kualitas adalah biaya taguchi, yang diusulkan oleh akademis
Jepang. Taguchi memiliki pandangan yang berbeda mengenai kualitas, ia tidak hanya
menghubungkan biaya dan kerugian dari suatu produk saat proses pembuatan produk
tersebut, akan tetapi juga dihubungkan pada konsumen dan masyarakat. “Kualitas adalah
kerugian setelah produk digunakan oleh masyarakat di samping kerugian yang
disebabkan oleh mutu produk itu sendiri”.

Dasar untuk hipotesis taguchi adalah pengamatan lingkungan manufaktur. Oleh


karena itu, penetapan biaya taguchi bertujuan:

a) Mengurangi variabilitas dalam proses dengan mengidentifikasi factor yang menciptakan


variabilitas dalam proses
b) Menyesuiakan proses agar sesuai dengan target yang diinginkan
c) Mengurangi variabilitas dan menyesuaikan proses menuju target

ENVIRONMENTAL, SALVAGE, AND DISPOSAL COSTS

Organisasi telah memiliki kenaikan yang pesat dalam hal biaya lingkungan,
normal bagi organisasi dalam sebuah industry kimia untuk menghabiskan lebih dari $1
milyar untuk biaya lingkungan. Penekanan yang lama menyebutkan bahwa biaya
lingkungan dapat diterima sebagai bagian yang tidak terelakkan dalam melakukan bisnis.
Sedangkan penekanan yang baru menyebutkan bahwa untuk biaya yang terkait dengan
bisnis tersebut, jika manajemennya tepat, maka biaya dapat dikurangi.

Dalam proses pengelolaan biaya lingkungan, organisasi mulai mengembangkan


catatan biaya rinci mengenai atribut biaya lingkungan dan produk yang dipesan untuk
mengidentifikasi proses dan produk mana yang menghasilkan biaya lingkungan.

Organisasi mengambil langkah untuk mengurangi atau menghilangkan biaya


lingkungan. Banyak organisasi mendasari dari kompensasi insentif pada pekerjaan yang
dilakukan karyawan untuk mengurangi biaya lingkungan. Contohnya dengan
memberikan bonus bersadarkan ukuran kinerja lingkungan (tingkat limbah yang
dibuang).

Efek dari pengakuan dan akuntansi untuk biaya lingkungan, harus:

1. Memberikan gambaran yang akurat dari profitabilits produk.


2. Memfokuskan perhatian pada pengembangan yang memiliki dekomissioning
yang rendah.
3. Menambah upaya untuk mendaur ulang atau rekondisi limbah produk yang sudah
ada.
REFERENSI
Don R. Hansen, and Maryanne M.Mowen. 2007. Management Accounting, 8th Edition.
USA : Thomson.
SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN

COST-BASED DECISION MAKING

Oleh Kelompok 4 :

Aulia Fitri 1510531005

Nadya Fadilla 1510531014

Shani Gusti Prastika 1510531015

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2018

Anda mungkin juga menyukai