Anda di halaman 1dari 12

BAB I

DASAR TEORI ALAT

1.1 Instrumentasi alat dan fungsinya


a. Bak operasi
Bak operasi adalah penampung atau suatu penampungan dimana ada
atau tertera % level dan dilengkapi dengan keran.
a. Sensor flow
Sensor flow adalah elemen perasa yang langsung bersentuhan dengan
nilai variable proses.
b. Valve
Valve berfungsi untuk mengontrol laju alir air yang masuk dan keluar.
c. Pompa
Pompa berfungsi untuk mendorong air dari penampungan bawah ke bak
operasi
d. Flowmeter
Alat ini berfungsi untuk mengetahui laju alir air yang masuk ke bak
penampungan.

1.2 Sensor Level Tipe Kapasistansi


Elektrik kapasistan sensor digunakan untuk merasakan level dalam bentuk
cairan atau cairan padatan. Mereka menggunakan suatu elemen dasar dari sirkuit
elektrik, kapasistor atau kondensor.
Sebuah kapasistor terdiri dari dua kondensor yang disebut “plates separated”
oleh sebuah bahan penyekat berfungsi sebagai dielektrik. Biasanya kerja dari
kapasistor, sepasang atau satu set dari “small parallel plates” dipisahkan oleh udara
atau dielektrik spesial lain, dalam penggunaan kapasistan untuk pengukuran level,
bagaimanapun, rangkaian ditunjukkan pada gambar 1 digunakan satu piringan (plate)
yang memisahkan piringan lainnya. Material atau bahan diantara rangkaian dalam
sebuah “vessel” adalah sebuah dielektrik.
Hambatan aliran oleh kapasistor adalah factor yang menentukan besarnya
pengukuran dalam farad (farad adalah nilai pengukuran dari kapasistan). Lebih banyak
unit praktek dari kapasistan adalah microfarad (10 -6 farad). Kapasistan adalah fungsi
dari dielektrik, sebuah luas area dari piringan dan jarak antara keduanya mungkin
dapat dituliskan dengan persamaan matematika sebagai berikut :
kA
C
d

dimana : C = Kapasistan
k = Konstanta dielektrik
A = Luas area dari piringan

Tabel 1 Karakteristik pengendalian standar

Pengendalian P PI PID

Memberikan
Mode standar, control Menghilangkan kemampuan ekstra
Fungsi
proses otomatis offset pada saat awal
tambahan load
Notasi PB TR (min/repeat) TD(menit)
Memperbesar
Gain kecil, respon offset lama hilang, output ekstra
Besar
lambat, offset besar respon lambat sehingga overshoot
kecil
Offset cepat hilang,
Gain besar, respon Memperkecil output
sistem sensitif &
Kecil cepat, offset kecil, ekstra sehingga
mengarah ke
sistem tidak stabil overshoot besar
isolasi
Setting PB:Isi, TR:0, TD:0 PB:Isi, TR:Isi, TD:0 PB:Isi, TR:Isi, TD:Isi

 TD memiliki sifat yang unik, membesarnya TD sampai ke titik optimum membut


system semakin stabil, tetapi diatas itu system cenderung tidak stabil
 Gain 0.5-20%
 TD 0.25-5%
BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat yang digunakan


 Unit-unit control level merk EDIBON
1. Pompa
2. Tangki penampung
3. Regulator
4. Alat ukur laju alir (kalibrasi)
5. Aktuator
6. Control valve
7. Sensor

2.2 Bahan yang digunakan


 Air
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Kalibrasi Alat


 Menyalakan alat ( menghubungkan ke sumber listrik)
 Menyalakan power interface dan computer
 Menyetting “manual” pada alat interface ( untuk menyalakan pompa secara
manual)
 Menekan power pompa untuk menyalakan
 Mengatur tinggi level pada bak, setinggi 0% untuk data kalibrasi pertama
 Mengatur interface pada pembacaan 0% (sama dengan pembacaan)
 Melakukan langkah yang sama untuk level 20%, 40%, 60% dan 80%

3.2 Kontrol Level


 Pada computer, memilih program EDIBON kemudian mengklik UCP
 Mengklik level kontrol dan automatic kontrol
 Mengisi parameter pada software
 Memasukkan parameter proporsional, integral dan derivative
 Mengklik PID untuk melihat model respon pengendalian PID
 Mengamati respon pada grafik, pompa, actuator, interface dan level air
Diagram Alir Proses

100

75
KOMPUTER
50

25

UCP

Sv3
Sv2

Actuator
S. Flow
Control Valve

Actuator

Flowmeter

Regulator

Pompa
Penjelasan :

Air yang berasal dari bak penampungan sementara dipindahkan


menggunakan pompa, besar dan laju alirnya dikendalikan oleh regulator.
Pompa yang digunakan adalah pompa manual (sebelah kanan). Besarnya
laju alir tersebut terukur dalam Flowmeter. Kemudian melewati aktuator
dan kontrol valve yang dapat mengendalikan besar laju alirnya. Setelah itu
melalui sensor flow sehingga besar laju alirnya pun dapat dibaca di
komputer dengan mengubahnya menjadi sinyal listrik oleh transmitter.
Setelah melewati sensor flow, kemudian diteruskan menuju bak
penampungan. Di bak penampungan terdapat sensor level untuk
mengukur ketinggian cairan. Kemudian sinyal dari sensor tersebut diubah
oleh transmitter menjadi sinyal standar berupa sinyal listrik yang kemudian
diteruskan ke komputer. Sehingga pembacaan ketinggian permukaan
cairan dapat dibaca di komputer maupun di UCP dengan
membandingkannya secara pembacaan manual (dengan mengukur
langsung ketinggiannya).
Diagram Alir Kerja

Pembacaan Voltase 6
Bak Operasi
di UCP
3

Valve
Manual

Flowmeter
5

2
1

Bak Pompa
Penampungan
BAB IV
DATA PENGAMATAN

Data Pengamatan :

Level Grafik
P I D KET.
Komp. Inter. Act L SP MV
Pompa menutup, Aktuator
2 0 0 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
membuka terus
Pompa menutup, Aktuator
2 0 2 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
membuka sesekali
Pompa menutup, Aktuator
2 0 4 30% 2,9 32% 30% 30% 0%
membuka sesekali
Pompa membuka sampai
2 1 0 34% 3,3 36% 34% 30% 10%
1,6 ; Aktuator membuka
Pompa buka tutup,
2 1 2 30% 2,9 31% 30% 30% 2%
Aktuator membuka terus
Pompa menutup, Aktuator
2 1 4 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
membuka sesekali
Pompa membuka sampai
2 3 0 32% 3,1 31% 31% 30% 10% 1,6 ; Aktuator membuka
terus
Pompa menutup, Aktuator
2 3 2 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
membuka sesekali
Pompa menutup, Aktuator
2 3 4 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
membuka sesekali
Pompa membuka 0,2 ;
4 0 0 30% 2,9 31% 30% 30% 2%
Aktuator membuka sesekali
4 0 2 30% 2,9 31% 30% 30% 0% Pompa membuka, Aktuator
membuka sesekali
Pompa menutup, Aktuator
4 0 4 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
4 1 0 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
4 1 2 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
4 1 4 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
4 3 0 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
membuka sesekali
Pompa menutup, Aktuator
4 3 2 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
4 3 4 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
6 0 0 30% 2,9 31% 30% 30% 3%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
6 0 2 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
6 0 4 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
6 1 0 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
6 1 2 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
6 1 4 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
6 3 0 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
6 3 2 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
Pompa menutup, Aktuator
6 3 4 30% 2,9 31% 30% 30% 0%
menutup
BAB V
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini menggunakan alat yang sama dengan percobaan
kontrol level yang sebelumnya. Jika pada percobaan sebelumnya lebih difokuskan
pada kalibrasi, linearitas, histerisis dan repeatibility yang terjadi pada kontrol level.
Maka pada percobaan kali ini lebih pada pengamatan tanggapan alat dengan berbagai
macam/jenis – jenis nilai P (proporsional), I (integral), dan D (derivatif).
Pada dasarnya, prinsip percobaan kontrol level kali ini adalah berusaha
mengatur laju alir masuk dan laju alir keluar agar level pada bak operasi tetap pada
level/ keadaan yang diinginkan. Dalam praktikum kontrol, diharapkan agar ketiga
system pengendalian tersebut memiliki respon yang cepat, offset yang terjadi kecil,
sehingga errornya pun sekecil mungkin.
Set point (ketinggian/level yang diinginkan) adalah 30% pada bak operasi.
Sebelum memulai percobaan (dengan memasukkan nilai – nilai P, I dan D), dilakukan
terlebih dahulu kalibrasi. Kalibrasi dilakukan pada nilai level 0%, 20%, 40%, 60% dan
80%. Pada saat kalibrasi, pompa yang digunakan adalah pompa manual (disebelah
kanan). Kalibrasi ini dimaksudkan agar pembacaan pada alat bisa dilihat
keakuratannya, nilai aktual pada bak operasi sama dengan yang terbaca pada interface
maupun computer.
Setelah kalibrasi dilakukan, pompa kembali diset otomatis. Kemudian mulai
memasukkan nilai – nilai P, I, dan D. Nilai pertama yang dimasukkan adalah P=2 ; I=0
dan D=0. tinggi actual pada bak operasi adalah 31%. Sedangkan yang terbaca pada
interface adalah 2,9 dan computer= 30%. Dan laju alir (MV) adalah 0%. Pada keadaan
tersebut, keadaan pompa adalah menutup dan aktuator membuka terus. Dalam hal ini,
offset yang terjadi termasuk kecil. Sampai pada data ke-4 dengan P = 2 ; I = 1 dan D =
0, offset yang terjadi paling besar. Karena pembacaan pada bak sebesar 36% dan pada
interface dan computer adalah 3,3 dan 34 %. Dan laju alir (MV) adalah 10%. Pada
keadaan ini, pompa membuka sampai 1,6 dan aktuator membuka terus – menerus.
Sedangkan pembacaan berikutnya sama dengan yang pertama walaupun nilai P, I, D
nya diubah – ubah. Hanya saja keadaan pompa dan aktuator yang berbeda – beda.
Dari ketiga metode pengendalian tersebut, metode pengendalian Proporsional
Integral lah yang cocok digunakan. Karena nilai PV dengan SP rata – rata sama,
artinya offset yang terjadi kecil.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
 Prinsip kerja dari kontrol level ini adalah pengendalian laju alir masuk dan keluar,
untuk mempertahankan level yang diinginkan
 Dari variasi nilai P, I dan D yang dimasukkan, terdapat 5 keadaan yang dominant
pada pompa dan aktuator, yaitu ;
1. Pompa menutup dan Aktuator membuka terus
2. Pompa menutup dan Aktuator membuka sesekali
3. Pompa menutup dan Aktuator menutup
4. Pompa membuka dan Aktuator membuka terus
5. Pompa membuka dan Aktuator membuka sesekali
 Dari hasil pengamatan yang didapat, semakin besar nilai PID, maka system
semakin stabil.

5.2 Saran
 Lakukan percobaan sesuai dengan prosedur kerja
 Saat mulai stabil, tunggu sampai ± 2 menit untuk dicatat datanya
 Setelah selesai melakukan praktikum, semua peralatan dimatikan

Anda mungkin juga menyukai