PENDAHULUAN
perubahan tingkah laku anak didik ke arah yang lebih baik, serta membimbing
anak menemukan dan mengaplikasikan pola pikir yang ilmiah, terarah dan
berpikir yang berlangsung secara individu atau kolektif pada peserta didik.
Akibatnya pembelajaran kimia hanya sarat dengan rumus dan hafalan yang
kurang menarik bagi siswa dan mengganggapnya sebagai suatu bidang studi yang
sukar untuk dipahami. Sedangkan ilmu kimia sangat berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari dan akan lebih mudah dipahami oleh siswa jika berdasarkan
1
2
menggunakan buku ajar sebagai resep yang siap diberikan kepada siswa dan
Pembelajaran yang terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan
proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa
dengan siswa masih belum optimal. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan
atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Pengetahuan yang didapat bukan
dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri.
Karena siswa jarang menemukan jawaban atas permasaalahan atau konsep yang
MAN Krueng Geukueh ternyata dengan model pembelajaran seperti itu hasil
belajar siswa belum optimal dapat dilihat dari nilai siswa pada Ujian Nasional
tahun 2013 masih ada siswa yang memperoleh nilai pelajaran kimia 6,75
walaupun nilai tertinggi 9,50 dan juga dilihat dari nilai semester genap kelas XI
MAN Krueng Geukueh tahun pelajaran 2012/2013 masih ada yang memperoleh
Masih rendahnya kualitas proses dan hasil belajar kimia di MAN Krueng
pada pengembangan afekti dan perilaku peserta didik dengan didasarkan pada
kebutuhan peserta didik itu sendiri, karena belajar aktif harus berpusat pada
peserta didik. Salah satu model yang dapat mengatasi masaalah rendahnya
serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar sehingga
secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali. Salah satu contoh
dari multimedia ialah makromedia flash yang mampu memperjelas objek yang
kecil, memiliki animasi yang dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran
juga bisa menampilkan kejadian/peristiwa yang terjadi melalui film atau video.2
Makromedia flash akan memudahkan mengajar bagi guru dan siswa pun
akan mudah untuk memahami apa yang disampaikan guru. Hal ini dibuktikan dari
hasil penelitian Fitriani yang menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik
dalam materi Struktur Atom pada siswa kelas X dengan menggunakan model
1
Totie Sukanto, Teori belajar dan Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: sDepdikbu
Dikti, 1997, hal. 45)
2
Ibrahim, R., et.al., Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 120
4
hal memilih media dan model pembelajaran juga harus sesuai dengan materi yang
setiap siswa yang di kolaborasi dengan makromedia flash merupakan salah satu
alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Pembelajaran kooperatif tipe NHT
yang tepat. Selain itu NHT juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat
kerja sama anggota kelompok. Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan
Sistem koloid merupakan materi kimia kelas XI. Sistem koloid banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti di alam (tanah, air, dan udara),
industri, kedokteran, sistem hidup, dan pertanian. Di dalam kehidupan kita sehari-
hari contohnya seperti kopi, susu, agar-agar dan santan merupakan salah satu dari
pada sistem koloid, di industri, aplikasi koloid untuk produksi cukup luas. Hal ini
disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk
mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan
3
Skripsi Fitriani, Penggunaan Multimedia dalam Menerapkan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) pada Materi Struktur Atom Siswa Kelas X SMA
Inshafuddin Banda Aceh.(Banda Aceh: Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry,2012)
5
bersifat stabil untuk produksi skala besar.dimana pada materi koloid menjelaskan
tentang campuran heterogen dua fase dari dua zat atau lebih.
Sistem Koloid ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan
akan lebih mudah dipahami oleh siswa jika berdasarkan pengalaman yang mereka
temui dilingkungannya sendiri dan melihat langsung bagaimana sistem koloid itu
terbentuk. Oleh sebab itu dengan bantuan makromedia flash siswa dapat melihat
langsung mengapa susu dikatakan sebagai salah satu sistem koloid, yang
koloid.
B. Rumusan Masalah
pembelajaran konvensional?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi sistem koloid dengan
D. Manfaat Penelitian
1. Postulat
oleh peneliti.4 Adapun yang menjadi postulat dalam penelitian ini adalah:
merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan pada materi sistem koloid.
2. Hipotesis
4
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal. 131
8
kebenaran suatu teori.5Dalam penelitian ini yang akan menjadi hipotesis adalah
hasil belajar siswa pada materi sistem koloid melalui penggunaan model
pembelajaran tipe NHT lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar melalui
F. Penjelasan Istilah
istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini. Adapun istilah-istilah yang perlu
1. Model Pembelajaran
Model adalah ragam, cara yang terbaik dalam proses belajar mengajar
dalam skripsi ini adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT yang
digunakan dalam Proses belajar mengajar kimia pada materi sistem koloid.
5
JonathanSarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), hal. 38.
6
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prenada Media,
2010), hal. 70
9
para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
3. Makromedia Flash
maupun animasi gambar berkas yang dihasilkan dari peragkat lunak ini, dapat
4. Sistem Koloid
adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran
5. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku misalnya dari tidak
7
Ibid..., hal. 988
8
Michael Purba, Kimia Untuk SMA Kelas X, ( Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 160
9
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001),hal. 30