Pengertian Turap
Pengertian Turap
penggalian. Bangunan sementara yang dibuat untuk mencegah kelongsoran tanah di sekitar
daerah penggalian maupun terjadinya perembesan air, adalah turap atau bisa juga disebut
bendungan elak sementara. Karena bangunan ini bersifat sementara, maka biayanya harus
Yang dimaksud dengan turap adalah konstruksi yang dapat menahan tanah
disekelilingnya, mencegah terjadinya kelongsoran, dan biasanya terdiri dari dinding turap dan
penyangganya, seperti yang diperlihatkan Gambar 1.1. turap yang banyak dipakai adalah
turap dengan tiang tegak, papan turap, serta turap yang terdiri dari jajaran tiang-tiang, dan
kadang-kadang dipakai turap beton yang dicor di tempat (Cast-in-place) seperti pada
Macam Turap
Berhubung adanya berbagai cara untuk memasang turap atau bendungan elak
sementara, maka perlu dipilih caraa yang paling tepat, yaitu ditinjau dari mutu tanah pondasi,
tinggi muka air atau tinggi muka air tanah, keamanan atau manfaat ekonomis yang
diperlukan.
berikut :
3. Turap dari beton yang dicor di tempat, sehingga merupakan tembok dibawah tanah.
Turap jenis 1 adalah turap yang menahan tekanan tanah dengan jalan memasang papan
turap secara mendatar, diletakan diantara tiang tegak dan profil H dengan jarak yang sama.
Turap semacam ini dalam bentuk sederhana, umumnya berupa pagar kayu. Turap yang
terbuat dari deretan tiang-tiang merupakan suatu cara di mana deretan tiang kayu, beton
Ditinjau dari kenyataan bahwa dinding yang terbuat dari deretan tiang baja sangat
menonjol dalam sifat rapat airnya, juga kekuatannya, maka tiang baja sering dipakai untuk
Turap dari beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di bawah tanah,
adalah suatu cara di mana dinding turap dibuat dari tiang beton yang dicor di tempat. Untuk
membangun tembok di bawah tanah, ada dua macam cara, yang pertama adalah dengan
membuat tembok menerus, dan yang kedua adalah dengan membuat dinding dari deretan
kolom di bawah tanah. Pada tiang beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di
bawah tanah, turap ini tidak dapat usah dibongkar setelah pekerjaan selesai, dan dimanfaatkan
perencanaan, keadaan lapangan harus benar-benar diperiksa dan diselidiki. Ciri-ciri topografi,
kondisi geologi, susunan tanah dilapangan, keadaan bangunan-bangunan yang telah ada, serta
besarnya gaya luar seperti tekanan air, juga berpengaruh besar dalam memilih cara yang
dipakai, bersama-sama dengan ukuran dan jenis konstruksi, serta syarat-syarat konstruksinya.
1. Stabilitas terhadap gaya luar, misalnya tekanan tanah atau tekanan air.
3. Ruang yang cukup untuk pembangunan konstruksi yang besar (penggunaan balok penopang
yang secukupnya).
6. Pengaruh terhadap daerah sekelilingnya (surutnya muka air tanah, turunnya tanah pondasi).
8. Biaya pekerjaan.
untuk mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi mekanika tanah, dan menjamin
kestabilan dalam menahan gaya luar yang berkerja padanya. Untuk keperluan tersebut, berikut
ciri-ciri topografis di sekitar lokasi, maka tinggi rendah dan dalamnya dasar sungai atau dasar
laut harus dapat diketahui benar-benar. Selanjutnya, cara dan jalur pengankutan alat-alat
2. Tanah Pondasi : Perlu ditekankan di sini bahawa dalam melakukan penyelidikan geologi dan
penyelidikan tanah untuk bangunan utama yang didirikan, titik berat penyelidikannya sedikit
berbeda antara bangunan utama atau bagunan sementara, misalnya untuk turap dan
sebagainya. Keterangan tentang tekstur tanah juga perlu diperoleh, dan contoh-contoh tentang
konstruksi yang telah ada pada tanah pondasi yang sejenis, juga harus dipelajari.
a) Lapisan jelek : Lapisan yang jelek harus cukup aman terhadap kelongsoran selama
penggalian dilakukan. Ditinjau dari segi keamanannya, galian yang dangkal pada tanah
pondasi yang kohesif dan lunak, adalah sama artinya dengan galian yang dalam pada tanah
pondasi yang kohesif dan keras. Dalamnya galian tak mungkin melampaui kekuatan kohesi
tanah yang diijinkan. Sebagai pendekatan pertama, syarat berikut ini harus dipenuhi.
: Berat total tanah dan air yang lebih tinggi dari dasar galian
b) Tanah pondasi yang berbatu besar : Pada tanah pondasi yang berbatu-batu besar, atau bila
didekat permukaan tanah terdapat batuan dasar, maka usaha pemancangan turap akan sia-sia
belaka.
c) Tanah pondasi yang tidak kedap air : Bila lubang galian diperkirakan akan digenangi air
cukup banyak, maka perlu dipancangkan suatu turap penahan yang dapat mencegah air
memasuki lapisan yang tembus air. Bila ujung turap tidak dapat mencapai tanah yang kedap
air karena panjang tiang pancang tidak mencukupi, maka timbulnya gejala-gejala bahaya
akibat rembesan air harus diamati sebelumnya dan cara penanggulangan kejadian ini harus
dipelajari sebaik-baiknya.
Prosedur Perencanaan
Setelah itu berturut-turut dihitung beban yang bekerja, diselidiki dalamnya pemancangan,
diperiksa daya “heaving” (pemuaian) dan tegangan-tegangan pada bagian konstruksi harus
dihitung pula.
Beban yang dipakai untuk perencanaan dinding turap, secara umum aadalah tekanan
air, tekanan tanah dan pengaruh perubahan temperatur.sebagai tambahan, beban mati dan
beban hidup lain- lainnya, bila perlu juga dihitungkan pada waktu melakukan perencanaan
bagian-bagian konstruksi.
Sehubungan dengan pertanyaan mengapa tekanan tanah atau tekanan air sebaiknya
ikut diperhitungkan pada waktu melakukan perencanaan dinding turap, sampai saat ini masih
banyak masalah yang harus dipecahkan. Ada berbagai saran, misalnya dari Terzaghi dan
Peck, atau Tschebotarioff, dan saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang atau Institut Arsitektur
Jepang. Setiap saran ini membahas tekanan tanah rencana bagi setiap tanah yang sesuai
dengan jenis tanah tersebut. Pada saran yang disebutkan diatas, ada suatu cara dimana tekanan
tanah dan tekanan air dijumlahkan, setelah dicari secara terpisah, berdasarkan prinsip
tegangan efektif, dan suatu cara dimana kedua tekanan tersebut dihitungkan sebagai tekanan
total.
pendekatan dari dinding turap atau keadaan lokasi proyek, sulit sekali untuk menentukan
Saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang merupakan suatu saran dimana tekanan tanah
dan tekanan air dihitung sendiri, sedang Institut Arsitektur Jepang menganut cara dimana
kedua tekanan tersebut dihitung sebagai tekanan total. Disini mula-mula akan diuraikan
menurut Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan kemudian akan diuraikan pula cara yang dianut oleh
a) Tekanan Tanah
Jepang, dan sebagai refrensi, tekanan tanah rencana yang didasarkan pada kriteria
perencanaan struktur pondasi arsitektural yang diajukan oleh Institut Arsitektur Jepang akan
diperlihatkan pula disini. Menurut kriteria tersebut, tekanan tanah yang berkerja pada dinding
turap, tanpa mengindahkan tekstur tanah, dianggap akan menambah kedalaman tanah dan
koeffisien tekanan lateral dianggap sesuai, sehubungan dengan tekstur tanah dan tinggi muka
air tanah. Selanjutnya, kriteria mengenai tekanan tanah dapat diganti dengan tekanan tanah
seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1.4 bila menghitung penampang tiang hasil-hasil
yang diukur dari tekanan sel tanah yang dipasang pada semacam dinding turap yang kekuatan
dan kekakuannya menyerupai dinding beton. Penyebaran tekanan tanah seperti yang
menunjukan bagaimana distribusi tekanan tanah yang diperoleh berdasarkan tekanan tanah
menurut Terzaghi dan Peck (Terzaghi dan Peck : Soil Mechanism in Engineering Practice
Dengan memperhatikan perbedaan antara tanah pondasi yang berpasir dan tanah
pondasi yang kohesif, maka sulit membuat perbedaan yang jelas antara kedua jenis tanah
tersebut. Ada beberapa kriteria untuk menentukannya. Salah satu kriteria tersebut
menyebutkan, bila indeks plastis sebesar 10, maka tanah pondasi dianggap kohesif, dan bila
lebih kecil dari batas indeks, dianggap sebagai tanah berpasir. Suatu kriteria lainnya
menetapkan, bila jumlah fraksi tanah liat dan lanau dari pondasi, menurut hasil mekanika
tanah adalah lebih besar dari 40%, maka tanah pondasi dianggap sebagai lempung, dan bila
lebih kecil dari 20%, dianggap sebagai tanah berpasir, dan bila hasilnya menunjukan harga
pertengahan antara kedua hal tersebut, dan kurang begitu jelas, maka penentuan jenis tanah
Biasanya tanah pondasi memperlihatkan kondisi tanah berlapis-lapis yang rumit, dan
jarang sekali ditemukan lapisan tanah yang serbasama (uniform). Biasanya lapisan tanah
kesimpulan yang tepat, dan tekanan tanahyang dipakai untuk perencanaan harus benar-benar
penampangdan terdapat faktor-faktor yang tidak diketahui untuk gaya luar sehingga tegangan
leleh yang diberikan = 2400 tidak dapat dipakai, dan diganti dengan harga 1200 .
Untuk turap baja, tegangan baja yang diijinkan dalam pemakaian harus dikurangi
menurut nilai yang sama seperti baja yang disebutkan diatas. Tegangan ijin ini diperkirakan
(a.) Turap : Pertama-tama akan dibahas turap dengan tiang tegak dan papan turap. Bagian tiang
yang dipancangkan, ditekan ke tempat galian, berbareng dengan waktu galian dilakukan.
Supaya keadaan ini dapat dicapai, panjang pemancangan tiang harus cukup supaya tekanan
tanah pasif dapat berkerja. Untuk mendapatkan panjang yang diperlukan, perhitungan
stabilitas berikut ini harus dilakukan. Perhitungan ini disebut Cara Kesetimbangan Batas,
akibat tekanan tanah aktif dan akibat tekanan tanah pasif , diukur dari penopang yang paling
bawah pada kedalaman tertentu. keseimbangan diperoleh pada kedalaman dari dasar
dipasang, dan setelah penggalian selesai, kemudian dari kedua hal ini dipilih kedalaman yang
terbesar. Panjang pemancangan turap diperkirakan sekitar 1,2 kali dalamnya keseimbangan.
Tekanan tanah yang dipakai untuk mendapatkan dalamnya keseimbangan diperoleh dari
persamaan diatas. Dibawah dasar galian, lebar kerja dari tekanan tanah ke tiang diperkirakan
selebar tiang, baik untuk tekanan tanah aktif maupun tekanan pasif, dan tahan dinding akibat
tanah yang kohesif juga harus ditambahkan pada arah tekanan pasif. Panjang pemancangan ini
dengan tiang tegak dan papan turap bersifat tidak kedap air, maka biasanya tekanan air tidak
bekerja, tetapi untuk turap baja, akibat tekanan air harus diperhitungkan. Berat volume tanah
pada persamaan yang dipakai untuk memperkirakan besarnya tekanan tanah, bila muka air
rencana lebih rendah, dipakai berat basah, sedang bila sebaliknya, dipakai berat dengan
Dalamnya pemancangan untuk turap baja diperkirakan sebesar 1,2 kali dalamnya
keseimbangan, tetapi panjang pemancangan sebaiknya lebih dari 3 meter. Selanjutnya, bila
pemancangan turap baja menjadi lebih dalam dari 1,8 kali dalamnya galian, lebih baik dipilih
7 Perhitungan Penampang
terhadap lenturan akibat tekanan tanah. Perhitungan penampang ini tidak berkaitan
dalamnya pemancangan.
Hal-hal yang penting dalam perhitungan penampang tiang turap ini dapat diringkas
sebagai berikut :
Panjang bentang untuk momen lentur dianggap sebagai jarak antara penopang
terbawah setelah penggalian selesai, atau penopang terbawah tepat sebelum pemasangan
Perhitungan momen lentur dalam beberapa hal juga dapat dilakukan untuk setiap tahap
pelaksanaan, tetapi momen lentur dengan kondisi seperti yang disebutkan diatas merupakan
harga maksimum pada umumnya. Bila jarak penopang sangat besar, panjang bentang
sebaiknya juga diperiksa. Tiang dianggap tertumpu biasa pada kedua tumpuannya, dan titik
tumpuan perkiraan ini dianggap sebagai titik kerja gaya resultante tekanan tanah pasip.
Tahanan dinding tiang pada bagian tekanan tanah pasip bekerja bila dalamnya keseimbangan
telah diperoleh dari perhitungan stabilitas untuk menentukan panjang pemancangan tiang.
Dalam hal ini beban adalah tekanan tanah yang dipakai untuk menghitung stabilitas seperti
Titik tumpuan yang diperkirakan, akibat adanya tanah yang baik sehingga
pemancangan tidak menjadi terlalu dalam, dianggap sebesar setengah dari panjang
b. Turap Baja : Perhitungan penampang turap baja prinsipnya sama dengan perhitungan
Perbedaannya dengan turap dengan tiang tegak dan papan turap adalah bahwa tekanan
air bekerja sebagai beban. Tekanan tanah yang bekerja pada bagian turap baja yang
terpancang di dalam tanah, tidak boleh diabaikan, karena tekanan ini sangat besar. Juga dalam
arah tekanan tanah aktif, tekanan tanah ini, termasuk pada bagian bawah galian, bekerja
sebagai tekanan tanah pada bagian yang terpancang. Untuk arah tekanan tanah pasip, tekanan
tanah seperti yang telah diuraikan dengan persamaan pada (a) Tekanan Tanah, dianggap
bekerja.
Kedudukan di mana penampang turap baja ditentukan, adalah sama dengan keadaan
untuk turap biasa, dan kedua-duanya sesuai dengan kenyataan bahwa titik tumpuan yang
diperkirakan merupakan kedudukan kerja dari tekanan tanap pasip bila dalamnya
keseimbangan telah didapat, asalkan titik tumpuan yang diperkirakan yang dipakai untuk
menghitung penampang turap baja ini adalah 5 meter di bawah dasar galian maksimum,
tegangan dan lendutan turap baja diperkirakan sebesar 60 % dari harga per meter lebar,
Sebagai tambahan, bila ukuran penampang turap baja sudah dianggap benar, namun
harus diperiksa lagi berdasarkan besarnya pergeseran akibat galian, sebab ada suatu batas
besarnya pergeseran untuk mencegah terjadinya longsoran tanah di depan dan di belakang
turap baja, walaupun tegangan turap baja ini sudah memenuhi syarat.
Cara perhitungan tidak diuraikan di sini, tetapi disarankan bila pergeseran menjadi
terlalu besar, tanah pondasi seyogyanya diperbaiki mutunya, atau dipakai turap baja dengan
Pemeriksaan “Boiling”
Boiling juga dinamakan “quicksand” atau pasir apung, yang mungkin terjadi pada penggalian
Misalkan ada suatu keadaan dimana turap baja telah selesai dipancangkan, dan galian
telah dibuat. Begitu penggalian berjalan, aliran air ke atas dari “seepage” perlahan-lahan
mulai bekerja. Kemudian, setelah tekanan aliran air yang bekerja pada pasir ini sama beratnya
dengan berat pasir di dalam air, butir-butir pasir mulai bergerak dengan hebatnya dan
Agar boiling ini tidak terjadi, gradien hidrolisnya tidak boleh melebihi gradien hidrolis
i < ic
ic : Gradien-hidrolis kritis
Dalam praktek, dalamnya pemancangan turap baja ditentukan sedemikian rupa sehingga
dengan mengambil faktor keamanan tertentu Fs, syarat di atas dapat terpenuhi.
Walaupun dalamnya pemancangan turap baja diperoleh dari analisa stabilitas seperti
yang diuraikan di depan, namun dalam yang sesungguhnya adalah harga terbesar dari kedua
harga yang diperoleh bila dibandingkan dengan hasil pengamatan terhadap gejala boiling
pula.
Heaving adalah gejala yang terjadi pada dasar galian yang mengembang akibat berat tanah
di sekeliling tanah pondasi, atau akibat seepage dan lain-lain, bila penggalian dilakukan pada
Karena heaving cenderung menimbulkan bencana besar, maka bila timbul pertanyaan tentang
stabilitas heaving ini, dapat dilakukan perhitungan ulang dengan jalan memperbesar kekuatan
Disamping itu, perlu diperhatikan pula adanya gejala yang menyerupai heaving,
yaitu bila terdapat suatu lapisan tanah yang kedap air. Tekanan hidrostatis yang ada sebelum
diadakan penggalian, kini menekan ke atas lapisan berlempung yang menjadi dasar galian.
Umumnya penggalian pada tanah kohensip mudah dilakukan, namun bila hal ini dilakukan
secara sembarangan, dapat terjadi heaving ataupun naiknya air ke permukaan (piping), dan air
akan memancar bersama pasir yang dapat menimbulkan kecelakaan. Untuk tanah seperti ini,
ujung turap baja harus benar-benar terpancang sampai ke lapisan kedap air (impermeable) di
bawah lapisan permeable, atau tekanan air pada lapisan permeable dapat dikurangi dengan
Untuk menghitung waling dan penopang, dipakai tekanan tanah dan tekanan air. Gaya
yang bekerja pada waling dan penopang dianggap sebagai beban yang bekerja di antara
penopang dengan penopang di bawahnya, yang dihitung dengan cara pembagian gaya dalam
arah ke bawah.
Pendekatan ini berdasarkan hasil pengamatan, yang bilamana penopang dibawah telah
dipasang, maka gaya yang bekerja pada penopang di atasnya hampir-hampir tidak berubah.
tanah per unit panjang yang diperoleh dari cara pembagian gaya dalam arah ke bawah, bekerja
sebagai beban terbagi rata di atas gelegar yang tertumpu pada penopang.
Bila terdapat penguat sudut, maka panjang (l1 + l2) dianggap sebagai bentangnya. Stabilitas
waling diperiksa dari momen lentur dan gaya geser. Persamaan untuk momen lentur dan gaya
geser waling yang terbuat dari gelegar dengan flens lebar (gelegar H).
Jarak antara dua buah waling dianggap sebesar 6 meter atau lebih, dan jarak vertikalnya
sekitar 3 meter. Pada prinsipnya, waling yang teratas harus dipasang dalam jarak 1 meter dari
Penopang : Gaya aksial yang bekerja pada penopang, merupakan beban yang bekerja pada
waling dan sebagian lebar penopang
Jarak penopang biasanya diambil 5 meter atau kurang untuk arah mendatar dan sekitar 3
meter untuk arah vertikal. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, akibat perubahan
temperatur dapat ditambahkan gaya aksial sekitar 15 ton pada penopang ini.
antara untuk mencegah penopang menjadi tertekuk. Tiang-tiang antara ini juga berfungsi
sebagai pemikul beban dalam arah sepanjang batangnya. Dalam hal ini, perencanaan harus
memperhitungkan gaya aksial vertikal sesuai dengan beban yang disebutkan di atas.
Dinding turap ataupun tiang antara yang tertanam pada lapisan yang jelek, atau turap
dan bendungan elak sementara yang dibangun di bawah air akan mengalami penurunan
(settlement) yang besar, juga pergeseran tempat (displacement). Pada prinsipnya, tiang antara
untuk mencegah tertekuknya penopang, tidak menahan beban vertikal. Bila panjang
pemancangannya cukup dan aman terhadap penurunan, maka hal ini dapat digabungkan untuk