Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PENDETEKSI ILMU TAJWID PADA AL-QUR’AN

MENGGUNAKAN ALGORITMA LIGHT STEMMING

1
Luszara Lucky Viona (1210651229),
2
Yeni Dwi Rahayu S.ST., M.Kom, 3Mudafiq Riyan Pratama, S.Kom
Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Univertas Muhammadiyah Jember
E-mail : vionalucky@gmail.com

ABSTRAK

Ilmu Tajwid adalah suatu ilmu pengetahuan cara membaca Al-Qur’an


dengan baik dan tertib menurut makhrojnya, panjang pendeknya, tebal tipisnya,
berdengung atau tidaknya, irama dan nadanya, serta titik komanya yang sudah
diajarkan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya. Ilmu Tajwid ini sangat penting
bagi para pembaca Al-Qur’an sebagai pengantar membaca Al-Qur’an yang benar,
karena tanpa ilmu tajwid orang membaca Al-Qur’an akan semaunya sendiri
seperti membaca bacaan yang lain semisal syair. Untuk menghindari kesalahan
dalam membaca Al-Qur’an maka dibutuhkan pemahaman ilmu tajwid. Stemming
merupakan suatu proses untuk menemukan kata dasar dari sebuah kata dengan
cara menghilangkan semua imbuhan. Stemming digunakan untuk mengganti
bentuk suatu kata menjadi kata dasar sesuai dengan morfologi yang baik dan
benar. Arabic Unicode adalah kode dalam bahasa komputer yang bisa
memunculkan dalam bentuk bahasa arab yang utuh dan sesuai, range Unicode
dalam bahasa Arab adalah 0600 – 06FF ini dalam bentuk hexadecimal, dan untuk
desimalnya menempati 1536 – 1791. Dilakukan pengujian dengan memasukkan
database berupa surat Al-Qur’an untuk mengetahui tingkat akurasi sistem dalam
mendeteksi ilmu tajwid.

Kata kunci: ilmu tajwid, unicode dan stemming.

1. Latar Belakang karena Al-Qur’an merupakan


pedoman, petunjuk, dan inspirasi
Al-Qur’an adalah kalam Allah manusia dalam berpikir, berkata-
(perkataan Allah) yang memiliki kata, berbuat, dan juga bersikap, baik
nilai mukjizat yang diturunkan dalam urusan individual maupun
melalui wahyu kepada Rasulullah sosial, dunia maupun akhirat (Al-
SAW. Al-Qur’an merupakan sumber Salih, 1991). Untuk memahami Al-
utama umat islam dalam menjalani Qur’an dan mendapatakan faedahnya
kehidupan. Setiap muslim tentu maka seorang muslim perlu
menyadari pentingnya Al-Qur’an, membaca Al-Qur’an setiap waktu.

40
Dalam membaca Al-Qur’an akan suatu teks atau simbol agar bisa di
menimbulkan rasa tenang dan damai tampilkan kedalam tampilan yang
bagi setiap muslim yang sesuai dengan penulisan semua huruf
membacanya. Membaca Al-Qur’an dan simbol yang ada di dunia seperti
merupakan suatu kewajiban sehingga bahasa latin, jepang, arab dan lain
membaca Al-Qur’an yang baik dan sebagainya. Unicode ini diciptakan
benar perlu dilakukan yaitu dengan oleh organisasi bernama Unicode
mempelajari ilmu tajwid. Orang yang Consorsium dengan misi
mampu membaca Al-Qur’an sesuai mengkodekan semua alphabet di
dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid, dunia menjadi sebuah kode sehingga
akan lain halnya dengan orang yang kode tersebut sesuai dengan huruf
tidak mampu membaca Al-Qur’an atau kalimat dalam berbagai bahasa
sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu seperti bahasa arab sambung, latin,
tajwid (Al-Qattan, 2007). dan lain sebagainya. Sistem ini
Ilmu Tajwid menurut istilah sanggup untuk menentukan setiap
adalah suatu ilmu pengetahuan cara kalimat tersebut dengan rinci
membaca Al-Qur’an dengan baik (Lovins, 1968).
dan tertib menurut makhrojnya, Untuk mempermudah dalam
panjang pendeknya, tebal tipisnya, menentukan kalimat tajwid tersebut
berdengung atau tidaknya, irama termasuk dalam jenis kalimat tajwid
dan nadanya, serta titik komanya tertentu maka digunakan metode
yang sudah diajarkan oleh Rasulullah Algoritma Light Stemming,
kepada para sahabatnya. Hukum Stemming adalah salah satu teknik
mempelajari ilmu tajwid sebagai yang digunakan dalam Pemrosesan
disiplin ilmu adalah fardlu kifayah Bahasa Alami/Natural Language
ataupun merupakan kewajiban Processing (NLP) untuk
kolektif. Adapun hukum membaca mengembalikan bentuk suatu kalimat
Al-Qur'an dengan memakai aturan- menjadi bentuk Root-nya dan tidak
aturan tajwid adalah fardlu’ ain atau perlu sesuai dengan tata kalimat pada
merupakan kewajiban pribadi ilmu tajwid. Dengan menggunakan
(Zarkasyi, 1989). Ilmu Tajwid wajib metode ini akan didapatkan kalimat
diamalkan oleh setiap pembaca Al- dasar dan imbuhan yang terdapat
Qur'an. Ia wajib membacanya baik dalam kalimat tersebut, sehingga bisa
didalam shalat maupun di luar shalat di tentukan jenis dari kalimat
dengan tartil (baik dan benar). tersebut. Oleh karena pentingnya
Belajar ilmu tajwid dapat dilakukan pemahaman tajwid dalam Al-Quran,
melalui buku, belajar kepada orang maka peneliti mengusulkan “Sistem
yang sudah ahli dalam tajwid, dan Pendeteksian Ilmu Tajwid pada Al-
melalui sistem atau aplikasi yang Qur’an dengan Menggunakan
dapat membantu dalam pemahaman Algoritma Light Stemming”.
ilmu tajwid. Aplikasi pengolahan
ilmu tajwid dalam bahasa arab 2. Tinjauan Pustaka
digunakanlah unicode.
Dalam perjalanan sejarah
unicode merupakan standar industri
yang dirancang untuk mengizinkan

2
2.1 Pengertian Al-Qur’an agung juga, yang harus diperlakukan
dengan layak, pantas, dimuliakan
Para ulama tafsir Al-Qur’an
dan dihormati.
dalam berbagai kitab ulumul qur’an,
Al-Qur’an adalah mu’jizat.
ditinjau dari segi bahasa (lughowi
Manusia tak akan sanggup membuat
atau etimologis) bahwa kata Al-
yang senilai dengan Al-Qur’an, baik
Qur’an merupakan bentuk mashdar
satu mushaf maupun hanya satu ayat.
dari kata qoro’a/ yaqro’uu/
Al-Qur’an itu diturunkan ke
qiroo’atan/ wa qor’an/ wa
dalam hati Nabi SAW melalui
qur’aanan. Kata qoro’a berarti
malaikat Jibril AS (Q. S. 26:192).
menghimpun dan menyatukan; Al-
Hikmahnya kepada kita adalah
Qur’an pada hakikatnya merupakan
hendaknya Al-Qur’an masuk ke
himpunan huruf-huruf dan kata-kata
dalam hati kita. Perubahan perilaku
yang menjadi satu ayat, himpunan
manusia sangat ditentukan oleh
ayat-ayat menjadi surat, himpunan
hatinya. Jika hati terisi dengan Al-
surat menjadi mushaf Al-Qur’an. Di
Qur’an, maka Al-Qur’an akan
samping itu, mayoritas ulama
mendorong kita untuk
mengatakan bahwa Al-Qur’an
menerapkannya dan
dengan akar kata qoro’a, bermakna
memasyarakatkannya. Hal tersebut
tilawah: membaca. Kedua makna ini
terjadi pada diri Rasululullah SAW,
bisa dipadukan menjadi satu,
ketika Al-Qur’an diturunkan kepada
menjadi “Al-Qur’an itu merupakan
beliau. Ketika A’isyah ditanya
himpunan huruf-huruf dan kata-kata
tentang akhlak Nabi SAW, beliau
yang dapat dibaca” (Fahd bin
menjawab: Kaana khuluquhul
Abdurrohman ar-Rumi, 1996).
qur’an; akhlak Nabi adalah Al-
Makna Al-Qur’an secara istilah,
Qur’an.
Al-Qur’an itu adalah “Firman Allah
Al-Qur’an disampaikan secara
SWT yang menjadi mu’jizat abadi
mutawatir. Al-Qur’an dihafalkan dan
kepada Rasulullah yang tidak
ditulis oleh banyak sahabat. Secara
mungkin bisa ditandingi oleh
turun temurun Al-Qur’an itu
manusia, diturunkan ke dalam hati
diajarkan kepada generasi
Rasulullah SAW, diturunkan ke
berikutnya, dari orang banyak ke
generasi berikutnya secara
orang banyak. Dengan cara seperti
mutawatir, ketika dibaca bernilai
itu, keaslian Al-Qur’an terpelihara,
ibadah dan berpahala besar”. Dari
sebagai wujud jaminan Allah
pengertian di atas terdapat lima
terhadap keabadian Al-Qur’an. (Q.S.
bagian penting (Yayasan
15:9).
Arwaniyyah, 2010):
Membaca Al-Qur’an bernilai
Al-Qur’an merupakan firman
ibadah, berpahala besar di sisi Allah
Allah SWT sebagaimana firman
SWT. Nabi bersabda: “Aku tidak
Allah yang berbunyi “Ucapannya itu
mengatakan alif laam miim satu
tiada lain hanyalah wahyu yang
huruf, tetapi alif satu huruf, laam
diwahyukan (kepadanya)”, (QS
satu huruf, miim satu huruf dan satu
53:4). Karena wahyu yang datang
kebaikan nilainya 10 kali lipat”
dari Allah Yang Maha Mulia dan
(Yaqub, 1990).
Maha Agung. Maka firman-Nya (Al-
Qur’an) pun menjadi mulia dan

3
Ali bin Abi Thalib berkata: Aku jalan yang lurus” (HR Tirmidzi dari
dengar Rasulullah SAW bersabda: Ali r.a.).
“Nanti akan terjadi fitnah
(kekacauan, bencana)” Bagaimana 2.2 Ilmu Tajwid
jalan keluar dari fitnah dan 2.2.1 Pengertian Ilmu Tajwid
kekacauan itu Hai Rasulullah? Rasul
menjawab: “Kitab Allah, di Tajwid secara bahasa berasal
dalamnya terdapat berita tentang dari kata jawwada, yujawwidu
orang-orang sebelum kamu, dan tajwidan yang artinya membaguskan
berita umat sesudah kamu (yang
akan datang), merupakan hukum atau membuat jadi bagus. Dalam
diantaramu, demikian tegas, barang pengertian lain menurut lughoh,
siapa yang meninggalkan Al-Qur’an tajwid dapat pula diartikan sebagai
dengan sengaja Allah akan Segala sesuatu yang mendatangkan
membinasakannya, dan barang siapa kebajikan. Sedangkan pengertian
yang mencari petunjuk pada tajwid menurut istilah adalah Ilmu
selainnya Allah akan
yang dengan ilmu tersebut diberikan
menyesatkannya (Yaqub, 1990).
Al-Qur’an adalah tali Allah yang segala pengertian tentang huruf, baik
sangat kuat, cahaya Allah yang hak-hak huruf (haqqul harf) maupun
sangat jelas, peringatan yang sangat hukum-hukum baru yang timbul
bijak, jalan yang lurus, dengan Al- setelah hak-hak huruf (mustahaqqul
Qur’an hawa nafsu tidak akan harf) dipenuhi yang terdiri atas sifat-
melenceng, dengannya lidah tidak sifat huruf, hukum-hukum mad, dan
akan bercampur dengan yang salah,
lain sebagainya. Sebagai contoh
pendapat manusia tidak akan
bercabang, dan ulama tidak akan tarqiq, tafkhim dan yang semisalnya
merasa puas dan kenyang dengan Al- (Zarkasyi, 1989).
Qur’an, orang-orang bertaqwa tidak
akan bosan dengannya, Al-Qur’an Ilmu Tajwid menurut istilah
tidak akan usang sekalipun banyak adalah “suatu ilmu pengetahuan cara
diulang, keajaibannya tidak akan membaca Al-Qur’an dengan baik
habis, ketika jin mendengarnya dan tertib menurut makhrojnya,
mereka berkomentar “Sungguh kami panjang pendeknya, tebal tipisnya,
mendengarkan Al-Qur’an yang
berdengung atau tidaknya, irama
menakjubkan” (Al-Qattan, 2007).
Barang siapa yang mengetahui dan nadanya, serta titik komanya
ilmunya dia akan sampai dengan yang sudah diajarkan oleh Rasulullah
cepat ke tempat tujuan. Barang siapa kepada para sahabatnya”. Jadi Ilmu
berbicara dengan landasannya selalu Tajwid ini sangat penting bagi para
benar, barang siapa berhukum pembaca Al-Qur’an sebagai
dengannya hukumnya adil, barang pengantar membaca Al-Qur’an yang
siapa yang mengamalkan Al-Qur’an
benar, karena tanpa ilmu tajwid
dia akan mendapatkan pahala,
barang siapa yang mengajak kepada orang membaca Al-Qur’an akan
Al-Qur’an dia diberikan petunjuk ke seenaknya sendiri seperti membaca

4
bacaan yang lain semisal syair. mengandung makna karena bunyinya
Untuk menghindari kesalahan dalam menjadi tidak jelas.
membaca Al-Qur’an maka Mustahaqqul harf (‫)ﻖﺤﺘﺴﻣ اﳊﺮف‬
dibutuhkan pemahaman ilmu tajwid yaitu hukum-hukum baru (‘aridiah)
yang timbul oleh sebab-sebab
(Munandar, 2012).
tertentu setelah hak-hak huruf
2.2.2 Hukum Mempelajari Ilmu melekat pada setiap huruf. Hukum-
Tajwid hukum ini berguna untuk menjaga
Adapun hukum dalam hak-hak huruf tersebut, makna-
mempelajari ilmu tajwid sebagian makna yang terkandung di dalamnya
ulama berpendapat wajib hukumnya serta makna-makna yang
mempelajari ilmu tajwid itu. Dengan dikehendaki oleh setiap rangkaian
alasan dari firman Allah surat al- huruf (lafadh). Mustahaqqul harf
Muzammil ayat 4 yang berbunyi: meliputi hukum-hukum seperti idh-
“Atau lebih dari seperdua itu. dan har, ikhfa’, iqlab, idghom, qolqolah,
bacalah Al-Quran itu dengan tafkhim, tarqiq, madd, waqof dan
perlahan-lahan”, (Zarkasyi, 2003). lain-lain.
Maksud dari ayat diatas yaitu Pengertian ilmu tajwid adalah
kalau kita membaca Al-Qur’an ilmu yang dipergunakan untuk
sesuai aturan yang ada di dalam ilmu mengetahui tempat keluarnya huruf
tajwid. Karena Al-Qur’an setiap (makhraj) dan sifat-sifatnya serta
sholat harus dibaca dan untuk dapat bacaan-bacaannya. Hukum
membaca Al-Qur’an (surat al- mempelajari ilmu tajwid sebagai
Fatihah) dengan baik dan benar maka disiplin ilmu adalah fardlu kifayah
wajib belajar ilmu Al-Qur’an yaitu ataupun merupakan kewajiban
ilmu tajwid. kolektif. Adapun hukum membaca
Dalam hal ini Imam Al-Jazaary Al-Qur'an dengan memakai aturan-
berpendapat “wajib” benar yaitu aturan tajwid adalah fardlu’ ain atau
“pelajarilah ilmu tajwid kewajiban merupakan kewajiban pribadi.
yang pasti karena begitulah Tuhan Dalam kitab Hidayatul Mustafid fi
menurunkan kepada Nabi Ahkamit Tajwid dijelaskan: “Tidak
Muhammad SAW, membaca Al- ada perbedaan pendapat bahwasanya
Qur’an tak bertajwid itu berdosa dan (mempelajari) ilmu tajwid hukumnya
keji”. fardlu kifayah. Sementara
Berdasarkan pengertian-pengertian mengamalkannyam (membaca Al-
di atas ruang lingkup tajwid secara Qur'an) hukumnya fardu ’ain bagi
garis besar dapat kita bagi menjadi setiap muslim dan muslimah yang
dua bagian (Abdurrohim, 2003): telah mukalaf” (Al-Salih, 1991).
Para ulama mendefinisikan
Haqqul harf ( ‫ ) اﳊﺮف ﻖﺣ‬yaitu
tajwid yakni memberikan kepada
segala sesuatu yang wajib ada
huruf akan hak-hak dan tertibnya,
(‘azimah) pada setiap huruf. Hak
mengembalikan huruf kepada
huruf meliputi (shifatul harf) dan
makhroj dan asalnya serta
tempat-tempat keluarnya huruf
menghaluskan pengucapannya
(makharijul harf). Apabila hak huruf
dengan cara yang sempurna tanpa
ditiadakan, maka semua suara yang
berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan
diucapkan tidak mungkin

5
dipaksa-paksakan. Para ulama perlahan-lahan” (Yayasan
menganggap qiraat qur’an (apalagi Arwaniyyah, 2010).
menghafal) tanpa tajwid sebagai
suatu lahn-lahn adalah kerusakan 2.2.4 Hukum Nun Mati dan
atau kesalahan yang menimpa lafadh, Tanwiin
baik secara khafiy maupun secara
jaliy. Lahn jaliy adalah kerusakan Pada nun sukun dan tanwin terdapat
pada lafadh secara nyata sehingga bunyi ’n’. Ada 4 kasus mengenai
dapat diketahui oleh ulama qiraat bunyi ’n’ pada nun sukun dan
maupun lainnya, menjadikan tanwin tersebut yaitu: iqlaab,
kesalahan i’rab atau shorof. Lahn izhhaar, idghaam dan ikhfaa’
khafiy adalah kerusakan pada lafadh (Mistari, 2011).
yang hanya dapat diketahui oleh 1. Iqlab
ulama qiraat dan para pengajar nun sukun atau tanwin
qur’an yang cara bacanya diterima bertemu dengan huruf ba’,
langsung dari para ulama qiraat dan
maka cara bacanya adalah
kemudian dihafalkan dengan teliti
berikut keterangan tentang lafadh- menukar bunyinya menjadi
lafadh yang salah itu (Kurniawan, mim, ditekan dan ditahan
2009). sedikitnya dua harokat.
Contoh :
2.2.3 Tujuan Mempelajari Ilmu
Tajwid
Tujuan mempelajari ilmu
tajwid adalah mencapai
kesempurnaan dalam penetapan
(pengucapan) lafadh Allah Gambar 2.1 Contoh Iqlab
sebagaimana yang disampaikan oleh 2. Izhhaar
Nabi Muhammad SAW yang  Idh-har Halqi ialah nun
lisannya lebih fasih. Tujuan yang sukun/tanwin bertemu salah
lain yaitu untuk menjaga lisan dari satu huruf Hamzah (alif),
kesalahan saat membaca kitabullah ha, kha’, ‘ain, ghain, ha.
(Al-Qattan, 2007). Cara membacanya harus
terang, jelas dan pendek,
Dengan demikian hal ini bunyi suaranya tidak samar,
menjadi kewajiban kita sebagai tidak dengung dan tidak
seorang muslim, bahwa kita harus boleh ditahan dan jangan
menjaga dan memelihara ditekan. Contoh :
kehormatan, kesucian dan kemurnian
Al-Qur'an di antaranya adalah
dengan membaca Al-Qur'an secara
baik dan benar sesuai dengan kaidah
ilmu tajwidnya. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam surat Al- Gambar 2.2 Contoh Izhhaar
Muzammil ayat 4 yang berbunyi: Halqi
“Bacalah Al Quran itu dengan

6
 Idh-har Wajib jika huruf Gambar 2.5 Contoh
yang diidghomkan dalam Idghaam Bilaghunnah
satu kata, maka
membacanya harus
diidzharkan, tidak dengung, 4. Ikhfaa
Ikhfa’ Haqiqi ialah nun sukun
tidak ditekan dan tidak atau tanwin bertemu salah satu
boleh ditahan. Contoh : huruf 15 (ta’, tsa’, jim, dal, dzal,
sin, syin, shad, dlad, tha’, dha’,
fa’, qaf, kaf, za’. Cara
Gambar 2.3 Contoh Izhhaar membacanya dengan
Wajib menyamarkan bunyinya,
mendengung, ditekan dan
3. Idghaam ditahan sedikitnya dua harokat.
 Idgham Bighunnah ialah Contoh:
nun sukun/tanwin bertemu
salah satu huruf ya’, nun,
mim, wawu. Cara bacanya
dengan memasukkan nun
mati atau tanwin kepada
huruf didepannya dengan
mendengung, ditekan dan
ditahan sedikitnya dua
harokat. Contoh: Gambar 2.6 Contoh Ikhfaa

2.1 Unicode
Arabic Unicode adalah kode
dalam bahasa komputer yang bisa
memunculkan dalam bentuk bahasa arab
yang utuh dan sesuai, range Unicode
Gambar 2.4 Contoh Idghaam dalam bahasa Arab adalah 0600 – 06FF
ini dalam bentuk hexadecimal, dan untuk
desimalnya menempati 1536 – 1791.
 Idgham Bilaghunnah ialah
nun sukun/tanwin bertemu 2.1 Algoritma Stemming
lam atau ra’. Cara Stemming adalah salah satu cara
membacanya dengan yang dengan cara mentransformasi
mengidghomkan atau kata - kata dalam sebuah dokumen
memasukkan nun mati atau teks ke kata dasarnya. Algoritma
tanwin pada lam dan ro’ Stemming untuk bahasa yang satu
tanpa dengung, tidak ditekan berbeda dengan algoritma Stemming
dan tidak boleh ditahan. untuk bahasa lainnya (Al-Maimani,
Contoh: 2007). Sebagai contoh Bahasa Inggris
memiliki morfologi yang berbeda
dengan Bahasa Indonesia sehingga
algoritma Stemming untuk kedua
bahasa tersebut juga berbeda. Proses
Stemming pada teks berbahasa

7
Indonesia lebih rumit/ kompleks 4. Pembahasan
karena terdapat variasi imbuhan yang
harus dibuang untuk mendapatkan 4.1 Implementasi
root word dari sebuah kata (Yosi, Implementasi merupakan salah
2009). satu tahapan dimana aplikasi siap
dioperasikan pada keadaan yang
2.1 Algoritma Light Stemming sebenarnya sehingga dapat diketahui
Algoritma light stemmer adalah apakah program yang kita buat
algoritma Stemming yang hanya benar-benar dapat menghasilkan
menghilangkan imbuhan depan sebuah keluaran yang sesuai dengan
(prefix) dan imbuhan belakang tujuan yang diinginkan.
(suffiks) (Chen and Gay, 2003).
Sesuai dengan rule yang telah di 5 Penutup
tentukan dari karakter yang paling
banyak di gunakan, adapun karakter 5.1. Kesimpulan
yang paling banyak di gunakan Berdasarkan rancangan,
tersebut di bagi menjadi 2 yaitu pembangunan dan implementasi
karakter imbuhan depan dan aplikasi pengenalan dan
imbuhan belakang yang sering di pembelajaran ilmu tajwid dapat
pakai. ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Telah dibuat aplikasi
3. Perancangan Sistem pendeteksian hukum bacaan
Pada tahap ini dilakukan perancangan tajwid nun sukun dan tanwin
sistem menggunakan flowchart dan menggunakan algoritma
UML (Unified Modeling Language) stemming dengan memecah
yang meliputi use case dan activity ayat Al-Qur’an menjadi
diagram dengan tujuan untuk bentuk hijaiyah lalu
menghasilkan rancangan sistem dikodekan dengan Unicode
penentuan ilmu Tajwid yang dapat kemudian sistem akan
digunakan oleh user dalam mendeteksi berapa jumlah
mempelajari Al-Qur’an. bacaan tajwid dari ayat
Start tersebut.
Kalimat Al- 2. Aplikasi ini
Qur’an

diimplementasikan dengan
Light Stemming metode stemming dan
aplikasi berbasis dekstop
Proses Unicode
dengan menggunakan bahasa
pemrograman java dengan
Deteksi Tajwid
menunjukkan hasil yang
Ya Tidak
relevan dengan akurasi sistem
Terdeteksi
lebih dari 50%.
Sesuai Tidak Sesuai
3. Aplikasi ini telah lolos uji
Bacaan Tajwid akurasi dengan rata-rata
tingkat akurasi sebesar
END
79,71%.
Gambar 3.1 Flowchart System

8
5.3. Saran An Approach Towards Using
Dengan segala kelebihan yang Synonyms & Derivatives. Sultan
terdapat pada proyek akhir ini, tidak Qaboos University. Sultanate of
terlepas dari kekurangan yang Oman.
tentunya sangat diharapkan adanya 3. Al-Qattan, M. K.. 2007. Studi
saran-saran yang mendukung proses Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, terjemahan
penyempurnaannya. Penulis ingin Mudzakir. Bogor: Pustaka Antar
memberikan beberapa saran yang Nusa. cet II. hlm. 265-266.
mungkin dapat membantu dalam 4. Al-Salih, S. 1991. Membahas
pengembangan Tugas Akhir ini Ilmu-Ilmu Al-Quran. Jakarta: Tim
adalah sebagai berikut: Pustaka Firdaus
1. Pada penelitian ini sistem 5. Chen, A. and Gey, F. 2003.
hanya mendeteksi hukum Building Arabic Stemmer for
bacaan nun sukun dan Information Retrieval. USA:
tanwin, sebaiknya dalam University Of California.
pengembangan selanjutnya 6. Fahd bin Abdurrohman ar-Rumi.
menambahkan hokum bacaan 1996. Ulumul Qur’an: Studi
yang lain agar lebih Kompleksitas al-Qur'an.
sempurna seperti Qalqalah, Yogyakarta: Titian Ilahi Press.
Mad dan Mim sukun. hlm. 82-84.
2. Penelitian ini menggunakan 7. Kurniawan, Ady Purna. 2009.
metode algoritma light “Panduan Belajar Cara Membaca
stemming berbasis dekstop, Al Quran (Tajwid) Berbasis
sebaiknya pada penelitian Macromedia Flash 8 (Studi Kasus
selanjutnya dikembangkan Di Pondok Pesantren Modern
menjadi berbasis android. Assalam)”. Skripsi. Surakarta:
3. Berdasarkan rancangan dan Fakultas Teknik Jurusan Teknik
pengembangan sistem telah Elektro Universitas
diketahui adanya kelemahan, Muhammadiyah Surakarta.
yaitu sistem terkadang tidak 8. Lovins, J. B.. 1968. Development
dapat membedakan tanwin of a Stemming Algorithm.
diharapkan pengembangan Cambridge: Massachusetts
selanjutnya dapat Institute of Technology.
membedakan tanwin. 9. Mistari, dkk. 2011. “Aplikasi
Belajar Membaca dan
Mengucapkan Huruf Hijaiyah
Daftar Pustaka Dengan Tajwid Berbasis
Android”. Tugas Akhir. Surabaya:
1. Abdurrohim, A. L. 2003. Institut Teknologi Sepuluh
Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. November.
Bandung: CV. Penerbit 10. Munandar, Wakhid Arif. 2012.
Diponegoro, hlm. 6. “Aplikasi Pencarian Hukum
2. Al-Maimani, Maqbool , Al – Bacaan Tajwid Pada Juz Amma”.
Naamany , Ahmed dan Spanyol, Skripsi. Surakarta : Fakultas
Otto. 2007. Searching For Arabic- Komunikasi dan Informatika
Based E-Learning Web Services :

9
Jurusan Informatika Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
11. Yosi, P. A. 2009. Stemming
untuk Teks Berbahasa Indonesia
dan Pengaruhnya dalam
Kategorisasi. Tugas Akhir
Teknik Informatika Institut
Teknologi Telkom.
12. Yaqub, A. M. 1990. Nasehat Nabi
Kepada Pembaca dan Penghafal
Qur’an. Jakarta: Gema Insani.
hlm. 18.
13. Yayasan Arwaniyyah. 2010. Al
Qur’an dan Terjemahannya.
Kudus: Percetakan Buya Offset.
cet II, hlm. 575.
14. Zarkasyi. 2003. Pelajaran Tajwid
Qaedah Bagaimana Mestinya
Membaca Al-Quran Untuk
Pelajaran Permulaan. Surabaya :
Trimurti.
15. Zarkasyi, D. S. 1989. Pelajaran
Ilmu Tajwid Praktis. Semarang:
Yayasan Pendidikan Al-Qur’an
Raudhatul Mujawwadin. hlm. 23-
31.

10

Anda mungkin juga menyukai