DISUSUN OLEH :
1Ahmad Nawawi
2.Agustina
3.Noris Sagita
4.Torik Asabak
5.Verra Susanti
6.Very Julius Wijaya
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pra instrumentasi
Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :
1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
Pengisian formulir dilakukan secara lengkap, hal ini penting untuk tertukarnya hasil ataupun
dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus
dan jangka panjang.
2. Persiapan Penderita
a) Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira- kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan
volume plasma.
b). Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematology misalnya : asam
folat, vit B12 dll.
c). Waktu Pengambilan
Bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari terutama pada pasien rawat inap.
d). Posisi Pengambilan
Posis berbaring kemudian berdiri dapat mengurangi volume plasma 10%.
B. Interpretasi Data
Menentukan aspek positif klien
Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian menyimpulkan bahwa
klien memiliki aspek positif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu
memecahkan masalah klien yang dihadapi.
Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut mengalami keterbatasan
dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.
Menentukan masalah klien yang pernah dialami
Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu untuk melawan
infeksi tersebut.
Menentukan keputusan
Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang ditemukan.
Tidak ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu peningkatan status dan fungsi kesehatan
Masalah kalaboratif
Berkonsuktasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang kompeten dan berkalaborasi
untuk penyelesaian masalah tersebut.
C. Validasi Data
Perawat memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan bersama klien,
keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengerjakan pertanyaan dan
pernyataan yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan interpretasi data.
( Iyer, taptid dan Bernochi – Losey dalam nursalam, 2004 ; 66 )
Diagnosis keperawatan dapat dibedakan menjadi 5 kategori ( Caipe, 2000 dalam nurasalam,
2004 ; 69 ) :
1. Aktual
Menjelaskan masalah yang sedang terjadi saat ini dan harus sesuai dengan data- data klinik
yang diperoleh.
Diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan adalah kekurangan volume cairan ubuh
berhubungan denag kehilangan cairan secara abnormal( Taylor, lilis dan Lemore, 1988 ; 283
dalam nursalam 2004; 69).
2. Risiko
Menjelaskan malasah kesehatan yang akan terjadi maka tidak dilakukan intervensi
keperawatan ( Keliat, 1990 dalam nursalam 2004 ; 69 )
3. Potensial
Data tambahan digunakan untuk memastikan masalah keperawatan yang potensial.
Perawat dituntut untuk berfikir lebih kritis dalam mengumpulkan data yang menunjang
gangguan konsep diri.
4. Sejahtera
Keputusan klinis tentang status kesehatan klien, keluarga, atau masyarakat dalam transisi
dan tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5. Sindrom
Diagnosis yang terdiri beberapa diagnosis keperawatan actual dan risiko tinggi yang
diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian.
2.2 Persiapan Pemeriksaan Laboratorium/spesimen
1. DARAH
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
specimen darah. Antara lain :
Darah Rutin :
o Hemoglobin/HB
Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal
o Hematokrit/HT
Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah
o Trombosit
Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis
Darah Kimia :
o SGPT ( serum glumatik piruvik transaminase )
Pemeriksaan SGPT digunakan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler.
Cara : - ambil darah + 5- 10 ml dari vena
- masukan pada tabung
- hindari hemolisis
- berikan label dan tanggal
o Albumin
Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis oleh
hepar, yang bertujuan untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti luka bakar ,
gangguan ginjal.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
- berikan label dan tanggal
o Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, luka bakar dan
kehamilan.
Cara : - ambil darah + 5-7ml dari vena
- masukan pada tabung
- berikan label dan tanggal
o Bilirubin
Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin.
Bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh batu/ neoplasma,
hepatitis.
Bilirubin indirect dilakukan untuk mendeteksi adanaya anemia, malaria.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
- hindari hemolisis
- berikan label dan tanggal
o Ekstrogen
Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause
dan pasca menopause.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
2. URINE
a. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
specimen urine. Antara lain :
o Asam urat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan pada penyakit ginjal,
eklampsia, keracunan timah hitam dan leukemia.
Cara : - tampung urine 24 jam dan masukan ke dalam botol/ tabung
- berikan label dan tanggal pengambilan
o Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, penyakit
hepar dan kanker hepar.
Cara : - gunakan ictotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan bilirubiuria.
- tetskan urine + 5 tetes pada tempat pemeriksaan
asbestos- cellulose.
- masukan tablet dan tambahan 2 tetes air
- hasil positif jika warna biru/ ungu
- hasil negative jika warna merah
b. Jenis urine
1. Urine sewaktu
Urine yang dikeluarkan seawktu- waktu bila diperlukan pemeriksaan
2. Urine pagi
Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur
3. Urine pasca prandial
Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan
4. Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan selama 24 jam
Pemeriksaan lain yang menggunakan specimen urine antara lain, pemeriksaan uriilinogen
untuk menentukan kadar kerusakan hepar, penyakit hemolisis dan infeksi berat.
Pemeriksaan urinealisasi digunakan untuk menentukan berat jenis kadar glukosa dan
pemeriksaan lainnya.
2. FESES
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman seperti,
salmonella, shigella, escherichiacoli, staphylococcus dll.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Tampung bahan dengan menggunakan spatel steril
2. Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup
3. Feses jangan dicampur dengan urine
4. Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
5. berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
3. SPUTUM
Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Siapkan wadah dalam keadaan steril
2. Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan
3. Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan sputum
4. Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup
5. Bila kultur untuk pemeriksaan BTA ( Bakteri Tahan Asam ) ikut instruksi yang ada pada
botol penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum yang dilakukan selama 3 hari
berturut turut.
2. RONTGEN
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran
sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya
jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Lakukan informed consent
2. Tidak ada pembatasan makanan / cairan
3. Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA ( Posterior Anterior) dapat dilakukan dengan
posisi berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan.
4. Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru pengambilan foto sinar
x.
5. Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi ukuran dan
bentuk jantung.
6. Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien tidur terlentang
dengan tangan menjauh dari tubuh serta testis harus dilindungi.
7. Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata dan gigi palsu harus dlepaskan sebelum
pelaksanaan foto.
8. Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur maka anjurkan puasa dan immobilisasi pada
daerah fraktur.
4. MAMMOGRAFI
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian
payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara
periodik.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Lakukan informed consent
2. Tidak ada pembatasan cairan dan makanan
3. Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher
4. Gunakan pakaian kertas / gaun bagian depan terbuka
5. Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu diatas meja kaset sinar x.
6. Lalu lakukan pemeriksaan
5. ENDOSKOPI
Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada
saluran cerna.
Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer
6. KOLONOSKOPI
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan
pada saluran colon.
Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll
7. CT. Scaning
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta
khusus.
Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen
8. EEG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak ( melihat kelainan pada gel.
Otak )
Indikasi : epilepsy, trauma capitis
Dengan memasangkan elektroda pada bagian kepal klien.
9. EKG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat system hantaran/konduksi dari jantung indikasi : MCI,
Angna fektoris, gagal jantung
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa pemeriksaan diagnostik adalah masalah kesehatan aktual dan potensial
dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai
kewenangan standar praktik keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku di
Indonesia
3.2 Saran
Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja profesional dalam
menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat yang idela dan bertanggung
jawab. Sehingga pasien dapat merasakan kepuasan atas asuhan keperawatan yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA