Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

DISUSUN OLEH :

1Ahmad Nawawi
2.Agustina
3.Noris Sagita
4.Torik Asabak
5.Verra Susanti
6.Very Julius Wijaya

DOSEN PEMBIMBING : Anita Apriani

PROGRAM STUDY DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2010-2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diagnostic dan spesimen adalah suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk
menegakkan suatu diagnose penyakit klien atau pasien.
Karena, melaui pemeriksaan ini kita dapat mengetahui tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan / penyakit.
Factor-faktor yang menegakkan suatu masalah, kemampuan klien untuk mengatasi
masalah.
Jenis-jenis pemeriksaan diagnostic, yaitu : USG, RONTGEN, PAP SMEAR, ENDOSKOPI,
KOLONOSKOPI, CT.SCANING, MMAMOGRAFI, EEG, EKG.
Jenis-jenis spesimen yaitu pemeriksaan darah, urine, feses, sputum.
Sumber kesalahan diagnostic yaitu : kesalahan pengumpulan data, kesalahan dalam
interpretasi dan analisis data, kesalahan dalam pengelompokan data, kesalahan dalam
pernyataan diagnostik.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang penulis buat, yaitu :
 Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan diagnostic ?
 Apa saja jenis pemeriksaan diagnostic ?

1.3 Tujuan Penulisan


Umum
Setelah mempelajari mahasiswa memahami, mengerti tentang diagnostic dan specimen .
1

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan melakukan study
pustaka dan via internet, yang artinya penulis mengunjungi perpustakaan yang ada di
STIKES Muhammadiyah Palembang dan di website untuk mencari berbagai referensi untuk
melengkapi data dalam membuat makalah ini.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Pengertian
Diagnostik keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai
kewenangan standar praktik keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku
di Indonesia ( Gordon,1976 dalam nursalam, 2004;59 )
Persiapan Pemeriksaan Diagnostik
Hasil suatu pemeriksan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan pragnosa, karena itu perlu diketahui factor ysng
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium (Ambarwati,2010)
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :

A. Pra instrumentasi
Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :
1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
Pengisian formulir dilakukan secara lengkap, hal ini penting untuk tertukarnya hasil ataupun
dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus
dan jangka panjang.
2. Persiapan Penderita
a) Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira- kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan
volume plasma.

b). Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematology misalnya : asam
folat, vit B12 dll.
c). Waktu Pengambilan
Bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari terutama pada pasien rawat inap.
d). Posisi Pengambilan
Posis berbaring kemudian berdiri dapat mengurangi volume plasma 10%.
B. Interpretasi Data
 Menentukan aspek positif klien
Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian menyimpulkan bahwa
klien memiliki aspek positif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu
memecahkan masalah klien yang dihadapi.
 Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut mengalami keterbatasan
dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.
 Menentukan masalah klien yang pernah dialami
Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu untuk melawan
infeksi tersebut.

 Menentukan keputusan
Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang ditemukan.

Tidak ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu peningkatan status dan fungsi kesehatan

 Masalah yang akan muncul


Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih mengidentifikasi masalah- masalah yang
akan muncul.

 Masalah kalaboratif
Berkonsuktasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang kompeten dan berkalaborasi
untuk penyelesaian masalah tersebut.

C. Validasi Data
Perawat memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan bersama klien,
keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengerjakan pertanyaan dan
pernyataan yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan interpretasi data.
( Iyer, taptid dan Bernochi – Losey dalam nursalam, 2004 ; 66 )

Diagnosis keperawatan dapat dibedakan menjadi 5 kategori ( Caipe, 2000 dalam nurasalam,
2004 ; 69 ) :
1. Aktual
Menjelaskan masalah yang sedang terjadi saat ini dan harus sesuai dengan data- data klinik
yang diperoleh.
Diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan adalah kekurangan volume cairan ubuh
berhubungan denag kehilangan cairan secara abnormal( Taylor, lilis dan Lemore, 1988 ; 283
dalam nursalam 2004; 69).
2. Risiko
Menjelaskan malasah kesehatan yang akan terjadi maka tidak dilakukan intervensi
keperawatan ( Keliat, 1990 dalam nursalam 2004 ; 69 )
3. Potensial
Data tambahan digunakan untuk memastikan masalah keperawatan yang potensial.
Perawat dituntut untuk berfikir lebih kritis dalam mengumpulkan data yang menunjang
gangguan konsep diri.
4. Sejahtera
Keputusan klinis tentang status kesehatan klien, keluarga, atau masyarakat dalam transisi
dan tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5. Sindrom
Diagnosis yang terdiri beberapa diagnosis keperawatan actual dan risiko tinggi yang
diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian.
2.2 Persiapan Pemeriksaan Laboratorium/spesimen
1. DARAH
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
specimen darah. Antara lain :

Darah Rutin :
o Hemoglobin/HB
Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal
o Hematokrit/HT
Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah
o Trombosit
Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis

Darah Kimia :
o SGPT ( serum glumatik piruvik transaminase )
Pemeriksaan SGPT digunakan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler.
Cara : - ambil darah + 5- 10 ml dari vena
- masukan pada tabung
- hindari hemolisis
- berikan label dan tanggal

o Albumin
Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis oleh
hepar, yang bertujuan untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti luka bakar ,
gangguan ginjal.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
- berikan label dan tanggal

o Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, luka bakar dan
kehamilan.
Cara : - ambil darah + 5-7ml dari vena
- masukan pada tabung
- berikan label dan tanggal

o Bilirubin
Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin.
Bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh batu/ neoplasma,
hepatitis.
Bilirubin indirect dilakukan untuk mendeteksi adanaya anemia, malaria.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
- hindari hemolisis
- berikan label dan tanggal

o Ekstrogen
Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause
dan pasca menopause.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung

o Gas Darah Arteri


Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam
basa yang disebabkan oleh gangguan respiratorik/ gangguan metabolic.
Cara : - ambil darah + 1-5ml dari arteri, dengan spuit dan jarum berisikan hepain.
- berikan label dan tanggal

o Gula Darah Puasa


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanaya diabetes.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan ke dalam tabung
- puaskan makan dan minum 12 jam sebelum pemeriksaan

o Gula Darah Postprandial


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes, pemeriksaan dilakukan
setelah makan.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena 2 jam setelah makan pagi/ siang.
- masukan ke dalam tabung
o Gonadotropin Korionik Manusia ( HCG )
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kehamilan.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan ke dalam tabung
- berikan label dan tanggal

2. URINE
a. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
specimen urine. Antara lain :
o Asam urat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan pada penyakit ginjal,
eklampsia, keracunan timah hitam dan leukemia.
Cara : - tampung urine 24 jam dan masukan ke dalam botol/ tabung
- berikan label dan tanggal pengambilan

o Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, penyakit
hepar dan kanker hepar.
Cara : - gunakan ictotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan bilirubiuria.
- tetskan urine + 5 tetes pada tempat pemeriksaan
asbestos- cellulose.
- masukan tablet dan tambahan 2 tetes air
- hasil positif jika warna biru/ ungu
- hasil negative jika warna merah

o Human Chorionic Gonadotropin ( HCG )


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan
Cara : - anjurkan puasa 8-12 jam cairan
- ambil urine 60ml, kemudian lakukan pengumpulan selama 14
jam.
- berikan label dan tanggal

b. Jenis urine
1. Urine sewaktu
Urine yang dikeluarkan seawktu- waktu bila diperlukan pemeriksaan
2. Urine pagi
Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur
3. Urine pasca prandial
Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan
4. Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan selama 24 jam

Pemeriksaan lain yang menggunakan specimen urine antara lain, pemeriksaan uriilinogen
untuk menentukan kadar kerusakan hepar, penyakit hemolisis dan infeksi berat.
Pemeriksaan urinealisasi digunakan untuk menentukan berat jenis kadar glukosa dan
pemeriksaan lainnya.

2. FESES
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman seperti,
salmonella, shigella, escherichiacoli, staphylococcus dll.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Tampung bahan dengan menggunakan spatel steril
2. Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup
3. Feses jangan dicampur dengan urine
4. Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
5. berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
3. SPUTUM
Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Siapkan wadah dalam keadaan steril
2. Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan
3. Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan sputum
4. Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup
5. Bila kultur untuk pemeriksaan BTA ( Bakteri Tahan Asam ) ikut instruksi yang ada pada
botol penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum yang dilakukan selama 3 hari
berturut turut.

2.3 Persiapan Pemeriksaan Diagnostik


1. Ultrasonografi ( USG )
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit/ di
rongga tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan
untuk melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen,
otak, jantung dan ginjal.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Lakukan informed consent
2. Anjurkan pasien untuk berpuasa makan dan minum 8-12 jam sebelum pemeriksaan USG
aorta abdomen, kantung empedu, hepar, limpa dan pancreas.
3. Oleskan Jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG
4. Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke belakang diatas
permukaan kulit.
5. Lakukan antara 10-30 menit
6. Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan gelisah
7. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya udara.
8. Pada pemeriksan obstruktif ( Trimester pertama & kedua ) pelvis dan ginjal pasien ketiga,
pemeriksaan dilakukan pada saat kandung kemih kosong.
9. Bila pemeriksaan pada jantungn anjurkan untuk bernafas secara perlahan- lahan
10. Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit rambut dari
kepala.

2. RONTGEN
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran
sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya
jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Lakukan informed consent
2. Tidak ada pembatasan makanan / cairan
3. Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA ( Posterior Anterior) dapat dilakukan dengan
posisi berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan.
4. Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru pengambilan foto sinar
x.
5. Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi ukuran dan
bentuk jantung.
6. Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien tidur terlentang
dengan tangan menjauh dari tubuh serta testis harus dilindungi.
7. Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata dan gigi palsu harus dlepaskan sebelum
pelaksanaan foto.
8. Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur maka anjurkan puasa dan immobilisasi pada
daerah fraktur.

3. PAP SMEAR ( Papanicolaou Smear )


Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya
kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji
respons terhadap kemoterapi dan radiasi.
Persiapan dan pelaksanaan :
1. Lakukan informed consent
2. Tidak ada pembatasan makanan dan cairan
3. Anjurkan pasien untuk tidak melakukan irigasi vagina ( pembersihan vagina dengan zat lain
) memasukan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang- kurangnya 24
jam
4. Spekulum yang sudah dilumasi dengan air dengan air megalir dimasukan ke vagina .
5. Pap stick digunakan untuk mengusap serviks kemudian pindahkan ke kaca mikroskop dan
dibenamkan ke dalam cairan fiksasi.
6. Berikan label nama dan tanggal pemeriksaan

4. MAMMOGRAFI
Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian
payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara
periodik.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Lakukan informed consent
2. Tidak ada pembatasan cairan dan makanan
3. Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher
4. Gunakan pakaian kertas / gaun bagian depan terbuka
5. Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu diatas meja kaset sinar x.
6. Lalu lakukan pemeriksaan

5. ENDOSKOPI
Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada
saluran cerna.
Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer

6. KOLONOSKOPI
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan
pada saluran colon.
Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll

7. CT. Scaning
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta
khusus.
Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen

8. EEG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak ( melihat kelainan pada gel.
Otak )
Indikasi : epilepsy, trauma capitis
Dengan memasangkan elektroda pada bagian kepal klien.

9. EKG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat system hantaran/konduksi dari jantung indikasi : MCI,
Angna fektoris, gagal jantung

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa pemeriksaan diagnostik adalah masalah kesehatan aktual dan potensial
dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai
kewenangan standar praktik keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku di
Indonesia

3.2 Saran
Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja profesional dalam
menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat yang idela dan bertanggung
jawab. Sehingga pasien dapat merasakan kepuasan atas asuhan keperawatan yang
diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta : Salemba


Medika

http : // eny ratna ambarwati.blogspot.com/2010/02/pemeriksaan diagnostic : html

http: // Riswanto. Blogspot. Com/2010/02/pengumpulan specimen-darah-urine-sputum-feses.html

Anda mungkin juga menyukai