Abstract
The malnutrition research in Medan at 2011 showed that children under five years are
classified as at risk of severe undernutrition are still quite serious. The aim of research was to
analyze the effect of training on knowledge and action cadres in growth monitoring of under
five years old. This research was a quasi-experimental study with nonrandomized design of
pre-test-post-test design. This research was conducted 28 cadres in Medan city at 2014 in
the work area Sunggal Health Center, Desa Lalang Health Center and Tuntungan Health
Center. The results showed that an increase in the average score of knowledge and action
after being given the training cadre. Knowledge scores increased after the training cadre
2,428 points, as well as an increase of action score in the average score of 1,071 points after
training. The results of statistical tests with paired T test obtained significant differences in
knowledge and action cadres before and after the training on growth monitoring of children
under five years old. This means that there are influences of training on knowledge and
action cadres in the growth monitoring of under five years old.
Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Email: idaulinas@gmail.com
Zulhaida Lubis & Isyatun Mardiyah Syahri / Pengetahuan dan Tindakan Kader Posyandu
66
KEMAS 11 (1) (2015) 65-73
67
Zulhaida Lubis & Isyatun Mardiyah Syahri / Pengetahuan dan Tindakan Kader Posyandu
85,7 96,4
90 100
80 90
80 71,4
70
57,1 70
60
60
50 42,9
50
40
40
28,6
30 30 Baik
20 14,3 Baik 20
10 10 3,6
Kurang Kurang
0 0
Pretest Posttest Pretest Posttest
Gambar 1. Pengetahuan Kader Sebelum dan Gambar 2. Tindakan Kader Sebelum dan
Sesudah Pelatihan Sesudah Pelatihan
68
KEMAS 11 (1) (2015) 65-73
69
Zulhaida Lubis & Isyatun Mardiyah Syahri / Pengetahuan dan Tindakan Kader Posyandu
70
KEMAS 11 (1) (2015) 65-73
angket yang menanyakan tentang isi materi yang %. Meningkatnya jumlah kader yang terampil
diukur dari subjek penelitian atau responden disebabkan karena adanya stimulus berupa
dalam pengetahuan yang ingin diketahui atau pelatihan yang dilakukan degan metode
disesuaikan. Hasil penelitian juga menunjukkan ceramah dan diskusi, serta praktek atau latihan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari yang diberikan. Berdasarkan hasil analisis
pelatihan terhadap tindakan kader. Hal ini juga dengan menggunakan uji Paired sampel t-test
didukung pendidikan kader yang relatif tinggi pada keterampilan diketahui nilai p < 0,05, yang
yaitu sebanyak 60,6 % kader berpendidikan berarti ada perbedaan yang signifikan pada
SMA bahkan 17,9 % berpendidikan Diploma. tindakan kader setelah mendapat pelatihan
Hasil penelitian Suhat (2014), di Subang tentang pemantauan pertumbuhan balita.
menunjukkan bahwa keaktifan kader posyandu Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa
berhubungan dengan pengetahuan, pekerjaan, ada pengaruh pelatihan tentang pemantauan
pendapatan dan keikutsertaan kader dalam pertumbuhan balita terhadap tindakan kader
organisasi. memantau pertumbuhan balita.
Umur kader dapat mempengaruhi Umur mempunyai kaitan erat dengan
pengetahuan hal ini dikarenakan pada tingkat kedewasaan seseorang yang berarti
usia muda kemampuan untuk menerima kedewasaan teknis dalam arti keterampilan
rangsangan (stimulus) berupa informasi melaksanakan tugas maupun kedewasaan
lebih cepat dibandingkan dengan usia yang psikologis. Dikaitkan dengan tingkat
lebih tua, karena usia lebih tua kemampuan kedewasaan teknis, anggapan yang berlaku
untuk menerima rangsangan (stimulus) adalah ialah bahwa makin lama seseorang
sudah berkurang. Dalam penelitian ini kader melaksanakan tugas tertentu secara lama
umumnyan berumur 20 sampai 49 tahun biasanya meningkatkan kedewasaan teknisnya.
sebanyak 78,5 %. Salah satu teori perubahan Pekerjaan kader mempengaruhi
perilaku adalah teori yang dikemukakan oleh pengetahuan, dimana kader yang bekerja
Skinner (1938) dan Holland (1953), dalam tidak maksimal dalam melaksanakan kegiatan
Notoatmodjo (2007), yang menyatakan bahwa posyandu karena tidak memiliki banyak
proses perubahan perilaku pada hakikatnya waktu untuk mengikuti pelaksanaan posyandu
sama dengan proses belajar, yang terdiri dari sehingga pengetahuan menjadi kurang,
stimulus (rangsang) yang diberikan pada sementara kader yang tidak bekerja memiliki
organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila banyak waktu dalam mengikuti pelaksanaan
stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak posyandu dengan demikian semakin sering
berarti stimulus tersebut efektif mempengaruhi mengikuti kegiatan posyandu keterampilan
perhatian individu, begitu pula sebaliknya. akan meningkat. Salah satu syarat calon
Apabila stimulus telah mendapat perhatian kader adalah wanita yang mempunyai waktu
dari organisme (diterima) maka ia mengerti yang cukup untuk melakukan semua tugas
stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses kader yang telah ditetapkan, dimana kegiatan
berikutnya. Setelah itu organisme mengolah posyandu biasanya dilaksankan pada hari
stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan kerjadan jam kerja. Hal ini ditemukan pada
untuk bertindak demi stimulus yang telah penelitian ini dimana kader sebagian besar
diterimanya (perubahan perilaku). tidak bekerja atau berperan sebagai ibu rumah
Berdasarkan hasil penelitian dapat tangga (78,6 %), sehingga kader mempunyai
diketahui bahwa sebelum dilakukan pelatihan banyak waktu untuk melaksanakan tugasnya
tentang menilai pertumbuhan balita sebagai kader di posyandu. Namun berbeda
ditemukan 71,4 % kader mempunyai tindakan dengan hasil penelitian Suhat (2014), di
atau keterampilan baik dan 28,6 % yang tidak kabupaten Subang yang menemuknan bahwa
baik tindakannya atau yang tidak terampil. kader yang bekerja lebih aktif melaksanakan
Setelah dilakukan pelatihan tentang menilai tugas di posyandu dibandingkan dengan kader
pertumbuhan balita kader yang terampil yang tidak bekerja karena umumnya kader
mengalami peningkatan menjadi 96,4 % dan yang bekerja lebih mapan secara ekonomi dan
yang masih kurang baik tindakannya hanya 3,6 lebih mudah mengatur waktu untuk bertugas
71
Zulhaida Lubis & Isyatun Mardiyah Syahri / Pengetahuan dan Tindakan Kader Posyandu
72
KEMAS 11 (1) (2015) 65-73
Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu. Suhat dan Ruyatul Hasanah. 2014. Faktor-Faktor
Jurnal Kemas, vol 6 No 2. yang Berhubungan dengan Keaktifan
Sistiarini, C., Siti Nurhayati dan Suratman. 2013 Kader Dalam Kegiatan Posyandu (Studi di
Faktor yang Mempengaruhi Peran Kader Puskesmas Palasari Kabupaten Subang).
Dalam Penggunaan Kartu Kesehatan Ibu dan Jurnal Kemas,10 (1) : 73-79.
Anak. Jurnal Kemas, Vol 8 No 2 : 99-105
73