Anda di halaman 1dari 5

Akuntansi Aktiva Tetap

7.1. Dasar Hukum dan Pengertian Aktiva Tetap

7.1.1. Dasar Hukum

Akuntansi aset tetap pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP)


nomor 24 Tahun 2005 dalam standar akuntansi pemerintahan pernyataan No. 07
(PSAP 07) tentang Akuntansi Aset Tetap.

7.1.2. Pengertian Aktiva Tetap

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah
maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum. Aset tetap sering merupakan suatu bagian utama aset
pemerintah, dan karenanya signifikan dalam penyajian neraca. Termasuk dalam aset
tetap pemerintah adalah:

a. Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh
entitas lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan
kontraktor;
b. Hak atas tanah.
Tidak termasuk dalam definisi aset tetap adalah aset yang dikuasai untuk
dikonsumsi dalam operasi pemerintah, seperti bahan (materials) dan perlengkapan
(supplies), karena aset ini termasuk dalam persediaan.
Klasifikasi Aset Tetap
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya
dalam aktivitas operasi entitas. Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan:
tanah; peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi, dan jaringan;
konstruksi dalam pengerjaan; dan aset tetap lainnya.

Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah tidak
memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya. Misalkan, Pada 2007 Pemda A melakukan pembebasan atas tanah
seluas 100.000.000 m2. Nilai pembebasan sebesar Rp 120.000.000.000.- Bea
pengurusan pembebasan tanah sampai dengan memperoleh sertifikat senilai Rp
12.000.000.000.- Tanah tersebut bertujuan untuk kepentingan komplek perkantoran
kabupaten. Maka ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
Dr Belanja Modal Rp 132.000.000.000.-
Cr Kas di Bendahara Umum Daerah Rp 132.000.000.000.-
Dr Aset Lain-Tanah Rp 132.000.000.000.-
Cr Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp 132.000.000.000.-
Pengadaan tanah tersebut di atas tidak dimasukan dalam akun "Tanah" karena
belum digunakan untuk kegiatan operasional pemerintahan.

7.2. Pengakuan, Pengukuran, Pencatatan, Pelaporan, dan Pengungkapan


Aktiva Tetap

7.2.1. Pengakuan Aktiva Tetap

Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan
memenuhi kriteria:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. Masa manfaat
adalah: (a) periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas
pemerintahan dan/ atau pelayanan publik; atau (b) Jumlah produksi atau unit
serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk aktivitas pemerintahan
dan/atau pelayanan publik;
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Dalam menentukan apakah suatu pos mempunyai manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomik masa depan yang dapat
diberikan oleh pos tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan
operasional pemerintah. Manfaat tersebut dapat berupa aliran pendapatan atau
penghematan belanja bagi pemerintah.

Contoh: Pemda A membeli 100 buah penggaris besi dengan harga Rp


1.000.000.- 1000 meter kabel Iistrik seharga Rp 5.000.000.- dari CV Alat Tulis.
Kedua barang yang dibeli tersebut memenuhi kriteria sebagai asset tetap. Namun nilai
yang dianggap relatif kecil maka diperlakukan sebagai barang persediaan jika masih
ada per 31 Desember, tidak diperlakukan sebagai aset tetap.

Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.

Contoh: Pemda A di Bandung membeli generator listrik dari PT Listrikindo


di Surabaya. Harga mesin diketahui sebesar Rp 1.200.000.000.- Pada 31 Desember
2007 genarator tersebut masih dalam perjalanan. Apabila syarat penyerahan hak
kepemilikan dengan prinsip FOB-destination, maka mesin tersebut belum diakui
sebagai asset tetap oleh Pemda A; jika syarat penyerahan kepemilikan adalah FOB-
shipping point, maka asset tersebut sudah menjadi milik Pemda A, walaupun
barangnya belum sampai ke Pemda A (masih dalam perjalanan).

7.2.2. Pengukuran Aktiva Tetap

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan
pada nilai wajar pada saat perolehan.

Penilaian Aset Tetap. Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk


diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus
diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai,
biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh.

Contoh: Pemda A menerima hibah dari PT Developerindo tanah seluas


100000 m2. Harga tanah secara wajar belum diketahui; maka tanah tersebut dinilai
dengan prinsip sebagai berikut:

1. Nilai perolehan, yaitu nilai beli dan biaya-biaya lain yang relevan yang
dikeluarkan oleh developer;
2. Berdasarkan nilai jual objek pajak (NJOP) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) setempat apabila harga jual
taksiran lebih kecil dari NJOP;
3. Berdasarkan nilai jual taksiran apabila NJOP lebih kecil dari nilai jual
taksiran. Nilai taksiran adalah nilai yang diperkirakan oleh developer atau
appraisal.

Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan
atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang slap
untuk dipergunakan.

Komponen Biaya. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya
atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan
secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang mernbuat aset tersebut
dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Biaya atas tanah. Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya
perolehan mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang
dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran,
penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai.
Biaya atas peralatan dan mesin. Biaya perolehan peralatan dan mesin
menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh
peralatan mesin tersebut sampai siap pakai.

Biaya atas gedung dan bangunan. Biaya perolehan gedung dan bangunan
menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan
bangunan sampai siap pakai.

Biaya atas jalan, irigasi, dan jaringan. Biaya perolehan jalan, irigasi, dan
jaringan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan,
irigasi, dan jaringan sampai siap pakai.

Biaya atas aset tetap Iainnya. Biaya perolehan aset tetap lainnya
menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut
sampai siap pakai.

Biaya atas aset yang dibangun. Biaya perolehan suatu aset yang OOP'
dengan cara swakelola ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti aset yang
dibeli.

Biaya administrasi dan biaya umum Iainnya bukan merupakan suatu


komponen biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara
langsung pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya.

Konstruksi dalam Pengerjaan. Jika penyelesaian pengerjaaan suatu aset


tetap rnelebihi dan atau melewati satu periode tahun anggaran, aset tetap yang belum
selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai konstruksi pengerjaan sampai
dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai.

Perolehan secara gabungan. Aktiva yang diperoleh dengan biaya


bergabung, maka biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh
secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
Pertukaran Aset (Exchanges of Assets). Suatu aset tetap dapat diperoleh
melalui pertukaran atau pertukaran sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset
lainnya.

Aset Donasi. Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat
sebesar nilai wajar pada saat perolehan. Sumbangan aset tetap didefinisikan sebagai
transfer tanpa persyaratan suatu aset tetap ke satu entitas.

Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditures)

Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang


masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa
yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar
kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.

Contoh: Pemda A menetapkan nilai minimal pengeluaran untuk perbaikan


atau pemeliharaan aset tetap yang dikapitalisir sebesar Rp 50.000.000.- baik dapat
memper-panjang masa manfaat aset tetap atau tidak memperpanjangnya. Pada 2007
Pemda A mengeluarkan kas untuk keperluan pembelian suku cadang mesin gen-
erator yang dapat menambah masa produksi, atau masa manfaat. Nilai tersebut
sebesar Rp 35.000.000.- dan melakukan renovasi ruangan kantor yang menambah
kenyamanan. Biaya renovasi senilai Rp 51.000.000.- Transaksi tersebut diperlakukan
sebagai berikut:

1) Nilai sebesar Rp 35.000.000.- tidak dimasukan dalam akun asset tetap


"Peralatan dan Mesin", walaupun menambah masa manfaat mesin tersebut.
2) Nilai sebesar Rp 51.000.000.- dimasukan dalam akun asset tetap "Gedung dan
Bangunan" walaupun tidak menambah masa manfaat bangunan tersebut.

7.2.3. Pengungkapan Aktiva Tetap

Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing aset tetap


sebagai berikut:

1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying


amount)
2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan perubahan nilai (jika ada),
dan mutasi aset tetap lainnya.
3) Informasi penyusutan yang meliputi: nilai penyusutan, metode penyusutan
yang digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, nilai
tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
1) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap.
2) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap.
3) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi.
4) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.
Jika aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali, hal-hal berikut harus
diungkapkan:
1) Dasar peraturan untuk menilai kembali aset tetap.
2) Tanggal efektif penilaian kembali.
3) Jika ada, nama penilai independen.
4) Hakikat, setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti.
5) Nilai tercatat setiap jenis aset tetap.

Anda mungkin juga menyukai