OAINS termasuk aspirin, menyebabkan kerusakan mukosa melalui dua cara utama, yaitu inhibisi sistemik dari prostaglandin dan iritasi epitel lambung. Inhibisi prostaglandin berhubungan dengan penghambatan dari COX-1, sementara efek antiinflamasinya berhubungan dengan inhibisi COX–2. Iritasi epitel lambung berhubungan dengan keasaman OAINS (Schellack, 2012). Ada tiga mekanisme yang berbeda dari gastropati yang disebabkan oleh OAINS dan menginduksi komplikasi saluran cerna, yaitu melalui : penghambatan enzim COX-1 dan gastroprotektif PG, permeabilisasi membran, dan produksi dari mediator proinflamatori (gambar 2.2) (Sinha&Gautam, 2013).1
1. Inhibisi dari COX-1 dan Gastroprotektif PG
Ada dua isoform dari COX, yaitu COX-1 dan COX-2, yang memiliki fungsi yang berbeda. Enzim COX-1 bertanggung jawab terhadap proteksi normal fisiologis dari mukosa lambung. COX-1 penting untuk sintesis dari prostaglandin, yang mana melindungi lambung dari pengeluaran asam, mengatur aliran darah di mukosa lambung, dan menghasilkan bikarbonat. Isoform lain, COX-2, dipicu oleh kerusakan sel, sitokin proinflamatori yang bervariasi, dan faktor turunan tumor. Kebanyakan gastropati yang terjadi disebabkan oleh inhibisi oleh COX-1 oleh OAINS (Sinha & Gautam, 2013). 2. Membran Permeabilisasi OAINS juga memiliki efek sitotoksik langsung pada sel mukosa lambung yang menyebabkan lesi dan luka. Kerusakan topikal pada jenis ini telah diobservasi pada kasus keasaman dari OAINS, seperti aspirin yang menghasilkan akumulasi dari OAINS yang terionisasi, suatu fenoma dinamakan “ion trapping”. Aspirin menurunkan ketidaklarutan air dan menyebabkan difusi kembali dari ion H+ dan pepsin (Schellack, 2012). Hal itu menunjukkan bahwa OAINS menyebabkan permeabilisasi membran membawa kepada kerusakan sawar epitel. OAINS juga dapat menginduksi baik nekrosis dan apoptosis pada mukosa sel lambung (Sinha & Gautam, 2013). 3. Produksi tambahan dari Mediator Proinflamatori Inhibisi dari sintesis PG oleh OAINS membawa kepada aktivasi jalur lipooksigenase dan peningkatan sintesis leukotrien. Leukotrien menyebabkan inflamasi dan iskemia jaringan dan akhirnya luka pada mukosa lambung. Bersamaan dengan ini ada juga produksi dari mediator proinflamatori yang ditingkatkan seperti tumor necrosing factor. Hal ini kemudian menjadikan oklusi mikrovesel yang membawa kepada penurunan aliran pembuluh darah dan pengeluaran radikal bebas. Radikal bebas akan bereaksi dengan asam lemak yang tidak jenuh dari mukosa dan akhirnya membawa kepada peroksidasi lemak dan kerusakan jaringan (Sinha & Gautam, 2013).
Gambar 1.Mekanisme ulkus gaster yang disebabkan oleh
OAINS (Sinha & Gautam, 2013)1
Hubungan COX-2 dengan terjadinya ulkus gaster
Enzim COX-2 berhubungan dengan terjadinya efek samping pada saluran cerna. Hipotesis menunjukkan bahwa penghambatan selektif COX- 2 akan menghematkan pengeluaran COX-1 yang memediasi PG, dan hanya menghambat COX-2 yang memediasi PG yang terlibat dalam proses inflamasi. Bagaimanapun, COX-2 terlibat dalam pertahanan dan perbaikan mukosa, dan hal ini menunjukkan bahwa kedua isoform COX bertanggung jawab untuk proses fisiologis dari kerusakan jaringan. Penelitian yang dilakukan pada hewan, dimana dilakukan inhibisi COX-1 secara selektif, tidak terlihat proses inhibisi itu menghasilkan kerusakan lambung yang signifikan. Dalam penelitian lain dikatakan, inhibisi selektif COX-2 menghasilkan komplikasi saluran cerna yang lebih bahaya dibandingkan penggunaan OAINS yang non selektif (Schellack, 2012).1
Sumber1 : anonim. Gastropati karena OAINS. Universitas Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 13 september 2017.