Anda di halaman 1dari 1

3.

Apabila ibu surti kerumah sakit Pemeriksaan kadar hormon tiroidnya dapat dilakukan dengan

 Tes darah untuk mengukur kadar T4 dan TSH dalam darah. Kadar T4 yang sangat
rendah dalam darah dapat menunjukkan adanya kondisi hipotiroidisme pada diri
seseorang. Pada beberapa kasus, kadar T4 dalam darah seseorang masih dalam
angka normal, akan tetapi terjadi peningkatan TSH. Kondisi tersebut dinamakan
hipotiroidisme ringan atau hipotiroidisme subklinikal. Angka normal TSH adalah 0,4-
4,2 mIU/L. Sedangkan pada penderita hipotiroidisme subklinikal, angka TSH dalam
darah biasanya berkisar antara 4,5-10,0 mIU/L.
 Pemeriksaan tiroid rutin (skrining). Pemeriksaan tiroid sangat dianjurkan bagi
orang yang memiliki risiko terkena hipotiroidisme. Pemeriksaan tiroid pada bayi yang
baru lahir berguna agar hipotiroidisme diketahui sejak awal dan mencegah
keterlambatan pertumbuhan bayi. Beberapa orang yang juga dianjurkan menjalani
pemeriksaan tiroid rutin yaitu:
 Biopsi jarum tipis. Biopsi jarum tipis untuk memeriksa kelenjar tiroid dapat membantu
diagnosis hipotiroidisme. Target pelaksanaan biopsi tiroid adalah untuk mengetahui
keberadaan nodul pada tiroid yang menjadi tanda klinis hipotiroidisme, eutiroidisme, dan
hipertiroidisme. Nodul pada tiroid seringkali ditemukan pada pemeriksaan menggunakan CT
scan, MRI, dan foto Rontgen dada. Biopsi dapat dibantu dengan menggunakan
ultrasonografi.

Analisis hormon-hormon tiroid mulai berkembang setelah diperkenalkan teknik


radioimmunoassay (RIA) pada awal tahun 1970-an, diikuti dengan immunoradiometric assay
(IRMA), enzyme-linked immunoassay (Elisa) dan enzyme immunoassay (EIA) serta yang terbaru
electrochemiluminescent assay (ECLIA). Cara ECLIA menjadi metoda yang paling peka
dibandingkan yang terdahulu.

Anda mungkin juga menyukai