Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBERIAN HORMON GIBERALIN (GA3)

TERHADAP PRODUKSI CABAI MERAH

Oleh : Eka Fitria

Latar Belakang
Cabai merah (Capsicum annuum L.) yang mempunyai
kualitas terbaik adalah cabai yang bisa berbuah lebat serta
mempunyai buah yang besar. Namun, dalam budidaya cabai
memiliki kelemahan pada setiap musim tanam. Apabila
dibudidayakan di musim kemarau akan mendapat beberapa
kendala seperti terbatasnya ketersediaan sumberdaya air. Selain
itu, kelembaban udara yang rendah dan tanah yang kering
merupakan penyebab bunga dan buah rontok. Budidaya cabai
pada musim hujan mengakibatkan bunga rontok saat turun hujan
sehingga menyebabkan gagal panen (Supriyanti, 2013).
Tinggi rendahnya hasil tanaman cabai ditentukan oleh
ukuran, jumlah dan bobot buah yang dipanen sehingga jumlah
buah tergantung pada jumlah bunga. Dalam budidaya cabai merah
sering terjadi kerontokan bunga dan buah. Hal ini disebabkan oleh
faktor genetik dan lingkungan (Ganefianti et al., 2006). Gugurnya
bunga dan buah tersebut dapat dikurangi dengan penyemprotan
hormon Giberalin (GA3) pada seluruh bagian tanaman (Ansoruddin,
2010).
Hormon Giberalin (GA3)
Hormon tumbuh atau zat pengatur tumbuh adalah senyawa
organik dan bukan hara tanaman. Senyawa ini aktif dalam
kosentrasi rendah yang bersifat merangsang, menghambat, atau
merubah proses fisiologis tanaman secara kuantitatif atau kualitatif
(Belakhir et al., 1998). Tingkat konsentrasi dan penggunaan jenis
zat pengatur tumbuh tertentu sehingga dijadikan komponen
medium mengatur arah pertumbuhan suatu tanaman (Karjadi dan
Buchory, 2007; Nisa et al., 2011). Zat pengatur tumbuh dalam
tanaman terdiri dari lima golongan, yaitu auksin, sitokinin,
giberalin, etilen dan asam absisat dengan ciri khas dan proses
fisiologis yang berbeda-beda (Trisna et al., 2013).
Berdasarkan sumbernya, zat pengatur tumbuh dapat
diperoleh secara alami atau sintetik. Contoh zat pengatur tumbuh
alami yaitu air kelapa, urin sapi dan ekstraksi dari bagian tanaman
(Leovici et al., 2014). Contoh zat pengatur tumbuh sintesis adalah
Asam Asetat (IAA), Indol Asam Butirat (IBA), Naftalen Asam
Asetat (NAA) dan 2,4 D Dikhlorofenoksiasetat (2,4-D), Gibberellic
Acid (GA)1, GA2, GA3 dan GA4 (Hendaryono dan Wijayani, 2012;
Istomo dan Kiswantara, 2012). Semua giberalin bersifat asam
makanya dinamakan asam giberalat (GA) yang dinomori untuk
membeda-bedakannya (Salisbury dan Ross, 1995).
Giberalin adalah zat kimia yang dikelompokkan ke dalam
terpinoid. Giberalin sebagai hormon tumbuh pada tanaman yang
berpengaruh terhadap sifat genetik, pembungaan, partenokarpi,
penyinaran, mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan,
perpanjangan sel, aktivitas kambium, mendukung pembentukan
RNA baru serta sintesis protein (Abidin, 1993 dalam Simanungkalit,
2011).
Giberalin (GA3) dapat mempercepat perkecambahan biji,
pertumbuhan tunas, pemanjangan batang, pertumbuhan daun,
merangsang pembungaan, perkembangan buah, mempengaruhi
pertumbuhan dan deferensiasi akar. GA3 mampu mempengaruhi
sifat genetik dan proses fisiologi yang terdapat dalam tumbuhan,
seperti pembungaan, partenokarpi, dan mobilisasi karbohidrat
selama masa perkecambahan berlangsung (Yasmin et al., 2014)
Fungsi Hormon Giberalin
Manfaat pemberian giberalin pada tanaman adalah: a)
Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman
sehingga tanaman dapat tumbuh normal dengan cara
mempercepat proses pembelahan sel b) Merangsang
pemanjangan sel c) Meningkatkan proses pembungaan d)
Menyebabkan perkembangan buah tanpa benih/partenokarpi e)
Dapat menunda penuaan daun dan buah serta f) Memacu proses
perkecambahan benih dan pertumbuhan perikarp.

Penelitian Mengenai Pengaruh Pemberian Giberalin


Penelitian Arifin et al., (2014) pada cabai merah keriting
dengan pemberian GA3 dengan konsentrasi 0, 20, 40 dan 60 ppm
menunjukkan bahwa konsentrasi 20 ppm dapat mengurangi
gugurnya bunga sebesar 42,69 % sehingga jumlah bunga per
tanaman meningkat 33,98 % yang mengakibatkan jumlah buah
per tanaman meningkat 36,64 %.
Dengan demikian, jumlah dan bobot 100 biji masing-masing
meningkat dengan nyata sebesar 59,18 % dan 0,083 %. Umur
berbunga dan umur panen dengan nyata dapat diperpendek
dengan pemberian GA3 40 ppm. Konsentrasi optimal variabel umur
berbunga sebesar 36 ppm, persentase bunga gugur sebesar 43,36
ppm, umur panen sebesar 36,58 ppm, jumlah biji sebesar 31,56
ppm, bobot biji sebesar 30,5 ppm dan bobot 100 biji sebesar
18,75 ppm.
Penelitian Chaudhary (2006) menunjukkan bahwa pemberian
GA3 10 ppm meningkatkan produksi buah lebih tinggi 2,30 %
dibandingkan dengan kontrol. Tyler (2007) menunjukkan bahwa
pemberian GA3 dengan konsentrasi 100 ppm dapat menambah
tinggi tanaman dan lebar daun.
Ansoruddin (2010) melaporkan bahwa pemberian hormon
giberalin dengan konsentrasi 0, 50, 100 dan 150 ppm berpengaruh
nyata pada peubah produksi dan tinggi tanaman. Pemberian
hormon giberalin dengan konsentrasi 150 ppm menunjukkan
produksi tanaman cabai tertinggi (39,58 g/tanaman) dan jumlah
buah panen 32,96 buah/tanaman. Hal ini berarti giberalin dapat
menurunkan jumlah bunga gugur sampai 30,5 %, jumlah buah
gugur sampai 21,5 %, meningkatkan jumlah bunga terbentuk
sampai 6,8 % dan jumlah buah panen sampai 81,6 %.
Ouzounidou (2010) menambahkan bahwa pemberian
giberalin 100 µM berpengaruh nyata terhadap umur berbunga
tinggi tanaman, panjang cabang utama dan jumlah buah per
tanaman. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa pemberian
giberalin berpengaruh terhadap pembungaan dan pembuahan.
Novita (2004) melaporkan, peningkatan konsentrasi giberalin dari
0, 5, 10 dan 15 ppm dapat mempercepat umur berbunga,
meningkatkan produksi buah per sampel, meningkatkan produksi
buah per plot dan meningkatkan jumlah buah per sampel pada
tanaman tomat.
Penelitian Simanungkalit (2011) pada buah tomat dengan
pemberian giberalin dengan konsentrasi 0, 150, 300 dan 450 ppm
berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, jumlah biji per buah,
kadar vitamin A dan C. Frekuensi pemberian giberalin dengan taraf
1, 2 dan 3 kali berpengaruh nyata terhadap berat buah per
tanaman, jumlah buah per tanaman dan kadar vitamin C.
Menurut Natesh et al., (2005) aplikasi giberalin (GA3) pada
tahap pembungaan dapat meningkatkan pertumbuhan dan jumlah
biji cabai. Penyemprotan giberalin 100 ppm meningkatkan jumlah
buah dan biji cabai dibandingkan dengan 50 ppm. Penelitian
lainnya juga menunjukkan pemberian giberalin memiliki pengaruh
yang signifikan pada pertumbuhan, kualitas dan hasil tomat pada
konsentrasi 50 ppm (Akash et al., 2014).

Penutup
Berdasarkan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan,
hormon giberalin (GA3) mempengaruhi dalam mengurangi
rontoknya bunga, meningkatkan produksi dengan meningkatnya
jumlah biji per buah, berat buah dan jumlah buah cabai merah.

DAFTAR PUSTAKA
Akash K., Tarun K. Biswas, Neha and Dr. E.P. Lal. 2014. Effect of
Gibberellic Acid on Growth, Quality and Yield of Tomato
(Lycopersicon esculentum Mill.). Uttar Pradesh. Journal of
Agriculture and Veterinary Science (IOSR-JAVS) Volume 7,
Issue 7 Ver. IV.

Ansoruddin. 2010. Pengaruh Konsentrasi Giberalin dan Dosis Hara


pada Media Tumbuh yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Tesis.
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Arifin, Z., P. Yudono dan Toekidjo. 2014. Pengaruh Konsentrasi


GA3 terhadap Pembungaan dan Kualitas Benih Cabai Merah
Keriting (Capsicum annuum L.) Vegetalika. 1 (4) : 128-140.
Belakbir, A., J.M. Ruiz and L. Romero. 1998. Yield and fruit
quality of pepper (Capsicum annuum L.) in response to
bioregulators. Hort.sci. 33 (1):85-87

Chaudhary, B.R., M.D. Sharma., S.M. Shakya dan D.M. Gautam.


2006. Effect Of Plant Growth Regulators On Growth, Yield
And Quality Of Chilli (Capsicum annuum L.) At Rampur,
Chitwan. J. Inst. Agric. Anim. Sci. 27 : 65-68.

Ganefianti D.W., Yulian, A.N. Supriadi. 2006. Korelasi dan Sidik


Lintas Antara Pertumbuhan, Komponen Hasil dan Hasil
dengan Gugur Buah pada Tanaman Cabai. J. Akta Agrosia.
9 (1) : 1-6.
Hendaryono, D.P.S dan A.Wijayani. 2012. Teknik Kultur Jaringan,
Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara
Vegetatif Modern. Kanisius. Jakarta. 140 hlm.

Istomo dan R.F. Kiswantara. 2012. Pengaruh Pemberian Zat


Pengatur Tumbuh NAA dan IBA terhadap Pertumbuhan
Semai Cabutan Tumih [Combretocarpus rotundatus (Miq.)
Danser ]. Jurnal Silvikultur Tropika. 3 (1) : 28-32.

Karjadi, A.K dan A. Buchory. 2007. Pengaruh NAA dan BAP


terhadap Pertumbuhan Jaringan Meristem Bawang Putih
pada Media B5. J. Hort. 17 (3) : 217-223.

Leovici H., D. Kastono dan E.T.S. Putra. 2014. Pengaruh Macam


dan Konsentrasi Bahan Organik Sumber Zat Pengatur
Tumbuh Alami terhadap Pertumbuhan Awal Tebu
(Saccharum officinarum L.). Jurnal Vegetalika. 3 (1) : 22-
34.

Natesh, N., B.,S. Vyakarnahal., M.S. Gouda dan V.K. Deshpande.


2005. Influence of Growth Regulators on Growth, Seed Yield
and Quality of Chili cv. Byadgi Kaddi. Karnataka J. Agric. Sci.
18 (1) : 36-38.

Nisa, C., Rodinah dan Annisa. 2011. Formulasi Zat Pengatur


Tumbuh pada Pisang Talas Secara In Vitro. Jurnal
Agroscientiae. 18 (2) : 64-69.

Novita, A. 2004. Pengaruh Tingkat Konsentrasi GA3 dan


Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tomat
(Lycopersicum esculentum). Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera Utara. Medan.

Ouzounidou, G., I. Ilias., A. Giannakoula dan P. Padadopoulou.


2010. Comparative Study On The Effects Of Various Plant
Growth Regulators On Growth, Quality And Physiology Of
Capsicum annum L. Pak. J. Bot. 42 (2) : 805-814.
Salisburry, F dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3.
Diterjemahkan oleh Lukman dan Sumaryono. Intitut
Teknologi Bandung. Bandung.

Simanungkalit, R.E. 2011. Peningkatan Mutu dan Hasil Tanaman


Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dengan Pemberian
Hormon GA3. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Supriyanti, A. 2013. Perakitan dan Seleksi Tanaman Cabai


(Capsicum annuum L.) Tahan CMV (Cucumber Mozaik Virus).
Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas
Gadjah Mana. Yogyakarta. 35 hlm.
Tyler B. 2007. The Effect of Different Concentrations of
Gibberellic Acid on the Growth of Jalapeno Pepper Plant
(Capsicum annuum Jalapeno M). Senior Investigative Paper.
Johnson C. Smith University.

Trisna, N., H. Umar dan Irmasari. 2013. Pengaruh Berbagai Jenis


Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Stump Jati
(Tectona grandis L.F). Warta Rimba (1) 1 : 1-9.
Yasmin S., Wardiyati, T. dan Koesriharti. 2014. Pengaruh
Perbedaan Waktu Aplikasi Dan Konsentrasi GA3 (Ga3)
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Besar
(Capsicum annuum L.)

Anda mungkin juga menyukai