Anda di halaman 1dari 3

DAMPAK LOGAM BERAT TIMBAL

Hasil penelitian Kantor Pengendalian dan Pemantauan Lingkungan Hidup serta Fakultas
Kesehatan Masyarakat UI pada 1997 menunjukkan, kualitas udara Jakarta memang payah.
Kawasan perempatan Cawang, misalnya, memiliki kadar rata-rata timbal dalam debu udara
lebih dari 30 ug/m3. Udara Tomang dicemari timbal dengan kadar 25/m3, Lebak Bulus sekitar
23 ug/m3, Kampung Rambutan 21 ug/m3, Senen 3 ug/m3, dan Pulogadung 1 ug/m3.

Selain bahaya timbal yang digunakan pada bahan bakar mesin, unsur timbal juga dapat
mengganggu kesehatan anak-anak dengan maraknya mainan anak-anak buatan China dengan
aneka warna yang menarik dan harganya relatif murah.

"Pada dasarnya unsur timbal banyak digunakan sebagai bahan pembuatan cat/pewarna pada
mainan anak, seperti mobil-mobilan dan robot," kata Dra. Wahyuningsih, M.Si, pengajar
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Ia mengatakan, timbal termasuk salah satu bahan logam yang berbahaya bagi kesehatan
selain logam Merkuri. Unsur timbal yang terkandung pada mainan anak-anak buatan China
sangat tinggi dan melewati ambang batas yang diizinkan untuk kesehatan manusia.

"Kandungan timbal yang tinggi dapat menyebabkan keracunan kronik pada otak dan
mengganggu sistem syaraf tubuh. Khususnya pada anak-anak, yang suka mengulum dan
mencium mainan, unsur timbal ini dapat menyebabkan penyakit pernafasan dan pencernaan
akut. Unsur timbal juga berisiko tinggi merusak kerja sistem metabolisme tubuh (ginjal, hati
dan lain-lain)," kata Dra. Wahyuningsih, M.Si, lagi.

Bahaya lainnya yang disebabkan oleh penggunaan timbal pada alat-alat kosmetik seperti
lipstick akan membuat kecerdasan berpotensi menurun. Sehingga, jangan heran jika wanita
kerap memakai lipstik memiliki masalah dalam perilaku, seperti IQ rendah, penurunan
prestasi sekolah, dan peningkatan agresi. Tak lain logam timbal merupakan pembawa potensi
racun-neuron yang berhubunga erat dengan berbagai masalah kesehatan dan reproduksi – dan
seharusnya bukan bagian dari lispstik.

Menurut Dr. Riki Tenggara, SPD, racun timbal dapat masuk ke tubuh melalui saluran
pernafasan, saluran pencernaan, dan kulit. Dia menyatakan adanya tiga bahaya utama racun
timbal pada anak:
1. Dapat menyebabkan keracunan kronik pada otak dan pembuluh darah/syaraf tubuh.
Kandungan timbal yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya penurunan
perkembangan intelegensia dan rentan terhadap ketidakseimbangan sistem syaraf
tubuh.
2. Dapat menyebabkan penyakit pernafasan dan pencernaan akut. Unsur timbal beresiko
tinggi merusak kerja sistem metabolisme tubuh (ginjal, hati dan lain-lain) serta
menyebabkan infeksi pada system pernafasan.
3. Dapat menyebabkan melemahnya kerja zat-zat pembangun tulang pada tubuh anak.
Hal ini dapat merusak struktur kandungan tulang tubuh anak pada masa
pertumbuhannya, sehingga berpotensi menyebabkan kerapuhan tulang(osteophorosis).

Di dalam tubuh manusia, timbal dapat menghambat aktifitas enzim yang terlibat dalam
pembentukan hemoglobin yang dapat menyebabkan penyakit anemia. Gejala yang
diakibatkan dari keracunan logam timbal adalah kurangnya nafsu makan, kejang, kolik
khusus, muntah dan pusing-pusing. Timbal dapat juga menyerang susunan saraf dan
mengganggu sistem reproduksi, kelainan ginjal, dan kelainan jiwa (Iqbal dkk 1990; Pallar,
1994).

Logam berat dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana
logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai
penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam
berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen (pemicu
kanker) bagi manusia.

Pada kadar rendah, logam berat ini akan menyebabkan keracunan pada anak yang akan
menyebabkan:

1. Kesulitan membaca dan menulis.

2. Hiperaktif dan gangguan perilaku

3. Gangguan pertumbuhan dan fungsi penglihatan dan pergerakan

4. Gangguan pendengaran

5. penurunan IQ dan pemusatan perhatian.


Pada kadar tinggi, keracunan timbal pada anak dapat menyebabkan:

1. Anemia.

2. Kerusakan otak, liver, ginjal, syaraf dan pencernaan.

3. Koma.

4. Hiperaktif dan gangguan perilaku.

5. Kejang-kejang atau epilepsi.

6. Kematian

Dampak keracunan yang terjadi pada anak bersifat jangka panjang dan tidak dapat pulih
dengan diperparah oleh paparan timbal berulang-ulang dan akumulasi di dalam tubuh, karena
anak-anak yang berusia 6-12 tahun serta anak-anak di bawah usia 6 tahun sangat rentan
terkena racun dari timbal karena sistem penolakan tubuhnya terhadap racun timbal masih
lemah dibanding orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai