)
SEBAGAI MEDIA PENJERNIHAN AIR
Oleh :
WULANDARI
NIM. 100 500 188
Oleh :
WULANDARI
NIM. 100 500 188
Oleh :
WULANDARI
NIM. 100 500 188
Ir. Dadang Suprapto, MP Ir. Taman Alex, MP Taufiq Rinda Alkas, S.Si.,M.Pd.
NIP.19620101 198803 1 003 NIP. 19601212 198903 1 008 NIP. 19780517 200912 1 002
Menyetujui, Mengesahkan,
Ketua Program Studi Ketua Jurusan
Manajemen Lingkungan Manajemen Pertanian
Kata kunci : Kulit Pisang Kepok, Sub DAS Karang Mumus, Analisa Sifat Fisika dan
Kimia Air.
RIWAYAT HIDUP
Segala puji bagi Allah SWT, karena atas ijin-Nya penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya ilmiah ini disusun
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Penulis selama sebulan
guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh sebutan Ahli Madya
Manajemen Lingkungan pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen
Lingkungan sekaligus sebagai pembimbing karya ilmiah.
2. Bapak Fachruddin Azwari ST., MSi selaku Kepala Laboratorium Kualitas Udara
dan Cuaca Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
3. Bapak Ir. Noorhamsyah, MP selaku Kepala Laboratorium Tanah dan Air
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
4. Bapak Ir. Taman Alex, MP selaku Dosen penguji satu.
5. Bapak Taufiq Rinda Alkas, S.Si., M.Pd. selaku Dosen penguji dua. .
6. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
7. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
8. Seluruh dosen dan staf pengajar di Program Studi Manajemen Lingkungan
Jurusan Manajemen Pertanian.
9. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik materi maupun moril
kepada Penulis.
10. Saudara - saudari senasib dan seperjuangan Nenny, Yanti, Dina, Andi, Sufian,
Dian, Febri, Ardian, Ayu, Siska, Rudi dan seluruh rekan–rekan
mahasiswa/mahasiswi Manajemen Lingkungan 2010/2013 yang telah banyak
membantu dan memberikan semangat serta inspirasi bagi Penulis hingga Karya
Ilmiah ini selesai.
11. Anggota Kost Tulip, Endah, April, Yunike, Carina, Opi dan seluruhnya yang
memberi keributan di setiap hari.
12. Dan seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu secara langsung
maupun tidak langsung telah memberikan bantuan kepada Penulis.
Sebaik apapun penyusanan karya ilmiah ini, Penulis menyadari bahwa karya
ilmiah ini masih banyak kekurangan, namun semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat untuk para pembaca sehingga dapat memberikan wawasan tambahan
bagi para pembaca.
Wulandari
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..….. viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..……. ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………..…. x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..……. xi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….……. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………..….. 3
A. Tinjauan Umum Sungai Karang Mumus………………………………… 3
B. Parameter Kualitas Air………………………………………………….…. 4
C. Tinjauan Umum tentang Air Jernih………………………………………. 6
D. Penyaringan (Filtrasi)……………………………………………………… 6
E. Tinjauan Umum tentang Pisang………………………………………….. 7
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………..…… 10
A. Waktu, Lokasi dan Batasan Penelitian…………………………………... 10
B. Bahan dan Peralatan Penelitian………………………………………….. 10
C. Prosedur Kerja……………………………………………………….…….. 11
D. Analisa Data………………………………………………………………… 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………..……….. 18
A. Hasil…………………………………………………………………………. 18
B. Pembahasan……………………………………………………….……..... 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….………… 25
A. Kesimpulan…………………………………………………………............ 25
B. Saran……………………………………………………………….……….. 26
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….………… 27
LAMPIRAN………………………………………………………………….………… 28
DAFTAR TABEL
5 Media Penjernihan…………………………………………... 31
6 Sampel Air……………………………………………………. 32
8 Pengukuran Kekeruhan…………………………………….. 33
6 Perhitungan ……………….………………………………… 39
BAB I
PENDAHULUAN
air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota digunakan untuk berbagai
keperluan, seperti untuk air minum, memasak, mencuci dan sebagainya yang harus
diperhatikan.
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang
tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan
anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikro organisme lain.
Sub DAS Karang Mumus sebagai salah satu Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang terdapat di Kota Samarinda kini kondisinya perlu mendapat perhatian yang
lebih, baik dari Pemerintah Kota maupun masyarakat di sekitar wilayah aliran
Kebiasaan masyarakat di sekitar sungai yang setiap hari memanfaatkan air sungai
untuk memenuhi kebutuhan baik itu untuk mencuci, mandi dan bahkan sebagai
mengalami penurunan hal ini ditandai dengan kondisi air yang berwarna hitam,
adanya bau yang dihasilkan dari pembusukan sampah dan banyaknya sampah
yang tergenang dipermukaan air akibat aktifitas keseharian masyarakat mulai dari
kegiatan rumah tangga, kegiatan pabrik kecil hingga besar dan kegiatan pasar yang
sering kali tidak mempertimbangkan limbah yang mereka buang begitu saja ke
Kulit pisang merupakan bahan buangan atau limbah buah pisang yang
hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan
ternak seperti kambing, sapi dan kerbau.Jumlah dari kulit pisang cukup banyak
yaitu sekitar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas.Kulit pisang juga menjadi
salah satu limbah dari industri pengolahan pisang, namun bisa dijadikan media
filtrasi dengan media limbah kulit pisang kepok sebagai penjernihan air.Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan limbah kulit pisang kepok (Musa
penjernih air pada air Sub DAS Karang Mumus dalam upaya pencegahan terhadap
kesehatan bagi masyarakat yang tinggal disekitar wilayah Sub DAS Karang
Mumus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air sungai berasal dari mata air dan air hujan yang mengalir pada
permukaan tanah.Secara fisik, air sungai terlihat berwarna coklat dengan tingkat
kekeruhan yang tinggi karena bercampur dengan pasir, lumpur, kayu dan
kotoran lainnya. Kualitas air sungai juga dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar
aliran sungai. Secara umum, kualitas air sungai di daerah hilir(muara) lebih
rendah dibandingkan di daerah hulu (mata air). Hal ini terjadi akibat limbah
industri dan rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai tanpa melalui
secara kualitas fisika, kimia maupun biologi, air didaerah muara sungai sangat
Berdasarkan peta Administrasi dan peta Topografi dengan skala 1:50.000, luas
Sub DAS Karang Mumus 31.475 hektar. Panjang sungai Karang Mumus adalah
mencapai luasan 9.141 ha.Luas lahan kritis tersebut yang terluas berada pada
kawasan Samarinda Utara (9.106 ha) yang merupakan kawasan DAS Karang
Mumus(Anonim, 2007).
mengukur kadar kualitas air yang berhubungan dengan sifat fisik air. Salah satu
parameter fisika yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air adalah
kekeruhan.
Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas
disebabkan oleh adanya zat tersuspensi, seperti lempung, lumpur, zat organik,
plankton, dan zat-zat halus lainnya.Kekeruhan merupakan sifat optis dari suatu
larutan, yaitu hamburan dan absorpsi cahaya yang melaluinya. Tidak dapat
suspensi, karena tergantung juga pada ukuran dan bentuk butir(Endra, 2013).
mengukur kadar kualitas air yang berhubungan dengan sifat kimia air.Air secara
mengembun di udara dan jatuh di permukaan bumi, air tersebut telah menyerap
adalah pH, BOD, COD, DO dan logam-logam berat. Dalam penelitian ini,
Air yang tinggi kandungan besi-nya bila bersentuhan dengan udara menjadi
warna kuning terbentuk karena oksidasi besi (II) menjadi besi (III) berupa
menyenangkan, air yang tinggi kandungan besi-nya mempunyai rasa yang tidak
noda pada perlalatan dan bahan yang berwarna putih (Kacaribu, 2008).
standar baku mutu kualitas air untuk kandungan Fe yang diperbolehkan adalah
Air bersih dan sehat adalah salah satu kebutuhan mendasar sehari-hari untuk
setiap rumah.Air bersih, jernih dan tidak bewarna diperlukan di setiap rumah mulai
dari mencuci, masak, air minum dan mandi.Di sebagian tempat saat ini kebutuhan
air semakin meningkat sementara kualitas kesehatan dan kebersihan air semakin
Jernih atau tidak keruh merupakan salah satu parameter fisika air.Air
dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan
Turbidity atau kekeruhan air dapat disebabkan oleh clay pasir, zat organik dan
Air dengan penampilan keruh atau tidak tembus pandang akan memiliki
kekeruhan tinggi, sementara air yang jernih atau tembus pandang akan memiliki
kekeruhan rendah. Nilai kekeruhan yang tinggi disebabkan oleh partikel seperti
D. Penyaringan (filtrasi)
di dalam air. Pada proses ini, filter berperan memisahkan air dari partikel-partikel
padatan hal ini juga bertujuan mendapatkan air yang jernih. Media yang digunakan
untuk bahan filter memiliki syarat, yaitu pori-pori yang berukuran sesuai dengan
ukuran padatan yang akan disaring dan tahan lapuk. Bahan-bahan yang biasa
digunakan sebagai media filter antara lain pasir, ijuk, arang, kerikil, dan batu
(Sujana, 2006).
Menurut Sujana (2006) tujuan dan manfaat dari filtrasi adalah berikut :
1. Tujuan Fitrasi
2. Manfaat filtrasi
b. Dapat menghilangkan bau yang tidak sedap pada air yang keruh.
e. Cara ini berguna untuk desa yang masih jauh dari kota dan tempat
terpencil.
Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari buah,
Indonesia serta termasuk pula Papua, Australia Topika, Afrika Tropi.Pisang dapat
berbuah sepanjang tahun pada daerah dengan hujan merata sepanjang tahun.
Umumnya, kebanyakan orang memakan buah pisang kulitnya akan dibuang begitu
saja. Seringkali kulit pisang dianggap sebagai barang tak berharga alias
sampah.Ternyata dibalik anggapan tersebut, kulit pisang memiliki kandungan
perspektif dalam pengembangan sumber pangan lokal karena pisang dapat tumbuh
di sembarang tempat sehingga produksi buahnya selalu tersedia, Kulit buah kuning
meliputi daerah tropik dan subtropik,dimulai dari Asia Tenggara ke Timur melalui
dikenal sampai saat ini merupakan keturunan dari spesies pisang liar yaitu Musa
Batangnya berdiameter 31 cm dengan panjang daun 258 cm dan lebar daun 90 cm,
sedangkan warna daun serta tulang daun hijau tua. Bentuk jantung spherical atau
lanset.Bentuk buah lurus dengan panjang buah 14 cm dan diameter buah 3.46 cm.
Warna kulit dan daging buah matang kuning tua.Produksi Pisang Kepok dapat
antara lain selulosa, hemiselulosa, pigmen klorofil dan zat pektin yang mengandung
pengikatan logam berat. Limbah kulit daun pisang yang dicincang dapat
dipertimbangkan untuk penurunan kadar kekeruhan dan ion logam berat pada air
(Endra, 2013).
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada bulan
Juni 2013, meliputi kegiatan antara lain persiapan bahan, pengolahan data dan
Mumus Jl. Tarmidi untuk pengambilan sampel dan untuk batasan penelitian analisa
menggunakan kulit pisang kepok dan tanpa menggunakan kulit pisang kepok.
alat Turbidimeter.
2. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
bersih
C. Prosedur Kerja
1. Tahap Persiapan
sampel air yang akan di jernihkan dan botol sampel kapasitas 500 ml untuk
ijuk, kulit pisang kepok yang telah dicincang serta dibungkus kain kasa.
dari pengambilan menurut tujuan ini adalah tujuan dari peneliti dapat
terpenuhi (Wikipedia, 2013).Dalam hal ini sampel air yang diambil di sungai
pengambilan.
1) Kekeruhan
tanda - - - - NTU.
urutan kekeruhan < 0,1 NTU, 20,00 NTU, 200,0 NTU, 1000 NTU,
dimasukkan.
dalam sampel
(b) Bahan-bahan
mL.
kalibrasi.
4. Tahap Penyaringan
c. Menampung air saringan dalam wadah dan dibagi menjadi 2, ± 500 ml dalam
6. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan penulis untuk memproses data sampel air yang
diperoleh meliputi data lapangan, data pengukuran sampel air dan data setelah
perlakuan penjernihan.
Semua data hasil kegiatan penelitian yang sudah diperoleh untuk selanjutnya
D. Analisa Data
Baku Mutu.
b. Analisa kemampuan
Analisa kemampuan kulit pisang kepok ini meliputi analisa angka penurunan
besar angka penurunan kadar yang mampu direspon oleh kulit pisang kepok
sebagai media penjernih air dalam proses penjernihan air dengan metode
filtrasi.
1) Angka penurunan
2) Persentase kemampuan
Dari hasil tersebut dapat diketahui berapa persen kemampuan kulit pisang
A. Hasil
Hasil data yang diperoleh dari penelitian pemanfaatan kulit pisang kepok
(Musa acuminatebalbisiana C.) sebagai media penjernihan air yang telah dilakukan
Tingkat Kekeruhan
No Sampel
Dengan Kulit Tanpa Kulit
Pisang Kepok Pisang Kepok
dan Udara
Kadar Fe (mg/L)
No Sampel Dengan Kulit Tanpa Kulit
Pisang Kepok Pisang Kepok
air sungai tanpa menggunakan kulit pisang kepok dan dengan menggunakan
kulit pisang kepok terhadap air sungai yang memiliki tingkat kekeruhan air
sebesar 7,15 NTU adalah dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut :
Tingkat Angka %
No Sampel
kekeruhan penurunan kemampuan
Tingkat Angka %
No Sampel
kekeruhan penurunan kemampuan
7,5
7
6,5
6
5,5
5
4,5
4 Penjernihan tanpa Kulit
3,5 Pisang Kepok
3
2,5 Penjernihan dengan Kulit
2 Pisang Kepok
1,5
1
0,5
Air Sungai Air sungai Air Sungai Air Sungai
tanpa Penjernihan Penjernihan Penjernihan
Penjernihan Ke 1 Ke 2 ke 3
sungai tanpa menggunakan kulit pisang kepok dan dengan menggunakan kulit
tanpa menggunakan kulit pisang kepok dan dengan menggunakan kulit pisang
kepok terhadap air sungai yang memiliki kadar Fe dalam air sebesar 0,326 mg/L
Angka %
No Sampel Kadar Fe
penurunan kemampuan
Angka %
No Sampel Kadar Fe
penurunan kemampuan
Dari data Tabel 5 dan 6 di atas dapat dibuat Grafik penurunan kadar logam Fe
0,35
0,3
0,25
0,2
Penjernihan tanpa Kulit
0,15 Pisang
0
Air Sungai Air Sungai Air Sungai Air Sungai
sebelum Penjernihan Penjernihan Penjernihan
Penjernihan Ke 1 Ke 2 Ke 3
acuminatebalbisiana C.) sebagai Media Penjernihan Air yang telah diperoleh, maka
parameter yang diperoleh dari hasil penelitian dengan Standar Baku Mutu yang
1) Kekeruhan
adalah 5 NTU.
rata tingkat kekeruhan yang diperoleh adalah 5,73 NTU. Nilai ini juga
NTU. Nilai ini telah memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan.
2) Kandungan Besi (Fe)
0,3 mg/L.
rata kadar Fe yang diperoleh adalah 0,234 mg/L. Nilai ini telah
memenuhi standar baku mutu kualitas air yang telah ditetapkan, namun
pisang kepok terhadap respon penurunan tingkat kekeruhan pada air sungai
adalah sebesar 57,85 %.Hal ini lebih baik dibandingkan dengan penjernihan
terhadap penurunan kadar logam Fe dalam air sungai adalah sebesar 65,02
%.Hal ini lebih baik dibandingkan dengan penjernihan tanpa menggunakan kulit
selulosa, hemiselulosa, pigemen klorofil dan zat pektin yang mengandung asam
untuk mengikat ion logam yang merupakan gugus fungsi gula karboksil.Kulit
pisang juga terdiri dari atom nitrogen, sulfur dan bahan-bahan organik seperti
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil data dan pembahasan yang telah dilakukan oleh
1. Limbah kulit pisang kepok dapat diaplikasikan sebagai media penjernih air.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa limbah kulit pisang
air sungai. Hal ini terbukti perolehan angka penurunan terhadap tingkat
standar kekeruhan adalah 5 NTU, parameter fisika kekeruhan air sungai setelah
dilakukan penjernihan dengan kulit pisang kepok telah memenuhi standar baku
mutu kualitas air yang ditetapkan yakni 3,01 NTU. Hal ini lebih baik jika
2. Sedangkan untuk parameter kimia kadar logam Fe (besi) dari hasil penelitian
yang telah dilakukan diketahui bahwa limbah kulit pisang kepok menunjukkan
respon terhadap penurunan parameter logam Fe (besi) dalam air sungai. Hal ini
adalah 0,3 mg/L, setelah dilakukan penjernihan telah memenuhi standar baku
mutu yang ditetapkan yakni 0,114 mg/L.Hal ini lebih baik jika dibandingkan
dengan penjernihan tanpa menggunakan kulit pisang kepok, dengan hasil kadar
B. Saran
3. Disarankan penelitian lebih lanjut agar media kulit pisang kepok dapat
kepok sebagai media penjernih air seperti membuat arang aktif dari kulit pisang
kepok.
DAFTAR PUSTAKA
Djunaedi. 2007. Air Permukaan dan Air Tanah. Gajah Media. Malang
Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan.Kanisius.Yogyakarta.
Kacaribu.2008.Tesis Kandungan kadar Seng (Zn) dan Besi (Fe) dalam air
minum dari depot air minum isi ulang air pegunungan Sibolangit di kota
Medan. Universitas Sumatera
Utara.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5921/1/067006017
.pdf Diakses pada tanggal 15 Januari 2013.
Sujana. 2006. Merakit Sendiri Alat Penjernih Air untuk Rumah Tangga. Kawan
Pustaka . Jakarta
Tutut.2012.http://tutut-hardiyanti.blogspot.com/2012/05/nephelometric-turbidity-unit-
ntu.html.Diakses pada tanggal 7 Februari 2013.
Wikipedia.2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Sampel_%28statistika%2a9.
Diakses pada tanggal 5 Juli 2013.
LAMPIRAN
Gambar. 3 Peta Sub DAS karang Mumus Samarinda
Gambar 4.Penjernihan Air dengan menggunakan Kulit Pisang Kepok
Perhitungan
Diketahui :
Ditanya :
Penurunan tingkat kekeruhan tanpa menggunakan kulit pisang kepok?
Jawab :
Jawab :
Diketahui :
Jawab :
Diketahui :
Jawab :
Diketahui :
Jawab :
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
Diketahui :
pisang kepok?
Jawab :
pertama
% = 0,023 x 100 %
0,326
= 7,05%
% = 0,12 x 100 %
0,326
= 36,80 %
% = 0,132 x 100
0,326
= 40,49%
Diketahui :
Ditanya :