Anda di halaman 1dari 3

infeksi paru dapat menyebabkan terjadinya empiema.

Infeksi adalah komplikasi yang


paling sering terjadi. Sumber infeksi yang paling jarang termasuk sepsis abdomen, yang
mana pertama sekali dapat membentuk abses subfrenik sebelum menyebar ke rongga
pleura melalui aliran getah bening. Abses hati yang disebabkan Entamoeba histolytica
mungkin juga terlibat dan infeksi pada faring, tulang thoraks atau dinding thoraks dapat
menyebar ke pleura, baik secara langsung maupun melalui jaringan mediastinum. Pleura
dan rongga pleura dapat menjadi tempat sejumlah gangguan yang dapat menghambat
pengembangan paru atau alveolus atau keduanya. Reaksi ini dapat disebabkan oleh
penekanan pada paru akibat penimbunan udara, cairan, darah atau nanah dalam rongga
pleura. Penimbunan eksudat disebabkan oleh peradangan atau keganasan pleura, dan
akibat peningkatan permeabelitas kapiler atau gangguan absorbsi getah bening. Eksudat
dan transudat dibedakan dari kadar protein yang dikandungnya dan berat jenis. Transudat
mempunyai berat jenis <1,015 dan kadar proteinnya kurang dari 3%; eksudat mempunyai
berat jenis dan kadar protein lebih tinggi, karena banyak mengandung sel. Penimbunan
cairan dalam rongga pleura disebut efusi pleura.

Infeksi oleh organisme-organisme patogen menyebabkan jaringan ikat pada


membran pleura menjadi edema dan menghasilkan suatu eksudasi cairan yang
mengandung protein yang mengisi rongga pleura yang dinamakan pus atau nanah. Jika
efusi mengandung nanah, keadaan ini disebut empiema.
Terjadinya empyema thoraks dapat melalui tiga jalan :
1. Sebagai komplikasi penyakit pneumonia atau bronchopneumonia dan abscessus
pulmonum, oleh karena kuman menjalar per continuitatum dan menembus pleura
visceralis
2. Secara hematogen , kuman dari focus lain sampai di pleura visceralis.
3. Infeksi dari luar dinding thorax yang menjalar ke dalam rongga pleura, misalnya
pada trauma thoracis, abses dinding thorax.

Terjadinya empyema akibat invasi basil piogenik ke pleura, timbul peradangan


akut yang diikuti dengan pembentukan eksudat serous dengan banyak sel-sel PMN
(Polimerphonucleus) baik yang hidup ataupun mati dan meningkatnya kadar protein,
maka cairan menjadi keruh dan kental. Adanya endapan-endapan fibrin akan membentuk
kantong-kantong yang melokalisasi nanah tersebut.Apabila nanah menembus bronkus
timbul fistel bronko pleura, atau menembus dinding thoraks dan keluar melalui kulit
disebut empyema nasessitatis. Stadium ini masih disebut empyema akutyang lama-lama
akan menjadi kronis (batas tak jelas) .Biasanya empyema merupakan suatu proses luas,
yang terdiri atas serangkaian daerah berkotak-kotak yang melibatkan sebagian besar dari
satu atau kedua rongga pleura. Dapat pula terjadi perubahan pleura parietal. Jika nanah
yang tertimbun tersebut tidak disalurkan keluar,maka akan menembus dinding dada ke
dalam parenkim paru-paru dan menimbulkan fistula. Piopneumothoraks dapat pula
menembus ke dalam rongga perut. Kantung-kantung nanah yang terkotak-kotak akhirnya
berkembang menjadi rongga-rongga abses berdinding tebal, atau dengan terjadinya
pengorganisasian eksudat maka paru-paru dapat menjadi kolaps serta dikelilingi oleh
sampul tebal yang tidak elastis
Tanda dan gejala empiema secara umum adalah :
- Demam
- Keringat malam
- Nyeri pleural
- Dispnea
- Anoreksia dan penurunan berat badan
- Auskultasi dada, ditemukan penurunan suara napas
- Perkusi dada, suara flatness
- Palpasi , ditemukan penurunan fremitus

Tanda gejala empiema berdasarkan klasifikasi empiema akut dan kronis:

Dada datar karena adanya tanda-tanda cairan pleura.Terjadi fibrothorak trakea dan
jantung tertarik kearah yang sakit.
Pemeriksaan radiologi menunjukkan cairan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Rontgen
- Cairan pleura bebas dapat terlihat sebagai gambaran tumpul di sudut
kostofrenikus pada posisi posteroanterior atau lateral.
- Dijumpai gambaran yang homogen pada daerah posterolateral dengan gambaran
opak yang konveks pada bagian anterior yang disebut dengan D-shaped shadow
yang mungkin disebabkan oleh obliterasi sudut kostofrenikus ipsilateral pada
gambaran posteroanterior.
- Organ-organ mediastinum terlihat terdorong ke sisi yang berlawanan dengan
efusi.
- Air-fluid level dapat dijumpai jika disertai dengan pneumotoraks, fistula
bronkopleural.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) :


Pemeriksaan dapat menunjukkan adanya septa atau sekat pada suatu empiema yang
terlokalisir. Pemeriksaan ini juga dapat membantu untuk menentukan letak empyema
yang perlu dilakukan aspirasi atau pemasangan pipa drain

Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan CT Scan dapat menunjukkan adanya suatu penebalan dari pleura. Kadang
dijumpai limfadenopati inflamatori intratoraks pada CT Scan

Komplikasi
Kemungkinan komplikasi yang terjadi adalah pengentalan pada pleura. Jika inflamasi
telah berlangsung lama, eksudat dapat terjadi di atas paru yang menganggu ekspansi
normal paru. Dalam keadaan ini diperlukan pembuangan eksudat melalui tindakan bedah
(dekortasi). Selang drainase dibiarkan ditempatnya sampai pus yang mengisi ruang
pleural dipantau melalui rontgen dada dan pasien harus diberitahu bahwa pengobatan ini
dapat membutuhkan waktu lama
Fibrosis pleura
- Kolaps paru akibat penekanan cairan pada paru-paru
- Panyakit paru restriktif
- Pergeseran organ-organ mediastinum
- Piopneumotoraks

Anda mungkin juga menyukai