Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang
banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun
harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan
arteriosclerosis (pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari
banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah
tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik
mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya,
karena adanya faktor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang
hipertensi (pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga
perawatannya. Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat
tinggi. Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa
atau setara dengan 26,4 persen populasi orang dewasa. Angka prevalensi
hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas (riset kesehatan dasar) 2007
mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen penderita hipertensi
berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.
Sementara di dunia Barat. Hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal
oleh karena perlu digalakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan
perawatan hipertensi. Data survey dari tim kesehatan pada tanggal 24 januari 2005
jumlah pasien rumah sakit di kota Banda Aceh menunjukkan tingkat penderita
hipertensi mencapai 3%.
Tujuan Penulis
1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menjelaskan tanda dan gejala
3. Menjelaskan etiologi terjadinya hipertensi
4. Menjelaskan patofisiologi terjadinya hipertensi
5. Pemeriksaan penunjang
6. Penatalaksanaan
B. Rumusan Masalah

1
Bagaimana memberikan asuhan keperawatan gerontik kepada lansia yang
menderita hipertensi?

BAB 2
Tinjauan Teori

A. PENGERTIAN

2
Disebut silent killer karena 1 ½ penderita dengan tekanan darah tinggi tidak
menyadari kondisi kesehatannya. Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan
tekanan sistolik diatas 160 mmHg atau tekanan diastolik diatas 90 mmHg
(Fatimah, 2010).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan dastolik 90 mmHg. (Smeltezer, 2001).
Menurut WHO (1978), tekanan darah sama dengan atau diatas 160/95
mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Tingkat hipertensi dan anjuran control
(Joint National Commitle, U.S 1992).
Tingkat Tekanan sistolik Tekanan diastolik Jadwal kontrol
(mmHg) (mmHg)
Tingkat I 140-159 90-99 1 bulan sekali 1
minggu sekali
dirawat di RS
Tingkat II 160-179 100-109
Tingkat III 180-209 110-119
Tingkat IV 210 atau lebih 120 atau lebih

B. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis. Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis

3
beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu: mengeluh sakit kepala,
pusing lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis,
kesadaran menurun.
C. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
4. Kehilangan elastisitas pembulu darah hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembulu darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembulu darah perifer
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembulu darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpastis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembulu darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembulu darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembulu darah terhadap rangsang
vasokonstriksi dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembulu
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol

4
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat rsepons vasokonstriktor pembulu
darah. Vasokontriktor yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologist dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembulu perifer bertanggung jawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembulu darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi
dan daya regang pembulu darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besarberkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup). Mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001). Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan
adanya “hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak
dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin/hematokrit
Untuk mengkjai hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemi.

2. BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal glukosa hiperglikemi
(diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi).
3. Kalium serum

5
Hipokalemia mengindikasikan adanya aldosteronn utama (penyebab)
atau menjadi efek samping terapi diuretic
4. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
5. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengidentifikasikan pencentus untuk/adanya
pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
6. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
7. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)
8. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
9. Asam urat
Hiperurissemia telah menjadi impikasi faktor resiko hipertensi
10. Steroid urin
Kenaikan dapat mengidentifikasikan hiperadrenalisme
11. IVP
Dapat mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkrim ginjal, batu ginjal/ureter
12. Foto dada
Menunjukkan obstruksi klasifikasi pad area katub, peebesaran jantung
13. CT scan
Untuk menguji umor serebral, ensefalopati

14. EKG
Untuk mengkaji pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.
F. PENATALAKSANAAN

6
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapain dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
1. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi
tanpa obat ini meliputi:
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah:
1. Restrisksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
b. Latihan fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi dan olah raga yang mempunyai empat
prinsipyaitu: macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepedah, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-8-% dari kapasitas aerobic
atau 72-87% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan
frekuensi latihan sebaiknya 3x perminggu dan paling baik 5x
perminggu.

c. Edukasi psikologi
Pemberian edukasi psikologi untuk penderita hipertensi meliputi:
1. Tekhnik biofeedback
Biofeedback adalah suatu tekhnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh

7
yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan
bioffedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatic
seperti nyeri kepala dan migraine, juga untuk gangguan psikologi
seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tekhnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tekhnik yang bertujuan
untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara
melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks
3. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan
pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah
saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi
agar penderita bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh komite Dokter Ahli Hipertensi
(JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION
AND TREATMENT OF HIGH BLOOGD PRESSURE, USA, 1988)
menyimpulkan bahwa obat dierutik, penyekat beta, antagonis, kalsium
atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama
dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada
pada penderita.
Pengobatannya meliputi:
a. Step 1
Obat pilihan pertama: diuretic, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
b. Step 2

8
Alternative yang bisa diberikan:
Dosis obat pertama dinaikkan diganti jenis lain dari obat pilihan
pertama ditambahkan obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretic, beta
blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
c. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh obat ke 2 diganti ditambah obat ke 3
jenis lain
d. Step 4
Alternatif pemberian obatnya ditambah obat ke 3 dan ke 4 re-
evaluasi dan konsultasi follow up untuk mmempertahankan terapi.
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi
dan komunikasi. Yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
(perawat, dokter) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

BAB 3
Proses Asuhan Keperawatan

Tanggal pengkajian : 08 Juni 2013


A. Data Biografi

9
Nama : Ny. M
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 25 Juli 1946
Pendidikan terakhir : SLTA
Golongan darah :B
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
TB/BB : 152 cm / 43kg
Penampilan : Rapi, bersih
Alamat : Karang Rejo III/ 20
Orang terdekat : Tn. S
Hubungan dengan lansia : Suami
B. Riwayat Keluarga
1. Susunan anggota keluarga
Hubungan
No. Nama L/P Pendidikan Pekerjaan Keterangan
keluarga
1. Tn. S L KK (Suami) SLTA Pensiun HT
PT PAL
2. Ny. M P Istri SLTA IRT HT

2. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan : Garis Keturunan
: Cerai ↗ : Klien : Tinggal satu rumah
3. Tipe/bentuk keluarga

10
Keluarga
C. Riwayat Pekerjaan
1. Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
2. Alamat pekerjaan :-
3. Berapa jarak dari rumah :-
4. Alat transportasi :-
5. Pekerjaan sebelumnya :-
6. Sumber pendapatan : Dapat dari anak dan menantu
D. Riwayat Lingkungan Hidup
1. Tipe tempat tinggal : Permanen
2. Jumlah kamar :2
3. Kondisi tempat tinggal : Baik, bersih, berlantai
4. Jumlah orang yang tinggal : 3 orang
E. Riwayat Rekreasi
Hobby : Olah raga
Keanggotaan Organisasi : Posyandu, PKK
Liburan perjalanan : Jarang bepergian jauh
F. Sistem Pendukung
1. Perawat/Bidan/Dokter : Dokter
2. Jarak dari Rumah Sakit : ± 1,5 km
3. Jarak dari Puskesmas : ± 2 km
G. Diskripsi Kekhususan
1. Kebiasaan ritual : Selalu melaksanakan Sholat 5 waktu
H. Status Kesehatan
1. Status kesehatan selama 5 tahun yang lalu : Hipertensi
2. Alergi : Tidak ada

I. Aktivitas Hidup Sehari-hari (ADL)


1. Indeks Katz :A
2. Oksigenasi :-
3. Cairan & Elektrolit : Tidak dikaji

11
4. Nutrisi : Makan 3x sehari, lauk tahu, tempe, sayur
5. Eliminasi : BAB 2 hari sekali
6. Aktivitas : Olah raga
7. Istirahat & Tidur : a. Tidur siang 13.00-14.30 WIB
b. Tidur malam 20.00-04.00 WIB
8. Personal Hygiene : Mandi 2 kali sehari, keramas 3 hari sekali
9. Seksual : Tidak dikaji
10. Rekreasi : Jarang bepergian jauh
11. Psikologis :
 Persepsi klien : klien menganggap dirinya sebagai beban keluarga
 Konsep diri : klien lebih sering lupa
 Adaptasi : klien mudah bergaul dengan siapapun
 Mekanisme pertahanan diri :
12. Keadaan Umum : Baik
13. Tingkat Kesadaran : Composmentis
14. Skala Koma Glasglow: 4= Eye, 5=Verbal, 6= Psikomotor
15. Tanda-tanda Vital : a. TD = 140/90 mmHg
b. S = 36,5°C
c. RR = 21 x/menit
d. N = 60 x/menit
 Sistem kardiovaskuler : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup
monoton, frekwensi jantung meningkat perubahan irama jantung,
sering pusing
 Sistem pernafasan :
 Inspeksi : tidak ada benjolan
 Palpasi : formal femitus kanan dan kiri
 Perkusi : suara sonor
 Auskultasi : suara vesikuler
 Sistem integumen : kulit sudah tidak elastis, tugor kulit dicubit
kembali ke keadaan semula agak lama tidak priritus, rambut
berwarna kelabu (beruban)

12
 Sistem perkemihan : klien mengatakan urin keluar lancar dan
tidak ada keluhan
 Sistem muskulo skeletal : klien mengatakan persendiannya sering
sakit
 Sistem endokrin : rambut beruban
 Sistem gastrointestinal : nafsu makan masih baik, tidak hemoroid
 Sistem reproduksi : klien mengatakan tidak mempunyai
penyakit kelamin
 Sistem persarafan : klien mengatakan sering pusing, dan tidak
bisa tidur
 Sistem pengelihatan : penglihatan masih jelas
 Sistem pendengarahan : fungsi pendengaran baik
 Sistem pengecapan : lancar saat berbicara, tidak memakai gigi
palsu, tidak sakit tenggorokan
 Sistem peciuman : fungsi penciuman masih normal
 Tactil respon : reflek gerakan masih aktif
J. Status Kognitif/Afektif/Sosial
1. Short Porteble Mental Status Questionnaire (SPMSQ) : Terlampir
2. Mini Mental State Exam : Terlampir
3. Inventaris Depresi Back : Terlampir
4. APGAR Keluarga : Terlampir
K. Data Penunjang
1. Laboratorium :-
2. Radiologi :-

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. Data subyektif : Peningkatan Nyeri
a. Ny.M mengatakan bahwa selalu tekanan vascular

13
memikirkan anaknya sehingga cerebral
kepalanya pusing, Ny.M mempunyai
riwayat hipertensi
Data obyektif :
TTV
a. TD = 140/90 mmHg
b. N = 60 x/mnt
c. RR = 21 x/mnt
d. S = 36,5⁰C
e. BB = 45kg
f. TB = 158 cm
P = Kepala terasa pusing
Q = Kepala terasa ditusuk-tusuk
R = Dibagian kepala
S = Skala nyeri 2
T = Malam hari
2. Data subyektif : Nyeri kepala Gangguan pola
Tn. S mengatakan tidak bisa tidur tidur
karena selalu mikirin anaknya
sehingga kepalanya sering pusing
Data obyektif :
Badan lemas, wajah terlihat pucat

RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
cerebral
2. Gangguan pola tidur berubungan dengan nyeri kepala

INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi


4. Kaji tingkat nyeri yang
1. Nyeri berhubungan Meredakan

14
dialami pasien
dengan peningkatan nyeri
tekanan vascular 5. Jelaskan penyebab nyeri
Kriteria hasil :
cerebral
6. Petahankan tirah baring,
1. Pasien
lingkungan yang tenang,
mengungkapk
sedikit penerangan
an tidak
adanya sakit
7. Minimalkan gangguan
kepala
lingkungan dan rangsangan

2. TTV dalam
8. Kolaborasi pemberian obat
batas normal
sesuai indikasi: analgesic \,

3. Pasien tampak antiansietas (lorazepam,

nyaman ativan, diazepam, valium)


Gangguan pola tidur Tidak terjadi 3. Beri kesempatan klien untuk
2.
berhubungan dengan gangguan pola istirahat/tidur
nyeri kepala tidur
Kriteria hasil : 4. Ciptakan suasana lingkungan

1. Dapat istirahat yang tenang dan nyaman

dengan cukup
5. Kolaborasi pemberian obat
2. Mampu
sesuai indikasi
menciptakan
pola tidur 6. Beri makanan yang tidak
yang adekuat menimbulkan penyakit darah
6-8 jam per tingginya kambuh
hari
7. Buat jadwal tidur secara
teratur

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Hari/ Diagnosa Implementasi


No.
Tanggal Keperawatan Asuhan Keperawatan Gerontil
1. Nyeri

15
berhubungan a. Mengkaji tingkat nyeri, skala nyeri 4
Sabtu, 08 b. Memberikan penjelasan tentang
dengan tekanan
Juni 2013
penyebab nyeri
Jam 15.30 vascular cerebral
c. Mengajarkan teknik relaksasi

2. Gangguan pola
tidur berhubungan
a. Memberi penjelasan kepada pasien dan
Sabtu, 08 dengan adanya
Juni 2013 keluarga tentang pola tidur yang baik
nyeri kepala
b. Menjelaskan tentang tindakan untuk
menghilangkan sakit kepala

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Hari/ Diagnosa Evaluasi


No
tanggal Keperawatan Asuhan Keperawatan Gerontik

16
1. Nyeri Subyektif:
berhubungan Ny.M mengatakan nyeri berkurang, mampu
dengan memahami diet dan penanganan penyakitnya,
peningkatan Obyektif:
vascular Skala nyeri berkurang menjadi 1.
Sabtu, 08 Juni
cerebral Analisa:
2013
Tujuan sebagian tercapai
Jam 15.30
Perencanaan :
a. Berikan motivasi pada Ny.M agar selalu rutin
mengontrolkan hipertensinya ke puskesmas
atau pelayanan kesehatan terdekat

BAB IV
Simpulan dan Saran

A. Simpulan

17
Salah satu penyakit yang sering terjadi pada sebagian lansia adalah
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak
dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus
senantiasa diwaspadai. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90
mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan dastolik 90 mmHg.

B. Saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah, penulis juga
memohon maaf apabila terjadi kekurangan dalam penyusunan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, 2003. Rencana Asuhan Keperawatan.ECG, Jakarta

18
Fatimah, 2010. Merawat manusia lanjut usia. Trans info media. Jakarta

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:


BCG

Ma’rifatul Lilik Azizah., 2011. Keperawatan lanjut usia.Graha ilmu. Jogjakarta

INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktifitas Kehidupan Sehari-hari

Nama Klien : Ny.M Tanggal : 08 Juni 2013


Jenis Kelamin : Perempuan BB/TB : 42kg / 153cm

19
Agama : Islam Gol Darah :B
Pendidikan : SLTA
Alamat :Karang Rejo III/20
SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
A
kamar kecil, berpakaian dan mandi
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
B
satu dari fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
C
mandi, dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
D
mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
E
mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
F mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah, dan satu fungsi
tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di
Lain-lain
klarifikasikan sebagai C, D, E, atau F

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE


(SPMSQ)
Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual Lansia

Nama Klien : Ny.M Tanggal : 08 Juni 2013


Jenis Kelamin : Perempuan BB/TB : 42kg / 153cm
Agama : Islam Gol Darah :B

20
Pendidikan : SLTA
Alamat : Karang Rejo III/20
Nama Pewawancara : Fikrina Isyari
SKORE
No. Pertanyaan Jawaban
+ -
+ 1 Tanggal berapa hari ini ? 08
+ 2 Hari apa sekarang ? Sabtu
+ 3 Apa nama tempat ini ? Rumah
+ 4 Dimana alamat anda ? Karang Rejo III/20
+ 5 Berapa umur anda ? 67 tahun
+ 6 Kapan anda lahir ? 25 Juli 1946
+ 7 Siapa presiden Indonesia ? SBY
Siapa presiden Indonesia Megawati
+ 8
sebelumnya ?
+ 9 Siapa nama ibu anda ? Ny. F
Kurangi 3 dari 20 dan tetap 13
- 10 pengurangan 3 dari setiap angka
baru, secara menurun
Jumlah Kesalahan Total 1

Keterangan :
1. Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual berat
NB :
 Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila lansia hanya
berpendidikan SD
 Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila lansia mempunyai
pendidikan lebih dari SD

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA


Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk
mengkaji Fungsi Sosial lansia

Nama Klien : Ny.M Tanggal: 08 Juni 2013


Jenis Kelamin : Perempuan BB/TB : 42 kg / 153 cm
Agama : Islam Gol Darah :B
Pendidikan : SLTA
Alamat : Karang Rejo III/20

21
Nama Pewawancara : Fikrina Isyari
No Fungsi Uraian Skor
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2
keluarga (teman-teman) saya untuk
membantu pada waktu saya mengalami
kesusahan
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman- 2
teman) saya membicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan masalah dengan
saya
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) 2
saya menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan aktivitas baru
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman- 1
teman) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya,
seperti marah, sedih dan mencintai
5. Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga 1
(teman0teman) saya menyediakan waktu
bersama saya
Penelian :
Pertanyaan yang
dijawab:
a. Selalu : skore 2 Total 8
b. Kadang : skore 1
c. Hampir tidak
pernah : skore 0

MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)


Menguji Aspek Kognitif dari Fungsi Mental

Nilai Klien Pertanyaan


Maksimum
Orientasi
5 4 (2013, kemarau, 08, Hari, Sabtu apa sekarang :

22
5 4 Dimana kita : (Negara Bagian, Wilayah, Kota)
alamat rumah ibu dimana? Indonesia, jetis kulon
Registrasi
3 3 Nama 3 obyek (1 detik untuk mengatakan
masing-masing) tanyakan klien ke 3 obyek
setelah anda telah mengatakan. Beri 1 poit untuk
tiap jawaban yang benar, kemudian ulangi
sampai ia mempelajari ke 3 nya jumlahkan
percobaan & catat. Percobaan : meja, kursi,
lemari
Perhatian dan Kalkulasi
5 4 Seri 7’s (1 point tiap benar, berhenti setelah 5
jawaban, berganti eja kata ke belakang) (7 kata
dipilih eja dari kata ke belakang) (7 kata yang
dipilih eja dari belakang) contoh : 50-7=43-
7=36-7=29-7=22-7=15
Mengingat
3 3 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri
1 point untuk tiap kebenaran. Meja, lemari, kursi
Bahasa
9 6 Nama pensil & melihat (2 point) mengulang hal
berikut tak ada jika (dan atau tetapi) 1 point
30 24 Nilai Total

KETERANGAN :
Mengkaji tingkat kesadaran klien sepanjag kontinum :
Composmentis, Apatis, Somnolens, Suporus, Coma

Nilai maksimum 30 (nilai 21 / kurang indikasi ada kerusakan kognitif perlu


penyelidikan lebih lanjut)

INVENTARIS DEPRESI BECK


(Penilaian Tingkat Depresi Lansia dari Beck & Decle, 1972)

Nama Klien : Ny.M Tanggal : 08 Juni 2013


Jenis kelamin :P BB/TB : 42 kg / 153 kg
Umur : 67 Gol Darah :B
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA

23
Alamat : Karang Rejo III/20
Nama Pewawancara : Fikrina Isyari

SKORE URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih

B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal

D KETIDAKPUASAAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mmendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa puas

E RASA BERSALAH
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri

24
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI


3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan buuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri

H MENARIK DIRI DARI SOSIAL


3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tisdak peduli
pada mereka seemuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai
sedikit perasaan mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain.

I KERAGUAN-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI


3 Merasa bahwa saya jelek/tampak menjijikan
2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khwatir saya tampak tua/tidak menarik & ini membuat saya tidak
menarik
0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya

K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja ± sebaik-baiknya

L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu

25
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya

KETERANGAN:
Penilaian
0-4 Depresi Tidak ada / minimal
5-7 Depresi Ringan
8-15 Depresi Sedang
16+ Depresi Berat

26

Anda mungkin juga menyukai