Anda di halaman 1dari 32

JOB SHEET

REWINDING

Oleh

Parmin, S.Pd

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH
Jalan KRT, Kertodiningrat, Margosari Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta
Telpon (0274) 773029,Fax. (0274) 774289, e-mail : smk2pengasih_kp@yahoo.com
homepage : www.smkn2pengasih.sch.id
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 2 PENGASIH
Bid. Keahlian : T. Elektro No. Job sheet : 01
Prog. Diklat : MEMPERSIAPKAN Waktu :
Kompetensi : Rewinding PEKERJAAN REWINDING Tanggal :
Tingkat :I Nama :

A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah mempelajari dan melaksanakan Jobsheet ini, peserta diklat diharapkan:
1. Dapat menjelaskan jenis motor listrik satu phasa
2. Dapat mempersiapkan motor AC satu Fasa

B. Uraian materi
Pada lembar kegiatan belajar ini, kita akan mempelajari jenis jenis motor 1
fasa/phasa. Dalam hal ini, kita perlu merencanakan dan mempersiapkan motor-motor
jenis apa yang akan kita bongkar atau kita lilit. Untuk pekerjaan ini kita
merencanakan dan menyiapkan jenis motor-motor induksi satu phasa dan motor
induksi tiga phasa. Kita memilih jenis motor jenis ini banyak dimanfaatkan
dilingkungan industri maupun pemakaian di masyarakat.
Secara teoritis motor induksi dapat kita bedakan menjadi motor 1 fasa dan motor 3
fasa.
1. Motor 1 Fasa
Secara teortis motor induksi satu dapat dibedakan menjadi :
a. Motor fasa belah (splite phasa motor)
Motor fase belah mempunyai torsi awal yang sedang dengan arus awal yang
rendah . Motor ini digunakan pada : mesin cuci, pompa sentrifugal, kipas
angin, food mixer

Gambar 1. Motor fasa belah

Gambar 2. Rangkaian motor fasa belah

b. Motor kapasitor

1
Oleh Parmin, S.Pd
Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga
seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es, motor air
conditioning. Konstruksinya sederhana dengan daya kecil dan bekerja dengan
tegangan suplai PLN 220 V, oleh karena itu menjadikan motor kapasitor ini
banyak dipakai pada peralatan rumah tangga

Gambar 3. Motor kapasitor

1) Motor kapasitor Permanen


Pada motor ini terdapat kapasitor yang dipasang tetap sebagaimana yang
dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 4. Rangkaian motor Kapasitor permanen

2) Motor kapasitor Start


Motor kapasitor start merupakan motor fase belah tetapi pada saat distart
perbedaan fase antara kedua arus diperoleh melalui sebuah kapasitor yang
dipasang seri dengan kumparan bantu. Dengan adanya kapasitor, diperoleh
torsi awal yang lebih besar jika dibandingkan dengan motor fase belah.
Motor kapasitor start banyak digunakan terutama : fan, AC, pompa,
peralatan pendingin, mesin cuci, dan penggerak kompresor

Gambar 5. Rangkaian motor kapasitor Start

3) Motor Kapasitor Start dan Running


Motor kapasitor jenis ini mempunyai dua kapasitor, satu berfungsi hanya
pada saat motor sedang dihidupkan (Cs) dan kapasitor lainnya (Cr)
bekerja terus – menerus. Setelah putaran motor mencapai 70 – 80 %
dari putaran nominalnya Cs terlepas dan Cr tetap terhubung. Beda
fase antara flux utama dan bantu menurun sehingga torsi motor juga
menurun. Besarnya kapasitor start biasanya 300 uF dan kapasitor run 40
uF untuk motor 0,5 HP. Motor ini penggunaannya sama seperti motor
kapasitor start, hanya perbedaanya mempunyai torsi dan efesiensi yang

2
Oleh Parmin, S.Pd
lebih besar. Selain itu dapat mempertinggi kemampuan motor dari beban
lebih dan putarannya lebih halus.

Gambar 6. Rangkaian Motor kapasitor Start dan Running

c. Motor kutub bayangan (shaded pole)


Motor ini mempunyai kutub bayangan (shaded pole) dan kutub utama
sementara rotornya adalah rotor sangkar tupai. Medan putar dihasilkan karena
adanya induksi
pada cincin hubung singkat yang terdapat pada kutub bayangan. Motor kutub
bayangan kebanyakan digunakan pada alat-alat yang tidak memerlukan torsi
yang besar seperti : kipas angin kecil, alat foto copy, pompa kecil dan alat
pengering rambut. Motor kutub bayangan terdapat satu kutub yang bercelah
dan pada bagian kutub yang lain, dipasang cincin hubung singkat (kumparan
bantu). Konstruksi motor

Gambar 7. Motor kutub bayangan

Gambar 8. Rangkaian motor kutub bayangan

d. Motor Universal
Motor universal adalah motor seri arus bolak balik, konstruksi maupun
karakteristik motor universal sama dengan motor seri arus searah (motor seri
DC). Keuntungan motor universal ini dapat dioperasikan dengan sumber
3
Oleh Parmin, S.Pd
tegangan bolak balik (AC) atau denga tegangan arus searah pada nilai
tegangan yang sama. Motor universal banyak digunakan pada peralatan listrik
dengan ukuran kecil dan sedang, seperti Vacuum Cleaner, bor tangan, mixer
dan sejenisnya.

Gambar 9. motor Universal

Gambar 10. Motor Universal dengan pengaturan kecepatan

2. Motor 3 fasa
Sedangkan motor induksi tiga phasa (Three phase induction motor) juga disebut
dengan poly phase induction motor adalah suatu motor listrik yang mempunyai 3
buah kumparan stator yang dipasang pada keliling stator yang letaknya masing-
masing bergeser 120o listrik maupun mekanik. Sesuai dengan namanya, maka motor
jenis ini memerlukan sumber tegangan bolak-balik tiga fasa.

Gambar 11. Kontruksi motor 3 fasa

Konstruksi motor induksi satu fasa dan motor induksi tiga fasa terdiri dari 2 bagian
utama yaitu:
4
Oleh Parmin, S.Pd
1. Stator
Secara prinsip stator motor induksi adalah sama dengan stater motor sinkron
maupun generator. Pada stator terdapat susunan kawat yang dimasukkan
kedalam alur untuk menerima belitan stator dari motor akan membawa belitan
menurut jenis motornya misalkan motor satu fasa, maka statornya akan
membawa belitan satu fasa, dimana diumpan dari penyedia tegangan satu fasa
sedangkan untuk motor jenis tiga fasa, maka statornya akan membawa belitan
tiga fasa yang diumpan dengan penyedia tegangan tiga fasa.

Gambar 12. Stator motor

Jumlah kutub dari suatu motor akan menentukan lambat cepatnya putaran
suatu motor. Makin banyak jumlah kutub yang terpasang maka makin lambat
putaran yang dihasilkan sedangkan apabila jumlah kutubnya makin sedikit maka
putaran yang dihasilkan makin cepat. Hal semacam ini dapat dihitung dari:
F . 60
Ns 
p

Ns = Putaran sinkron
F = Frekuensi jala–jala
P = Jumlah pasang kutub

Atau
F . 120
n 
p
n = Jumlah Putaran
F = Frekuensi jala–jala
P = Jumlah kutub

2. Rotor
Rotor dari motor induksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Rotor Sangkar
Secara umum hampir 90% dari motor induksi banyak menggunakan rotor
dengan jenis ini. Karena rotor jenis ini, pada motor induksi adalah paling
sederhana dan kuat rotor jenis ini dibuat dari baja silicon dan terdiri dari inti
yang berbentuk silinder yang sejajar dengan alur/slot dan diisi dengan
tembaga atau alumunium yang berbentuk batangan.

5
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 13. Konstruksi rotor sangkar

b. Rotor Belit/lilit
Rotor ini memiliki belitan–belitan kawat jadi kalau didistribusikan maka motor
jenis ini juga dapat kita fungsikan sebagai alternator (generator) dengan
demikian pada rotor ini akan memiliki kutub–kutub pada stator belitan
internal rotor dari motor ini dihubungkan secara bintang (tiga fasa)
kemudian terminal belitan tersebut dikeluarkan dan disambungkan ke tiga
buah slip ring terisolasi yang diletakkan pada poros motor dengan sikat
diatasnya. Ketiga sikat ini secara eksternal dihubungkan ke suatu reostat
yang membentuk bintang. Reostat pada motor ini berfungsi untuk
meningkatkan torsi asut motor pada saat periode pengusutan. Apabila motor
ini bekerja pada kondisi normal, maka slip ring secara otomatis terhubung
pendek. Sehingga ring diatas tangkai terhubung bersama oleh suatu logam
yang tertekan selanjutnya secara otomatis sikat tersebut terangkat dari slip
ring yang berfungsi untuk mengurangi rugi–rugi gesekan.
Selain dua bagian utama tersebut motor induksi juga mempunyai konsturksi
tambahan antara lain rumah stator, tutup stator, kipas dan terminal hubung.

C. Tugas
1. Apa yang terjadi apabila jumlah kutub suatu motor diubah?
2. Komposisi dari stator adalah terdiri dari 94% baja dan 6% silicon. Apa yang
terjadi, apabila komposisi silicon ditambah?

D. Kunci Jawaban
1. - Bila Jumlah kutub ditambah maka yang terjadi putaran rotor yang dihasilkan
akan berkurang.
- Bila jumlah kutub pada motor dikurangi maka yang terjadi putaran dari motor
akan bertambah.
2. Apabila komposisi dari silicon (karbon) ditambah, maka yang terjadi stator
tersebut akan rapuh dan mudah untuk pecah serta nilai fluksi magnet yang
dihasilkan akan bertambah.

6
Oleh Parmin, S.Pd
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 2 PENGASIH
Bid. Keahlian : T. Elektro No. Job sheet : 02
Prog. Diklat : PERALATAN Waktu :
Kompetensi : Rewinding REWINDING Tanggal :
Tingkat :I Nama :

A. Tujuan kegiatan pemelajaran


Setelah mempelajari dan melaksanakan Job sheet ini, peserta diklat diharapkan:
1. Dapat memilih alat yang digunakan untuk rewinding
2. Dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing alat yang digunakan
3. Dapat menggunakan alat sesuai fungsinya.

B. Uraian materi
Pada lembar kegiatan belajar ini, kita mempelajari peralatan yang sering
digunakan untuk rewinding.
1. Obeng

a. Obeng plus (+)


Obeng plus atau biasa disebut dengan blimbing, fungsi dari obeng ini adalah
untuk memutar skrup atau baut yang beralur plus (+) atau bintang.

Gambar 14. Obeng Plus

b. Obeng minus (-)


Obeng minus (-) atau biasa disebut dengan gepeng, fungsi dari obeng ini
adalah untuk memutar skrup atau baut yang beralur minus (-)

Gambar 15. Obeng minus

2. Kunci pas
Kunci pas digunakan untuk merekatkan atau mengencangkan mur pada baut
terminal pada motor.

Gambar 16. Kunci pas

Agar tidak berkarat maka penyimpanan dilakukan di tempat yang tidak lembab.
Penyimpanan juga dianjurkan ditempatkan pada papan atau toll sheet sehingga

7
Oleh Parmin, S.Pd
aman bagi peralatan juga sebagai kontrol keberadaan kunci tersebut tidak
ketlisut.

3. Kunci ring
Kunci ring sama kegunaanya untuk merekatkan atau mengencangkan mur atau
baut pada motor, pada sela-sela yang tidak dijangkau oleh kunci pas.

Gambar 17. Kunci ring

Langkah kerja menggunakan kunci ring:


a. Genggam badan kunci dengan tangan kanan atau kiri;
b. Masukkan benda kerja pada lubang sesuai dengan ukuran benda kerja; dan
c. Putar berlawanan jarum jam apabila ingin membuka benda kerja, dan putar
searah jarum jam apabila ingin mengencangkan benda kerja.

4. Kunci sock
Kunci shock adalah sebuah tool yang memiliki mata kunci berbentuk tabung dan
menyelimuti kepala mur atau baut. Kunci shock memiliki keunggulan lebih
menggigit saat di gunakan untuk mengencangkan atau mengendurkan mur dan
baut. Hal ini disebabkan mata kunci langsung menutupi kepala mur dan baut
sehingga tidak mudah lepas. Mata kunci shock umumnya punya aneka ukuran
yang disesuaikan diameter kepala mur.

Gambar 18. Kunci sock

5. Jangka sorong/Sketmatch dan micrometer


Jangka sorong merupakan alat yang digunaan untuk mengukur besaran
panjang. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur: panjang, lebar, tinggi,
diameter luar dan diameter dalam serta kedalaman lubang suatu benda. Di
dalam rewinnding digunakan untuk mengukur diameter email.

8
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 19. Jangka sorong

Micrometer digunakan untuk mengukur diameter email

Gambar 20. Micrometer

6. Mal
Digunakan untuk menggulung/ mengumpulkan kawat email sesuai dengan
ukuran yang dibutuhkan.

Gambar 21. Mal

7. Treker
Digunakan untuk membuka puley motor maupun bearing

Gambar 22. Treker

8. Palu besi
Palu atau martil adalah alat yg digunakan untuk memukul benda kerja. Palu
terdiri dari 2 bagian yaitu kepala dan tangkai. Kepala dibuat dari baja, plastik,
karet, kayu, tembaga.

Gambar 23. Palu besi

9. Palu karet
9
Oleh Parmin, S.Pd
Palu Karet berfungsi buat memukul benda dari bahan lunak atau keras tidak
dengan merusak komponen yg dipukul. Di dalam rewinding untuk merapikan
email,

Gambar 24. Palu karet

10. Gergaji besi


Digunakan untuk memotong besi ataupun kawat.

Gambar 25. Gergaji Besi

11. Penitik
Digunakan untuk memberi tanda pada benda kerja terutama besi yang akan
dikerjakan atau dibor. Di dalam rewinding digunakan untuk memberi tanda pada
motor sebelum dibongkar agar mudah dikembalikan seperti semula.

Gambar 26. Penitik

12. Tang potong


Digunakan untuk memotong kabel dan email

Gambar 27. Tang potong

13. Tang lancip


Tang lancip digunakan untuk memegang benda kerja yang kecil, bisa juga
digunakan untuk membuat mata sambungan. Biasanya tang lancip juga
dilengkapi dengan pemotong kabel

10
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 28. Tang lancip

14. Tang kombinas


Tang kombinasi digunakan untuk segala macam keperluan, seperti: memotong
kawat sesuai yang diinginkan, membuat bulatan kabel, dan lain-lain.

Gambar 29. Tang Kombinasi

15. Tang sepi


Tang sepi digunakan untuk memasang dan mengeluarkan circlips/snap rings.

Gambar 30. Tang sepi

16. Tang pemegang


Tang ini dirancang khusus untuk memegang benda kerja. Tidak dilengkapi
dengan bagian pemotong

Gambar 31. Tang pemegang

17. Tang pengupas kabel


Alat ini digunakan untuk mengupas kabel yang berisolasi supaya ujung-ujung
kabel tersebut dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

11
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 32. Tang pengupas kabel

18. Pisau/cutter dan gunting


Di gunakan untuk memotong kertas prespan dan membersihkan lapisan email
sebelun di solder

Gambar 33. Cutter

Langkah penggunaan cutter:


a. Untuk mengeluarkan ujung pisau, putar bagian pengatur sampai ujung
cutter keluar dari sarang dan putar ke arah sebaliknya jika mau memasukkan
ujung pisau;
b. Kunci agar pisau tidak goyah pada saat digunakan;
c. Sebaiknya penggunaan cutter dengan menggerakkan mudus dengan sudut
kemiringan sekitar 30 derajad agar hasilnya optimal dan ujung pisau tidak
udah patah; dan
d. Jika pisau cutter tidak tajam atau tumpul, putus bagian tersebut dan jika
sudah pendek ganti dengan pisau baru.

19. Kuas
Kuas digunakan untuk membersihkan motor dan digunakan di dalam melapisi
liltan dengan sirlak.

Gambar 34. Kuas

Langkah kerja menggunakan kuas:


1. Genggam bagian badan kuas;
2. Usapkan bagian serabut kuas ke kiri atau ke kanan pada benda kerja yang
dibersihkan.

20. Solder
Solder fungsinya untuk mematri sambungan kabel, sabungan kawat email atau
untuk mematri ujung kawat belitan pada klem dan kaki komponen elektronika
pada PCB.

12
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 35. Solder

Langkah dalam menyoder adalah sebagai berikut:


a. Pilih solder listrik dengan daya sesuai dengan panas yang diijinkan pada
benda kerja;
b. Panaskan solder terlebih dahulu beberapa menit;
c. Persiapan pasta dan timah patri sesuai dengan tujuan menyolder; Pasta atau
arpus digunakan agar kotoran pada kaki terminal lenyap dengan cara
memberi pasta atau mencelupnya sedemikian saja. Jika ujung mata solder
(ujung besi solder) kotor, terlebih dahulu dibersihkan dengan cutter.

21. Kompas
Kompas digunakan untuk pengecekan pengkutuban pada rewinding motor

Gambar 36. Kompas

22. Multimeter
Multi meter atau juga disebut AVO meter adalah alat ukur yang dapat
digunakan untuk mengetahui apakah ada listrik atau tidak, atau alat untuk
mengukur besarnya tegangan listrik, arus listrik atau hambatan listrik

Gambar 37 . Multimeter Analog Gambar 38. Multimeter Digital

Konfigurasi Multimeter
Konfigurasi Multimeter dan kontrol indikator yang terdapat pada sebuah Multimeter
diperlihatkan pada gambar

13
Oleh Parmin, S.Pd
PAPAN SKALA
TOMBOL
JARUM PENUNJUK PENGATUR POSISI
JARUM
SEKRUP PENGATUR
POSISI JARUM
(PRESET)

BATAS UKUR (RANGE)

OUT (+)
COMMON (-)
SAKLAR JANGKAUAN
UKUR

KABEL PENYIDIK
(PROBES)

Gambar 39. Konfigurasi Multimeter

a. Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala
terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω),
tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya. Lihat
gambar 40.

SKALA OHM

SKALA VOLT
(ACV-DCV)

SKALA LAINNYA

14
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 40. Papan Skala

a. Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter,


dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan
(dalam ), saklar ditempatkan pada posisi , demikian juga jika digunakan untuk
mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-A). Satu hal yang perlu
diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas
ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan
diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian
juga jika hendak mengukur DCV.
b. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum penunjuk
pada angka nol (sebelah kiri papan skala).
c. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk
menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk
mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik
(probes) dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.
d. Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan
Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada
Multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor
(penguatan arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya),
dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.

Batas Ukur (Range)


a. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 – 500
mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 –
0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0
– 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0
– 500 mA.
b. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 – 500
– 1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat
diukur adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang
dapat diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya.
c. Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (k). Untuk
batas ukur (range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan
skala (pada satuan ). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran
dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10 (pada satuan ). Untuk batas ukur
(range) kilo Ohm (k), semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan
skala (pada satuan k), Untuk batas ukur (range) x10k (10k), semua hasil
pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10k.

Baterai
Baterai : pada Multimeter dipakai baterai kering (dry cell) tipe UM-3, digunakan
untuk mencatu/mengalirkan arus ke kumparan putar pada saat Multimeter
digunakan untuk mengukur komponen (minus komponen terintegrasi/Integrated
15
Oleh Parmin, S.Pd
Circuit/IC). Baterai dihubungkan secara seri dengan lubang kabel penyidik/probes
(+/out) dimana kutub negatip baterai dihubungkan dengan terminal positip dari
lubang kabel penyidik. Lihat gambar 41.

0  ADJ +
-OUT
COMMON (+)
(-)
+ -
Gambar 41

Kriteria Multimeter
Kriteria sebuah Multimeter tergantung pada :
a. Kekhususan kepekaan, ditentukan oleh tahanan/resistan (resistance) dibagi dengan
tegangan, misalnya 20 k/v untuk DCV dan 8 k/v untuk ACV. (20 k/v  I = E/R
= 1/20.000 = ½ x 10-4A = 0,05mA = 50 A). Multimeter menggunakan arus sebesar
50 mikro-Ampere (50 A) untuk alat pengukur (meter) dan akan menarik arus
maksimal 50 A dari rangkaian yang diukur.
b. Fungsi tambahannya sebagai penguji (tester) transistor untuk menentukan hfe
transistor (kemampuan transistor menguatkan arus listrik searah sampai beberapa
kali), penguji dioda, dan kapasitas kapasitor dalam hubungannya dengan pekerjaan
perbaikan (repair) alat-alat elektronik.

Simbol-simbol
Secara teoritis, untuk mempermudah pembelajaran, pengukur tegangan (Volt-meter),
pengukur kuat arus (Ampere-meter), dan pengukur nilai tahanan /resistance (Ohm-meter)
ditampilkan dengan simbol-simbol seperti yang terdapat pada gambar berikiut.

Volt-meter Ampere-meter Ohm-meter

Gambar 42. Simbol Alat Ukur

Persiapan Awal
Persiapan awal yang perlu Anda lakukan sebelum menggunakan Multimeter adalah
:
a. Baca dengan teliti buku petunjuk penggunaan (manual instruction)
Multimeter yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
b. Multimeter adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur
tegangan (Multimeter sebagai Volt-meter), mengukur Arus (Multimeter
sebagai Ampere-meter), mengukur Resistans/Tahanan (Multimeter sebagai
Ohm-meter).

16
Oleh Parmin, S.Pd
c. Sebelum dan sesudah Multimeter digunakan, posisi saklar jangkauan ukur
harus selalu berada pada posisi ACV dengan batas ukur (range) 250ACV atau
lebih.
d. Kabel penyidik (probes) Multimeter selalu berwarna merah dan hitam.
Masukkanlah kabel yang berwarna merah ke lubang penyidik yang bertanda
(+) atau out, dan kabel yang berwarna hitam ke lubang penyidik yang
bertanda (-) atau common.
e. Pada saat akan melakukan pengukuran dengan Perhatikan apakah jarum
penunjuk sudah berada pada posisi angka nol. Jika belum lakukanlah
peneraan dengan cara memutar sekrup pengatur posisi jarum (preset)
dengan obeng minus (-).
f. Posisi saklar jangkauan ukur harus pada posisi yang sesuai dengan besaran
yang akan diukur. Jika akan mengukur tegangan listrik bolak balik (ACV)
letakkan saklar pada posisi batas ukur (range) yang lebih tinggi dari
tegangan yang akan diukur. Jika mengukur tegangan bolak balik 220V/220
ACV, letakkan saklar pada posisi batas ukur (range) 250 ACV. Hal yang sama
juga berlaku untuk pengukuran tegangan listrik searah (DCV), kuat arus
(DCmA-DCA), dan tahanan/resistan (resistance).
g. Pada pengukuran DCV, kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan
pada kutub positip, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada
kutub negatip dari tegangan yang akan diukur.

h. Jangan sekali-kali mengukur kuat arus listrik, kecuali kita sudah dapat
memperkirakan besarnya kuat arus yang mengalir.
i. Untuk mengukur tahanan/resistan (resistance) , letakkan saklar jangkauan
ukur pada batas ukur (range)  atau k (kilo Ohm), pertemukan ujung
kedua kabel penyidik (probes), tera jarum penunjuk agar berada pada posisi
angka nol dengan cara memutar-mutar tombol pengatur jarum pada posisi
angka nol (zero adjustment).
j. Berhati-hatilah jika akan mengukur tegangan listrik setinggi 220 ACV.

23. Tang Ampere


Digunakan untuk mengukur arus listrik

Gambar 43. Tang ampere

24. Megger
Digunakan untuk mengukur tahanan isolasi antara bagian bertegangan dengan
bertegangan maupun dengan ground. Di dalam rewinding untuk mengukur
tahanan isolasi lilitan utama dengan lilitan bantu maupun dengan bodi motor

17
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 44. Megger

C. Peralatan yang dibutuhkan


1. Obeng kembang dan pipih (sedang) 1 Buah
2. Kunci pas 1 Set
3. Kunci Ring 1 Set
4. Tracker 1 Buah
5. Palu besi 1 Buah
6. Palu Karet 1 Buah
7. Penitik 1 Buah
8. Tang Potong 1 Buah
9. Tang Lancip 1 Buah
10. Tang Kombinasi 1 Buah
11. Tang Pemegang 1 buah
12. Tang sepi 1 Buah
13. Tang Pengupas kabel 1 buah
14. cutter 1 Buah
15. kompas 1 Buah
16. gergaji besi 1 Buah
17. Micrometer 1 Buah
18. Tang ampere 1 Buah
19. Multimeter 1 buah
20. Megger 1 Buah
21. Kuas 1 Buah
22. Kunci sock 1 set
23. Solder 1 buah
24. Penitik 1 buah
25. Gunting 1 buah
D. Bahan
1. Motor induksi 1 phasa 1 buah

E. Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah pakaian Praktik
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.
3. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
4. Hindarkan bagian–bagian motor dari kotoran (debu)
5. Hati–hati dalam melakukan praktik

F. Langkah Kerja
1. Amati dan catat semua alat yang digunakan
2. Tanyakan bila belum jelas!.

G. Kesimpulan
Dalam penggunaan alat harus sesuai fungsinya!
18
Oleh Parmin, S.Pd
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 2 PENGASIH
Bid. Keahlian : T. Elektro No. Job sheet : 03
Prog. Diklat : MEMBONGKAR Waktu :
Kompetensi : Rewinding MOTOR Tanggal :
Tingkat :I Nama :

A. Tujuan kegiatan pemelajaran


Setelah mempelajari dan melaksanakan Job sheet ini, peserta diklat diharapkan:
1. Dapat memilih motor ac satu phasa maupun tiga phasa yang akan dibongkar
2. Dapat melepas pulley
3. Dapat melepas kipas
4. Dapat melepas mur dan baut pengikat motor
5. Dapat melepas kumparan-kumparan stator pada motor AC satu phasa
maupun tiga phasa

B. Uraian materi
Pada lembar kegiatan belajar ini, kita mempelajari bagaimana cara membongkar
kumparan pada peralatan listrik khususnya kumparan stator pada motor induksi
satu phasa maupun tiga phasa.
Dalam membongkar kumparan suatu motor diperlukan ketelitian dan ketelatenan.
Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang kita kerjakan menghasilkan pekerjaan
yang baik.

C. Peralatan yang dibutuhkan


1. Obeng kembang dan pipih (sedang) 1 Buah
2. Kunci pas 1 Set
3. Kunci Ring 1 Set
4. Tracker 1 Buah
5. Martil (Palu) besi 0.5 Kg 1 Buah
6. Palu Karet 1 Buah
7. Penitik 1 Buah
8. Tang Potong 1 Buah
9. Tang Lancip 1 Buah
10. Tang Kombinasi 1 Buah
11. Snap Tang 1 Buah
12. Pisau 1 Buah

D. Bahan
1. Motor induksi 1 phasa 1 buah
2. Motor induksi 3 phasa 1 buah
3. Kertas gosok 1 lembar

E. Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah pakaian Praktik
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.
3. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
4. Hati–hati melepas rotor agar supaya tidak merusak kumparan stator
5. Hindarkan bagian–bagian motor dari kotoran (debu)

19
Oleh Parmin, S.Pd
6. Hati–hati dalam melakukan praktik

F. Langkah Kerja
1. Lepaskan pasak (kunci, spey, sekrup)
2. Lepaskanlah puley dengan menggunakan tracker

Gambar 45. Melepas Pulley

3. Buatlah tanda kesejajaran dengan menggunakan penitik


4. Bukalah baut (ikatan) tutup stator (end plate)

Gambar 46. Melepas Mur & Baut Pengikat

5. Lepas dan keluarkanlah rotor dari dalam stator

Gambar 47. Melepas Rotor & Stator

6. Amatilah bagian–bagian dari motor dengan teliti


7. Pasanglah kembali dengan urutan langkah sebaliknya waktu melepas dengan
benar.
8. Pastikanlah rotor berputar secara bebas atau ringan
9. Kerjakanlah langkah kerja 1 sampai 9 untuk motor dengan jenis yang lain.

G. Kesimpulan
Dalam membongkar kumparan suatu motor diperlukan ketelitian dan ketelatenan.
Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang kita kerjakan menghasilkan pekerjaan yang
baik.

20
Oleh Parmin, S.Pd
H. Test Formatif
1. Apakah tujuan kita harus memberi suatu tanda pada kedua tutup untuk rumah
stator dan kepala kumparan pada saat kita membongkarnya?
2. Apakah tujuan kita membersihkan rotor dari kotoran?
3. Bagaimana langkah–langkah urutan yang benar untuk melepas rotor pada
rumah stator yang aman dan benar dan melepas kumparan–kumparan stator?
I. Kunci Jawaban
1. Agar pada waktu pemasangan kembali kedua tutup dan As rotor tidak tertukar
letaknya serta untuk memudahkan pemasangan mur baut. Akhirnya kembali
pada posisi semula.
2. Sebab apabila rotor dalam keadaan kotor pada waktu memasang kembali, maka
akan menjadi sulit dan disamping itu akan menyebabkan menimbulkan gesekan
pada inti dengan stator.
3. Langkah urutan melepas rotor dan kumparan
a. Melepas pasak/spey untuk puley
b. Melepas puley
c. Membuat tanda kesejajaran
d. Membuka baut
e. Membuka/melepas tutup penopang
f. Mengeluarkan rotor dari rumah stator
g. Melepas pasak bambu pada alur–alur stator
h. Melepas belitan–belitan kawat pada alur stator.

21
Oleh Parmin, S.Pd
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 2 PENGASIH
Bid. Keahlian : T. Elektro No. Job sheet : 04
MELILIT STATOR
Prog. Diklat : Waktu :
Kompetensi : Rewinding
MOTOR SATU FASA Tanggal :
Tingkat :I (G = 24, P = 2) Nama :

A. Tujuan kegiatan pemelajaran


Setelah mempelajari dan melaksanakan Job sheet ini, peserta diklat diharapkan:
1. Dapat menghitung jumlah alur
2. Dapat menggambarkan lilitan stator satu fasa dengan benar
3. Dapat menentukan penampang kawat yang digunakan untuk melilit kumparan
stator
4. Dapat membedakan jenis kumparan
5. Dapat mengapresiasikan rumus untuk melilit stator motor listrik AC/phasa
6. Dapat melilit ulang motor AC satu phasa

B. Uraian materi
1. Bentuk Kumparan/Lilitan Stator
Bentuk kumparan stator dari motor induksi 1 fasa dapat dibagi menjadi 3
macam, hal semacam ini adalah tergantung dari cara melilitkannya kedalam
alur–alur stator. Bentuk kumparan–kumparan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Kumparan jerat atau lilitan bertumpuk (Lap winding juga dapat dinamakan
dengan lilitan spiral (seperti gambar 48a).
b. Kumparan terpusat (concentric winding) seperti gambar 48b.
c. Kumparan gelombang (wave winding) seperti gambar 48c.

Gambar 48

a. Bentuk kumparan jerat


b. Bentuk kumparan sepusat
c. Bentuk kumparan gelombang.
Fungsi dari ketiga jenis kumparan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kumparan jerat (spiral) benyak digunakan untuk motor–motor (generator)
dengan kapasitas yang relatif besar. Umumnya untuk kelas menengah
keatas, walaupun secara khusus ada mesin listrik dengan kapasitas yang
lebih besar, kumparan statornya menggunakan sistem kosentris.
b. Kumparan sepusat (concentric) pada umumnya sistem ini banyak
digunakan untuk motor dan generator dengan kapasitas kecil. Walaupun
ada juga secara khusus motor–motor dengan kapasitas kecil
menggunakan kumparan dengan tipe spesial.
c. Kumparan gelombang/wave winding untuk motor dengan belitan sistem
ini banyak digunakan kapasitor besar.

22
Oleh Parmin, S.Pd
2. Cara menggulung ulang kumparan stator motor induksi 1 fasa
Motor–motor induksi 1 fasa pada dasarnya adalah sama dengan motor induksi 2
fasa. Hal semacam ini dapat kita lihat, bahwa pada motor induksi 1 fasa
terdapat 2 jenis kumparan, yaitu kumparan utama (running winding = RW =
RV=U) dan kumparan bantu (starting winding = SW = RB = B) kedua
kumparan tersebut mempunyai penampang kawat dan jumlah lilitan yang tidak
sama. Tetapi ada kalanya hal tersebut dibuat hampir sama.
Kumparan utama mempunyai luas penampang kawat yang lebih besar dan
jumlah lilitan yang lebih banyak. Sedangkan untuk kumparan bantu memiliki
luas penampang yang kecil dan jumlah lilitannya sedikit.
Apabila motor induksi 1 fasa kita suplay dengan tegangan tertentu, maka
besarnya arus pada kedua buah kumparan tersebut yaitu Iu dan Ip atau dapat
kita tuliskan Ir dan Is akan mempunyai nilai yang berbeda. Dengan demikian hal
tersebut akan berpengaruh pada nilai arus Iu dan Is yang mempunyai
penggeseran fasa 90o listrik (90o el).
Untuk membuat suatu diagram uparan stator terlebih dahulu harus diketahui
jumlah kutubnya. Sebagaimana diketahui pada name plate dari tiap-tiap mesin
listrik telah tertera jumlah putaran rotornya sehingga dapat kita hitung dengan
rumus :
F . 120
n 
p
Dimana :
n = Jumlah Putaran
F = Frekuensi jala–jala
P = Jumlah kutub

Selanjutnya untuk memudahkan melukiskan diagram kumparan dari mesin-


mesin tersebut perlu didapatkan data-data sebagi berikut :
 Jumlah alur (G)
 Jumlah Kutub (P)
 Lebar Kumparan (Yq)
 Jumlah alur tiap fasa tiap kutub (q)

a. Menentukan lebar kumparan


G
Yq 
p
Dimana :
Yq : lebar kumparan
G : jumlah alur
P : jumlah kutub

b. Menentukan jumlah alur tiap fasa tiap kutub

G
q 
p .m
Dimana :
q : jumlah alur tiap fasa tiap kutub
G : jumlah alur
P : jumlah kutub

23
Oleh Parmin, S.Pd
m : jumlah fasa

q tersebut untuk dua lilitan yaitu lilitan utama dan lilitan bantu, jika :
qu + qb>q maka ada alur yang terisi 2 jenis kumparan
qu + qb=q maka tiap alur hanya terisi satu macam lilitan

untuk qu +qb =q, jika lilitan utama dimulai dari alur 1 maka lilitan bantu
dimulai alur : 1 + qu
jika qu + qb>, lilitan utama dimulai dari alur 1, maka lilitan bantu dimulai
dari alur 1 + qu – ½ [q(u + qb) – q]

kemudian setelah data-data yang diperlukan kemudian dapat kita


gambarkan lilitan statornya. Namun perlu diingat bahwa jenis lilitan stator
terbagi dalam beberapa macam, diantaranya yang sering digunakan di
antaranya:
1) Jenis lilitan full coil
2) Jenis lilitan half coil
Sedangkan dilihat dari bentuk lilitan di antaranya :
a. Cosentris
b. Distribusi

Contoh soal :
1. Rencanakan sebuah motor 1 fasa dengan alur 24, mempunyai kutub 2, harus
dililit full cosentris.
2. Rencanakan juga untuk jenis lilitan distribusi.
Penyelesaian :
P=2
G
Yq 
p
24
Yq   12
2
G
q 
p .m
24 24
q    6
2 .2 4
Lilitan Utama mulai alur ke 1
Phase II/ Liltan Bantu mulai alur ke : 1 + qu = 1+ 6 = 7 atau
90 90
phaseII 1 .q .m  1  .6 .2  1  6  7
180 180

Daftar lilitan coil consentris


Lilitan Utama Lilitan Bantu
1 – 12 24 – 13 7 - 18 6 – 19
2 – 11 23 – 14 8 - 17 5 – 20
3 – 10 22 – 15
4-9 21 – 16

24
Oleh Parmin, S.Pd
6
5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

5
17

U2
U1 B1 B2

U2
U1

B2
B1

Gambar 49. Diagaram bentangan coil cosentris

25
Oleh Parmin, S.Pd
U1

B2

24 1
23
22 2
3
21

20 4

5
19

6
18

7
17
B1
16 Gambar 50. Skema lilitan coil cosentris
8

15 9
14 10
13 12 11

U2

Gambar 50. Skema lilitan coil cosentris

26
Oleh Parmin, S.Pd
Daftar lilitan distribusi
Lilitan Utama Lilitan Bantu
1–9 24 – 16 7 - 17 6 – 20
2 – 10 23 – 15 8 - 18 5 – 19
3 – 11 22 – 14
4 - 12 21 – 13

Lengkapilah gambar berikut ini sesuai daftar lilitan distribusi di atas!

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Gambar 51. Diagram bentangan coil distribusi.


27
Oleh Parmin, S.Pd
24
23 1
22 2
21 3

20 4

5
19

6
18

17 7

16 8

15 9

14 10
11
13 12

Gambar 52. Skema lilitan coil distribusi

C. Peralatan yang dibutuhkan


1. Obeng kembang dan pipih (sedang) 1 buah
2. Kunci pas 1 Set
28
Oleh Parmin, S.Pd
3. Kunci Ring 1 Set
4. Tracker 1 buah
5. Martil (Palu) besi 1 buah
6. Palu Karet 1 buah
7. Penitik 1 buah
8. Tang Potong 1 buah
9. Tang Lancip 1 buah
10. Tang Kombinasi 1 buah
11. Tang pengupas kabel 1 buah
12. Snap Tang/ tang snai 1 buah
13. Mal 1 buah
14. Pisau/gunting 1 buah
15. Solder 1 buah
16. Kuas 1 buah
17. Tang ampere 1 buah
18. Multimeter 1 buah
19. Megger 1 buah

D. Bahan
1. Motor induksi 1 phasa 1 buah
2. Kapasitor 1 buah
3. Kawat email secukupnya
4. Benang secukupnya
5. Sirlak secukupnya
6. Prespan secukupnya
7. Selongsong kabel secukupnya
8. Kabel secukupnya
9. Timah solder secukupnya
10.Bambu secukupnya

E. Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah pakaian Praktik
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.
3. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
4. Hati–hati melepas rotor agar supaya tidak merusak stator
5. Hindarkan bagian–bagian motor dari kotoran (debu)
6. Hati–hati dalam melakukan praktik

F. Langkah Kerja
1. Lepaskan pasak (kunci, spey, sekrup)
2. Lepaskanlah puley dengan menggunakan tracker
3. Buatlah tanda kesejajaran dengan menggunakan penitik
4. Bukalah baut (ikatan) tutup stator (end plate)
5. Lepaskanlah tutup stator, sebelumnya diberi tanda.
6. Keluarkanlah rotor dari dalam stator
7. Amati dan catat jumlah alur, lebar kumparan, jumlah alur tiap fasa, jumlah
lilitan, luas penampang lilitan utama dan lilitan bantu.
8. Ukur lebar kumparan dan buatlah mal lilitan
9. Keluarkan lilitan dari stator

29
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 53. Melepas Kumparan–Kumparan Stator

10. Lepas dan bersihkan prespan dan kotoran yang ada di alur.
11. Memasang prespan.

Gambar 54. Memasang Prespan

12. Buatlah kumparan sesuai dengan mal yang telah dibuat sesuai kebutuhan atau
perencanaan

Gambar 55. Membuat Kumpulan Kawat pada alur dengan mal

13. Pasang kumparan pada alur, dimulai dari kumparan utama kemudian kumparan
bantu.

Gambar 56. Memasang Kumparan Pada Alur – Alur

30
Oleh Parmin, S.Pd
14. Periksa kembali kumparan yang telah dipasang
15. Uji lilitan statornya dengan megger

Gambar 57. Mengukur Tahanan Isolasi Dengan Megger

16. Ukur tahanan tiap kumparan dengan ohm meter

Gambar 58. Mengukur Tahanan kawat Dengan AVO Meter

17. Rapikan lilitan dengan benang


18. Sambung ujung lilitan dengan kabel.
19. Pasanglah kembali dengan urutan langkah sebaliknya waktu melepas dengan
benar.
20. Pastikanlah rotor berputar secara bebas atau ringan
21. Pasang kapasitor seri dengan lilitan bantu
22. Uji lilitan dengan sumber tegangan
23. Ukur arus yang mengalir menggunakan tang ampere/ ampermeter
24. Setelah normal sesuai name plate, lepas dan keluarkan rotor dari stator.
25. Lapisi lilitan dengan sirlak sampai kering
26. Pasang kembali dengan urutan langkah sebaliknya waktu melepas dengan
benar.
27. Test motor dengan menghubungkan ke sumber listrik.

G. Kesimpulan
1. Buatlah kesimpulan sesuai yang anda praktikkan!.

31
Oleh Parmin, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai