Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
REWINDING
Oleh
Parmin, S.Pd
B. Uraian materi
Pada lembar kegiatan belajar ini, kita akan mempelajari jenis jenis motor 1
fasa/phasa. Dalam hal ini, kita perlu merencanakan dan mempersiapkan motor-motor
jenis apa yang akan kita bongkar atau kita lilit. Untuk pekerjaan ini kita
merencanakan dan menyiapkan jenis motor-motor induksi satu phasa dan motor
induksi tiga phasa. Kita memilih jenis motor jenis ini banyak dimanfaatkan
dilingkungan industri maupun pemakaian di masyarakat.
Secara teoritis motor induksi dapat kita bedakan menjadi motor 1 fasa dan motor 3
fasa.
1. Motor 1 Fasa
Secara teortis motor induksi satu dapat dibedakan menjadi :
a. Motor fasa belah (splite phasa motor)
Motor fase belah mempunyai torsi awal yang sedang dengan arus awal yang
rendah . Motor ini digunakan pada : mesin cuci, pompa sentrifugal, kipas
angin, food mixer
b. Motor kapasitor
1
Oleh Parmin, S.Pd
Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga
seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es, motor air
conditioning. Konstruksinya sederhana dengan daya kecil dan bekerja dengan
tegangan suplai PLN 220 V, oleh karena itu menjadikan motor kapasitor ini
banyak dipakai pada peralatan rumah tangga
2
Oleh Parmin, S.Pd
lebih besar. Selain itu dapat mempertinggi kemampuan motor dari beban
lebih dan putarannya lebih halus.
d. Motor Universal
Motor universal adalah motor seri arus bolak balik, konstruksi maupun
karakteristik motor universal sama dengan motor seri arus searah (motor seri
DC). Keuntungan motor universal ini dapat dioperasikan dengan sumber
3
Oleh Parmin, S.Pd
tegangan bolak balik (AC) atau denga tegangan arus searah pada nilai
tegangan yang sama. Motor universal banyak digunakan pada peralatan listrik
dengan ukuran kecil dan sedang, seperti Vacuum Cleaner, bor tangan, mixer
dan sejenisnya.
2. Motor 3 fasa
Sedangkan motor induksi tiga phasa (Three phase induction motor) juga disebut
dengan poly phase induction motor adalah suatu motor listrik yang mempunyai 3
buah kumparan stator yang dipasang pada keliling stator yang letaknya masing-
masing bergeser 120o listrik maupun mekanik. Sesuai dengan namanya, maka motor
jenis ini memerlukan sumber tegangan bolak-balik tiga fasa.
Konstruksi motor induksi satu fasa dan motor induksi tiga fasa terdiri dari 2 bagian
utama yaitu:
4
Oleh Parmin, S.Pd
1. Stator
Secara prinsip stator motor induksi adalah sama dengan stater motor sinkron
maupun generator. Pada stator terdapat susunan kawat yang dimasukkan
kedalam alur untuk menerima belitan stator dari motor akan membawa belitan
menurut jenis motornya misalkan motor satu fasa, maka statornya akan
membawa belitan satu fasa, dimana diumpan dari penyedia tegangan satu fasa
sedangkan untuk motor jenis tiga fasa, maka statornya akan membawa belitan
tiga fasa yang diumpan dengan penyedia tegangan tiga fasa.
Jumlah kutub dari suatu motor akan menentukan lambat cepatnya putaran
suatu motor. Makin banyak jumlah kutub yang terpasang maka makin lambat
putaran yang dihasilkan sedangkan apabila jumlah kutubnya makin sedikit maka
putaran yang dihasilkan makin cepat. Hal semacam ini dapat dihitung dari:
F . 60
Ns
p
Ns = Putaran sinkron
F = Frekuensi jala–jala
P = Jumlah pasang kutub
Atau
F . 120
n
p
n = Jumlah Putaran
F = Frekuensi jala–jala
P = Jumlah kutub
2. Rotor
Rotor dari motor induksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Rotor Sangkar
Secara umum hampir 90% dari motor induksi banyak menggunakan rotor
dengan jenis ini. Karena rotor jenis ini, pada motor induksi adalah paling
sederhana dan kuat rotor jenis ini dibuat dari baja silicon dan terdiri dari inti
yang berbentuk silinder yang sejajar dengan alur/slot dan diisi dengan
tembaga atau alumunium yang berbentuk batangan.
5
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 13. Konstruksi rotor sangkar
b. Rotor Belit/lilit
Rotor ini memiliki belitan–belitan kawat jadi kalau didistribusikan maka motor
jenis ini juga dapat kita fungsikan sebagai alternator (generator) dengan
demikian pada rotor ini akan memiliki kutub–kutub pada stator belitan
internal rotor dari motor ini dihubungkan secara bintang (tiga fasa)
kemudian terminal belitan tersebut dikeluarkan dan disambungkan ke tiga
buah slip ring terisolasi yang diletakkan pada poros motor dengan sikat
diatasnya. Ketiga sikat ini secara eksternal dihubungkan ke suatu reostat
yang membentuk bintang. Reostat pada motor ini berfungsi untuk
meningkatkan torsi asut motor pada saat periode pengusutan. Apabila motor
ini bekerja pada kondisi normal, maka slip ring secara otomatis terhubung
pendek. Sehingga ring diatas tangkai terhubung bersama oleh suatu logam
yang tertekan selanjutnya secara otomatis sikat tersebut terangkat dari slip
ring yang berfungsi untuk mengurangi rugi–rugi gesekan.
Selain dua bagian utama tersebut motor induksi juga mempunyai konsturksi
tambahan antara lain rumah stator, tutup stator, kipas dan terminal hubung.
C. Tugas
1. Apa yang terjadi apabila jumlah kutub suatu motor diubah?
2. Komposisi dari stator adalah terdiri dari 94% baja dan 6% silicon. Apa yang
terjadi, apabila komposisi silicon ditambah?
D. Kunci Jawaban
1. - Bila Jumlah kutub ditambah maka yang terjadi putaran rotor yang dihasilkan
akan berkurang.
- Bila jumlah kutub pada motor dikurangi maka yang terjadi putaran dari motor
akan bertambah.
2. Apabila komposisi dari silicon (karbon) ditambah, maka yang terjadi stator
tersebut akan rapuh dan mudah untuk pecah serta nilai fluksi magnet yang
dihasilkan akan bertambah.
6
Oleh Parmin, S.Pd
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 2 PENGASIH
Bid. Keahlian : T. Elektro No. Job sheet : 02
Prog. Diklat : PERALATAN Waktu :
Kompetensi : Rewinding REWINDING Tanggal :
Tingkat :I Nama :
B. Uraian materi
Pada lembar kegiatan belajar ini, kita mempelajari peralatan yang sering
digunakan untuk rewinding.
1. Obeng
2. Kunci pas
Kunci pas digunakan untuk merekatkan atau mengencangkan mur pada baut
terminal pada motor.
Agar tidak berkarat maka penyimpanan dilakukan di tempat yang tidak lembab.
Penyimpanan juga dianjurkan ditempatkan pada papan atau toll sheet sehingga
7
Oleh Parmin, S.Pd
aman bagi peralatan juga sebagai kontrol keberadaan kunci tersebut tidak
ketlisut.
3. Kunci ring
Kunci ring sama kegunaanya untuk merekatkan atau mengencangkan mur atau
baut pada motor, pada sela-sela yang tidak dijangkau oleh kunci pas.
4. Kunci sock
Kunci shock adalah sebuah tool yang memiliki mata kunci berbentuk tabung dan
menyelimuti kepala mur atau baut. Kunci shock memiliki keunggulan lebih
menggigit saat di gunakan untuk mengencangkan atau mengendurkan mur dan
baut. Hal ini disebabkan mata kunci langsung menutupi kepala mur dan baut
sehingga tidak mudah lepas. Mata kunci shock umumnya punya aneka ukuran
yang disesuaikan diameter kepala mur.
8
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 19. Jangka sorong
6. Mal
Digunakan untuk menggulung/ mengumpulkan kawat email sesuai dengan
ukuran yang dibutuhkan.
7. Treker
Digunakan untuk membuka puley motor maupun bearing
8. Palu besi
Palu atau martil adalah alat yg digunakan untuk memukul benda kerja. Palu
terdiri dari 2 bagian yaitu kepala dan tangkai. Kepala dibuat dari baja, plastik,
karet, kayu, tembaga.
9. Palu karet
9
Oleh Parmin, S.Pd
Palu Karet berfungsi buat memukul benda dari bahan lunak atau keras tidak
dengan merusak komponen yg dipukul. Di dalam rewinding untuk merapikan
email,
11. Penitik
Digunakan untuk memberi tanda pada benda kerja terutama besi yang akan
dikerjakan atau dibor. Di dalam rewinding digunakan untuk memberi tanda pada
motor sebelum dibongkar agar mudah dikembalikan seperti semula.
10
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 28. Tang lancip
11
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 32. Tang pengupas kabel
19. Kuas
Kuas digunakan untuk membersihkan motor dan digunakan di dalam melapisi
liltan dengan sirlak.
20. Solder
Solder fungsinya untuk mematri sambungan kabel, sabungan kawat email atau
untuk mematri ujung kawat belitan pada klem dan kaki komponen elektronika
pada PCB.
12
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 35. Solder
21. Kompas
Kompas digunakan untuk pengecekan pengkutuban pada rewinding motor
22. Multimeter
Multi meter atau juga disebut AVO meter adalah alat ukur yang dapat
digunakan untuk mengetahui apakah ada listrik atau tidak, atau alat untuk
mengukur besarnya tegangan listrik, arus listrik atau hambatan listrik
Konfigurasi Multimeter
Konfigurasi Multimeter dan kontrol indikator yang terdapat pada sebuah Multimeter
diperlihatkan pada gambar
13
Oleh Parmin, S.Pd
PAPAN SKALA
TOMBOL
JARUM PENUNJUK PENGATUR POSISI
JARUM
SEKRUP PENGATUR
POSISI JARUM
(PRESET)
OUT (+)
COMMON (-)
SAKLAR JANGKAUAN
UKUR
KABEL PENYIDIK
(PROBES)
a. Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala
terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω),
tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya. Lihat
gambar 40.
SKALA OHM
SKALA VOLT
(ACV-DCV)
SKALA LAINNYA
14
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 40. Papan Skala
Baterai
Baterai : pada Multimeter dipakai baterai kering (dry cell) tipe UM-3, digunakan
untuk mencatu/mengalirkan arus ke kumparan putar pada saat Multimeter
digunakan untuk mengukur komponen (minus komponen terintegrasi/Integrated
15
Oleh Parmin, S.Pd
Circuit/IC). Baterai dihubungkan secara seri dengan lubang kabel penyidik/probes
(+/out) dimana kutub negatip baterai dihubungkan dengan terminal positip dari
lubang kabel penyidik. Lihat gambar 41.
0 ADJ +
-OUT
COMMON (+)
(-)
+ -
Gambar 41
Kriteria Multimeter
Kriteria sebuah Multimeter tergantung pada :
a. Kekhususan kepekaan, ditentukan oleh tahanan/resistan (resistance) dibagi dengan
tegangan, misalnya 20 k/v untuk DCV dan 8 k/v untuk ACV. (20 k/v I = E/R
= 1/20.000 = ½ x 10-4A = 0,05mA = 50 A). Multimeter menggunakan arus sebesar
50 mikro-Ampere (50 A) untuk alat pengukur (meter) dan akan menarik arus
maksimal 50 A dari rangkaian yang diukur.
b. Fungsi tambahannya sebagai penguji (tester) transistor untuk menentukan hfe
transistor (kemampuan transistor menguatkan arus listrik searah sampai beberapa
kali), penguji dioda, dan kapasitas kapasitor dalam hubungannya dengan pekerjaan
perbaikan (repair) alat-alat elektronik.
Simbol-simbol
Secara teoritis, untuk mempermudah pembelajaran, pengukur tegangan (Volt-meter),
pengukur kuat arus (Ampere-meter), dan pengukur nilai tahanan /resistance (Ohm-meter)
ditampilkan dengan simbol-simbol seperti yang terdapat pada gambar berikiut.
Persiapan Awal
Persiapan awal yang perlu Anda lakukan sebelum menggunakan Multimeter adalah
:
a. Baca dengan teliti buku petunjuk penggunaan (manual instruction)
Multimeter yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
b. Multimeter adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur
tegangan (Multimeter sebagai Volt-meter), mengukur Arus (Multimeter
sebagai Ampere-meter), mengukur Resistans/Tahanan (Multimeter sebagai
Ohm-meter).
16
Oleh Parmin, S.Pd
c. Sebelum dan sesudah Multimeter digunakan, posisi saklar jangkauan ukur
harus selalu berada pada posisi ACV dengan batas ukur (range) 250ACV atau
lebih.
d. Kabel penyidik (probes) Multimeter selalu berwarna merah dan hitam.
Masukkanlah kabel yang berwarna merah ke lubang penyidik yang bertanda
(+) atau out, dan kabel yang berwarna hitam ke lubang penyidik yang
bertanda (-) atau common.
e. Pada saat akan melakukan pengukuran dengan Perhatikan apakah jarum
penunjuk sudah berada pada posisi angka nol. Jika belum lakukanlah
peneraan dengan cara memutar sekrup pengatur posisi jarum (preset)
dengan obeng minus (-).
f. Posisi saklar jangkauan ukur harus pada posisi yang sesuai dengan besaran
yang akan diukur. Jika akan mengukur tegangan listrik bolak balik (ACV)
letakkan saklar pada posisi batas ukur (range) yang lebih tinggi dari
tegangan yang akan diukur. Jika mengukur tegangan bolak balik 220V/220
ACV, letakkan saklar pada posisi batas ukur (range) 250 ACV. Hal yang sama
juga berlaku untuk pengukuran tegangan listrik searah (DCV), kuat arus
(DCmA-DCA), dan tahanan/resistan (resistance).
g. Pada pengukuran DCV, kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan
pada kutub positip, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada
kutub negatip dari tegangan yang akan diukur.
h. Jangan sekali-kali mengukur kuat arus listrik, kecuali kita sudah dapat
memperkirakan besarnya kuat arus yang mengalir.
i. Untuk mengukur tahanan/resistan (resistance) , letakkan saklar jangkauan
ukur pada batas ukur (range) atau k (kilo Ohm), pertemukan ujung
kedua kabel penyidik (probes), tera jarum penunjuk agar berada pada posisi
angka nol dengan cara memutar-mutar tombol pengatur jarum pada posisi
angka nol (zero adjustment).
j. Berhati-hatilah jika akan mengukur tegangan listrik setinggi 220 ACV.
24. Megger
Digunakan untuk mengukur tahanan isolasi antara bagian bertegangan dengan
bertegangan maupun dengan ground. Di dalam rewinding untuk mengukur
tahanan isolasi lilitan utama dengan lilitan bantu maupun dengan bodi motor
17
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 44. Megger
E. Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah pakaian Praktik
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.
3. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
4. Hindarkan bagian–bagian motor dari kotoran (debu)
5. Hati–hati dalam melakukan praktik
F. Langkah Kerja
1. Amati dan catat semua alat yang digunakan
2. Tanyakan bila belum jelas!.
G. Kesimpulan
Dalam penggunaan alat harus sesuai fungsinya!
18
Oleh Parmin, S.Pd
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 2 PENGASIH
Bid. Keahlian : T. Elektro No. Job sheet : 03
Prog. Diklat : MEMBONGKAR Waktu :
Kompetensi : Rewinding MOTOR Tanggal :
Tingkat :I Nama :
B. Uraian materi
Pada lembar kegiatan belajar ini, kita mempelajari bagaimana cara membongkar
kumparan pada peralatan listrik khususnya kumparan stator pada motor induksi
satu phasa maupun tiga phasa.
Dalam membongkar kumparan suatu motor diperlukan ketelitian dan ketelatenan.
Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang kita kerjakan menghasilkan pekerjaan
yang baik.
D. Bahan
1. Motor induksi 1 phasa 1 buah
2. Motor induksi 3 phasa 1 buah
3. Kertas gosok 1 lembar
E. Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah pakaian Praktik
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.
3. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
4. Hati–hati melepas rotor agar supaya tidak merusak kumparan stator
5. Hindarkan bagian–bagian motor dari kotoran (debu)
19
Oleh Parmin, S.Pd
6. Hati–hati dalam melakukan praktik
F. Langkah Kerja
1. Lepaskan pasak (kunci, spey, sekrup)
2. Lepaskanlah puley dengan menggunakan tracker
G. Kesimpulan
Dalam membongkar kumparan suatu motor diperlukan ketelitian dan ketelatenan.
Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang kita kerjakan menghasilkan pekerjaan yang
baik.
20
Oleh Parmin, S.Pd
H. Test Formatif
1. Apakah tujuan kita harus memberi suatu tanda pada kedua tutup untuk rumah
stator dan kepala kumparan pada saat kita membongkarnya?
2. Apakah tujuan kita membersihkan rotor dari kotoran?
3. Bagaimana langkah–langkah urutan yang benar untuk melepas rotor pada
rumah stator yang aman dan benar dan melepas kumparan–kumparan stator?
I. Kunci Jawaban
1. Agar pada waktu pemasangan kembali kedua tutup dan As rotor tidak tertukar
letaknya serta untuk memudahkan pemasangan mur baut. Akhirnya kembali
pada posisi semula.
2. Sebab apabila rotor dalam keadaan kotor pada waktu memasang kembali, maka
akan menjadi sulit dan disamping itu akan menyebabkan menimbulkan gesekan
pada inti dengan stator.
3. Langkah urutan melepas rotor dan kumparan
a. Melepas pasak/spey untuk puley
b. Melepas puley
c. Membuat tanda kesejajaran
d. Membuka baut
e. Membuka/melepas tutup penopang
f. Mengeluarkan rotor dari rumah stator
g. Melepas pasak bambu pada alur–alur stator
h. Melepas belitan–belitan kawat pada alur stator.
21
Oleh Parmin, S.Pd
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 2 PENGASIH
Bid. Keahlian : T. Elektro No. Job sheet : 04
MELILIT STATOR
Prog. Diklat : Waktu :
Kompetensi : Rewinding
MOTOR SATU FASA Tanggal :
Tingkat :I (G = 24, P = 2) Nama :
B. Uraian materi
1. Bentuk Kumparan/Lilitan Stator
Bentuk kumparan stator dari motor induksi 1 fasa dapat dibagi menjadi 3
macam, hal semacam ini adalah tergantung dari cara melilitkannya kedalam
alur–alur stator. Bentuk kumparan–kumparan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Kumparan jerat atau lilitan bertumpuk (Lap winding juga dapat dinamakan
dengan lilitan spiral (seperti gambar 48a).
b. Kumparan terpusat (concentric winding) seperti gambar 48b.
c. Kumparan gelombang (wave winding) seperti gambar 48c.
Gambar 48
22
Oleh Parmin, S.Pd
2. Cara menggulung ulang kumparan stator motor induksi 1 fasa
Motor–motor induksi 1 fasa pada dasarnya adalah sama dengan motor induksi 2
fasa. Hal semacam ini dapat kita lihat, bahwa pada motor induksi 1 fasa
terdapat 2 jenis kumparan, yaitu kumparan utama (running winding = RW =
RV=U) dan kumparan bantu (starting winding = SW = RB = B) kedua
kumparan tersebut mempunyai penampang kawat dan jumlah lilitan yang tidak
sama. Tetapi ada kalanya hal tersebut dibuat hampir sama.
Kumparan utama mempunyai luas penampang kawat yang lebih besar dan
jumlah lilitan yang lebih banyak. Sedangkan untuk kumparan bantu memiliki
luas penampang yang kecil dan jumlah lilitannya sedikit.
Apabila motor induksi 1 fasa kita suplay dengan tegangan tertentu, maka
besarnya arus pada kedua buah kumparan tersebut yaitu Iu dan Ip atau dapat
kita tuliskan Ir dan Is akan mempunyai nilai yang berbeda. Dengan demikian hal
tersebut akan berpengaruh pada nilai arus Iu dan Is yang mempunyai
penggeseran fasa 90o listrik (90o el).
Untuk membuat suatu diagram uparan stator terlebih dahulu harus diketahui
jumlah kutubnya. Sebagaimana diketahui pada name plate dari tiap-tiap mesin
listrik telah tertera jumlah putaran rotornya sehingga dapat kita hitung dengan
rumus :
F . 120
n
p
Dimana :
n = Jumlah Putaran
F = Frekuensi jala–jala
P = Jumlah kutub
G
q
p .m
Dimana :
q : jumlah alur tiap fasa tiap kutub
G : jumlah alur
P : jumlah kutub
23
Oleh Parmin, S.Pd
m : jumlah fasa
q tersebut untuk dua lilitan yaitu lilitan utama dan lilitan bantu, jika :
qu + qb>q maka ada alur yang terisi 2 jenis kumparan
qu + qb=q maka tiap alur hanya terisi satu macam lilitan
untuk qu +qb =q, jika lilitan utama dimulai dari alur 1 maka lilitan bantu
dimulai alur : 1 + qu
jika qu + qb>, lilitan utama dimulai dari alur 1, maka lilitan bantu dimulai
dari alur 1 + qu – ½ [q(u + qb) – q]
Contoh soal :
1. Rencanakan sebuah motor 1 fasa dengan alur 24, mempunyai kutub 2, harus
dililit full cosentris.
2. Rencanakan juga untuk jenis lilitan distribusi.
Penyelesaian :
P=2
G
Yq
p
24
Yq 12
2
G
q
p .m
24 24
q 6
2 .2 4
Lilitan Utama mulai alur ke 1
Phase II/ Liltan Bantu mulai alur ke : 1 + qu = 1+ 6 = 7 atau
90 90
phaseII 1 .q .m 1 .6 .2 1 6 7
180 180
24
Oleh Parmin, S.Pd
6
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
5
17
U2
U1 B1 B2
U2
U1
B2
B1
25
Oleh Parmin, S.Pd
U1
B2
24 1
23
22 2
3
21
20 4
5
19
6
18
7
17
B1
16 Gambar 50. Skema lilitan coil cosentris
8
15 9
14 10
13 12 11
U2
26
Oleh Parmin, S.Pd
Daftar lilitan distribusi
Lilitan Utama Lilitan Bantu
1–9 24 – 16 7 - 17 6 – 20
2 – 10 23 – 15 8 - 18 5 – 19
3 – 11 22 – 14
4 - 12 21 – 13
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
20 4
5
19
6
18
17 7
16 8
15 9
14 10
11
13 12
D. Bahan
1. Motor induksi 1 phasa 1 buah
2. Kapasitor 1 buah
3. Kawat email secukupnya
4. Benang secukupnya
5. Sirlak secukupnya
6. Prespan secukupnya
7. Selongsong kabel secukupnya
8. Kabel secukupnya
9. Timah solder secukupnya
10.Bambu secukupnya
E. Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah pakaian Praktik
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar.
3. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya
4. Hati–hati melepas rotor agar supaya tidak merusak stator
5. Hindarkan bagian–bagian motor dari kotoran (debu)
6. Hati–hati dalam melakukan praktik
F. Langkah Kerja
1. Lepaskan pasak (kunci, spey, sekrup)
2. Lepaskanlah puley dengan menggunakan tracker
3. Buatlah tanda kesejajaran dengan menggunakan penitik
4. Bukalah baut (ikatan) tutup stator (end plate)
5. Lepaskanlah tutup stator, sebelumnya diberi tanda.
6. Keluarkanlah rotor dari dalam stator
7. Amati dan catat jumlah alur, lebar kumparan, jumlah alur tiap fasa, jumlah
lilitan, luas penampang lilitan utama dan lilitan bantu.
8. Ukur lebar kumparan dan buatlah mal lilitan
9. Keluarkan lilitan dari stator
29
Oleh Parmin, S.Pd
Gambar 53. Melepas Kumparan–Kumparan Stator
10. Lepas dan bersihkan prespan dan kotoran yang ada di alur.
11. Memasang prespan.
12. Buatlah kumparan sesuai dengan mal yang telah dibuat sesuai kebutuhan atau
perencanaan
13. Pasang kumparan pada alur, dimulai dari kumparan utama kemudian kumparan
bantu.
30
Oleh Parmin, S.Pd
14. Periksa kembali kumparan yang telah dipasang
15. Uji lilitan statornya dengan megger
G. Kesimpulan
1. Buatlah kesimpulan sesuai yang anda praktikkan!.
31
Oleh Parmin, S.Pd