Anda di halaman 1dari 10

healthy care

Rabu, 03 Juli 2013

Makalah Demam thypoid atau tifus

DEMAM THYPOID ATAU TIFUS

BAB I

PENDAHULUAN

I.I.Latar Belakang

Demam thypoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi dinegara yang sedang
berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air bersing yang dapat
diminum. tetapi lebih sering bersifat seporadis, terpencar-pencar di suatu daerah, dan jarang
menimbulkan lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah. Demam thypoid dapat di temukan
sepanjang tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak dan tidak ada perbedaan yang nyata
anatra insidensi demam thypoid pada wanita dan pria.Diagnose dari pelubangan penyakiit thypoid
dapat sangat berbahaya apa bila terjadi selama kehamilan atau pada periode setelah melahirkan.
Kebanyakan penyebaran penyakit demam typoid ini tertular pada manusia pada daerah-daerah
berkembang, ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang belum baik, hygiene personal yang buruk.
Salah satu contoh di negara Nigeria, dimana terdapat 467 kasus dari tahun 1996 sampai dengan
2000.

Dalam lingkungan kita menjadi endemic di selatan dan Amerika Utara, Timur Tengah,
Tenggara dan hampir seluruh Asia termasuk India. Di seluruh dunia tercatat sekitar 33 juta kasus dari
demam typoid dan menyebabkan lebih dari 500.000 kematian.

I.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang disebut dengan thypoid?

2. Apa penyebab terjadinya thypoid?

3. Apa tanda dan gejala thypooid?

4. Menjelaskan manifestasi klinis thypoid?

5. Menjelaskan patofisiologi thypoid?

6. Menjelaskan pemeriksaan penunjang thypoid?

7. Menjelaskan penatalaksanaan thypoid?

8. Menjelaskan komplikasi thypoid?


I.3 Tujuan

Tujuan Umum :

Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan demam thypiod.

Tujuan Khusus :

Untuk mengidentifikasi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi,


penatalaksanaan, dan pemeriksaan penunjang tentang thypoid.

I.4. Manfaat Penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan thypoid

2. Mengerti apa yang menyebabkan thypoid

3. Mengetahui proses dari thypoid

4. Mengetahui pemeriksaan yang harus dilakukan pada penyakitthypoid

5. Mengetahui patofisologi thypoid

6. Mengetahui manifestasi klinis thypoid

7. Mengetahui pemeriksaan penunjang thypoid

8. Mengetahui penatalaksanaan thypoid


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

II.1. Pengertian Thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme
ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari
orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).

Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Thypi (
Arief Maeyer, 1999 ).

Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan
salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, (
Syaifullah Noer, 1996 ).

Typhoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, typhoid disebut juga paratyphoid fever, enteric
fever, typhus dan para typhus abdominalis (.Seoparman, 1996).

Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan
oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).

Dari beberapa pengertian diatasis dapat disimpulkan sebagai berikut, Typhoid adalah suatu penyakit
infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A, B dan C yang dapat menular melalui oral,
fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi.

II.2. Manifestasi Klinis

Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala awal
tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :
• Perasaan tidak enak badan
• Lesu
• Nyeri kepala
• Pusing
• Diare
• Anoreksia
• Batuk
• Nyeri otot (Mansjoer, Arif 1999).
Menyusul gejala klinis yang lain
1. Demam

Demam berlangsung 3 minggu

Ø Minggu I : demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan
malam hari nyeri kepala, pusing,nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau
diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis, pada pemeriksaan fisik tidak hanya
didapat peningkatan suhu badan

Ø Minggu II : Demam terus, Demam, Bradikardikardi relatif lidah thypoid (kotor ditengah, tepi dan
ujung merah tremor),Hepatomegali, Plenomegali, Meteorismus, Gangguan kesadaran seperti
samnolen

Ø Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur – angsur.

2. Gangguan Pada Saluran Pencernaan

Ø Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai
tremor

Ø Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan

Ø Terdapat konstipasi, diare


3. Gangguan Kesadaran

Ø Kesadaran yaitu apatis – somnole.

Ø Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit) (Rahmad
Juwono, 1996).

II.3. Etiologi

Penyakit tifus disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella Typhosa, basil gram negatif, berflagel
(bergerak dengan bulu getar), anaerob, dan tidak menghasilkan spora. Bakteri tersebut memasuki
tubuh manusia melalui saluran pencernaan dan manusia merupakan sumber utama infeksi yang
mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit saat sedang sakit atau dalam pemulihan. Kuman
ini dapat hidup dengan baik sekali pada tubuh manusia maupun pada suhu yang lebih rendah sedikit,
namun mati pada suhu 70°C maupun oleh antiseptik. Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi (Soedarto, 1996).Terdapat ratusan jenis
bakteri salmonella, tetapi hanya 4 jenis yang dapat menimbulkan tifus yaitu:

a. Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora
mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:

Ø antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida) :merupakan polisakarida yang sifatnya


spesifik untuk grup Salmonella dan berada pada permukaan organisme dan juga merupakan somatik
antigen yang tidak menyebar

Ø antigen H : terdapat pada flagella dan dan bersifat termolabil

Ø antigen V1 (merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi antigen O terhadap
fagositosis) dan protein membrane hialin.
b. Salmonella parathypi A

c. salmonella parathypi B

d. Salmonella parathypi C

e. Faces dan Urin dari penderita thypus (Rahmad Juwono, 1996).

Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi
dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.

II.4. Patofisiologi

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu
Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.

Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang
lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan
yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan
kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi
masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung,
sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak,
lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial.

Pada akhir masa inkubasi (5-9 hari) kuman kembali masuk dalam darah (bakteremi sekunder) dan
menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus, menimbulkan tukak
berbentuk lonjong di atas Plak Peyer. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan
perforasi usus. Pada masa bakteremi ini, kuman mengeluarkan endotoksin yang mempunyai peran
membantu proses peradangan lokal dimana kuman ini berkembang. Semula disangka demam dan
gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian
eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada
typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal
pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang
sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.

II.5. Komplikasi

a. Komplikasi intestinal

1) Perdarahan usus

2) Perporasi usus

3) Ilius paralitik

b. Komplikasi extra intestinal

1. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis,


tromboplebitis.
2. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia hemolitik.

3. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.

4. Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis.

5. Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis.

6. Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis.

7. Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis, polineuritis perifer,


sindroma Guillain bare dan sidroma katatonia.

II.6. Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid adalah pemeriksaan laboratorium, yang terdiri
dari :
a. Pemeriksaan leukosit

Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat leukopenia dan
limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada kebanyakan
kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal
bahkan kadang-kadang terdapat leukosit walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh
karena itu pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam typhoid.

b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT

SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah
sembuhnya typhoid.

c. Biakan darah

Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila biakan darah negatif tidak
menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah
tergantung dari beberapa faktor :

1. Teknik pemeriksaan Laboratorium


Hasil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium yang lain, hal ini disebabkan oleh
perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik adalah
pada saat demam tinggi yaitu pada saat bakteremia berlangsung.

2. Saat pemeriksaan selama perjalanan Penyakit.

Biakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu pertama dan berkurang pada
minggu-minggu berikutnya. Pada waktu kambuh biakan darah dapat positif kembali.

3. Vaksinasi di masa lampau


Vaksinasi terhadap demam typhoid di masa lampau dapat menimbulkan antibodi dalam darah klien,
antibodi ini dapat menekan bakteremia sehingga biakan darah negatif.

4. Pengobatan dengan obat anti mikroba.


Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba pertumbuhan kuman
dalam media biakan terhambat dan hasil biakan mungkin negatif.

d. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Aglutinin yang
spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada
orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi
salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk
menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi
oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :

1. Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman).

2. Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman).

3. Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai kuman)
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa,
makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.

Faktor – faktor yang mempengaruhi uji widal :

a. Faktor yang berhubungan dengan klien :

1. Keadaan umum : gizi buruk dapat menghambat pembentukan antibodi.

2. Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit: aglutinin baru dijumpai dalam darah setelah
klien sakit 1 minggu dan mencapai puncaknya pada minggu ke-5 atau ke-6.

3. Penyakit – penyakit tertentu : ada beberapa penyakit yang dapat menyertai demam typhoid
yang tidak dapat menimbulkan antibodi seperti agamaglobulinemia, leukemia dan karsinoma lanjut.

4. Pengobatan dini dengan antibiotika : pengobatan dini dengan obat anti mikroba dapat
menghambat pembentukan antibodi.

5. Obat-obatan imunosupresif atau kortikosteroid : obat-obat tersebut dapat menghambat


terjadinya pembentukan antibodi karena supresi sistem retikuloendotelial.

6. Vaksinasi dengan kotipa atau tipa : seseorang yang divaksinasi dengan kotipa atau tipa, titer
aglutinin O dan H dapat meningkat. Aglutinin O biasanya menghilang setelah 6 bulan sampai 1
tahun, sedangkan titer aglutinin H menurun perlahan-lahan selama 1 atau 2 tahun. Oleh sebab itu
titer aglutinin H pada orang yang pernah divaksinasi kurang mempunyai nilai diagnostik.

7. Infeksi klien dengan klinis/subklinis oleh salmonella sebelumnya : keadaan ini dapat
mendukung hasil uji widal yang positif, walaupun dengan hasil titer yang rendah.

8. Reaksi anamnesa : keadaan dimana terjadi peningkatan titer aglutinin terhadap salmonella
thypi karena penyakit infeksi dengan demam yang bukan typhoid pada seseorang yang pernah
tertular salmonella di masa lalu.

II.7.Cara Mengobati Penyakit Thypoid

Penyakit ini tidak terlalu parah, namun sangat dapat menganggu aktifitas kita. Yang sangat
dibutuhkan adalah istirahat total selama beberapa minggu bahkan bulan. Bagi orang yang sangat
aktif, hal ini sangat menderita. Anda terasa tidak bisa apa-apa ( setidaknya ini yang saya rasakan
ketika menderita penyakit ini).
Yang perlu diperhatikan pasca terkena Tipes adalah pola makan yang benar. Misalnya harus lunak,
ya terapkan makan lunak sampai batas yang telah ditentukan dokter, kemudian makanan yang
berminyak, pedas, asam, spicy hindari. Kurangi kegiatan yang terlalu menguras tenaga. Kemudian
untuk menjaga stamina bisa diberikan Kapsul Tapak ( sesuai ketentuan dokter) Liman 3 x 2 Kaps/hr,
Kaps Daun sendok 3 x 2 Kaps.hr, dan Patikan Kebo 3x1 Kaps/hr. (untuk membantu mempercepat
penyembuhan luka diusus akibat Typus).

Pengobatan pada penderita ini meliputi tirah baring, diet rendah serat – tinggi kalori dan protein,
obat-obatan berupa antibiotika (dijelaskan pada paragraf berikutnya), serta pengobatan terhadap
komplikasi yang mungkin timbul.

Obat untuk penyakit Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenikol,


Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 – 10 hari. Lamanya pemberian antibiotika ini harus cukup
sesuai resep yg dokter berikan. Jangan dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah reda selama
3-4 hari minum obat. Obat harus diminum sampai habis ( 7 – 10 hari ). Bila tidak, maka bakteri Tipes
yg ada di dalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh kembali

II.8. Pencegahan penyakit thypoid

Pencegahan utama dalam penyebaran penyakit ini yaitu dengan meningkatkan higiene
sanitasi makanan dan lingkungan seperti membiasakan cuci tangan dengan bersih setelah BAB dan
sebelum makan.

Vaksinasi dengan menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil thypoid dan parathypoid Adan B
yang dimatikan ) yang diberikan subkutan 2 atau 3 kali pemberian dengan interval 10 hari
merupakan tindakan yang praktis untuk mencegah penularan demam thypoid. Jumlah kasus
penyakit itu di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 358-810 kasus per 100.000 penduduk per tahun.
Suntikan imunisasi thypoid boleh dilakukan setiap dua tahun manakala vaksin oral diambil setiap
lima tahun. Bagaimanapun, vaksinasi tidak memberikan jaminan perlindungan 100 peratus.

Minum air yang telah dimasak. Masak air sekurang-kurangnya lima minit penuh (apabila air sudah
masak, biarkan ia selama lima minit lagi). Buat air batu menggunakan air yang dimasak. Sekiranya
sedang dalam perjalanan, gunakan air botol atau minuman berdesis berkarbonat tanpa ais. Anda
hendaklah lebih berhati-hati dengan ais kacang atau air batu campur yang menggunakan air hancur,
terutama sekali dalam keadaan sekarang. Makan makanan yang baru dimasak. Jika terpaksa makan
di warung, pastikan makanan yang dipesan khas dan berada dalam keadaan `berasap’ karena baru
diangkat dari dapur. Tudung semua makanan dan minuman agar tidak dihinggapi lalat. Letakkan
makanan ditempat tinggi.

Gunakan penyepit, sendok, atau garpu bersih untuk mengambil makanan. Buah-buahan hendaklah
dikupas dan dibilas sebelum dimakan. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum menyedia
atau memakan makanan,membuang sampah sarap, memegang bahan mentah atau selepas
membuang air besar. Anda akan mendapati insiden thypoid berkurangan dengan amalan ini yang
sepatutnya menjadi kewajibansehari - hari dan bukan hanya musim wabak. Pilih tempat dan
pengendali makanan yang bersih. Dalam keadaan sekarang, adalah baik sekiranya orang ramai
mengelak daripada membeli makanan atau minuman penjaja jalanan terutamanya yang menjual
minuman dingin. Bersihkan tempat pembiakan lalat – lalat. Gunakan tempat yang
sempurna. Segeralah periksa ke dokter jika mengalami tanda-tanda dijangkiti
thypoid.Pusat Penelitian Penyakit dari Amerika Serikat memberikan dua metode bagimelindungi diri
anda dari demam thypoid:
a. Rebus, masak, kupas
Hindarkan makanan dan minuman yang beresiko (jajanan jalan). Ini mungkin mengejutkan anda
tetapi melihat apa yang anda makan dan minum terutama saat dalam perjalanan adalah penting
untuk kesehatan .Dengan menghindari makanan beresiko juga mampu melindungi diri anda
dari penyakit seperti kolera/taun, disenteri dan hepatitis A.

b. Dapatkan Vaksin S.Thypi


Jika anda menetap atau dalam perjalanan menuju ke negara yang biasa diserang wabah demam,
anda perlu mempertimbangkan pemberian vaksin demam. Temui dokter jika ingin mengetahui lebih
lanjut tentang pilihan vaksin anda.

Pada pria lebih banyak terpapar dengan kuman S. typhi dibandingkan wanita karena aktivitas di
luar rumah lebih banyak. Semua kelompok umur dapat tertular penyakit thypoid, tetapi yang
banyak adalah golongan umur dewasa. Angka kejadian demam thypoid tidak dipengaruhi musim,
tetapi pada daerah – daerah yang terjadi endemik demam thypoid, angka kejadian meningkat pada
bulan – bulan tertentu. Di Indonesia, angka kejadian demam thypoid meningkat pada musim
kemarau panjang atau awal musim hujan.

Hal ini banyak dihubungkan dengan meningkatnya populasi lalat pada musim tersebut dan
penyediaan air bersih yang kurang memuaskan.Demam thypoid masih merupakan masalah besar di
Indonesia. Penyakit ini di Indonesia bersifat sporadik endemik dan timbul sepanjang tahun. Kasus
demam thypoid di Indonesia,masih cukup tinggi berkisar antara 354-810 / 100.000 penduduk
pertahun. Di Palembang dari penelitian retrospektif selama periode 5 tahun ( 1990-1994) didapatkan
sebanyak 83kasus ( 21,5 %) penderita demam thypoid dengan hasil biakan darah salmonella positif
dari penderita yang dirawat dengan klinis demam thypoid. Demam thypoid adalah penyakit
yang umum di Indonesia.

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A, B
dan C yang dapat menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi. Etiologi
demam thypoid adalah salmonella thypi. Gejala- gejala yang timbul bervariasi. Penyakit dapat
ditimbulkan dari berbagai factor, dan dapat membahayakan kesehatan bahkan berakibat kematian.
Untuk itu menjaga kebersihan dirasa perlu demi menjaga kesehatan diri dan lingkungan, agar
terhindar dari penyakit yang membahayakan kesehatan kita.

HCL (asam lambung) dalam lambung berperan sebagai penghambat masuknyaSalmonella spp
dan lain-lain bakteri usus. Jika Salmonella spp masuk bersama-samacairan, maka terjadi
pengenceran HCL yang mengurangi daya hambat terhadapmikroorganisme penyebab penyakit yang
masuk. Daya hambat HCL ini akan menurun pada waktu terjadi pengosongan lamung, sehingga
Salmonella spp dapat masuk ke dalamusus penderita dengan lebih senang.

Dalam makalah ini dapat disimpulkan, bahwa penyakit demam thypoid merupakan salah satu
penyakit yang sering terjadi dalam masyarakat dan sampai saat ini masih belum bisa ditangani dan
dihentikan. Menjaga diri dan lingkungan masing – masing merupakan cara terbaik untuk mencegah
penyakit ini datang.

III.2. Saran

Demam thypoid yang tersebar di seluruh dunia tidak tergantung pada iklim. Kebersihan perorangan
yang buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidup umumnya adalah
baik. Dengan kasus demam thypoid, semoga bisa menjadi acuan pemahaman mengenai bagian-
bagian yang terkait dengan demam typoid, dan dapat mengetahui cara pencegahan yang benar.

Sebagai tenaga kesehatan, kita sebaiknya memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama
pada anak-anak supaya menjaga kebersihan, baik kebersihan lingkungan, makanan, air minum, dan
kebersihan diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Marylin E Doengoes. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 . EGC. Jakarta. 1999.

Barbara Engram, 1998 “ Keperawatan Medikal Bedah , EGC Jakarta

http://ppni.klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=77:thypoid&catid=38:ppni
-ak-category&Itemid=66

Marjory Gordon, dkk, 2001, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2001-2002, NANDA

Kuncara, H.Y, dkk, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, EGC, Jakarta

http://infopenyakit.blogspot.com/2007/11/demam-typhoid.html. diperoleh tanggal 11 mei 2013


(15.10 WIB)

http://dwaney.wordpress.com/2010/11/11/ thipoid.html . diperoleh tangal 13 mei 2013 (11.30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai