Saat ini peneliti memulai untuk mempelajari etiologi dan dampak penyakit
hipertensi pulmonal (PH) pada anak. Pada anak-anak, ada beberapa penyakit
hipertensi pulmonal antara lain: idiopatik PAH, PAH yang diturunkan dan APAH-
CHD merupakan kasus yang umum, dan kasus PAH yang berasosiasi dengan
kerusakan jaringan penyangga merupakan kasus yang jarang. Penelitian dari
penyakit PH seperti TOPP (Tracking Outcomes and Practice in Pediatric
Pulmonary Hyperension) dan U.S. REVEAL (Registry to Evaluate Early and
Long-term PAH Disease Management) telah menjelaskan etiologinya. Dari 362
pasien dengan penyakit PH yang terkonfirmasi pada TOPP, 317 anak (88%)
mengidap PAH dimana 57% dikarakteristikkan menjadi IPAH/HPAH dan 36%
sebagai APAH-CHD. Penyakit PH yang diasosiasikan dengan penyakit penapasan
juga dicatat, seperti bronchopulmonary dysplasia (BPD) merupakan penyebab
tersering penyakit paru kronik yang berasosiasi dengan PH. Hanya 3 pasien yang
memiliki penyakit tromboemboli kronik atau penyebab lainnya yang
menyebabkan PH. Kelainan kromosom (umumnya trisomi 21) atau Down
Syndrome dilaporkan pada 47 pasien (13%) yang terkonfirmasi PH. Banyak faktor
yang berkontribusi terhadap timbulnya PH seperti Down Syndrome yang memiliki
dampak: hipoplasia paru, alveoli yang tidak terbentuk sempurna (lebih buruk
apabila disertai CHD), CHD, gangguan produksi dan sekresi dari surfaktan paru.
Peningkatan level plasma dari asymmetric dimethyl arginine, hipotiroid, obstruksi
saluran pernafasan, sleep apnea, refluks dan aspirasi.
Penelitian lainnya dari Netherlands PH Service sebanyak 2.845 dari 3.263
pasien anak-anak dengan PH yang memiliki PAH (grup 1), termasuk transient
PAH (82%) dan progressive PAH (5%). Penyebab yang jarang dari PH, disertai
dengan penyakit paru-paru atau hipoksemia (8%), disertai dengan penyakit
jantung kiri (5%) dan penyakit tromboemboli yang kronik (<1%). Yang paling
sering menyebabkan dari transient PH adalah PPHN (58%), APAH-CHD (42%).
Pada kasus progressive PH, APAH-CHD (72%) dan IPAH (23%) merupakan
penyebab terseringnya. Syndrome Down merupakan kelainan kromosom yang
sering dijumpai (12%) yang hasilnya sama juga diteliti oleh TOPP. Demikianlah
data yang dikumpulkan dari beberapa pihak, namun data-data tersebut masih
terbatas atau dititikberatkan pada yang terjadi di sekitar dan praktisi klinis dari
pusat yang bekerja di pihak-pihak terkait.