Anda di halaman 1dari 14

Hak dan Kewajiban Warga Negara

Oleh:

Rahmadana Mukhtar
Anita

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari


Email: rahmadana177@gmail.co.id

ABSTRAK
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang
tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak
seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan
kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para
pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang
pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak
dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang
berkepanjangan.

Kata Kunci: Hak Warga Negara , Kewajiban Warga Negara

1
ABSTRACT
Rights is a power to review accept or do a thing should be done only by accepted or and not
certain parties can be any lay parties also by the at principle can be prosecuted Operating Forced
by it. Rights and Obligations is Something NOT can be separated, but disagreement occurred
because no balanced rights and liabilities. That EVERY citizen has the right and obligation to
review Yang get decent livelihood, but AT fact Lots Citizens Welfare What Not to feel the hearts
through life. All because it happen Government officials and much more rights than putting
obligations. whereas become an official it was not enough just had a rank but they are obliged to
review thinking yourself. if the situation is as singer, then nothing between balance of rights and
liabilities. if there was no balance will happen the prolonged social inequalities.

Keywords: Citizens Rights, Obligations of Citizens

A. Pendahuluan
Hak tidak bisa dipisahkan dari kewajiban. Seseorang berhak untuk melakukan apapun
kehendak dan cita-citanya, namun ia di batasi oleh kewajiban untuk tidak melanggar hak orang
lain untuk memperoleh ketenangan dan rasa aman. Dengan ungkapan lain, kebebasan seseorang
di batasi oleh kebebasan orang lain untuk mendapatkan kebebasan yang sama. Keterbatasan
inilah yang di cerminkan dalam keseimbangan antara hak dan kewajiban warga negara.
Seseorang bebas untuk beribadah menurut keyakinannya tetapi sebagai warga negara dia
memiliki kewajiban untuk memelihara hak orang lain dalam mendapatkan ketenangan dan
kenyamanan dari sikap dan pandangan keagamaannya. Tanpa mengindahkan hak orang lain,
yang sering terjadi adalah sikap merasa paling berhak dan mendominasi wilayah-wilayah
bersama dalam upaya mendapatkan kenyamanan, tanpa mengindahkan hak orang lain. Sikap
pelanggaran hak orang lain dapat pula tercermin dalam hal memperoleh kekayaan. Setiap orang
bebas untuk menjadi kaya, namun dia terikat oleh kewajiban untuk tidak melanggar hak oarang
lain apabila merampas hak orang baik harta, pengetahuan maupun kesempatan.
Dalam tataran ini sesungguhnya dalam hak tidak di kenal istilah kebebasan tanpa batas.
Kebebasan di batasi oleh kewajiban seseorang untuk menjaga hak orang lain untuk memperoleh
keamanan dan kenyamanan. Untuk menghindari konflik dari ekspresi kebebasan mengungkapkan
hak, keberadaan lembaga penegak HAM mutlak di butuhkan. Lembaga ini bisa berupa lembaga-

2
lembaga hukum, seperti kepolisian dan peradilan. Fungsi lembaga-lembaga hukum adalah untuk
menjaga hak dan kewajiban warga negara berjalan sesuai aturan yang bersandarkan pada prinsip-
prinsip HAM.
Secara toritis keseimbangan antara hak dan kewajiban dapat dirujuk pada pandangan
A.Gewirth maupun Joel Feinberg. Menurut mereka, hak adalah kalim yang absah atau
keuntungan yang di dapat dari pelaksanaan sebuah kewajiban. Hak di peroleh bila kewajiban
terkait telah di laksanakan. Karenanya, hak tidak bersifat absolut, tetapi selalu timbal balik
dengan kewajiban. Hak untuk hidup misalnya, akan di langgar bila seseorang tidak melaksanakan
kewajibannya. Karena hak dan kewajiban merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, maka
kita tidak akan memperoleh hak tanpa melaksanakan kewajiban atau di bebani suatu kewajiban
oleh negara tanpa ada keuntungan untuk memperoleh hak sebagai warga negara.

B. Pengertian Warga Negara


Aristoteles mengartikan warga negara ialah orang yang secara aktif ikut Ambil bagian dalam
kegiatan hidup bernegara, yaitu orang yang bisa berperan sebagai yang diperintah dan orang yang
bisa berperan sebagai yang memerintah1. Rousseau2 menganggap warga negara adalah peserta
aktif yang senantiasa mengupayakan kesatuan komunal3.
Pasal 1 UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dikatakan
‘warga negara’ adalah “warga suatu Negara Indonesia dirumuskan dalam pasal 4 huruf a4 s/d
huruf m UU No. 12 Tahun 2008.
Pengertian warga negara menunjukkan keanggotaan seseorang dari institusi politik yang
namanya negara. Tentang siapa yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), menurut UUD
1945 baik sebelum amandemen maupun sesudah amandemen tidak mengalami perubahan. Di
dalam pasal 26 ayat (1) UUD 1945, dikatakan “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai

1
Dikutip dari buku Rapaar, 1993
2
Dikutip dari buku Hikam, 1999
3
Modul PKn, 2003
4
Dalam pasal 4 huruf a disebutkan bahwa warga Negara Indonesia adalah setiap orang yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan penjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan Negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia.

3
warga negara”. Pengertian ini dirumuskan kembali dalam pasal 2 UU No. 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Di samping pengertian warga negara, juga dikenal penduduk dan rakyat. Penduduk ialah
warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia (Pasal 26 ayat (2)
UUD 1945). “Rakyat”, menurut Kamus Baru Bahasa Indonesia, adalah “orang-orang yang
bernaung dibawah pemerintah tertentu”5. Menurut orang yang dikuasa diperintah, dilindungi,
dilindungi, dipelihara, diasuh oleh penguasanya”6.
Pengertian rakyat di atas lebih menunjukkan ikatan hubungan politis yaitu sebagai
sekelompok orang yang dikuasai/diperintah oleh suatu penguasa/pemerintah tertentu.

C. Asas Kewarganegaraan
Dalam UU No. 12 tahun 20067 dikenal asas kewarganegaraan sebagai berikut:
a. Asas Kelahiran (ius soli)8
Ius Soli berasal dari bahasa latin; ius berarti hukum atau pedoman, sedangkan soli
berasal dari kata solum yang berarti negeri, tanah atau daerah. Jadi ius soli adalah
penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah kelahiran
seseorang. Jadi, seseorang dapat menjadi warga Negara di mana ia dilahirkan, contoh
Jepang dan Amerika Serikat.
b. Asas Keturunan (ius sanguinis)
Ius Sanguinis juga berasal dari bahasa latin, ius berarti hukum atau pedoman,
sedangkan sanguinis dari kata sanguins yang berarti darah atau keturunan. Jadi, ius
sanguinis adalah kewarganegaraan yang berdasarkan darah atau keturunan. Asas ini
menetapkan seseorang mendapatkan kewarganegaraan suatu negara, apabila orang
tuanya adalah warga Negara suatu Negara, sebagai contoh seseorang yang lahir di
Indonesia, namun orang tuanya berkewarganegaraan asing, maka ia mendapatkan
status kewarganegaraan dari orang tuanya.

5
Diambil dari buku Yulianus S. Dkk, 1984
6
Modul PKn, 2003
7
UU No. 12 Tahun 2006 mengenai Asas-asas Warga Negara Indonesia
8
Ius soli atau jus soli (bahasa Latin untuk "hak untuk wilayah") adalah hak mendapatkan kewarganegaraan yang
dapat diperoleh bagi individu berdasarkan tempat lahir di wilayah dari suatu negara. Dia berlawanan dengan jus
sanguinis (hak untuk darah).

4
c. Asas Kewarganegaraan Tunggal
Asas ini adalah asas yang menentukan suatu kewarganegaraan bagi setiap orang. Setiap
orang tidak dapat menjadi warga negara ganda atau lebih dari satu.
d. Asas kewarganegaraan Terbatas
Asas ini adalah asas yang menentukan suatu kewarganegaraan ganda (lebih dari satu
kewarganegaraan) Bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU
Nomor 12 tahun 2006, pada saat anak telah mencapai 18 tahun, maka harus
menentukan salah satu kewarganegaraannya.
Seseorang tidak boleh memiliki status dua kewarganegaraan. Oleh sebab itu, apabila
seseorang berhak mendapatkan status kewarganegaraan karena kelahiran dan
keturunan berhak sekaligus, maka pada saat dewasa, harus memilih salah satu. Masalah
status kewarganegaraan seseorang akan muncul apabila asas kewarganegaraan tersebut
di atas diterapkan secara tegas dalam sebuah negara, sehingga mengakibatkan
terjadinya beberapa kemungkinan, seperti :
1. Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki status kewarganegaraan. Hal ini
disebabkan karena orang tersebut lahir di Negara yang menganut asas ius
sanguinis.
2. Bipatride adalah seseorang yang memiliki dua kewarganegaraan. Hal ini
dimungkinkan apabila orang tersebut berasal dari orang tua yang negaranya
menganut sanguinis sedangkan ia lahir di negara yang menganut ius soli.
3. Multipatride adalah seseorang yang memiliki lebih dari dua status
kewarganegaraan, yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal di perbatasan antara
dua Negara.
Untuk memecahkan masalah kewarganegaraan di atas, setiap Negara
memiliki peraturan-peraturan sendiri yang prinsip-prinsipnya bersifat universal9. Untuk
mengatasi hal tersebut, di Indonesia dinyatakan dalam UUD 1945 Pasal 28E ayat (4)
bahwa setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. Oleh sebab itu, melalui UU
No. 82 tahun 1958 tentang kewarganegaraan Indonesia adalah 1) karena kelahiran,
2)karena pengangkatan, 3)karena dikabulkan permohonan 4)karena kewarganegaraan,
5) karena perkawinan, dan 6) karena pernyataan

9
Universal menurut KBBI yaitu umum (berlaku untuk semua orang atau untuk seluruh dunia); bersifat (melingkupi)

5
D. Syarat Dan Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
Untuk mengatasi masalah kewarganegaraan, maka Indonesia mengatur tata cara memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dalam UU No. 62 Tahun 1958 dan diperbaharui dalam UU No. 12
Tahun 2006 yang meliputi delapan cara, yaitu :
a. Telah berusia 18 Tahun atau sudah menikah.
b. Pada waktu mengajukan permohonan kewarganegaraan telah tinggal di Negara RI paling
singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan UUD Negara RI
tahun 1945.
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 tahun atau lebih.
f. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI, tidak menjadi kewarganegaraan ganda.
g. Mempunyai pekerjaan atau penghasilan tetap.
h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Tata cara pewarganegaraaan adalah sebagai berikut :


a. Permohonan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam bahasa Indonesia
di atas kertas bermaterai cukup kepada Presiden melalui menteri.
b. Berkas permohonan tersebut disampaikan kepada pejabat,
c. Permohonan disertai dengan pertimbangan kepada Presiden dalam waktu paling lambat 3
bulan terhitung sejak permohonan di terima.
d. Permohonan dikenal biaya yang besarnya diatur dengan peraturan pemerintah.
e. Presiden dapat menerima dan menolak permohonan.
f. Pengabulan permohonan ditetapkan dengan Keputusan Presiden paling lambat 3 bulan
terhitung sejak permohonan di terima oleh menteri dan pemberitahuan permohonan
kepada pemohon paling lambat 14 hari terhitung sejak Keputusan Presiden ditetapkan.
g. Penolakan permohonan disertai alasan dan diberitahukan oleh menteri paling lambat 3
bulan sejak tanggal permohonan ditetapkan oleh menteri.
h. Keputusan Presiden mengenai pengabulan permohonan berlaku efektif terhitung sejak
tinggal pemohon mengucapkan sumpah atau menyatakn janji setia.

6
i. Paling lambat 3 bulan sejak Keputusan Presiden dikirim kepada pemohon, pejabat
memanggil pemohon untuk mengucapkan sumpah dan janji setia.
j. Apabila tidak hadir dalam pemanggilan tanpa alasan yang sah, maka Keputusan Presiden
batal demi hukum.
k. Apabila pelaksanaan sumpah janji setia tidak dapat dilakukan karena kelalaian pejabat,
maka pemohon dapat menyatakan pengucapan sumpah janji setia di hadapan pejabat lain
yang ditunjuk menteri.
l. Pejabat tersebut membuat berita acara pelaksanaan sumpah janji.
m. Paling lambat 14 hari sejak tanggal pengucapan sumpah janji, pejabat menyampaikan
berita acara yang tersebut.
n. Setelah pengucapan sumpah janji pemohon wajib menyerahkan dokumen keimigrasian
atas namanya kepada Kantor Imigrasi paling lambat 14 hari.
o. Salinan Keputusan Presiden tentang Pewarganegaraan menjadi bukti sah
kewarganegaraan sah seseorang.
p. Menteri mengumumkan nama orang yang telah memperoleh kewarganegaraan dalm
berita Negara RI.

E. Hak dan Kewajiban Warga Negara


Hak adalah segala sesuatu yang secara sah harus diterima oleh seseorang. Dalam
kehidupan bernegara, telah ditetapkan hak-hak sebagai warga negara. Negara telah memberi
warga negaranya berbagai hak. Setiap warga negara mempunyai hak yang berbeda-beda. Akan
tetapi dalam berbagai hal setiap warga negara mempunyai hak yang sama. Misalnya hak untuk
mendapatkan keamanan dan ketentraman. Hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk
mendapat pekerjaan dan lain-lain.
Dalam hal-hal tertentu juga kadang-kadang tidak semua warga negara mempunyai hak
yang sama. Misalnya tidak semua warga negara boleh ikut memilih dalam pemilihan umum. Ada
syarat-syarat tertentu untuk menjadi pemilih, seperti telah berusia 17 tahun. Warga yang belum
berusia 17 tahun tidak boleh ikut memilih. Menurut UU No. 12 tahun 200310.

10
UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum dalam pasal 13 dinyatakan warga negara Republik Indonesia
yang pada hak pemungutan suara sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah pernah kawin mempunyai hak
memilih.

7
Hak-hak warga negara Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen, antara lain ialah:
1. Hak atas kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27(1))
2. Hak atas memperoleh pekerjaan dan penghidupanyang layak (pasal 27(2))
3. Hak atas pembelaan negara (pasal 27(3))
4. Hak kebebasan berserikat dan berkumpul menegeluarkan pendapat atau pikiran
dengan lisan atau tulisan (pasal 28)
5. Hak kemerdekaan untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut
agama dan kepercayannya itu (pasal 29(2))
6. Hak ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (pasal 30(1))
7. Hak memperoleh pendidikan (pasal 31(1))
Di samping hak ada juga kewajiban warga negara. Kewajiban adalah segala sesuatu
yang harus dilaksanakan atau dilakukan oleh seseorang sesuai dengan aturan yang berlaku. Setiap
warga negara mempunyai kewajiban masing-masing, dan tentu warga negara yang baik akan taat
melaksanakan kewajibannya. Menurut Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen, kewajiban
setiap warga negara Indonesia antara lain ialah:
1. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1)
2. Ikut serta dalam bela negara (pasal 27 ayat 3)
3. Ikut serta dalam upaya pertahanan dan keamanan negara (pasal 30 ayat 1)
4. Mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya (pasal 31(2))
Bagi bukan warga negara Indonesia juga menerima hak dan kewajiban selama berada di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, antara lain ialah:
1. Kewajiban untuk tunduk dan patuh pada peraturan perundang-undangan.
2. Hak untuk menerima perlindungan atas diri dan hartanya.
3. Tidak mempunyai hak dan kewajiban untuk bela Negara.

F. Hak dan Kewajiban Negara/Pemerintah


Sebagaimana seorang warga Negara yang mempunyai hak dan kewajiban, maka
negarapun mempunyai hak dan kewajiban atas warga negaranya. Hak dan kewajiban Negara
adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan dilakukan oleh Negara atau
pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan kehidupan Negara atau pemerintah

8
dalam melindungi dan menjamin kelangsungan kehidupan Negara serta terwujudnya cita-cita dan
tujuan nasional sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945.
Hak dan kewajiban Negara atau pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Hak Negara atau pemerintah adalah meliputi:
a. Menciptakan peraturan dan UU yang dapat mewujudkan ketertiban dan keamanan
bagi keseluruhan rakyat.
b. Melakukan monopoli terhadap sumber daya yang menguasai hajat hidup orang
banyak.
c. Memaksa setiap warga Negara untuk taat pada hukum yang berlaku.

2. Kewajiban Negara atau pemerintah sebagaimana yang tersebut dalam tujuan Negara
dalam pembukaan UUD 1945 (point a,b,c,d) dan kewajiban Negara menurut UU serta
UUD meliputi:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
e. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agama dan
kepercayaannya.
f. Negara atau pemerintah wajib membiayai pendidikan khususnya pendidikan
khususnya pendidikan dasar.
g. Pemerintah berkewajiban mengusahakan dan menyelenggarakan satu system
pendidikan nasional.
h. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekarang-kurangnya 20 % dari
anggaran belanja Negara dan belanja daerah.
i. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.

9
j. Negara memajukan kebudayaan manusia ditengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dengan memlihara dan mengembangkan nilai-
nilai budayanya.
k. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan
kebudayaan nasional.
l. Negara menguasai cabang-cabang produksi terpenting bagi Negara dan menguasai
hidup orang banyak.
m. Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.
n. Negara berkewajiban memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar.
o. Negara mengembangkan system jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan.
p. Negara bertanggung jawab atas persediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.

G. Karakteristik Warganegara yang Bertanggung Jawab


Karakteristik adalah sejumlah sifat atau tabiat yang harus dimiliki oleh warga negara
Indonesia, sehingga muncul suatu identitas yang mudah dikenali sebagai warga negara. Sejumlah
sifat dan karakter warga Negara Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Memiliki rasa hormat dan tanggung jawab. Sifat ini adalah sikap dan perilaku sopan
santun, ramah tamah, dan melaksanakan semua tugas dan fungsinya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Bersikap kritis. Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta
yang valid (sah) serta argumentasi yang akurat.
3. Melakukan diskusi dan dialog. Sifat ini adalah sikap dan perilaku dalam
menyelesaikan masalah (problem solving) hendaknya dilakukan dengan pola
diskusi dan dialog untuk mencari kesamaan pemikiran terhadap penyelesaian
masalah yang dihadapi.
4. Bersikap terbuka. Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang transparan serta terbuka,
sejauh masalah tersebut tidak bersifat rahasia.

10
5. Rasional. Sifat ini adalah pola sikap dan perilaku yang berdasarkan rasio atau akal
pikiran yang sehat.
6. Adil. Sifat ini adalah sikap dan perilaku menghormati persamaan derajat dan
martabat kemanusiaan.
7. Jujur. Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang sah
dan akurat.
Sedangkan karakteristik warga Negara yang mandiri meliputi:
1. Memiliki kemandirian.
2. Memiliki tangguang jawab pribadi, politik, dan ekonomi sebagai warga Negara.
3. Menghargai martabat manusia dan kehormatan pribadi.
4. Berpartisipasi dalam urusan kemasyarakatan dengan pikiran dan sikap yang santun.
5. Mendorong berfungsinya demokrasi konstitusional yang sehat.

H. DISKUSI
1. Penanya : Rahmat Nugraha
Pertanyaan : apakah hak dan kewajiban seorang tentara dan dokter itu sama?
Jawaban : Semua orang/rakyat yang berada di negara yang sama tentu memiliki hak dan
keawajiban yang sama, tetapi yang membedakan hanya profesinya saja dimana seorang
tentara, dengan profesi yang dimiliki, dia berkewajiban untuk menjaga keamanan
negaranya dan seorang dokter, dengan profesi yang ia geluti menuntutnya untuk
memberikan kesembuhan dan keselamatan kepada pasiennya.
2. Penanya : Hengki Purnomo
Pertanyaan : agaimana pendapat pemateri untuk masalah kepemerintahan yang sekarang
ini banyak pemerintah yang kurang memiliki tanggung jawab dalam hak dan
kewajibannya dan lebih mendahulukan hak daripada kewajibannya?
Jawaban : Kita sudah melihat bahwa sudah banyak pemerintah yang telah menjalankan
hak dan kewajibannya sesuai dengan apa yang telah ditentukan seperti uraian diatas,
namun jika memang ada oknum pemerintah yang kurang memiliki tanggung jawab dan
lebih mendahulukan haknya daripada kewajibannya, itu dikembalikan lagi kepada
individunya, jika ia menyadari perannya sebagai wakil rakyat maka ia akan melakukan
hak dan kewajibannya sebagai wakil rakyat, namun jika tidak, maksudnya ia tidak

11
melakukan kewajibannya, itu karena ia merasa bahwa memiliki kekuasaan yang besar
sehingga ia mampu melakukan keinginannya sendiri, dan jika sudah melanggar maka
lembaga-lembaga hukum yang akan menjalankan perannya terhdap oknum pemerintah
itu.
3. Penanya : Muhammad Saiful Anwar
Pertanyaan : Apakah Ormas HTI dengan mengatakan bahwa akan menciptakan negara di
atas negara termasuk hak yang dapat mereka jalankan?
Jawaban : Kembali lagi pada pengertian hak dan kewajiban, Kebebasan di batasi oleh
kewajiban seseorang untuk menjaga hak orang lain untuk memperoleh keamanan dan
kenyamanan.
4. Penanya : Sitti Kamaria
Pertanyaan : bagaimana pendapat pemateri terhadap seseorang yang memainkan status
kewarganegaraannya dengan cara berpindah-pindah negara, contohnya seperti seorang
wanita berkewarganegaraan Indonesia menikah dengan seorang lelaki asing?
Jawaban: Sebenarnya, jika dikatakan memainkan status kewarganegaraannya, mereka
tidak ingin memainkannya, namun mereka mengikuti sebuah aturan yang ditetapkan oleh
negara yang ia diami, dan juga ingin menjadi warga negara yang legal dalam negara itu.
5. Penanya : Wa Irawani
Pertanyaan : bagaimana pendapat pemateri terhadap seseorang yang telah melakukan
kewajibannya namun tidak mendapat haknya?
Jawaban : Jika ada seseorang yang tidak mendapat haknya, maka orang itu mungkin
kurang berusaha untu mendapatkan haknya sebagai timbal balik dari kewajiban yang
telah ia lakukan
6. Penanya : Hilda Rahmadani
Pertanyaan : apakah hak dan kewajiban Warga Negara Asing yang masuk/tinggal di
Indonesia sama dengan hak dan kewajiban Warga Negara Indoneisa itu sendiri?
Jawaban : WNA yang akan menetap di Indonesia harus memenuhi syarat-syarat yang
dipenuhi agar menjadi WNA yang legal, dan Hak dan kewajiban seorang WNA yang
menetap di Indonesia dengan Hak dan kewajiban WNI itu sendiri adalah sama

12
I. Kesimpulan
 Pasal 1 UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dikatakan
‘warga negara’ adalah warga suatu Negara Indonesia dirumuskan dalam pasal 4 huruf a
s/d huruf m UU No. 12 Tahun 2008.
 Dalam pasal 4 huruf a disebutkan bahwa warga Negara Indonesia adalah setiap orang
yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan penjanjian
Pemerintah Republik Indonesia dengan Negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku.
 Hak adalah segala sesuatu yang secara sah harus diterima oleh seseorang. Dalam
kehidupan bernegara, telah ditetapkan hak-hak sebagai warga negara. Negara telah
memberi warga negaranya berbagai hak.
 Dalam hal-hal tertentu juga kadang-kadang tidak semua warga negara mempunyai hak
yang sama. Misalnya tidak semua warga negara boleh ikut memilih dalam pemilihan
umum.
 Di samping hak ada juga kewajiban warga negara. Kewajiban adalah segala sesuatu yang
harus dilaksanakan atau dilakukan oleh seseorang sesuai dengan aturan yang berlaku.
 Setiap warga negara mempunyai kewajiban masing-masing, dan tentu warga negara yang
baik akan taat melaksanakan kewajibannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, Hak Asasi


Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta : Kencana .

KLPP. Modul Mata kuliah Pengembangan Kepribadian Di Perguruan Tinggi. Universitas Halu
Oleo kendari : Kendari.

MKUW Pendidikan kewarganegaraan.Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Halu Oleo


Kendari:Kendari.

Tim Penyusun Puslit. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan Demokrasi, HAM & Masyarakat
Madani. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai