heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Sylvia A. Price, 2006).
Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi pada berbagai sistem tubuh. Komplikasi
diabetes melitus bersifat jangka pendek dan jangka panjang. Komplikasi jangka pendek meliputi
Kerusakan makroangiopati meliputi penyakit arteri koroner, kerusakan pembuluh darah serebral
dan kerusakan pembuluh darah perifer. Adapun komplikasi mikroangiopati meliputi retinopati,
Peningkatan kadar glukosa darah tampaknya berperan dalam proses terjadinya komplikasi
makrovaskuler. Komplikasi jangka panjang diabetes tipe I maupun II biasanya terjadi setelah 5
hingga 10 tahun pertama setelah diagnosis diabetes ditegakkan (Smeltzer & Bare, 2008).
Salah satu komplikasi kronis yang paling sering ditemukan pada pasien diabetes melitus
adalah neuropati diabetik (ND). Neuropati diabetes melitus terjadi pada semua tipe saraf,
termasuk sara perifer, otonom, dan spinal. Kelainan yang muncul beragam secara klinis dan
tergantung pada lokasi sel saraf yang terserang. Prevalensi ND terus meningkat seiring dengan
pertambahan usia penderita dan lamanya menderita DM. Prevalensi neuropati diabetikum
mencapai 50% pada penderita yang sudah terdiagnosa DM selama 25 tahun. Proses neuropati
bebas, dan aktivasi protein kinase C (PKC). Aktivasi berbagai jalur tersebut berujung pada
berkurangnya vasodilatasi, sehingga aliran darah ke saraf menurun dan bersama rendahnya
mionositol dalam sel terjadilah ND. Berbagai penelitian membuktikan bahwa kejadian ND
berhubungan kuat dengan lama serta beratnya diabetes melitus (Sudoyo, 2009).
Penyebab DN, meskipun belum diketahui, namun komponen iskemik dan metabolik
resistensi vaskular endotel dan mengurangi aliran darah ke saraf. Hiperglikemia juga
menyebabkan penipisan myoinositol saraf melalui mekanisme uptake yang kompetitif. Selain itu,
pengaktifan jalur poliol dalam saraf melalui enzim aldose reduktase menyebabkan akumulasi
sorbitol dan fruktosa di saraf dan menginduksi glikosilasi non-enzimatik pada protein saraf
struktural. Hiperglikemia juga menginduksi stres oksidatif. Aktivasi protein kinase C telah
dikaitkan dengan kerusakan vaskular pada DN. Perubahan ini menghasilkan abnormal pada
neuronal, aksonal, dan metabolisme sel Schwann, yang menyebabkan gangguan transportasi
aksonal. Pengukuran langsung glukosa, sorbitol, dan fruktosa pada saraf pasien diabetes
menunjukkan korelasi dengan tingkat keparahan neuropati. Hipoksia endoneural dihasilkan oleh
peningkatan resistensi vaskular dan penurunan aliran darah di saraf. Hipoksia menyebabkan
kerusakan kapiler lebih lanjut, yang nantinya memperparah gangguan pada transportasi aksonal
dan mengurangi aktivitas Na-K ATPase yang menyebabkan atrofi aksonal dan penurunan
Ada dua tipe ND yang paling sering dijumpai adalah neuropati sensorik dan neuropati
otonom. Neuropati pada sistem saraf otonom mengakibatkan berbagai disfungsi yang menegenai
hampir seluruh sistem organ di dalam tubuh. Ada enam akibat utama dari neuropati otonom yaitu
kardiovaskuler, gastrointestinal, urinalisis, kelenjar adrenal, disfungsi seksual, dan neuropati
Neuropati otonom sudomotorik yaitu keadaan dimana tidak adanya atau berkuranganya
kompensatorik perspirasi di bagian tubuh yang lain (Smeltzer & Bare, 2002). Neuropati otonom
Akibatnya, kaki kehilangan kemampuan alami untuk melembabkan kulit di atasnya dan menjadi
kering dan semakin rentan terhadap infeksi (Clayton & Elasy, 2009)
Kekeringan atau penurunan kelembaban pada kaki merupakan predisposisi terjadinya ulkus
diabetikum. Proses terjadinya ulkus kaki diabetik dimulai dari cedera pada jaringan lunak kaki,
pembentukan fisura antara jari-jari kaki atau daerah kulit yang kering, atau pembentukan sebuah
kalus (Smeltzer & Bare, 2008). Kulit yang kering dan kulit kaku yang mudah retak menyebabkan
kulit pecah-pecah atau fisura. Fisura pada lapisan pelindung epidermis (stratum corneum), dapat
menjadi terinfeksi, mengakibatkan selulitis lokal atau bahkan ulserasi longitudinal kecil yang
berpotensi untuk masuknya kuman dan sering menyebabkan perluasan infeksi dan kehilangan
sebagian besar anggota tubuh bagian bawah, baik parsial maupun penuh. Sirkulasi yang buruk