Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN

Disusun oleh :

1. Dina Safitri (061440410793)

2. Medio Destian (061440410799)

3. Muhammad Marco Sayputra (061440410801)

4. Puspita Anggraini (061440410804)

5. Ridho Anugerah (061440410806)

6. Rizka Rahmawati (061440410808)

7. Yulinda (061440410812)

Instruktur : Yuniar,S.T.,M.Si.

Judul Percobaan : Karakteristik Aneka Temperatur (TM 1)

Jurusan : Teknik Kimia Prodi S1 Terapan Teknik Energi

Kelas/Kelompok : 3 EGB/ 3

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2015


KARAKTERISTIK ANEKA TEMPERATUR (TM 1)

I. TUJUAN PERCOBAAN
 Mengetahui dan mempelajari karakteristik termometer
 Membandingkan respon temperatur pemanasan air , air dingin dan
pemanasan udara menggunakan termometer air raksa, termometer Pt-
100, termokopel, termometer transmitor dan termometer tekanan uap.

II. ALAT DAN BAHAN


2.1. Alat yang Digunakan
 Satu set Temperature Measurement (Termometer PT 100,
termocouple dan termometer transmitor)
 Termometer air raksa
 Termometer tekanan uap
 Botol Aquadest
 Stopwatch

2.2. Bahan yang Digunakan


 Aquadest
 Es Batu

III. DASAR TEORI


Temperatur adalah derajat tingkat panas atau dingin suatu benda terhadap
benda lain atau lingkungannya. Besaran temperatur tidak diukur secara langsung.
Ukuran temperatur selalu berdasarkan perubahan sifat fisik benda tertentu akibat
pengaruh perubahan temperatur.
Berbagai perubah yang digunakan sebagai prinsip dasar suatu termometer,
antara lain :
1. Perubahan dimensi benda, misalnya
 Termometer cair dalam bulb (termometer air raksa), berdasarkan prinsip
perubahan volume cairan dalam bulb jika dihubungkan dengan medium
pada temperatur tertentu yang ingin diketahui.
 Termometer bimetal, berdasarkan perbedaan koefisien ekspansi dua buah
plat logam yang direkatkan.
2. Perubahan tegangan listrik, berdasarkan perbedaan sifat termoelektrik dua
buah bahan, misalnya : thermocouple.
3. Perubahan tahanan listrik suatu benda, misalnya : RTD dan Thermistor.
4. Perubahan tekanan cairan dalam bulb, misalnya pressure termometer.

Pengukuran Suhu dengan Efek Mekanik

Pengukuran suhu dengan efek mekanik adalah pengukuran suhu dengan


instrumentasi yang bekerja atas dasar perubahan dimensi mekanik akibat
perubahan suhu.

 Termometer Air Raksa


Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan
Fahrenhait. Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es
mencair dan suhu penguapan air. Es mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada
thermometer yaitu pada uap air yang mendidih. Saat dikeluarkan termometer dari
uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan
pendinginan (dan pemuaian kaca tabung).

Keunggulan Air Raksa Sebagai Alat Pengukur Suhu


1. Raksa dapat menyerap / mengambil panas dari suhu sesuatu yang diukur.
2. Raksa memiliki sifat yang tidak membasahi medium kaca pada termometer.
3. Raksa dapat dilihat dengan mudah karena warnanya yang mengkilat.
4. Raksa memiliki sifat pemuaian / memuai yang teratur dari temperatur ke
temperatur.
5. Raksa memiliki titik beku dan titik didih yang rentangnya jauh, sehingga
cocok untuk mengukur suhu tinggi.
 Termometer Tekanan Uap
Termometer tekanan uap mengkonversikan informasi suhu kedalam tekanan.
Jika sebuah bejana tertutup diisi sebagian dengan cairan, maka ruangan diatas
cairan tersebutakan terdiri dari uap dan cairan yang tekanannya tergantung pada
suhu. Jika suhu dinaikkan, maka cairan yang menguap akan lebih bnyak dan
tekanan akan meningkat. Penurunan suhu akan mengakibatkan terjadinya
kondensasi sebagian uap dan tekanan akan turun. Jadi, tekanan uap tergantung
pada suhu.

Pengukuran Suhu dengan Efek Mekanik


Metode-metode listrik untuk pengukuran suhu sangat baik karena
memberikan sinyal yang mudah dideteksi yang banyak dipergunakan untuk
tujuan pengendalian.
 Termistor
Termistor adalah alat semikonduktor yang terbentuk dari oksida logam. Prinsip
pengukuran suhu dengan thermistor adalah bahwa perubahaan resistensi terhadap
perubahan suhu. Perubahan resistansi yang besar terhadap perubahan suhu
membuat termistor banyak digunakan sebagai sensor suhu yang tinggi.

Jenis – Jenis Termistor


1. PTC (Positive Temperature Coefisient)
PTC merupakan termistor dengan koefisien yang positif. Nilai resistansi
sebanding terhadap perubahan suhu. Termistor PTC memiliki perbedaan dengan
NTC antara lain: Koefisien temperatur dari thermistor PTC bernilai positif hanya
dalam interfal temperatur tertentu, sehingga diluar interval tersebut akan bernilai
nol atau negative. Harga mutlak dan koefisien temperatur dari termistor PTC jauh
lebih besar dari pada termistor NTC.

2. NTC (Negative Temperature Coefisient)


NTC merupakan termistor yang mempunyai koefisient negatif. Nilai resistansi
berbanding terbalik terhadap nilai perubahan suhu. Dimana bahannya terbuat dari
logam oksida yaitu dari serbuk yang halus kemudian dikompress dan disinter pada
temperatur yang tinggi. Kebanyakan pada material penyusun termistor biasa
mengandung unsur – unsur seperti Mn2 O3, NiO,CO2,. Oksida-oksida ini
sebenarnya mempunyai resistansi yang sangat tinggi, tetapi dapat diubah menjadi
bahan semikonduktor dengan menambahkan beberapa unsur lain yang
mempunyai valensi yang berbeda disebut dengan doping dan pengaruh dari
resistansinya dipengaruhi perubahan temperatur yang diberikan. Thermistor
logam oksida digunakan dalam daerah 200K sampai 700K. Untuk digunakan pada
temperatur yang sangat tinggi, thermistor dibuat dari Al2O3 BeO MgO.

 Termokopel
Termokopel terdiri dari dua kawat logam berbeda, seperti besi dan konstantan,
elektrik dihubungkan pada salah satu ujungnya. Menerapkan panas ke
persimpangan dua logam yang menghasilkan tegangan antara dua kabel.
Tegangan ini disebut ggl (gaya elektro-motif) dan sebanding dengan suhu.
Termokopel memerlukan sebuah sambungan referensi, ini ditempatkan di seri
dengan penginderaan persimpangan. Sebagai dua persimpangan berada pada
temperatur yang berbeda suatu emf termal dihasilkan. Sambungan referensi
digunakan untuk memperbaiki persimpangan penginderaan pengukuran.
Tegangan thermocouple meningkat dengan meningkatnya suhu dan sesuai
kalibrasi instrumen, mampu mengukur tegangan kecil, dapat digunakan untuk
mengukur perubahan. Suhu proses diperoleh dari tegangan, baik dengan membaca
grafik atau dengan menggunakan tabel termokopel. tabel daftar tegangan
Thermocouple sesuai dengan temperatur masing-masing. Sebuah tabel diperlukan
untuk setiap jenis termokopel. Hubungan antara milivolt dan suhu tidak linier.
Dalam mikroprosesor, konversi dilakukan berdasarkan data yang disimpan dalam
perangkat. Junction Referensi: Pensensoran, atau sambungan panas dimasukkan
ke dalam wilayah di mana suhu akan diukur. Referensi, atau sambungan dingin
biasanya dihubungkan dengan pengukuran instrumen dan diadakan pada 0'C.

 Termometer Tahanan Listrik RTD (Resistance Temperature Detectors)


RTD dibangun dari logam yang dipilih (biasanya Platinum), yang mengubah
resistansi dengan perubahan suhu. Transduser adalah resistor sensitif temperatur
itu sendiri, dengan sensor menjadi kombinasi dari transduser dan elektronik yang
mengukur hambatan dari perangkat. Resistance temperature detector(RTD)
mengukur konduktivitas listrik seperti variasi suhu. Hambatan listrik umumnya
meningkat dengan temperatur, dan perangkat didefinisikan sebagai memiliki
koefisien temperatur positif. Besarnya koefisien suhu menentukan sensitivitas dari
RTD. Selain Platinum, logam lain digunakan untuk RTD seperti Tembaga dan
Nikel. Platinum adalah yang paling umum dan memiliki karakteristik terbaik
linier dari tiga, meskipun nikel mempunyai koefisien suhu yang lebih tinggi
memberikan sensitivitas yang lebih besar.
Koefisien suhu menentukan berapa banyak perlawanan akan berubah untuk
perubahan suhu, dan memiliki satuan ohm / oC. Semakin besar suhu koefisien,
semakin resistensi akan berubah untuk perubahan yang diberikan pada suhu.
Hal ini pada akhirnya menentukan bagaimana perangkat sensitif. RTD biasanya
cukup linear, namun suhu koefisien tidak berubah seiring kisaran operasi. Sebagai
indikasi, suhu koefisien untuk Platinum rata-rata sebesar 0,00385 selama rentang
dari 00C hingga 1000C, tetapi bervariasi sekitar 2% dari kisaran ini.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN

Pemanasan Air
1. Megisi air pada Water Batch ( aquadest )
2. Menutup water batch dan meletakkan termometer air raksa, termokopel,
bimetal, pt-100, dan termometer transmitor pada tutup water batch
3. Menghubungkan kabel pada temperature measurement ke stop kontak
4. Memutar main supply pada tombol posisi “on”, lampu indikator main
on akan menyala
5. Memutar tombol merah pada water batch pada skala suhu 1000C
6. Menekan tombol hijau pada water batch bersamaan dengan
menghidupkan stop watch
7. Mencatat kenaikan temperatur setiap 1 menit pada semua termometer
8. Bila termometer air raksa telah menunjukkan 1000C, memutar tombol
merah ke skala 0
9. Menekan tombol hijau pada water batch
10. Mematikan alat dengan cara memutar main supply pada posisi “off”
11. Mencabut kabel dari stop kontak

Isoterm
1. Mengisi termos isoterm dengan air es
2. Meletakkan termometer air raksa, pt-100, termokopel, bimetal, dan
transmitor pada tutup termos es
3. Menghubungkan kabel pada temperature measurement ke stop kontak
4. Memutar main supply pada posisi “on”, lampu indikator main on akan
menyala, menghidupkan stopwatch
5. Mencatat kenaikan temperatur setiap 1 sampai waktu 15 menit
6. Mematikan alat dengan cara memutar main supply pada posisi “off”
7. Mencabut kabel dari stop kontak
Pemanasan Udara

1. Meletakkan semua termometer pada alat blower


2. Memutar tombol pada elektronik pada 300C
3. Menghubungkan kabel pada temperature measurement ke stop kontak
4. Memutar main supply pada posisi “on”, lampu indikator main on akan
menyala
5. Menekan tombol stand by dan tombol warna hijau pada blower
bersamaan dengan menghidupkan stopwatch
6. Mencatat kenaikan temperatur setiap 1 menit pada semua termometer
7. Mematikan stopwatch bila termometer air raksa menunjukkan
temperatur 300C
8. Memutar tombol warna hijau ke arah nol dan menekan tombol stand by
9. Mematikan alat dengan cara memutar main supply pada posisi “off”
10. Mencabut kabel dari stop kontak
V. DATA PENGAMATAN

5.1 Pemanasan Air


Waktu Temperatur (⁰C)
(menit) Termistor J Termokopel Pt-100 T. Tekanan Uap T. Air Raksa
0 31 33,2 31 32 32
1 31,7 39,6 35 33 37
2 35,2 44,8 39 36 41
3 40,2 46,2 47 39 47
4 45,6 53,7 52 43 52
5 51,2 61,1 56 47 58
6 56,3 70,3 63 51 65
7 61,6 79,6 66 56 66
8 67 89,5 75 60 74
9 72,4 99 77 66 80
10 77,7 101,3 86 73 87
11 82,2 107,6 90 78 91
12 87 113,6 93 83 95
13 92,2 119,5 97 90 98
14 96,1 120,9 100 98 100
5.2 Isotherm
Waktu Temperatur (⁰C)
(menit) Termistor J Termokopel Pt-100 T. Tekanan Uap T. Air Raksa
0 12,7 1,7 7 14 7
1 9,7 1,7 6 11 7
2 9,3 1,7 6 9 6
3 9,1 1,6 6 9 6
4 8,1 1,5 6 9 6
5 6,5 1,3 6 9 6
6 6,2 1,2 6 9 6
7 6,1 1,1 6 9 6
8 6,1 1 5 9 6
9 6,1 1 5 9 5
10 6,1 0,9 5 9 5
11 6,1 0,9 5 9 5
12 6 0,8 5 9 5
13 5,9 0,8 5 9 5
14 5,9 0,8 5 9 5
15 5,8 0,7 5 9 5

5.3 Pemanasan Udara


Temperatur (⁰C)
Waktu
Termistor J Termokopel Pt-100 Tekanan Uap Air Raksa
(menit)
0 12,8 29,3 25 13 23

0.5 27,7 94 69 28 30
Grafik 1. Pemanasan Air

140

120

100
Temperatur (⁰C)

Termistor
80
J Termokopel

Pt-100
60
Tekanan Uap

Air Raksa
40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Waktu (menit)
Grafik 2. Isotherm

16

14

12

Termistor
10
Temperatur (⁰C)

J Termokopel

8
Pt-100

6 Tekanan Uap

Air Raksa
4

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (menit)
Grafik 3. Pemanas Udara

100

90

80

70

60 Termistor
Temperatur (⁰C)

J Termokopel
50
Pt-100
40
Tekanan Uap

30 Air Raksa

20

10

0
0 0.5
Waktu (menit)
VI. ANALISIS DATA

Dari percobaan yang telah diklakukan dapat dianalisa mengenai perbedaan


suhu yang ditunjukkan oleh beberapa termometr. Hal ini dikarenakan kemampuan
termometer yang digunaakn pada saat praktikum berbeda-beda. Percobaan yang
dilakukan menggunakan piranti pengukuran suhu efek mekanik dan pengukuran
suhu efek listrik. Pengukuran suhu efek mekanik yang digunakan yaitu
termometer air raksa dan termometer tekanan uap. Sedangkan pengukuran suhu
efek listrik yang digunakan yaitu termistor, termokopel tipe J dan pt-100.
Setelah dilakukan pengamatan, didapatkan hasil yang berbeda pada setiap
pengukuran suhu dari termometer yang digunakan. Hal ini dikarenakan pada
karakteristik termometer itu sendiri. Pada pemanasan air didapat bahwa
pengukuran suhu pada termokopel, panas yang diukur terlihat lebih tinggi. Nilai
pengukuran pada termokopel lebih cepat meningkat atau naik dibandingkan
termometer lain yang digunakan. Termokopel yang digunakan yaitu termokopel
tipe J. Termokopel ini dibedakan berdasarkan material penyusunnya, jangkauan
pengukuran serta sensitivitasnya. Untuk nilai pengukuran pada termometer
lainnya, Termistor dan tekanan uap menunjukkan nilai pengukuran yang tidak
jauh berbada. Sedangkan untuk termometer air raksa, nilai pengukuran yang
didapat selinear dengan nilai pengukuran yang didapat pada pt-100.
Pada isoterm, hasil pengukuran yang didapat juga menunjukkan bahwa
termokopel memberikan respon lebih cepat pada pengukuran dibandingkan
termometer lainnya. Nilai yang didapat pada isoterm ini yaitu konstan. Nilai
pengukuran terus berada pada suhu yang stabil walaupun terjadi perubahan hanya
sedikit dan kemudian kembali stabil.
Pada pemanasan udara, digunakan blower yang akan mengeluarkan uap
panas. Yang menjadi patokan pada pengukuran ini yaitu suhu dari termometer air
raksa hingga mencapai 30⁰C. Pada pemanasan udara ini, termometer air raksa
sangat cepat mencapai suhu 30⁰C, sehingga titik kurva yang didapat sedikit. Pada
pemansan udara ini yang paling cepat mengambil panas yaitu termokopel dan pt-
100.
Berdasarkan hasil pengamatan, dari kelima termometer yang digunakan
piranti pengukuran yang paling baik untuk suhu yaitu dengan menggunakan pt-
100. Termometer pt-100 memiliki sensitivitas yang lebih tinggi, jangkauan
rangenya luas dibandingkan termometer lainnya.

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :


 Respon dari beberapa termometer berbeda-beda, tergantung dari
material penyusunnya, jangkauan pengukuran serta sensitivitasnya.

 Proses kenaikkan suhu (pemansan) lebih cepat daripada pendinginan


karena proses pemanasan dipengaruhi oleh energi panas dan tekanan.

 pt 100 memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi dari pengukuran


yang lainnya sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu yang
sangat panas maupun suhu yang sangat dingin.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

 Jobsheet Praktikum Instrumentasi dan Teknik Pengukuran. 2015.


Karakteristik Aneka Temperatur. Palembang: Politeknik Negeri
Sriwijaya
 Anonim. http://scribd.com/doc/24349955/Laporan-TM-1 (Diakses
secara online tanggal 15 November 2015)
 Anonim. http://kizumi22.blogspot.co.id/2014/04/Pengukuran -
temperatur-TM-1.html (Diakses secara online tanggal 15 November
2015)
GAMBAR ALAT

Temperature Measurement (Termokopel, Termometer Air Raksa


Termistor, Pt-100)

Termometer Tekanan Uap

Anda mungkin juga menyukai