Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Peralatan dalam Kegiatan Perforasi Menggunakan Casing Gun


Kegiatan perforasi di Sumur BTG – X menggunakan peralatan-peralatan
yang nantinya akan dimasukkan ke dalam lubang sumur. Peralatan dibagi menjadi
dua yakni peralatan permukaaan (surfaces) dan peralatan bawah permukaan
(subsurfaces). Adapun peralatan-peralatan yang digunakan dalam kegiatan
perforasi ini yaitu :
4.1.1 Peralatan Di Atas Permukaan (Surface)
Dalam pelaksanaan kegiatan perforasi peralatan-peralatan permukaan
(surfaces) juga sangat mendukung dalam keberhasilan dari proses perforasi
tersebut. Peralatan tersebut yaitu meliputi :
1. Truck Unit
Truck unit merupakan sebuah mobil yang berfungsi sebagai alat transportasi
dari peralatan perforasi dan juga sebagai sumber tenaga untuk operasi kegiatan
perforasi. Dalam truck unit bisa mengendalikan semua operasi perforasi, mulai
dari mengolah data hasil bacaan dari alat dan langsung mencetaknya.

Gambar 4.1 Truck Unit


Dalam truck unit juga terdapat monitor-monitor yang digunakan untuk
menampilkan kondisi peralatan di dalam lubang sumur saat sedang beroperasi.
Pada bagian dalam truck unit terdapat control panel yang berfungsi untuk
mengontrol jalannya kegiatan perforasi. Control panel tersebut yaitu Monitoring
Display merupakan perangkat komputer yang akan menampilkan kondisi bawah
permukaan yaitu mulai dari kedalaman dari peralatan perforasi, Casing Collar
Locator (CCL) pada monitor yang berwarna putih, kemudian tension dari kabel,
kecepatan dalam pengoperasian perforator.

Gambar 4.2 Monitoring Display di Truck Unit

2. Wireline Unit
Wireline unit merupakan peralatan yang sangat mendukung kegiatan
perforasi terutama casing gun perforation. Wireline sendiri pada kegiatan
perforasi berfungsi sebagai media untuk menurunkan perforator kedalam lubang
perforasi hingga pada kedalaman yang diinginkan juga sebagai resistor yang akan
menghantarkan arus yang akan memicu detonator. Wireline unit itu sendiri terletak
di bagian belakang truck unit.
Adapun beberapa komponen dalam wireline unit yaitu :
a. Wireline
Sesuai dengan namanya perangkat ini menggunakan wireline dari kawat
baja. Untuk wireline yang digunakan untuk perforasi yakni kabel yang dilapisi
oleh kawat baja sehingga dapat menanggung beban dari peralatan yang berada di
bawah permukan serta mampu menahan temperatur didalam lubang sumur.
Gambar 4.3 Wireline
b. Sheave
Sheave merupakan komponen dari wireline unit yang berfungsi sebagai
katrol yang akan digunakan sebagai tempat jalannya wireline cable sehingga saat
dioperasikan wireline cable tidak melenceng dari lubang sumur. Dalam kegiatan
perforasi, digunakan sebanyak dua buah sheave, yaitu lower sheave yang
diletakkan di bagian atas dari rig service yaitu digantungkan pada elevator dan
upper sheave yang diletakkan di bagian bawah menggunakan penyangga berupa
springs.

Lower Sheave Upper Sheave

Gambar 4.4 Upper Sheave dan Lower Sheave


c. Springs
Springs merupakan bagian dari komponen wireline unit yang berfungsi
sebagai penyangga dari Lower Sheave yang terletak di atas rig floor.

Gambar 4.5 Alat Spring

d. Dual wheels encoder


Dual wheels encoder yaitu sebuah alat instrumen dari komponen wireline
unit yang digunakan untuk mengukur panjang wireline cable baik yang diulurkan
atau dimasukkan ke dalam sumur maupun yang akan digulung atau diangkat dari
dalam sumur.

Gambar 4.6 Dual Wheels Encoder


e. Spooler Arm
Spooler Arm yaitu merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengatur
atau mengarahkan wireline cabel pada saat ingin dimasukkan ke dalam sumur dan
berguna juga dalam pengaturan wireline cabel pada saat ingin menarik atau
mengangkatnya dari dalam sumur.

Gambar 4.7 Spooler Arm

f. Pressure Control Equipment


Peralatan ini merupakan peralatan yang fungsinya sama dengan BOP.
peralatan yang bertujuan menahan aliran balik dari bawah permukaan menuju
permukaan. Dimana biasanya untuk pressure control equipment mempunyai
tekanan sebesar 5000 psi. Sehingga dengan adanya perlindungan dari BOP dan
pressure control equipment dari wireline, pelaksanaannya pun jauh aman
walaupun kemungkinan bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

Gambar 4.8 Pressure Control Equipment


4.1.2 Peralatan Di Bawah Permukaan (Subsurface)
Peralatan bawah permukaan pada kegiatan perforasi yaitu terdiri dari
peralatan yang berfungsi untuk mengetahui kedalaman serta keadaan di bawah
permukaan serta berfungsi untuk menembak formasi sehingga terjadi komunikasi
antara formasi dan lubang sumur. Peralatan bawah permukaan tersebut meliputi :

Gambar 4.9 Rangkaian Peralatan Perforasi Subsurface

1. Cable Head
Merupakan salah satu bagian rangkaian peralatan perforasi yang biasa
disebut kepala kabel, dimana peralatan kabel ini berfungsi untuk menghubungkan
rangkaian peralatan perforasi dengan wireline, yang juga akan digunakan untuk
menghubungkan arus dan sistem operasi dipermukaan ke peralatan perforasi yang
ada didalam sumur

Gambar 4.10 Cable Head


2. Deto Retainer
Merupakan peralatan yang terpasang di bawah casing collar locator (CCL)
yang berfungsi sebagai dudukan detonator.

Gambar 4.11 Deto Retainer

3. Adaptor Sub
Yaitu merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyambungkan top
sub dengan casing collar locator (CCL) pada casing gun perforation.

Gambar 4.12 Adaptor Sub

4. Top Sub
Merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menghubungkan
selongsong besi dengan adaptor sub beserta rangkaian peralatan diatasnya.

Gambar 4.13 Top Sub


5. Detonator
Merupakan bagian dari rangkaian peralatan perforasi yang bersifat
explosive. Detonator ini berfungsi sebagai bahan pemicu prima cord, sehingga
prima cord dapat menghantarkan panas ke shape charge.

Gambar 4.14 Detonator

6. Prima cord
Prima Cord merupakan rangkaian peralatan perforasi yang menghubungkan
detonator ke shaped charge. Prima cord biasa disebut dengan sumbu. Biasanya
prima cord dilapisi dengan jaket pelindung berwarna hijau.

Gambar 4.15 Prima Cord

7. Shaped Charge
Shaped charge merupakan bagian utama dari rangkaian peralatan perforasi,
dimana shaped charge berperan sebagai peluru (gun) yang akan menembus
casing, semen kemudian formasi. Shape charge memiliki berbagai ukuran yaitu 2
in, 4½ in, 65/8 in, dan 7 in. Shape charge terangkai pada shaped charge carrier di
dalam selongsong besi . Shape charge yang digunakan dalam kegiatan perforasi di
Sumur BTG – X memiliki ukuran 4½ in.

Gambar 4.16 Berbagai jenis shape charge

8. Shaped Charge Carrier


Shaped charge carrier merupakan peralatan perforasi yang berfungsi
sebagai wadah bagi shaped charge (gun) sehingga dapat diletakkan. Shaped
charge carrier memiliki panjang 6 m, 3 m, dan 1½ m, juga terdapat lubang-
lubang di shaped Charge Carrier yang berguna untuk meletakkan shaped charge
(gun).

Gambar 4.17 shape charge carrier


9. Selongsong Besi
Selongsong besi merupakan bagian dari rangkaian perforasi yang berfungsi
melapisi rangkaian utama perforasi (shape charge dan prima cord.). Tujuannya
adalah untuk melindungi peralatan yang terangkai di shaped charge carrier
terlindung dari pengaruh fluida, tekanan dan temperatur lubang sumur.

Gambar 4.18 selongsong besi

10. CCL (Casing Collar Locator)


Casing Collar Locator (CCL) merupakan salah satu sensor yang medeteksi
sambungan casing di dalam lubang bor yang gunanya untuk mengetahui
kedalaman zona reservoir yang akan menjadi target perforasi. Prinsip kerja dari
CCL yakni dengan menggunakan semacam magnet yang ada di CCL tersebut
yang kemudian akan mendeteksi perbedaan magnet berdasarkan ketebalan,
sehingga dapat mengetahui collar casing. Setelah didapat chart yang berisikan
kedalaman tiap-tiap casing collar. CCL baru tersebut harus dikorelasikan dengan
CCL lama yang dilakukan pada awal pemboran sumur ataupun dapat digunakan
gamma ray dan VDL untuk mengkorelasi, agar memperoleh kedalaman yang
lebih akurat. Casing Collar Locator terletak di bagian paling atas dari rangkaian
perforator.

Gambar 4.19 Alat CCL (Casing Colar Locator)


11. Bull Plug
Bull Plug merupakan alat yang berfungsi untuk menutup bagian bawah dari
selongsong besi. Kegunaannya sendiri yaitu untuk mencegah terjatuhnya
rangkaian perforasi serta mencegah masuknya fluida lubang sumur ke dalam
rangkaian peralatan.

Gambar 4.20 Bull Plug

4.2 Proses dari Kegiatan Perforasi dengan Menggunakan Casing Gun yang
Dilakukan pada Sumur BTG – X
Dalam proses perforasi terdapat peralatan-peralatan yang digunakan yaitu
detonator, prima cord, shape charge dan juga wireline. Sebelum melakukan
perforasi harus mengetahui keadaan lubang sumur, apakah terdapat benda yang
kemungkinan dapat menghambat gun saat masuk kedalam sumur. Dalam kegiatan
perforasi di Sumur BTG - X telah dijelaskan diawal jika terdapat fish (tubing
lepas) yang tertinggal didalam sumur sehingga harus dilakukan kegiatan fishing
terlebih dahulu. Kemudian sumur diisi dengan air formasi, untuk kondisi
overbalance atau underbalance juga harus ditentukan karena akan menentukan
aliran fluida yang nantinya akan keluar setelah zona target di perforasi. Pada
Sumur BTG – X dilaksanakan kegiatan perforasi dengan kondisi overbalance.
Setelah rangkaian peralatan perforasi di run ke dalam lubang sumur menuju
zona yang diinginkan, CCL (Casing Collar Locator) akan mendeteksi casing
collar di setiap kedalaman sampai mendekati kedalaman yang akan di perforasi di
kedalaman 1235 – 1240 m dengan interval perforasi 5 m. Gun yang digunakan
adalah jenis 4 1/2 HSD powerjet 4512 HMX. Jumlah gun yang digunakan yaitu 6
SPF (6 shot per feet). Kemudian CCL saat perforasi akan dikorelasikan dengan
CCL saat awal sumur, jika saat mengkorelasi belum sama antara kedua kedalaman
maka akan dilakukan korelasi sehingga akan didapatkan kedalaman yang sama
untuk menentukan zona perforasi. Untuk mempermudah dilakukannya korelasi,
pada casing juga dipasang short collar dan long collar supaya saat panjang dari
antara casing collar sama maka dapat ditentukan dari kedua collar tersebut.
Setelah mencapai kedalaman yang akan di perforasi, engineer akan
memberikan tanda dan akan mengaktifkan tombol yang ada di control room, dan
mengirimkan arus sebesar 0.8 ampere melalui wireline ke perforator. Kemudian
arus tersebut akan memicu detonator, detonator yang bersifat explosive akan
membakar sumbu yang disebut dengan prima cord. Prima cord ini berhubungan
atau terkoneksi dengan semua shaped charge sehingga saat panas di prima cord
mencapai shaped charge, bagian pinggir shaped charge (conical liner) yang
berbentuk seperti mangkok akan meleleh dan mengerucut sehingga bagian tengah
yang nantinya akan menghasilkan tembakan dan menembus ke formasi.

4.3 Interpretasi Hasil Logging Kegiatan Perforasi dengan Menggunakan


Casing Gun yang Dilakukan pada Sumur BTG – X
Interpretasi hasil logging kegiatan perforasi dengan menggunakan casing
gun yang di lakukan pada sumur BTG – X ini menggunakan software SWCT
version 3.6.0 dengan nama perfo_002.PDS.
Berdasarkan lampiran logging, lapisan yang di perfo berada pada kedalaman
1235 – 1240 m dengan interval perforasi 5 m, dengan gun 6 SPF 99 peluru sampai
ke permukaan (semua peluru meledak). Pada saat running peralatan subsurface,
korelasi colar casing dilakukan mulai dari top depth. Setelah di korelasi maka
dapat segera ditentukan shooting depth. Shooting depth tidak boleh berada pada
daerah collar karena dapat memutuskan susunan casing pada lubang sumur.
(lampiran).

Anda mungkin juga menyukai