Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

Disipasi Kalor Hot Wire

Nama / NPM : Nur Arief Meyviawan/1306368085

Fak. / Prodi Studi : Teknik/ Teknik Metalurgi dan Material

Grup dan Kawan Kerja : Grup B8

Nabila Salsabila

Priska Jesika Monangin

Prita Tri Wulandari

Pradhana Sadhu I

Raden Rizki Aditya

Nur Sharfan

Ria Aprillyani

No dan Nama Percobaan : KR 01 – Disipasi Kalor Hot Wire

Minggu Percobaan : 01

Tanggal Percobaan : 27 Februari 2014

Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar


(UPP-IPD)
Universitas Indonesia
Depok
KR01 - Disipasi Kalor Hot Wire

Tujuan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.

Alat

1. kawat pijar (hotwire)


2. Fan
3. Voltmeter dan Ampmeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

Landasan Teori

• Disipasi Energi
Hukum kedua termodinamika, yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak
spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangkan
reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar. Energidisipasi dapat berarti energi
yang hilang dari suatu sistem. Hilang dalam arti berubahmenjadi energi lain yang tidak
menjadi tujuan suatu sistem (dalam percobaan, energilistrik berubah menjadi energi
kalor).Timbulnya energi disipasi secara alamiah tidak dapat dihindari.

Contohnya:
1. Energi panas yang timbul akibat gesekan.
2. Energi listrik yang terbuang akibat adanya hambatan pada kawat penghantar.
3. Energi panas pada transformator (trafo). Trafo dikehendaki untuk mengubah
tegangan. Namun, pada kenyataan, timbul panas pada trafo.Panas inilah yang
dianggap sebagai energi disipasi.
• Hotwire sebagai Sensor Kecepatan Aliran Udara
Perkembangan teknologi yang cepat dalam peralatan penyensoran
telahmemungkinkan berbagai pengukuran aliran fluida dilakukan dengan berbagai
sensor yang memberikan hasil-hasil pengukuran yang akurat. Untuk pengukuran
berbagaialiran turbulen, salah satu jenis sensor yang banyak digunakan adalah
hotwireanemometer.
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan
sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arahaksial saja.
Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus(delicate) yang
disatukan pada dua kawat baja dengan arus listrik dan bekerja berdasarkan prinsip
perpindahan panas konveksi.
Masing masing ujung probedihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik
yang mengalir pada probe tersebut akan didisipasi oleh kawat menjadi energi kalor.
Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik yang
mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir

P=vi∆t
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga
merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka
perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang
dirumuskan sebagai :

Overheat ratio =

Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan


udara).
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi
(reference velocity , U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan
dalam setiap percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan
yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial. Pada
percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur ambient
dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang hasilkan
oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang diberikan
ke fan yaitu 70 ,110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.

Prosedur Percobaan

• Mengaktifkan Web-cam.
• Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan meng”klik” pilihan drop
down pada icon “atur kecepatan aliran”.
• Menghidupkan motor pengerak kipas dengan meng”klik” radio button pada icon
“menghidupkan power supply kipas.
• Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon
“ukur”.
• Mengulang langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s.
Tugas & Evaluasi

1. Berdasarkan data yang didapat , membuat grafik yang menggambarkan


hubungan Tegangan Hotwire dengan Waktu untuk tiap kecepatan aliran udara.
2. Berdasarkan pengolahan data di atas, membuat grafik yang menggambarkan
hubungan Tegangan Hotwire dengan Kecepatan aliran angin.
3. Membuat persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, menentukan apakah kita dapat
menggunakan kawat Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin?
5. Memberi analisis dari hasil percobaan ini

Data Pengamatan
Table data pada saat pengukuran dengan kecepatan angin :
V = 0 m/s V = 70 m/s
Waktu Kec Angin V-HW I-HW Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 70 2.072 54.4
1 0 2.112 53.9
2 70 2.072 54.6
2 0 2.112 54.2
3 70 2.073 55.1
3 0 2.112 54.5
4 70 2.074 54.1
4 0 2.112 53.9
5 70 2.074 55.4
5 0 2.112 54.3
6 70 2.073 54.2
6 0 2.112 54.4
7 70 2.073 54.8
7 0 2.112 53.9
8 70 2.074 54.9
8 0 2.112 54.5
9 70 2.074 54.2
9 0 2.112 54.1
10 70 2.074 55.4
10 0 2.112 53.9
V = 110 m/s V = 150 m/s
Waktu Kec Angin V-HW I-HW Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 110 2.056 54.3
1 150 2.048 56.0
2 110 2.055 55.6
2 150 2.048 54.5
3 110 2.056 54.6
3 150 2.048 55.1
4 110 2.055 55.1
4 150 2.048 55.9
5 110 2.055 55.1
5 150 2.047 54.4
6 110 2.056 54.5
6 150 2.047 55.3
7 110 2.057 55.6
7 150 2.047 55.8
8 110 2.055 54.3
8 150 2.048 54.4
9 110 2.055 55.9
9 150 2.048 55.3
10 110 2.055 54.3
10 150 2.048 55.8

V = 190 m/s V = 230 m/s


Waktu Kec Angin V-HW I-HW Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 190 2.043 56.0 1 230 2.040 56.3
2 190 2.043 55.7 2 230 2.040 55.3
3 190 2.043 54.5 3 230 2.040 54.5
4 190 2.043 54.9 4 230 2.040 55.1
5 190 2.043 56.2 5 230 2.040 56.2
6 190 2.043 55.2 6 230 2.040 55.9
7 190 2.043 54.4 7 230 2.041 54.7
8 190 2.043 55.2 8 230 2.040 54.6
9 190 2.044 56.2 9 230 2.041 55.5
10 190 2.043 55.0 10 230 2.040 56.3
Pengolahan Data
• hubungan Tegangan Hotwire dengan Waktu

Grafik tegangan hot wire terhadap Waktu


2.120

2.100

2.080
tegangan hot wire

v = 0 m/s
2.060
v = 70m/s
2.040 v = 110m/s
v = 150m/s
2.020
v = 190m/s
2.000 v = 230 m/s

1.980
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
waktu

• hubungan Tegangan Hotwire dengan Waktu


Didapatkan dari data, tegangan rata-rata dari tiap kecepatan angin adalah.

Kecepatan angin VHW rata-rata


0 m/s 2.112
70 m/s 2.0549
110 m/s 2.0352
150 m/s 2.0275
190 m/s 2.0226
230 m/s 2.0201
Sehingga grafiknya sebagai berikut

kecepatan udara terhadap tegangan hotwire


2.12
2.112
2.1

2.08

2.06
2.0549
2.04 kecepatan udara terhadap
2.0352
2.0275 tegangan hotwire
2.02 2.0226 2.0201

1.98

1.96
0 70 110 150 190 230

Grafik ini dapat dinyatakan sebagai fungsi y = ax+b

Kecepatan VHW rata- X2 Y2 X*Y


angin(x) rata(y)
0 m/s 2.112 0 4.461 0
70 m/s 2.0549 4900 4.223 143.843
110 m/s 2.0352 12100 4.142 223.872
150 m/s 2.0275 22500 4.111 304.125
190 m/s 2.0226 36100 4.091 384.294
230 m/s 2.0201 52900 4.081 464.623
Σx 750 Σy 12.2723 Σx2 128500 Σy2 25.10767 Σx*y 1520.757
berdasarkan tabel diatas, dapat dilakukan perhitungan :

Maka diperoleh,

y = -0,000382x + 2,093

Analisa Data
• Analisa percobaan
Percobaan Disipasi Kalor Hot Wire yang dilakukan secara online melalui rLab
adalah bertujuan membuktikan bahwa hot wire dapat digunakan sebagai alat
sensor kecepatan udara. Percobaan dilakukan dengan mengubah kecepatan aliran udara
yang dimulaidari 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s. Cara yang
dilakukan adalah dengan memberikan variasi pada kecepatan udara yang kemudian akan
mempengaruhi tegangan dari hot wire itu sendiri, setelah percobaan pertama, akan
diperoleh tegangan yang stabil, namun setelah mengubah kecepatan menjadi 70, 110,
150, 190, dan 230 m/s pada aliran angin dimana tiap kecepatan angin akan dicatat data
yang diberikan selama 10 detik oleh mesin pencatat tegangan, akan didapat variasi data
yang kemudian dirata-ratakan agar diperoleh kesalahan relatif yang kecil.
Arus listrik menjadi semakin besar sebanding dengan kecepatan kipas yang
diberikan karena udara dihembuskan oleh kipas angin yang mempengaruhi ketahanan
kawat yang selanjutnya mempengaruhi tegangan dan arus tersebut. Dari sini dapat dilihat
bahwa semakin tinggi kecepatan aliran udara semakin kecil tegangan yang terjadi dan
sebaliknya, hal ini terjadi karena pada alat tersebut terjadi reaksi aliran fluida berupa aliran
udara dalam satu arah, kawat yang dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan akan
di disipasi oleh kawat menjadi energy kalor.
Maka besar energy listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik,
dan lamanya waktu arus listrik mengalir. Semakin kencang angin yang dialirkan, semakin
besar pula arus listrik yang dihasilkan
• Hasil Percobaan
Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan angin yang
diberikan akan semakin besar pula arus yang terjadi, ini membuktikkan bahwa persamaan
P = v i ∆ t benar karena P akan terurai menjadi
W = V. I. t dan W = F.s
Sehingga

V.I.t = F.v.t

Dan ini membuktikkan bahwa kecepatan berbanding lurus dengan arus yang dihasilkan.
Persamaan yang didapatkan adalah y = -0,000382x + 2,093. Persamaan tersebut tidak
berlaku mutlak karena persamaan tersebut hanya pendekatan percobaan ini. Kesalahan
yang terjadi kemungkinan terjadi secara acak, karena data yang muncul pada percobaan
ini dilakukan secara komputerisasi.
• Grafik Percobaan
1. Grafik tegangan terhadap waktu
Grafik pada percobaan ini sebagian besar memiliki gradient yang bernilai positif,
sehingga ini membuktikkan bahwa semakin lama waktu yang diberikan maka
semakin besar tegangan yang terjadi. Dari grafik ini kembali membuktikkan
bahwa persamaan P = v i ∆ t benar adanya yang menyatakan bahwa Energi
listrik yang terdisipasi menjadi kalor sebanding dengan tegangan, arus listrik, dan
lamanya waktu arus lisrik mengalir.
2. Grafik tegangan terhadap kecepatan udara
Grafik tegangan terhadap waktu menunjukkan gradient yang negative, maka
percobaan ini seusai dengan teori yang diberikan yang mana semakin besar
kecepatan udara yang diberikan maka semakin kecil tegangan yang
terjadi(berbanding terbalik) dan ini juga membuktikan bahwa tegangan
berbanding terbalik dengan kecepatan udara dan arus yang terjadi.
Kesimpulan
• hubungan tegangan kawat dengan kecepatan referensi dapat menghasilkan
persamaan yang bisa menghitung kecepatan angin  alat ini dapat dijadikan
parameter kecepatan angin
• kawat hotwire tidak dapat digunakan untuk mengukur kecepatan angin, karena
dalam persamaan yang dihasilkan, terdapat kesalahan relative yang besar
• kecepatan angin berbanding terbalik dengan tegangan hotwire yang dihasilkan dan
berbanding lurus dengan arus yang dihasilkan  digunakan hanya untuk
menentukan besar/kecilnya angin, bukan menentukan nilainya, dengan melihat
perubahan pada tegangan dan arus pada hotwire
• Setelah menggunakan metode least square,maka persamaan yang didapat dari
fungsi kecepatan angin terhadap tegangan adalah y = -0,000382x + 2,093

Referensi
• Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ,
2000.
• Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition,
John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005

Link R-Lab
• http://sitrampil4.ui.ac.id/kr01

Anda mungkin juga menyukai